Rise Of Stronger Shifter
Chap.01 (Sumpah)
N/B:Halo Kawan-kawan ini adalah fic yang akan menggantikan Fic The Fallen Angel Jadi, Enjoy Reading and Stay Calm
"Eren" anak laki-laki itu membuka matanya saat mendengar suara yang cukup familiar dari telinganya, dia lalu menatap kearah sampingnya terlihat seorang anak perempuan sedang menatapnya dengan pandangan datar
"Mikasa, apakah aku tertidur lagi?" ucap Eren sambil berdiri dari tempat ia tidur, anak perempuan Bernama Mikasa itu hanya mengangguk saja membuat Eren menghela nafasnya karena akhir-akhir ini dirinya sering tertidur saat mencari kayu bakar
Eren lalu menatap kearah langit atas, entah kenapa ada firasat buruk tentang hal ini, sesuatu yang membuatnya takut pada suatu hal, dari kemarin ia juga memimpikan suatu hal dimana dinding disekitar merka dijebol oleh seorang titan dan juga sebuah bayangan dimimpinya dimana ibunya itu dimakan oleh seorang titan
Dia hanya bisa berharap kalau mimpi itu tidak menjadi kenyataan, dan juga dia juga merasa mustahil kalau dinding Maria bisa dibobol oleh Titan mengingat kekokohan dinding besar yang melindungi mereka itu sangat kuat
"Ayo cepat Eren, waktunya kita pulang" ucap Mikasa yang sudah terlebih dahulu melangkah menuju rumah mereka mengirimkan kayu bakar pada ibu mereka
Sudah lama Mikasa tinggal dengan keluarga angkatnya setelah kejadian itu dia sekarang tinggal bersama ayah Eren yaitu Grisha Yeager dan juga ibu Eren yaitu Carla, mereka telah menanggap kalau dirinya adalah anak mereka sendiri
Tapi walaupun begitu dirinya masih ingat dengan kejadian yang menimpa keluarganya dan nyaris membunuhnya, dimana beberapa orang sedang memburunya karena dirinya mempunyai Darah Ackerman di tubuhnya
Tapi sepertinya dirinya harus bersyukur karena dirinya diselamatkan oleh seseorang...seseorang yang sudah ia anggap sebagai pangerannya itu, dimana seorang anak seusia dengannya dan mempunyai rambut keemasan yang membuatnya berbeda dari yang lain
Flashback On
"Haaa, kenapa kau membunuh ibunya tadi, yang paling penting adalah ibunya bukan anaknya kau tau, tcih sekarang kita hanya mendapat seorang anak dengan darah setengah Ackerman saja" ucap salah satu orang yang sedang duduk melihati Mikasa yang sekarang terikat
"Apa yang harus aku lakukan, ibunya tadi menyerang ku, apakah aku harus mati demi pemburuan ini" terdengar juga salah satu dari ketiga orang tersebut membela dirinya karena merasa kalau dia disudutkan oleh teman-temannya itu, rasanya dirinya yang paling disalahkan atas kematian 'buruan' mereka itu
"Terserah kau saja, aku ingin kebelakang sebentar, kalian jaga anak itu jangan sampai dia terlepas dari mata kalian" ucap salah satu orang tersebut yang ternyata pemimpin dari aksi mereka itu
Kedua orang itu hanya mengganguk saja, mereka lalu mengambil botol anggur dan meminumnya, tak lupa mata mereka mengawasi Mikasa yang tidak bergerak sedikitpun walaupun matanya sedikit terbuka
Mikasa tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang, ayah, ibunya telah mati apa yang harus dia lakukan sekarang, dia hanyalah seorang anak perempuan lemah yang tidak bisa melakukan apa yang dilakukan orang dewasa
'Kaa-chan Tou-chan, kenapa kalian meninggalkanku, seseorang tolong aku,aku mohon tolong aku' batin Mikasa sambil menangis karena tidak mampu menahan kesedihannya yang dari tadi ia pendam, baru kali ini dirinya merasa tidak bisa melakukan apapun
Pyaar Pyaaar Jrassh Jrassh
Mikasa membulatkan matanya shok saat tiba-tiba dua benda tajam yang tidak diketahui darimana asalnya menusuk kedua orang yang sedang mengawasinya, dirinya benar kaget dengan kedua kedua benda yang tiba-tiba menusuk kedua orang dihadapannya
BRAKKK
Pintu di sampingnya dengan keras didobrak, pelakunya tidak lain adalah seorang anak berambut blonde yang kini sedang memegang benda yang sama yang menusuk kedua orang itu, anak itu nampak seperti bermain-main dengan benda itu seperti dirinya sudah terbiasa dengan hal itu
"Apa yang terjadi disi-" Jrassh
Belum sempat orang itu menyelesaikan perkataannya bocah blonde itu menusuk orang itu dengan benda yang sama membuat orang itu tersungkur ketanah dengan darah berceceran
Mikasa hanya mampu melongo saja melihat kecepatan anak laki-laki itu, sangat cepat dirinya bahkan tidak sempat melihat bocah seumurannya dengannya itu berlari kearah orang itu, apakah anak itu termasuk anggota dari Divisi Polisi
"Hei apa kau tidak apa-apa?" tanya anak laki-laki itu sambil tersenyum kearah Mikasa yang sedang menatapnya, bocah blonde itupun melepaskan ikatan yang meliput tubuh Mikasa membuat sekarang dia bisa bergerak bebas
"Oh aku belum memperkenalkan diriku namaku Namikaze Naruto kau?" ucap anak bernama Naruto itu dengan senyum rubah khasnya membuat dirinya semakin tampan dan imut dimata semua orang
Mikasa hanya menatap wajah anak itu sambil blushing, benar-benar tampan itulah yang dipikiran Mikasa saat melihat wajah Naruto, beberapa menit kemudian barulah Mikasa sadar kalau dirinya dari tadi memandang wajah Naruto
"E-eh namaku M-Mikasa" ucap Mikasa gugup malu karena ketahuan melihat wajah Naruto tadi, dirinya benar-benar terpesona dengan wajah Naruto tadi, sungguh itu hal yang paling memalukan yang pernah ia lakukan
Naruto hanya tersenyum saja melihatnya, pandangan Naruto menuju ketiga mayat yang ada disampingnya, dirinya sedikit heran kenapa orang-orang memburu semua keluarga Ackerman hanya untuk dijadikan seorang budak, ini benar-benar keterlaluan
Naruto lalu memandang kearah Mikasa, diusia muda seperti ini dirinya sudah merasakan kepedihan karena ditinggal oleh orangtuanya, apakah dirinya harus membawa pulang Mikasa yah?
Naruto secara tak sengaja melihat Grisha Yeager yang sedang menuju kesini dengan beberapa pasukan Divisi Police, "Ah Yeager-san" ucap Naruto pada Grisha yang masuk bersama para polisi untuk menyelidiki apa yang sedang terjadi disini
"Naruto apa yang terjadi disini, kenapa ketiga orang ini bisa mati?" ucap Grisha sambil memegang pundak Naruto meminta jawaban dari si blonde itu
"Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan Yeager-san" ucap Naruto yang kini serius, tidak ada wajah main-main lagi diwajahnya sekarang
"Tapi kau bisa memanggil polisi Naruto, kau tidak perlu melakukan ini sendiri"
Entah apa yang dipikirkan anak itu, Grisha dari dulu tidak bisa menebak jalan pikiran anak itu, Naruto adalah orang yang paling misterius selama ia temui, bahkan saat Naruto juga membuat dia heran, saat ia melihat perkelahian antara anaknya yaitu Eren dengan salah satu penduduk Naruto jauh lebih tenang dari temannya dan tidak mudah terpancing emosi saat ada masalah
"Jika aku menunggu bantuan datang, aku takut kalau Mikasa-chan dibawa pergi, aku harus mengambil tindakan ini atau tidak Mikasa-chan tidak bisa diselamatkan" ucap Naruto tegas pada ayah Eren tersebut
Grisha hanya mampu menghela nafasnya saja mendengar perkataan Naruto, jika ia membalas perkataan Naruto pasti ini tidak akan habis, Grisha lalu memandang kearah Mikasa yang sekarang ada dibelakang punggung Naruto
"Kau tidak apa-apa kan Mikasa"tanya Grisha sambil tersenyum kearah Mikasa
Sedangkan Mikasa hanya mengangguk saja menandakan bahwa dia baik-baik saja, jika tadi tidak ada Naruto entah bagaimana nasibnya
Entah kenapa Naruto mempunyai ide untuk dimana Mikasa akan tinggal, dirinya sangat tau jika keluarga Yeager dekat dengan keluarga Mikasa dan sepertinya mereka tidak akan keberatan menampung Mikasa
"Ah Mikasa-chan, sekarang kau bisa tinggal bersama Yeager-san kau tidak perlu khawatir tentang hal itu, semua kebutuhanmu akan dipenuhi Mikasa-chan" ucap Naruto sambil melangkah pergi tapi belum sempat dia melangkah pergi tangan Mikasa menahan dirinya untuk pergi dari situ
"Jangan pergi, aku mohon Naruto-kun jangan pergi, aku takut" ucap Mikasa ketakutan sambil Meminta Naruto untuk tidak meninggalkannya, dia sangat takut...takut ini akan terjadi pada dirinya kembali dan dia takut tidak ada yang menolongnya
Naruto hanya diam saja mendengarnya, dia hanya mendengarkan Mikasa menangis tersedu-sedu di pundaknya sejujurnya dirinya ingin membawa Mikasa ikut dalam perjalanan miliknya, tapi dirinya tidak bisa melakukan itu, Naruto lalu menepuk pundak Mikasa sambil tersenyum padanya
Dirinya tau apa yang Mikasa rasakan sekarang, pastinya rasa Shok dan takut dengan kejadian ini, karena Naruto juga pernah merasakan hal itu
"Dengarkan aku Mikasa-chan, kau tidak perlu khawatir keluarga barumu akan melindungimu, jangan khawatir Grisha-san adalah orang baik kau tidak perlu takut, dan kalau kau tidak percaya suatu hari aku akan mengunjungimu bagaimana Mikasa-chan" ucap Naruto dengan senyum miliknya yang sukses membuat Mikasa Blushing
"B-Benarkah" tanya Mikasa dan dijawab dengan angukan oleh Naruto, dirinya lalu memeluk Naruto dengan erat, layaknya tidak ingin melepaskan tubuh Naruto walaupun sebentar saja
Kali ini Mikasa benar-benar bersyukur, walaupun keluarganya telah tiada tapi Naruto tetap ada disisinya, walaupun mereka baru saling mengenal tapi rasanya Naruto sudah lama berteman dengannya
Sedangkan Naruto hanya tersenyum saja menerima Pelukan dari Mikasa, 'Sepertinya aku harus bersyukur melihat keturunanmu tidak sama denganmu Teme' batin Naruto mengingat sahabatnya yang selalu menampilkan wajah datar
Flashback Off
"Mikasa kau melamun" ucap Eren menyadarkan Mikasa yang ternyata tadi berjalan sambil melamun sambil berjalan, Mikasa yang dikejutkan oleh Eren hanya mampu tersentak kaget dengan suara Eren yang menyadarkan dirinya
"Kau masih memikirkan si Blonde itu kan Mikasa" tebak Eren yang ternyata benar, saudaranya memang memikirkan Naruto dan itu membuat saudaranya itu sering melamun
Dirinya juga memikirkan sahabatnya itu sekarang tapi tidak sesering saudaranya yang sudah jatuh cinta pada Naruto, dia ingin tau bagaimana kondisi Naruto saat ini
mendengar hal itu, Mikasa hanya mampu memerah saja karena dugaan Eren benar, entah kenapa seminggu ini Mikasa selalu melamunkan Naruto dan selalu tentang Naruto, entah apa yang terjadi apakah ini suatu pertanda dirinya akan bertemu dengan Naruto kembali?
"Aku tidak tau Eren, aku selalu saja memikirkan Naruto akhir-akhir ini layaknya ada sesuatu yang terjadi pada dirinya Eren" ucap Mikasa yang sekarang mengeluarkan air matanya merindukan Naruto yang sudah pergi dari dirinya selama berbulan-bulan
Sedangkan Eren yang melihat itu hanya mampu terdiam, sejujurnya dirinya juga ingin kembali bermain bersama Naruto dan juga melihat perubahan dari temannya itu, tapi masalahnya dirinya tidak tau dimana dia
"Ah kalian rupanya, apakah kalian baru saja mengumpulkan kayu bakar" pandangan Eren dan Mikasa menuju kearah suara itu, terlihat seorang prajurit yang mereka kenal sedang mabuk-mabukan dengan prajurit lainnya
"Tidak kusangka kau menjadi seorang pemabuk Hannes, bagaimana bisa kau melindungi kami kalau kau suka meminum ini!"ucap Eren sambil mendecih melihat kelakuan prajurit bernama Hannnes yang mabuk-mabukan, mereka lalu melangkah pergi meninggalkan Hannes seoang
"Eh, apakah tidak boleh bagiku untuk meminum ini?" ucap Hannnes pada dirinya sendiri, dirinya lalu membuang botol itu lalu kembali bekerja
Sedangkan disisi lain Eren terus berlari menggandeng tangan saudaranya itu, dirinya tidak habis pikir dengan kelakuan prajurit itu, bukannya melindungi penduduk tapi mereka hanay duduk-duduk sambil mabuk-mabukan
"Kenapa kau begitu kesal apa Hannes Eren" tanya Mikasa dengan nada datar
Eren lalu berhenti berlari setelah mendengar ucapan Mikasa, dirinya lalu menatap kearah Mikasa yang ada dibelakangnya, "Mereka tidak bisa disebut prajurit Mikasa, mereka bukannya melindungi kita tapi sebaliknya akan membuat kita dimakan oleh para Titan kau mengerti" ucap Eren yang menekankan kata-katanya
HEI LIHAT ITU DISANA
ASTAGA BESAR SEKALI
APAKAH KITA AKAN MATI?
Eren dan Mikasa menoleh kearah penduduk yang melihat sesuatu mereka lalu melihat sebuah titan yang sedang menatap mereka dari balik dinding, titan itu nampak sangat besar lebih besar daripada titan biasa dan nampak tidak mempunyai kulit
Duaaarrr
Gerbang itu jebol hanya dengan satu tendangan saja membuat para penduduk panik dan berusaha menyelamatkan diri mereka, belum sampai disitu, gerbang lain juga ikut jebol oleh sosok titan yang berzirah amor dengan kecepatan tinggi menjebol dinding Maria
Para Titan mulai masuk menuju dalam dinding membuat penduduk semakin panik, Eren Mikasa hanya bisa melihat titan-titan itu mulai masuk
Eren hanya mampu membulatkan matanya, kejadian ini sama dengan mimpinya, dan kali ini bukanlah sebuah mimpi tapi kenyataan, dirinya hanya mampu berharap jika Kaa-channya tidak kenapa-napa, tapi tunggu dulu bukankah rumahnya...
"Rumah kita ada disana, Kaa-chan"gumam Eren yang lalu berlari menuju rumahnya yang berada di belakang dinding yang jebol itu, sedangkan Mikasa hanya mampu mengikuti Eren saja menuju rumahnya dimana ibu mereka berada
"Kaa-chan!" teriak Eren saat menemukan ibunya yang tertimpa bangunan rumah, Eren dan Mikasa berusaha untuk Mengeluarkan ibu mereka dari sana tapi tidak bisa karena tenaga mereka belum cukup untuk mengangkat reruntuhan itu
Carla yang terjepit disana, membulatkan matanya terkejut, anaknya berada disini menyelamatkannya harusnya anaknya ikut di Evakuasi oleh para prajurit
"Eren! Mikasa!, tinggalkan ibu disini saja selamatkan diri kalian"
"Tidak Kaa-chan, aku akan lari bersama Kaa-chan"
"Percuma saja!, Eren dengar! kaki ibu sudah patah, mustahil bagi ibu untuk lari!" teriak Carla memperingati Eren dan juga Mikasa untuk meninggalkannya, tapi entah kenapa mereka masih tetap ngotot untuk membebaskan ibu mereka dari reruntuhan itu
"Eren awas!" teriak Mikasa saat melihat seorang titan sedang mendekati mereka dan nampaknya titan itu sedang mengawasi mereka, nampak titan itu sekarang sedang berusaha untuk memburu Eren, Eren hanya bisa menutup matanya menunggu Titan itu memakannya
BRAKKH
Eren membuka matanya mendengar suara itu, nampak dihadapannya adalah seorang Titan yang persis seperti Amored Titan hanya saja amornya bewarna biru, nampak titan itu menatap kearah dirinya
"Apakah kau tidak apa-apa" Eren membulatkan matanya mendengar itu, Titan itu tadi berbicara padanya, ini mustahil titan tidak bisa berbicara apakah kepalanya terbentur sesuatu yang membuatnya menjadi gila?
"Tidak usah takut, sekarang kau lebih cepat menolong ibumu Eren" Eren hanya mengangguk kepalanya patah-patah, Titan itu benar-benar berbicara dan ini asli astaga apakah beberapa titan juga bisa bicara
Titan tersebut lalu menurunkan Eren dari genggamannya, Titan tersebut lalu menatap kearah para titan yang sedang menatapnya, titan tersebut lalu memasang sikap siaga yang tidak pernah dimiliki para titaan yang lain
BWOOSHH DUAKKH
Titan itu dengan sangat cepat melumpuhkan satu titan yang paling dekat dengannya, titan itu lalu melumpuhkan yang lain juga, tanpa diketahui titan itu sedang diawasi oleh Amored Titan dan juga Collosal Titan
Dengan berlari Amored Titan itu lalu berlari menuju Titan itu untuk menyerang titan tersebut, tapi tidak kalah cepat pula titan itu menghindar
BRAKKH DUAAR
Amored Titan mau tidak mau harus terjatuh karena ditendang titan Tersebut, titan dengan amor buru itu lalu menerjang Amored Titan agar tidak terlepas
Duaakkh
Rahang Titan itu patah, nampak mata titan itu menjadi merah menandakan bahwa titan itu marah pada Amored Titan, titan beramor biru itu sekarang nampak dikelilingi oleh sebuah petir yang menyambar-nyambar dan diseluruh tubuh titan itu juga nampak sebuah petir yang mengalir di tangannya
Bziiitthh Duaaar
Terpental, ya Amored Titan terpental karena serangan milik Titan itu, nampak Eren, Carla dan Mikasa terkejut melihat serangan tersebut, sekarang Amored Titan terkapar di tanah, titan itu mulai mendekati Amored Titan yang terkapar lalu manarik titan itu kearahnya
Duakkh Duakkh Duakkh
Titan tersebut memukul Amored Titan beerkali-kali dengan tangannya sampai akhirnya titan Amor mulai menghindar dari serangan titan beramor biru tersebut
Amored Titan nampak sekarang diselubungi asap sekarang, sama halnya dengan Collosal Titan yang melakukan hal yang sama seperti Amored Titan mereka ternyata ingin melarikan diri, titan beramor biru itu pun mendekati asap itu mencari Titan Amor yang ada disekitar asap itu tapi sepertinya titan itu tidak menemukan titan itu
Titan itu lalu berjalan menuju kearah Eren, Mikasa dan Carla yang sekarang nampak memandang dirinya, mereka terkejut ya itu salah satu gambaran ekspresi mereka saat melihat Pertarungan antara titan itu dan titan amor
Sedangkan Titan itu hanya diam ditempat tanpa minat memakan mereka, dirinya baru sadar kalau Carla belum tertolong, titan tersebut lalu mengangkat Carla yang terjepit di sela-sela reruntuhan, lalu titan itu juga mengambil Eren dan Mikasa
Nampak Titan itu menaruh ketiga orang tersebut di tangannya sambil menatap mereka bertiga titan itu berkata, "Aku akan mengantar kalian menuju tempat yang aman, berpeganglah denganku" ucap Titan itu yang lalu melakukan sebuah posisi berlari persis yang dilakukan Amored Titan
Titan tersebut mulai berlari menuju dalam Dinding, kecepatan Titan tersebut sangat cepat bahkan lebih cepat dari Amored Titan, Titan itu hanya menghiraukan serangan meriam dari pasukan yang ada di dinding
Tiba-tiba Titan tersebut melompat keatas menuju dalam dinding Rose lalu mendarat di tempat yang sepi bahkan tidak ada seorang pun yang berada disitu, titan itu lalu menurunkan ketiga orang tersebut di tempat itu
"Kalian sudah aman sekarang, namamu Eren dan kau Mikasa kan, aku ingin kalian berlari semampu mungkin dari sini, para prajurit pasti akan menuju kesini karena melihat diriku sekarang cepat berlari sebelum para prajurit datang" ucap Titan tersebut memberi tau pada mereka bertiga
Sepertinya Titan tersebut tau konsekuensi yang akan ia terima nanti saat melompati dinding Rose, pasti dirinya akan diburu dan dicari
sedangkan Eren dan Mikasa hanya mengangguk saja, mereka lalu mengendong ibu mereka dan langsung berlari menjauhi titan tersebut, menjauhi tempat itu meninggalkan titan itu seorang
Entah kenapa Eren dan Mikasa merasa sangat familiar dengan sosok titan tersebut serasa itu adalah seseorang yang mereka kenal dan sangat dekat dengan mereka terlebih Mikasa yang dari tadi Menatap titan itu terus menerus , Mikasa berulang kali mencoba menghiraukan tidak tersebut tapi entah kenapa itu selaku gagal
Ada sesuatu yang membuat Mikasa tidak bisa fokus dalam mencari bantuan, yaitu wajah Naruto yang ada dipikirannya, 'Benarkah itu kau Naruto-kun' batin Mikasa sambil melihat titan itu sekali lagi, entah kenapa dia merasa titan tersebut adalah Naruto
Sedangkan dilain sisi, titan tersebut hanya memperhatikan mereka dari jauh sampai sebuah asap mengepul di sekeliling titan tersebut sampai akhirnya asap itu menghilang menyisakan seorang bocah blonde yang tengah tersenyum kearah Mikasa, Eren dan Carla
"Kuharap kalian bahagia disini, aku tidak bisa membayangkan kalau kalian tau jika titan itu aku Mikasa, Eren'batin Naruto sambil tersenyum meluhat Eren dan Mikasa yang berlarienjauhi tempatnya itu
Naruto lalu menatap kearah langit sekarang hanya satu tujuan yang belum ia capai yaitu...menghancurkan kaum Marley yang ada di seberang lautan pulau Paradise
'Aku bersumpah demi nama bangsa Eldian, aku akan menghancurkan kalian layaknya kalian mengubah bangsa ku menjadi para titan, ini adalah janji dari seorang bangsawan, Eldian aku mengharapkan kalian menyambutku Naruto Reiss telah kembali' batin Naruto yang kini menghilang layaknya terhembus angin
TBC
Haloooo wah...wah...wah pasti ada yang bilang kayak gini 'bang kok buat fic lagi, yang lain aja belum selesai' pasti ada uang bilang kayak gini
Oke saya beritahu kalau fic ini akan menggantikan Legends Of Fallen Angel yang akan dihapus dari akun karena saya merasa kalo saya sudah buntung di fic itu jadi saya berminat untuk menggantikannya dengan fic ini
Dannnn ya ide ini sebenarnya sudah dari dulu tapi baru bisa saya ketika sekarang, jadi mohon maaf jika idenya Majnstream atau nggak yah?, ah pokoknya sampaikan saja di Reviews bye