AN: Entah kenapa ide selalu muncul tiba-tiba di otak saya.
Hyakuju no Naruto
Naruto By Masashi Kishimoto
Genre: Adventure/Fantasy
Summary: Naruto mati dalam Perang Dunia Ninja 4. Namun ia diberi kesempatan oleh Rikudou Sennin untuk hidup. Akhirnya Naruto dipindahkan ke dimensi lain. Di dimensi barunya kehidupan Naruto berubah. Kehidupannya lebih buruk dari yang sebelumnya, membuat pemikiran Naruto berubah. Ia bukan lagi seorang bocah yang berkoar tentang kedamaian, tapi ia adalah sosok monster yang akan menghancurkan dunia. Bersama Akatsuki Naruto akan membuat dunia takluk kepadanya!
Warning: OOC (Out of Character), Life MinaKushi! Smart Naruto! Over powered Naruto! Sharinnegan Naruto! Dark Naruto!
Chapter 1
"New World"
"Di mana aku?"
Gumam sesosok pemuda berambut pirang acak-acakan. Pakaiannya robek sana-sini, tanda bahwa ia sudah melewati pertarungan yang dahsyat.
Pemuda itu bangkit dan berdiri, ia melihat ke segalah arah. Putih. Itulah yang dilihat mata pemuda itu. Ah pemuda itu lupa, bahwa sekarang dirinya telah mati. Ia ingat saat-saat terakhirnya hidup di dunia.
Pertarungan saudara.
Itulah yang pemuda itu ingat terakhir kali. Ia sangat tahu penyebab kenapa dirinya bisa mati. Karena ia kalah dari seorang yang sudah dianggap saudara baginya. Uchiha Sasuke.
"Selamat datang Naruto,"
Suara menggema di seluruh ruangan serba putih itu. Pemuda yang dipanggil Naruto menoleh ke asal sumber suara dan menemukan seorang kakek berdiri tidak jauh darinya. Naruto sangat tahu siapa kakek itu.
"Rikudou-jiji!" pekiknya.
"Jadi, kutukan pertarungan Indra dan Ashura belum berhenti juga ya … aku kira dengan kalian bertarung maka kalian akan memahami satu sama lain. Tapi nyatanya tidak semudah itu." Sesal Rikudou yang membiarkan Naruto dan Sasuke bertarung.
Sebelumnya Ootsutsuki Hagoromo, atau yang akrab dipanggil Rikudou berniat untuk mengancurkan kutukan Indra dan Ashura. Tapi sayangnya tidak bisa, terbukti dengan Naruto yang sudah mati.
"Yah tak apa-apa. Mungkin ini sudah takdirku." Kata Naruto sambil menyengir membuat Rikudou tersenyum tipis.
"Naruto, aku ke sini untuk menawarkanmu sesuatu,"
"Apa itu Jiji?"
"Apakah kau mau kesempatan kedua?" tanya Rikudou.
"Kesempatan kedua? Aku tak mengerti maksud jiji," bingung Naruto.
"Begini. Aku akan mengirimmu ke dimensi lain agar kau dapat hidup lagi. Sebenarnya kau memang ditakdirkan untuk tidak mati. Bagaimana?"
Naruto berpikir. Jika ia pindah ke dimensi lain maka otomatis hidupnya kembali. Mungkin Naruto juga akan mendapatkan beberapa keuntungan.
"Baiklah aku setuju Jiji. Aku bersedia untuk hidup lagi di dimensi baruku nanti." Setuju Naruto sambil tersenyum lebar.
"Pilihan yang bagus. Aku akan mengirimmu sekarang juga. Tapi sebelum itu aku akan memberimu sesuatu. Anggap saja sebagai hadiah dariku karena sekarang kau tak lagi memiliki Kurama." Kata Rikudou.
Naruto tersentak seketika. Kepalanya menunduk, menyembunyikan kesedihan. Naruto tahu betul jika seorang Jinchuuriki mati maka Bijuu yang ada dalam tubuhnya juga otomatis akan ikut mati. Tapi kasus ini berbeda dengan yang dialami Naruto. Kurama bukan mati, melainkan diambil paksa oleh Sasuke setelah mengalahkan Naruto.
Naruto menengadahkan kepalanya, melihat Rikudou yang menjulurkan tangan kanannya menuju dahi Naruto.
"Naruto, ini untukmu." Kata Rikudou.
Tangan yang ditempelkan ke dahi Naruto mulai bersinar terang. Di saat yang bersamaan Naruto mulai merasakan kekuatan masuk ke tubuhnya. Chakra yang bernuansa gelap. Hal yang pertama kali Naruto rasakan. Chakra ini berbeda dengan chakra Kurama yang gelap namun hangat. Chakra yang masuk ke tubuh Naruto ini adalah chakra gelap dan dingin.
"Apa … ini?" gumam Naruto.
Tak lama kemudian, pancaran sinar tangan Rikudou mulai meredup. Rikudou melepaskan tempelan tangannya di dahi Naruto dan berkata, "Naruto, aku sudah memberimu sisa dari chakra Indra yang tidak kuberikan pada Sasuke. Semoga kekuatan itu bermanfaat."
Naruto terkejut. Tak lama kemudian mata kanan Naruto berubah menjadi Rinnegan yang terdapat 9 tomoe. "Jiji? Ada apa dengan penglihatanku? Aku dapat melihat aliran chakra dalam tubuhmu."
"Kalau kau sudah bisa melihatnya berarti chakra yang tadi kuberikan sudah menyatu dengan chakramu. Mata kananmu telah berubah menjadi Sharinnegan. Mata itu sedikit berbeda dengan rinnegan atau sharinnegan Sasuke."
"Begitu … terima kasih Rikudou-jiji,"
"Tak perlu berterimakasih Naruto. Aku yang salah karena sebelumnya tidak memberikan kekuatan ini. Aku hanya takut kau akan menjadi seperti Madara jika memiliki kekuatan yang dahsyat. Tapi sekarang aku akan mempercayaimu. Entah jalan apa yang kau pilih aku tetap akan mendukungmu." Kata Rikudou sambil tersenyum. Naruto pun membalas senyuman itu.
"Sekali lagi … terima kasih."
"Baiklah. Aku akan segera mengirimmu ke dimensi lain. Tapi ingat satu hal! Di sana kau tidak akan dilahirkan kembali, melainkan sesosok ruh yang bergentayangan. Carilah tubuhmu di sana. Kau tak bisa merasuki tubuh orang lain selain tubuhmu sendiri. Mengerti?"
"Aku mengerti Jiji!"
Rikudou mulai merangkai segel tangan yang rumit dan panjang. Setelah itu ia menempelkan telapak tangan kanan di permukaan yang putih. Tubuh Naruto mulai bersinar terang. Lama kelamaan tubuh Naruto memudar dan hilang.
Rikudou tersenyum sampai pancaran sinar dari tubuh Naruto sepenuhnya hilang. Setelah keadaan seperti semula senyuman itu hilang. Digantikan dengan raut wajah yang serius.
"Mulai sekarang, aku tak memiliki wewenang untuk mencampuri urusan dunia. Aku hanya berharap kehidupan baru Naruto akan baik-baik saja."
Naruto membuka mata perlahan. Sinar mentari menyoroti matanya membuat ia sedikit kesakitan. Hal yang pertama Naruto lihat adalah langit biru cerah.
"Di mana ini?" gumamnya kebingungan.
Sejauh mata memandang Naruto hanya melihat langit biru. Tak ada satupun bangunan atau pepohonan yang dilihatnya. Naruto melihat ke bawah dan melihat pemandangan desa Konoha.
"Jadi selama ini aku melayang? Ah benar juga. Aku 'kan sekarang hanya ruh. Aku harus segera menemukan diriku di dimensi ini." Katanya pada diri sendiri.
Naruto terbang ke bawah, menuju desa Konoha yang ramai oleh banyak orang. Naruto mendarat dengan sempurna di tengah kerumunan orang yang sedang berjalan. Nampaknya orang-orang itu tidak mengetahui apa yang dilakukan Naruto. Ada seorang lelaki yang berjalan santai menuju Naruto. Lelaki itu dengan wajah biasa menembus tubuh Naruto, seakan tak menyadari ada Naruto di sana.
"Jadi ruh dapat menembus apa pun ya," gumam Naruto lalu tersenyum tipis.
Ia mencoba satu hal, Naruto mendekati seorang gadis yang yang sedang berjalan sendirian. Naruto lalu melambai-lambaikan tangannya di depan muka gadis itu, namun tak ada respon apapun dari gadis itu. Selanjutnya Naruto melayangkan tinju pada kepala gadis itu, namun tangannya hanya menembus.
"Wow hebat!" Naruto terkagum-kagum. "Ah tidak. Aku tak boleh bermain-main. Aku harus segera mencari diriku di dimensi ini."
Naruto terbang menyusuri jalan sekitar. Melihat-lihat kerumunan orang. Siapa tahu dibalik banyaknya orang yang sedang berkumpul ada Naruto di sana. Namun lama mencari Naruto belum menemukan. Sampai akhirnya ia berhenti di sebuah gedung dengan tulisan Akademy Ninja.
"Jadi teringat masa lalu."
Naruto bernostalgia. Ingatan masa lalunya berputar cepat di otak Naruto. Ia melamun lama sampai tak menyadari bel berbunyi dan menampilkan seorang anak berambut pirang lurus sedang berjalan ke arahnya. Arah pintu keluar akademi ini.
Naruto tersentak kaget melihat anak berusia 9 tahun yang mirip dengan dirinya. Bedanya hanya pada rambut. Jika rambut Naruto adalah pirang acak-acakan maka rambut anak itu pirang lurus.
"Mungkinkah dia adalah diriku di dimensi ini?" Tanya Naruto pada dirinya sendiri.
Naruto tersenyum, hendak terbang dan merasuki tubuh itu namun terhenti oleh sesuatu yang membuatnya terbelalak kaget.
Naruto di dimensi ini tiba-tiba dipukul oleh balok kayu dari belakang. Pelakunya adalah anak yang seumuran dengan Naruto kecil. Ruh Naruto hendak terbang cepat karena ingin segera merasuki tubuh itu dan memberikan pelajaran pada siapa saja yang berani menyakiti dirinya. Namun lagi-lagi ia dibuat berhenti oleh perkataan anak yang telah memukul Naruto dengan balok kayu.
"Kau adalah anak lemah! Kau tak pantas disebut sebagai anak Yondaime Hokage-sama. Atau memang benar rumor yang beredar bahwa kau bukan anak kandung dari Hokage-sama. Kau berbeda dengan Menma-sama yang cerdas dan sudah menguasai jutsu di usia yang masih 5 tahun. Hahahaha!"
'Anak lemah? Yondaime Hokage? Menma? Ada apa ini sebenarnya?' Batin Naruto bingung.
Naruto dimensi ini tak mempedulikan perkataan itu. Ia segera berlari cepat sambil menangis, menembus ruh Naruto yang diam terpaku dengan mata melebar.
'Sial! Sepertinya kehidupan Naruto di dimensi ini berbeda dengan dimensiku. Aku harus mengetahui dulu apa yang sebenarnya terjadi. Lalu setelah itu aku bisa memasuki tubuh itu dan menjalani kehidupan baruku.'
Naruto sudah membuat keputusan. Ia harus tahu seluk-beluk Naruto di dimensi ini lalu memasuki tubuhnya. Mulai sekarang ruh Naruto hanya akan mengamati bagaimana keseharian Naruto kecil di dimensi ini.
Berhari-hari mengamati, Naruto dibuat tak percaya bagaimana takdir Naruto kecil di sini. Bisa dibilang, kehidupan Naruto kecil sama seperti kehidupan Naruto di dunianya dulu. Menderita. Namun penderitaan yang dialami Naruto kecil lebih sakit dari yang dialami Naruto.
Bayangkan, Naruto kecil masih memiliki orang tua yang lengkap plus tambahan adik laki-laki bernama Namikaze Menma. Beda dengan Naruto yang dari lahir tak memiliki siapapun. Namun inilah sumber penderitaan Naruto kecil. Ia tak dianggap oleh adik kandungnya bahkan kedua orang tuanya.
Minato, sesosok ayah yang berjasa dikehidupan Naruto dulu kini sifatnya berbanding terbalik. Ia jadi pemarah dan pembenci. Minato membenci Naruto kecil sampai ia berpikiran untuk membuang Naruto saja. Kushina pun sama. Sesosok ibu yang rela melakukan apapun demi keselamatan anaknya kini merubah menjadi ibu yang tak peduli dengan Naruto kecil. Kushina hanya peduli pada Menma seorang.
Sungguh, Naruto sangat sakit melihat itu semua. Penderitaan yang dialami Naruto kecil jauh lebih sakit dari pada dirinya.
Ini tak bisa dibiarkan. Pikiran Naruto mendesaknya untuk segera memasuki tubuh Naruto kecil dan membunuh orang-orang yang telah menorehkan luka pada Naruto kecil. Tapi ia tahan mati-matian. Belum saatnya untuk memasuki tubuh itu. Naruto harus sedikit bersabar sambil melihat situasi ke depannya. Mungkin saja keluarga Naruto kecil sadar dan berbalik menyayangi. Naruto sangat mengharapkan hal itu.
Namun kenyataan berbanding terbalik dengan yang diharapkan.
Puncaknya, saat Naruto kecil menginjak usia 12 tahun ia dibuang oleh Minato disuatu pulau tak berpenghuni yang jauh dari kata pemukiman. Naruto sangat sakit melihat itu semua. Alasan Minato membuang anaknya karena Naruto kecil tak lulus ujian untuk menjadi ninja.
"Ayah sialan!" gumam Naruto sambil melihat Naruto kecil yang pingsan di pesisir pantai. Pandangan matanya menajam, kedua tangannya terkepal erat.
Ini sudah cukup! Naruto harus memasuki tubuh itu sekarang juga atau tidak penderitaan akan terus berlanjut.
Dengan cepat ruh Naruto memasuki tubuh tak berdaya itu. Perlahan jari-jari Naruto bergerak. Kedua matanya mulai terbuka. Naruto bangkit berdiri lalu melihat laut biru. Mata Sharinnegan dan Blue Shaffirenya menatap tajam kapal yang hilang di ujung sana.
"Mulai sekarang aku akan hidup untuk balas dendam! Aku akan menghancurkan dunia busuk ini lalu merombaknya ulang agar lebih baik!" teriaknya, membuat burung-burung berterbangan tak karuan, seperti sedang ketakutan. Lautan bergemuruh seperti memperingati lahirnya makhluk terkuat.
Naruto terbang ke langit, melesat cepat meninggalkan pulau tak berpenghuni itu. Tujuannya saat ini adalah desa yang selalu dilanda hujan. Desa dengan gedung-gedungnya yang menjulang tinggi. Sekaligus desa tempat tinggal seorang ketua organisasi berciri khas awan merah.
Yap! Tujuannya sekarang adalah Akatsuki! Sebuah organisasi yang bertujuan untuk mendamaikan dunia dengan cara menaklukan seluruh Negara.
2 hari telah berlalu.
Terlihat Naruto yang sedang menghadap kumpulan orang-orang memakai jubah hitam beraksen awan merah. Mata Sharinnegannya bersinar terang di balik kegelapan yang menyelimuti ruangan ini.
"Aku Uzumaki Naruto. Aku ingin bergabung dengan kalian." Kata Naruto datar.
"Uzumaki Naruto kah? Hmm … sepertinya aku pernah mendengar nama itu. Ah aku ingat! Kau adalah anak pertama dari pasangan Minato dan Kushina 'kan?" Tanya seorang lelaki tinggi berambut hitam panjang. Matanya seperti ular. Dia adalah Orochimaru, seorang buronan S-Class.
"Yah, tapi sekarang aku tak menganggap mereka."
"Hoh, menarik!"
"Apakah kita harus menyetujui permintaannya? Kalian tahu, tempat ini bukan untuk bocah seperti dia." Komentar seorang lelaki bermasker.
"Hm. Aku juga cukup terkejut seorang bocah dapat menembus kekkai yang kubuat serta lolos dari jutsu deteksi hujanku. Tapi dilihat dari matanya, dia bukan bocah biasa." Kata seorang pria berambut merah yang memiliki sepasang mata Rinnegan.
"Rinnegan kah? Tapi yang dia miliki sedikit berbeda."
"Kau benar Yahiko. Aku cukup terkejut ada orang lain pengguna rinnegan selain Nagato." Kata satu-satunya wanita yang berada dalam organisasi Akatsuki, Konan.
"Bocah, namamu Uzumaki Naruto 'kan? Apa yang membuatmu ingin bergabung dengan kami. Dan bagaimana kau mengetahui organisasi sekaligus tempat persembunyian kami?" Tanya berturut-turun seorang lelaki berambut orange. Dia adalah pemimpin Akatsuki, Yahiko.
"Sederhana. Aku hanya ingin menghancurkan dunia ini dan merombaknya ulang agar menjadi lebih baik." Jawab Naruto disertai tekanan chakra yang ia keluarkan.
Deg!
Semua mata terbelalak kaget. Mendengar jawaban sekaligus merasakan tekanan chakra yang amat dahsyat dari seorang anak berumur 12 tahun. Nafas mereka terasa berat, lutut mereka lemas dan hampir jatuh.
Naruto tersadar, dan menurunkan tekanan chakranya sampai batas normal. Semua yang ada di ruangan itu dapat kembali bernafas dengan mudah. Tak sulit seperti tadi.
"Kau memiliki tujuan yang hampir sama seperti kami. Tujuan Akatsuki adalah kedamaian dunia yang sebenarnya di antara shinobi. Dan bukannya 5 negara besar shinobi, melainkan Akatsuki yang akan menguasai seluruh dunia." Jelas Yahiko lalu mengambil jubah khas Akatsuki dan sebuah cincin.
Naruto menatap satu per satu anggota Akatsuki. Ia melihat seorang pria bertopeng spiral dan makhluk setengah putih setengahnya lagi hitam. 'Obito dan Zetsu. Mereka adalah dalang di balik Perang Dunia Ninja 4. Pertama-tama aku akan menyadarkan Obito dan membuatnya memiliki tujuan yang sama seperti Akatsuki. Lalu terakhir Zetsu. Aku akan membunuhnya. Dialah penyebab kutukan Indra dan Ashura.'
"Pakailah ini!" kata Yahiko sambil menyerahkan jubah dan cincin yang memiliki kanji 'Shu'.
Naruto memakai itu. Cincin yang tadi diberikan Yahiko dipakaianya di jari manis tangan kanan. Lalu Naruto hanya membiarkan jubahnya bertengger manis di kedua pundaknya membuat jubah itu melambai-lambai jika ada angin.
Naruto melirik samping kanan dan melihat sebuah topeng berbentuk rubah. Hal itu mengingatkannya pada Kurama. Naruto lalu mengambil topeng itu dan memakainya.
"Uzumaki Naruto dari Konoha, mulai sekarang kau resmi menjadi anggota Akatsuki. Tugas pertamamu adalah menarik perhatian dunia." Kata Yahiko tegas.
"Baiklah. Mulai sekarang panggil aku Hyakuju."
5 tahun telah berlalu dengan cepat. Naruto telah sukses menarik perhatian dunia. Ia sekarang terkenal sebagai buronan S-Class yang biodatanya tak diketahui oleh siapapun.
Malam hari di sebuah tempat mewah di kawasan Negara Angin. Tempat ini telah dilindungi oleh Jounin-Jounin terbaik dari desa Sunagakure. Tempat atau lebih tepatnya rumah mewah ini adalah rumah selir Daimyo.
"Malam ini sungguh indah ya?" Tanya salah satu shinobi pada temannya.
"Ya. Mungkin ini pertanda akan suatu hal yang baik."
"Kau benar juga. Semoga saja Negara Angin dapat lebih maju dari negara-negara lainnya."
"Ya. Aku juga berharap seperti itu."
"Ya sudah ayo kita kembali patroli."
Mereka berdua melanjutkan tugasnya. Berpatroli untuk menjaga keamanan selir Daimyo. Saat berpatroli, tiba-tiba mereka melihat sekelebat bayangan hitam di depan. Karena curiga mereka lalu mendekatinya dan terkejut dengan apa yang terlihat.
"K-kau?! Jangan-jangan!"
"Penyusup! Ayo kita lawan dia! Aku yakin dia ingin berbuat sesuatu yang membahayakan selir Daimyo."
"O-oy! Jangan melawannya! Sebaiknya kita melaporkan ini pada yang lainnya!" cegah salah satu Jounin Sunagakure pada temannya.
"Memangnya kenapa? dia hanya seorang dan kita berdua."
"Ma-masalahnya dia jauh lebih kuat dari kita. Lebih baik cepat kita kaur!"
"Oy apa kau bodoh? Kalau kau tidak mau membantuku aku akan mengalahkannya sendirian."
"Bo-bodoh! Apa kau tak mengenal dia?" Tanyanya lagi dengan ekspersi ketakutan. Keringat dingin mengalir deras di wajahnya. "Sebaiknya kau baca Bingo Book halaman 64. Kau akan tahu siapa dia sebenarnya."
Paham dengan intruksi temannya. Jounin itu lalu mengambil Bingo Book dan membuka halaman 64. Betapa terkejutnya ia melihat siapa sebenarnya musuh yang kini sedang berdiri tenang sambil menatapnya.
"Sudah diskusinya?" Tanya datar dari seorang yang memakai topeng rubah dengan jubah beraksen awan merah. Angin berhembus kencang membuat jubah itu melambai-lambai di tengah sinar bulan.
"Kalau begitu aku akan mulai."
Sebuah mata ungu terlihat dari balik lubang mata topeng pemuda itu. membuat siapa saja yang melihatnya akan ketakutan.
Soul Puller
Pemuda bertopeng rubah itu menggumam nama jutsunya. Tak lama kemudian dari kedua mulut shinobi itu muncul sesuatu kasat mata. Itu ruh. Jiwa mereka sedang ditarik paksa oleh pemuda bertopeng. Ini adalah salah satu kemampuan dari sharinnegan. Kemampuan yang setingkat lebih tinggi dari jutsu Ningendo. Jika jutsu Ningendo harus menyentuh tubuh lawan agar dapat menarik ruh, maka jutsu Soul Puller hanya membutuhkan ketakutan lawan untuk membuat jiwa lawan tertarik keluar sekaligus informasi dari mereka akan sampai ke kepala pengguna jutsu.
"Argh!"
Mereka berdua berteriak kesakitan. Jiwa mereka hampir keluar seluruhnya.
"Si-sialan ka-kau … Hya … ku … ju…."
Bruk!
Kedua tubuh tanpa nyawa ambruk. Mereka tak sempat memberi serangan apapun.
"Dasar orang lemah." Gumam pemuda bertopeng itu yang diberi julukan Hyakuju. Nama aslinya adalah Uzumaki Naruto.
Naruto lalu melihat ruangan yang terletak di paling atas gedung di sampingnya. Ruangan itu adalah tempat selir Daimyo, target Naruto.
"Lebih baik menyelesaikan ini dengan cepat."
Naruto menghilang dengan sekejap. 1 menit kemudian terdengar teriakan yang menyerukan nama jutsu dari dalam ruangan tempat selir Daimyo.
Shinra Tensei
Duar!
Ledakan besar terjadi yang membuat seluruh kawasan itu rata dengan tanah. Dapat dipastikan seluruh orang maupun shinobi tak ada yang selamat. Jauh di atas langit, Naruto melihat hasil kerjanya dengan puas. Tugasnya sudah terpenuhi. Ia lalu mengambil sebuah kertas dengan gambar kepala rubah lalu dilemparkannya ke tumpukan bangunan. Itu adalah tanda khas kehadiran dirinya yang membuat semua orang tahu bahwa kejadian ini ulah dari sang Hyakuju.
Naruto menatap langit yang dihiasi bintang-bintang dengan sebuah seringai keji.
"Seperti kata orang itu, malam ini adalah malam yang indah … untuk membantai!"
To Be Continued
AN: Yo ketemu lagi dengan saya. Yang nunggu Surgeon of Death harap bersabar. Target review belum terpenuhi.
Saya ingatkan, di sini Naruto itu Dark. Dan inilah frofil Naruto di Bingo Book:
Name: Not Identifited
Nickname: Hyakuju (Si Seratus Hewan Buas)
Affiliation: Not Identifited
Rank: S-Class Criminal
Bounty: 650.000.000 Ryo
Frofile: Seorang anggota organisasi Akatsuki. Selalu memakai topeng rubah dan meninggalkan jejak berupa kertas bergambarkan kepala rubah.
Terima kasih karena sudah meluangkan waktu untuk membaca fic ini. Jangan lupa review yang banyak ya!
Indra Kusuma