.

.

.

Prologue

.

.

.

Taehyung melirik pemuda yang tengah menundukkan kepalanya di sudut ruangan. Perlahan, kedua sudut bibirnya membentuk seringai samar.

"Reseptor pada indra dibagi menjadi dua. Ekteroseptor, dan Interoseptor. Sesuai namanya, 'Eks' berarti dari luar, 'In' dari dalam. Ekteroseptor merupakan reseptor yang menerima rangsang dari luar, dan Iteroseptor sebaliknya. Ekteroseptor dibagi menjadi lima. Tolong sebutkan kelima Ekteroseptor itu, Park-ssi."

Jimin segera menegakkan duduknya. Dia menelan ludahnya kasar, mencoba mengingat yang sudah dipelajarinya semalam. "Fotoreseptor, Audioreseptor, Mekanoreseptor, Termoreseptor, dan Kemoreseptor." Dalam hati, Jimin bersorak ria. Bersyukur kapasitas otaknya masih bisa menampung kelima kata itu, meski dia sendiri tak tau apa artinya.

Taehyung menganggukkan kepalanya pelan. "Tepat. Lebih tepat lagi kalau kau menjelaskan pengertiannya, Park-ssi." Suara ketukan sepatu pada lantai terdengar saat dia mulai berjalan dengan perlahan, matanya mengawasi setiap sudut ruangan. "Foto, menerima rangsang cahaya. Audio, menerima rangsang suara."

Dia menghetikan penjelasannya sejenak. Berusaha keras menahan seringai melihat pemuda itu tak kunjung mengangkat kepalanya. "Mekano, rangsang mekanis. Termo, suhu."

Dengan langkah besar namun perlahan, Taehyung sampai pada deretan belakang. "Kemoreseptor, menerima rangsang zat kimia." Dia membungkukkan tubuhnya, bibirnya sengaja ditempelkan pada telinga pemuda yang masih menundukkan kepalanya itu.

"Nah, Jeon Jungkook. Kau menerima rangsang seperti apa?"

Jungkook mengangkat kepalanya cepat. Mata sembabnya memperhatikan seisi kelas, sebelum akhirnya jatuh pada Taehyung yang memperhatikannya datar. Jantung Jungkook berdegup keras. Apa? Kenapa? Apa yang salah? Jungkook hanya tertidur di kelas. Dia tak membuat kesalahan apapun.

Oke. Tidur di kelas itu sebuah kesalahan.

Tapi, itu karena—

"Jawab pertanyaanku, Jeon-ssi."

Jungkook menggigit pipi dalamnya. Dia benar-benar tertidur pulas tadi. Taehyung menanyakan apa? Salah jawab sedikit, dia bisa mati.

Sebuah gumpalan kertas ditaruh di tangannya yang berada dibawah meja.

Jungkook mengedarkan pandangan, dan Jimin berisyarat 'baca itu' dari bangku depan. Tangan Jungkook dengan sigap membuka gumpalan kertas itu, lalu menjatuhkannya ke lantai. Dia berpura-pura bersin, lalu menundukkan kepalanya untuk melihat tulisan yang tertera di kertas tadi.

Gesekan.

Hah? Dia pikir ini fisika?

Tapi Jungkook tak memiliki pilihan lain, mengingat Taehyung masih berdiri di sebelahnya dan menatapnya lekat. Membuat Jungkook sedikit merinding, takut menatap langsung ke mata Taehyung.

"Eung...gesekan?"

Hening.

Benar-benar hening.

Dan hening-nya Taehyung itu bukan pertanda bagus.

.

.

.

.

Chapter 1 : Korpuskula Krause. Rangsang terhadap dingin.

.

.

.

Sumpah. Bukan maksudku mau nambah utang, bukan. Salahin otakku yang mikir kemana-mana pas guru lagi nerangin tentang rangsangan segala macem tadi siang.

Ficlet ya? Ini namanya ficlet ya? Bukan drabble kan? Aku amatir soal beginian :")

Ini kurang lebih ada lima bagian. Dengan panjang ga lebih dari 500 kata. Pendek? Begitu aturan mainnya :")

Dilanjut sesuai niat, karena ini hanya untuk kepuasan pribadi.

Hope you enjoy this story! Cya!

Kiika246.