Title : Truth or Dare (ChanBaek Ver.)

Author : 8ternity

Rate : M

Genre : Romance, Hurt/Comfort

Main Cast : - Park Chanyeol

- Byun Baekhyun

Support Cast : find in story~

Summary : Truth or Dare? Baekhyun pilih truth? Baekhyun pilih dare? Pada dasarnya semua untuk Chanyeol. Karena Baekhyun cinta Chanyeol.

- BaekYeol / ChanBaek couple –

Semua yang 8ter tulis murni fiktif. Dan mohon maaf kalau ada kesamaan dengan ff lain atau bagaimana, kerena ini memang murni hasil imajinasi pasaran 8ter. Mohon maaf ooc yah~ soalnya ini remake-nya ff VerKwan, jadi kalau gak suka boleh exit :D Juga bagi pembaca yang merupakan homophobic, atau anak di bawah umur boleh undur diri/eh. Karena 8ter gak mau menerima review yang gak membangun seperti menyatakan rasa jijik atau bagaimana dan ini merupakan ff rate m yang mungkin berefek buat readers yang di bawah umur (tapi gak ngelarang keras ya, kalau mau baca silakan ).

Happy reading

Previous Chapter :

"Tidak… aku hanya memikirkan sesuatu…" Lalu suara lembut itu mengalun yang bergantian membuat Chanyeol tertegun dan secara tidak sengaja memunculkan Baekhyun yang begitu manis di ingatannya. Kenapa makhluk seksi itu muncul di saat yang tidak Chanyeol inginkan? Dia menepis pikiran itu, karena sekarang dia di sini untuk Kyungsoo.

Kyungsoo memegang lembut tangan Chanyeol dan Chanyeol terpaku untuk tingkah hangat itu. Benar-benar tidak bisa diduga. Perasaan Chanyeol terbolak-balik takjub dengan afeksi yang berbeda diberikan Kyungsoo dan Baekhyun padanya saat kedua makhluk itu menyentuh tangannya. Pada Kyungsoo, sebuah perasaan bahagia dan ingin melindungi terpatri di hatinya. Juga pada Baekhyun tentu saja juga perasaan bahagia namun dengan perasaan ingin menggigitnya, merusaknya dalam malam panjang dan tentu ingin memuaskan nafsunya.

Persaaan yang sialan berbeda dengan kedua orang yang sama-sama istimewa.

Kemudian Kyungsoo memeluk tangannya dan bersender pada dadanya bersama kalimat pendek juga suara kecil…

"Perasaan ini… aku rasanya mulai suka denganmu, Chan…"

Kalimat ini… terlalu telak dan berhasil merusak tatanan hati yang sudah Chanyeol buat sedemikian rupa.

Chanyeol x Baekhyun

Truth or Dare

Chapter 16 :

Semuanya berlalu begitu saja, sudah 7 hari sejak Chanyeol mengunjungi aparetment-nya dan sudah berlalu 3 hari sejak selesainya proyek mereka. Baekhyun berkeliaran di kantor dengan pekerjaan-pekerjaan kecil dan Minseok mengaduh-aduh di samping tempat duduknya. Baekhyun mencoba duduk dengan tentram dan berharap Minseok tidak melihatinya karena serius hatinya sedang galau berat.

Pesan terakhir yang dikirim Chanyeol padanya adalah permintaan pada Baekhyun untuk mengirim foto 'sesuatu' dan dengan sialan tepatnya saat itu Ten yang seperti ibunya sedang berada di sisinya. Baekhyun serius sedang risau waktu itu, lalu Ten dengan cerdasnya sadar dan melarangnya karena katanya itu jelas-jelas tidak aman dan foto itu mungkin bisa tersebar kemanapun. Lalu Baekhyun memang tidak bisa mengirimkan apapun sampai-sampai pada detik ini Chanyeol tidak lagi menghubunginya bahkan hanya membaca pesan terakhirnya.

Sudah sejauh ini Chanyeol selalu menghindarinya, tidak ada percakapan akhir yang bagus dan tidak ada alasan pasti kenapa Chanyeol menghilang. Minseok mendusel di sampingnya, menggeser kursinya mendekati Baekhyun dan membuat Baekhyun sangat menahan perasaan kesal di hatinya.

"Mau bantu aku mengurusi design ini? Aku belum terbiasa dengan yang satu ini…" Minseok menunjuk-nunjuk komputernya dan menarik lengan Baekhyun membuat mau tidak mau Baekhyun menolongnya. Minseok berbicara banyak padanya, dia bilang akan pulang cepat karena divisi mereka akan punya pesta setelah ini dan Minseok tidak pernah meyukai pesta.

"Kamu akan datang?" Minseok manyun-manyun dan dengan cepat mematikan komputer setalah dibantu.

"Soalnya aku mau pulang sekarang…" Katanya melanjutkan sambil memukul-mukul ringan pahanya seolah-olah ada debu di sana.

"Makasih ya, aku pulang duluan…" Ujarnya lagi karena Baekhyun tidak meresponnya dan satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah menepuk ringan bahu Baekhyun.

Lalu Baekhyun pikir mungkin pilihan bagus baginya untuk mencoba datang ke pesta itu. Toh akan jadi kebetulan yang sangat memungkinkan kalau dia bisa bertemu Chanyeol di sana. Karena rasa rindunya mendesak, sakit sekali rasanya karena bahkan Baekhyun memimpikannya dalam tidur, mengecek smartphone-nya hampir setiap waktu, lalu berdandan dengan baik setiap ke kantor. Tapi saat tahu Chanyeol bahkan tidak pernah menghubungi, yang bisa Baekhyun pikirkan adalah apakah tidak pernah Chanyeol sekalipun merindukannya? Tidak pernahkah pula Chanyeol berkeinginan untuk menguhubunginya? Atau apakah Chanyeol menghabiskan waktu bersama Kyungsoo akhir-akhir ini? Apakah Kyungsoo sudah mengalihkan semua perasaannya? Apakah Chanyeol tidak pernah lagi memikirkannya?

Pertanyaan-pertanyaan ini jelas tidak akan menjawab dirinya sendiri. Jadi Baekhyun akan menjadi tidak penurut hanya untuk kali ini karena dia tidak ingin menjadi satu-satunya orang yang berpikir kalau hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja.

.

Pestanya bagus atau bisa dibilang lumayan karena mereka semua bisa berbincang dan suasananya baik karena tidak terlalu berisik dan tidak ada minuman dengan kadar alkohol tinggi di sini. Baekhyun celingukan dengan gelas tinggi berisi wine berwarna merah keunguan di tangan kirinya. Gayanya mirip seseorang yang sedang mencari tumpangan dipinggir jalan. Lalu alisnya mengkerut dan matanya agak sendu saat jelas-jelas tujuan utamanya ke pesta ini adalah untuk melihat Chanyeol. Kemudian Chanyeol tidak pernah muncul lagi setelah kehadirannya di awal pesta bersama pidato pendek ucapan selamat dan ungkapan kebahagiaannya karena proyek mereka berjalan lancar.

Baekhyun memutuskan untuk pulang dan menghabiskan waktu galaunya dengan baik di kamar apartement-nya sehingga dia pergi begitu saja dan hanya bergumam mengatakan terima kasih dan senyuman kecil membalas sapaan rekan-rekan kerjanya yang sebenarnya kebanyakan merupakan ucapan selamat untuk kesuksesannya pada proyek dimana dia berkontribusi di dalamnya. Lalu dengan luar biasa anehnya Baekhyun melewati mereka dengan sangat cepat dengan langkah yang terantuk menuruni tangga tapi kepalanya menunduk dan bibirnya tetap tersenyum kecil.

Dia menuju mobilnya dan mendengus di dalam sana bersama dengan bibirnya yang dikulum dan terlihat seperti senyuman malu-malu. Laki-laki cantik itu memakai sealtbelt-nya masih dengan dengusan kecil dan matanya jauh lebih sendu dari sebelumnya.

.

Baekhyun melepas dasinya dan berjalan gontai ke keranjang baju kotor lalu dengan nyamannya. Setelah melepas satu-persatu bajunya dia berkeliling kamar, kesana-kemari, mangambil barang-barangnnya dengan tubuh yang hampir bertelanjang sepenuhnya.

BAAM!! BAAM!!

Baekhyun hampir terduduk saking kagetnya pada suara gedoran sekeras itu dan sudah ingin melempari pintu apartement-nya karena kebisingan ini.

"KWAN!! BAEKHYUN BUKA!!" Itu Chanyeol, Baekhyun jelas-jelas bisa menebaknya dari suara teriakan itu.

Baekhyun bergerak cepat mengambil serta memakai jubah mandinya dan melesat cepat keluar kamar menuju pintu karena itu seseorang yang dia tunggu sejak beberapa waktu terakhir. Tangannya membuka pintu namun langsung menahan nafas, menahan rasa khawatir dan menahan rasa rindu.

Chanyeol berdiri di depannya dengan gontai, pandangannya pias dan tubuhnya bau alkohol. Hidung Baekhyun mengkerut karena baunya yang luar biasa menyengat padahal Baekhyun ingat betul kalau Chanyeol tidak benar-benar mampu minum alkohol dan sekarang Chanyeol sebau ini? Sebanyak apa dia minum?

"Chan... Chan…" Baekhyun menarik wajah Chanyeol untuk melihat bahwa Chanyeol terengah, matanya setengah terpejam dengan wajah yang memerah.

"Kau minum berapa banyak, hah? Lalu siapa yang mengantarmu kesini?" Baekhyun mempertegas suaranya dan mengguncang bahu laki-laki lemas di depannya meminta jawaban yang sama tegasnya. Tapi yang dia dapatkan hanya gumaman kecil dengan gestur jari yang bilang dia minum sedikit juga gerakan terantuk-antuk menunjuk dadanya yang bilang dia bawa mobil sendiri.

Baekhyun ternganga pada perasaan tidak percaya tapi dia tidak punya celah apapun untuk menampik itu dan dengan gerakan cepat menarik Chanyeol untuk masuk. Kemudian mendudukkan si bos pada kursi ruang tamu dan mengambilkannya minum. Chanyeol sudah lemas dan bersandar dengan kesadaran yang sangat diragukan.

Baekhyun memberikan gelas pada kedua tangan Chanyeol dan menggenggamnya erat sebelum menyuruhnya untuk minum. Chanyeol mengangguk-angguk dan minum sedikit demi sedikit tapi menghabiskan hampir setengah dari gelasnya yang langsung Baekhyun ambil karena Chanyeol nampak sekali tidak akan bisa menghabiskan minumannya tapi tetap ingin minum karena disuruh.

Kemudian Chanyeol memeluknya dari belakang dan itu serius membuat Baekhyun terkejut tapi merasakan rasa hangat yang rasanya sudah lama tidak dia rasakan. Chanyeol mendusel padanya hingga Baekhyun pening dengan bau alkohol tapi tidak berniat melepasnya sedikitpun lalu Chanyeol menggingit lehernya dan dengan lancang berbisik.

"Aku sedang butuh sex…" Dan Baekhyun terpaku dalam keinginan yang sama saat Chanyeol menjejakkan kakinya di dalam apartement-nya tadi, jelas saja Baekhyun ingin langsung menarik Chanyeol menuju kamarnya. Tapi tentu itu beresiko mengingat hubungan mereka kurang baik-baik saja dan Chanyeol mengatakan itu dengan lugas padanya sehingga Baekhyun tidak akan menolaknya.

"Maunya kita lakukan dimana?" Baekhyun menundukkan wajah, menyembunyikan dirinnya yang bergetar dalam rasa ingin hingga Chanyeol menarik-narik jubah mandinya dan membuatnya setengah telanjang di tempat, di sini, lagi-lagi di karpet lembutnya.

Chanyeol menggeliat dan menegang melihat tubuh Baekhyun menyerah pasrah padanya, Chanyeol tahu bahwa Baekhyun benar-benar seleranya.

"Ssshhh.. Mmmhhh…" Baekhyun memanas pada posisinya, bergerak gusar saat jemari dingin Chanyeol memilin dan menyentuh putingnya.

"Ahhh Chanyeol… Uugghh…" Dia menghentak saat Chanyeol menjilatinya, aroma Chanyeol bersama alkohol benar-benar membuatnya lemah. Gairahnya tertarik dan itu terasa hampir membuatnya gila, dia ingin menarik Chanyeol dan menelanjanginya tepat pada detik itu juga. Tapi dia begitu pening menghadapi semua gairahnya.

Chanyeol menjilatinya dan menyedot tulang selangkanya sampai warnanya keunguan, Baekhyun suka itu. Rasa sakitnya membuat dia mendesah dan dia menekan Chanyeol menuju lehernya, meminta Chanyeol lebih banyak menghabisinya.

"Uuughh… kau harus menyodomiku ahhh... penismu harus sshhh… memasukiku… Chanhhh…" Baekhyun menggeleng-geleng saat paha Chanyeol di bawah sana menggesek celana dalamnya, lidahnya terus menjilat dan nafasnya yang menggelitik syaraf gairahnya.

Ahhhh… Baekhyun berada pada penantian panjang pada hari-hari sebelumnya dan pada detik ini dihadirkan Chanyeol dengan segala hal yang memancing gairahnya. Dia meletakkan diri di antara kaki Chanyeol, terasa seperti dia meletakkan diri di sisi jurang. Sangat terasa ekstrim meski ini bukan yang pertama, namun terasa menggairahkan.

Baekhyun jadi ingin menyerahkan dirinya sekarang, menurunkan celana dan menungging untuk Chanyeol sehingga dia dengan cepat menghempas Chanyeol di sisinya dan menelanjangi diri dengan tergesa. Chanyeol mendesah di sampingnya dengan suara berat yang menggelitik titik terdalamnya dan penisnya mengeluarkan precum pekat karena dia memang tidak sekalipun menyentuh dirinya tanpa Chanyeol.

"Ugghhh… Chanhh... Aku mau kamu menusukku... Tusuk aku hhh…" Baekhyun menungging dengan lemas, kewalahan dengan nafsunya. Chanyeol bangun dengan susah payah saat kepalanya terlihat sangat berat untuk diangkat.

SLAP! SLAP!!

"ANGHHH!! AAHH!!" Chanyeol menepuk keras dua kali pantat Baekhyun yang menonjol di depan wajahnya. Matanya pias menatapi lubang rektum Baekhyun yang terlihat terbuka beberapa kali, menyedot-nyedot dan berwarna merah muda.

Chanyeol menjilat bibirnya beberapa kali, menangani rasa gerah yang mulai menguasainya. Lalu telunjuknya bergerak begitu saja, mengusap perlahan pipi pantat Baekhyun dan membuat Baekhyun melenguh dengan nada tinggi dan dalam. Semakin dekat jarinya pada lubang pantat itu, makin tinggi pula suara Baekhyun dan itu membuatnya terkekeh dalam rasa senang.

"Ooohh… shit, aku mau ini…" Kata Chanyeol dengan suara beratnya dan melesakkan jarinya dengan begitu tiba-tiba tanpa peduli Baekhyun berteriak di depannya.

"AAHHH!! FASTERHH!! NGHHH!! NIKMAT SEKALIHH!! CHANYEOL PLEASE FUCK MEEHHH!!" Dia mengocok lubang anus Baekhyun dengan kuat hingga teriakan laki-laki cantik itu berubah menjadi terdengar sangat nikmat.

Chanyeol menggeram untuk kesekian kalinya. Lalu dengan satu tangan melepas celananya asal, hanya sebatas pahanya lalu mengocok penisnya dengan satu tangan. Dia mendengus beberapa kali sebelum mencabut paksa jarinya dan bersiap memasukkan penisnya tanpa mau tahu Baekhyun yang terkejut dengan semua yang terjadi.

"Chan... Ahh... Berhenti… Kita perlu kondom dan tentu saja pelumas, okay?" Baekhyun berusaha berada dalam kesadarannya dan mengendalikan kondisi karena dia sungguh tidak siap untuk menanggung resikonya.

Hal berikutnya benar-benar membuat Baekhyun terkejut, saat tepat beberapa detik dari perkataannya Chanyeol menarik rambut belakangnya dan dengan gerakan acak mendekatkan diri mencoba berbisik pada telinganya.

"Apa yang kau khawatirkan Baekhyun? Kita akan sakit? Apa kali ini kau menyerahkan dirimu lagi pada bitch? Apa kau jadi lacurnya pelacur? HAH? Jawab aku…" Chanyeol menghentaknya dan Baekhyun tidak pernah menyangkal bahwa kata-kata itu melukai hatinya. Sangat-sangat sakit dan karena sakit di belakang kepalanya sungguh menyiksa, dia tidak punya pilihan lain selain menggeleng dengan kesadaran yang dia punya.

"Lalu kenapa? Ada apa? Tidak mau menerima spermaku? Tidak enak hah? Mana mulutmu? Kau ingin mencicipinya?" Chanyeol bergerak cepat, membalik tubuh lemas itu dan mengangkangi wajahnya.

Wajah Baekhyun banjir air mata, mulutnya meracau dan mengatakan dia tidak mau. Tapi hal itu jelas tidak akan didengarkam oleh seseorang yang mabuk berat. Chanyeol menekan pipinya, memaksa mulutnya menganga dan melakukan handjob di depan mulut Baekhyun. Baekhyun mendengung karena takut dan penasaran sedangkan Chanyeol menggeram sendiri dan memujinya dengan kata-kata tak pantas.

"Kulum ini pelacurku… hmmm.. kau selalu suka saat penis ini menggempurmu, kan? Kau akan suka juga kalau mulutmu terisi spermaku hmmm? Jadi sedotlah yang kuat, lakukan tugasmu." Chanyeol mengap-mengap saat Baekhyun setengah menangis memompa penis Chanyeol di mulutnya.

"OOHHH… Nikmat sekali.. Yahhh…" geraman itu kembali terdengar dan yang terlintas pada pikiran Baekhyun adalah memuaskan Chanyeol dan keinginannya untuk mendapatkan kembali Chanyeol miliknya yang dia kenal. Karena manusia kasar ini bukanlah Chanyeol.

Baekhyun mengulum, memompa dan menghisap penis Chanyeol selama hampir lima menit sebelum akhirnya Chanyeol bergumam bahwa ia akan datang dan menyembur dengan deras di kerongkongan Baekhyun. Baekhyun hampir menangis karena kesulitan bernapas tapi dia meneguknya dengan cepat, khawatir Chanyeol akan memarahinya jika dia muntah.

"Sekarang aku ingin mengisi yang di bawah… UUHH…" Chanyeol mundur dengan gerak lambat, membalik tubuh Baekhyun dengan sangat mudah dan menekan punggungnya.

"Chan, tu-tunggu... kita perlu kondom. Itu saja kumohon..." Baekhyun berbicara begitu halus dan terdengar serak. Tapi Chanyeol tertawa kecil dan memukul pantatnya sekali.

"Tapi aku tidak mau, aku mau sex tanpa kondom karena rasanya benar-benar berbeda. Ingat Baek, kau miliku dan tubuhmu jelas milikku. Lalu aku ingin menghabisi lubang ini langsung dengan penisku dan membasahinya dengan spermaku." Chanyeol terdengar melenguh mengocoki penisnya dan Baekhyun hanya bisa bergerak-gerak gusar.

Chanyeol lelah dengan Baekhyun yang menurutnya sok jual mahal dan menolak penisnya, jadi dia memegangi pantat Baekhyun agar berhenti bergerak-gerak dan melebarkan pipi pantatnya.

"Ayolah sayang… Aku mau masuk… NGGHH!!" Kemudian itu terjadi begitu saja, Chanyeol memasukinya dan Baekhyun menangis dalam keterkejutan. Malam itu Chanyeol menghabisinya dengan semburan sperma tiada ampun yang meski terasa sialan nikmat tapi terasa seperti mimpi buruk.

Baekhyun menangis meminta berhenti hingga mereka menyelesaikan sex mereka menjelang jam dua dini hari. Sampai tubuh Baekhyun terasa pias karena kelelahan dan dia tertidur dalam tidur yang gusar.

.

Pagi ini Baekhyun terbangun dengan selimut menutupi tubuh, masih jam enam pagi yang berarti Baekhyun baru mendapatkan tidurnya selama empat jam. Tapi pada detik ini dia tidak menemukan tanda-tanda bahwa Chanyeol tidur bersamanya. Karpet tempat mereka melakukan sex-ini jelas bukan bercinta, karena Chanyeol memaksakan kehendaknya- terasa dingin dimana itu berarti bahwa Chanyeol sudah pergi sejak lama.

"Chan… CHAN!! CHANYEOL??" Baekhyun memegangi kepalanya yang pening saat dia mencoba memanggil Chanyeol dan berharap mendapat sahutan. Sampai lima menit lalu berlanjut sampai limabelas menit kemudian tidak ada tanda-tanda dari kehadiran manusia lain selain Baekhyun di apartemen itu.

Baekhyun sadar, kalau Chanyeol meninggalkannya bahkan tanpa pesan sekalipun. Setelah dengan mudahnya menyembur banyak sperma, melecehkannya dan menghancurkan hatinya. Orang itu pergi, mungkin kembali pada pacar sungguhannya dan datang padanya hanya untuk sex. Apa Baekhyun setidak berharga itu?

Lalu dia menangis, dalam diam yang menghanyutkannya. Dengan lubang anus yang lembab, dengan perut kelaparan yang hanya terisi sperma Chanyeol, tubuh yang sakit, beberapa bekas ciuman dan sedikit bekas pukulan serta tentu luka pada hatinya karena kalimat yang Chanyeol lontarkan padanya. Semurah itukah dia? Sehancur inikah rasanya dimanfaatkan oleh orang yang dicintai? Sebelum benar-benar memahami kondisinya, wajah Baekhyun sudah benar-benar basah oleh air mata.

Kemudian dia teringat, beberapa hari yang lalu tentang pertengkarannya bersama Ten. Tentang betapa keras hatinya Seungkwan mempertahankan hubungan ini. Tentang seberapa percayanya dia pada Chanyeol. Hingga hari ini datang dan dia merasa bahwa dia mungkin telah membela orang yang salah.

Baekhyun terdiam di kursinya dengan pandangan nyalang pada smartphone-nya. Lalu seorang manusia di sisinya dengan gelas air di tangan kiri bergerak cepat menghimpitnya dan tersenyum kecil.

"Kenapa? Kenapa? Cerita, aku mendengarkan…" Katanya dengan suara bahagia. Senyuman orang itu-Ten- juga sama cerahnya dengan hari pertama mereka bertemu.

"Aku okay. Hanya sedikit merasa sedih, biarkan aku bicara sendiri kalau kau lelah dengan pembicaraan jenis ini… aku bingung…" Baekhyun berbicara dengan sudut mulut yang tersenyum kecil tapi Ten tetap melihatinya bersama wajah ceria, terlihat sangat ingin mendengar ceritanya.

"Ini soal Chanyeol…" Kata Baekhyun dengan suara kecil dan Ten mendengus disisinya tapi hanya meletakkan gelas di meja di depan mereka dan mulai merangkulnya.

"Kau tahu persis masalahku, dia jelas orang yang terakhir nge-sex denganku dan dia sudah berpacaran meski katanya mereka belum pernah melakukan sex."

"Lalu akhir-akhir ini kami kehilangan kontak, aku membiarkan ini. Membiarkan dia menghabiskan waktu bersama seseorang yang dia cintai. Tapi saat dibiarkan ada rasa rindu yang muncul. Aku sangat berusaha menahannya…" Baekhyun menatapi wajah Ten yang anehnya tetap senantiasa menatapnya meski dengan cara pandang yang mulai berbeda.

"Lanjutkan…" Pria mungil itu hanya mengatakan satu kata itu dan Baekhyun sudah buru-buru menyusun kalimat.

"Aku tidak tahu harus apa. Aku kasihan pada pacarnya. Pada satu sisi aku ingin keluar dari situasi ini, sangat menyiksa. Aku takut untuk jatuh cinta pada orang yang tidak tepat. Chanyeol mengikatku pada hubungan ini." Baekhyun mendusel di kursinya dan dia menunduk sangat rendah.

"Aku ingin sekali roasting, tapi aku kasihan padamu. Ijinkan aku memikirkan kata-kata baik." Ten menepuk bahu Baekhyun dan mendengus dengan pandangan mata yang tajam.

"Bagini, aku tidak begitu tahu kebiasaanmu selama ini, tapi menurut sudut pandangku hal ini termasuk selingkuh. Menurutku, apa yang kau harapkan dari seorang yang selingkuh dari pasangannya? Tidak menutup kemungkinan dia juga melakukan hal yang sama padamu." Ten berbicara dengan suara hati-hati dan meremas bahu Baekhyun dengan lembut, mencoba mencairkan suasana.

"Bahkan jika kau bertanya, adakah yang bisa kau lakukan agar tidak terlalu menyakiti dirimu sendiri? Hhmmm…" Ten melanjutkan dan meninggalkan Baekhyun pada perasaan takjub karena dia serius akan menanyakan hal itu tadi tapi Ten dengan jelas mendahuluinya.

"Jujur aku kurang tahu, karena aku tidak begitu mengenal Chanyeol. Kaupun juga."

Setelah pembicaraan itu berakhir, dalam hati kecilnya Baekhyun dengan luar biasa bodohnya tetap memilih untuk mencintai dan mempertahankan hubungan ini.

.

.

.

TBC/END

Wkwk ragu nih bakalan masih ada yang ingatkah dengan cerita ini?? Udah kambek nih.. kangen gk?

Mau ngabarin author bakalan ganti nama pena guys TT, gk tau, baru nemu aja gitu nama yang pas.

Selamat hari raya Idul Adha ya para readersku~~ Kemarin update terakhir pas Idul Fitri, Sekarang Pas Idul Adha... maafin author yang selalu telat kambek TT

Sayang kalian dan pliss selalu jaga kesehatan kalian yaa~~ sampai ketemu lagi…

Makasih buat semuanya yang udah review, follow dan favorite…

Special Thanks To

adooremi l byunmanyu l ByunBaek Chiecy l Ryu Cho l LittleOoh l rayyana l aku cbhs pokoknya l byunbaozi (guest)i l ChanBaek09 l bitches lotus l yodabacon614

Loveeee~~