Pendamping Wisuda

.

.

.

Disclaimer : Belong to God and theirselves :D This story is mine. Not for commercial.

Author : raeraelf

Genre : General, Romance

Rate : T

Cast : Johnny Suh & Ji Hansol

.

.

.

SUMMARY : Setelah jatuh bangun kuliah, akhirnya Johnny lulus dan tinggal wisuda. Namun masalah lain datang, dia tidak punya pendamping wisuda. Maklum, jomblo akut. Taeil pun menyarankan Johnny untuk menyewa jasa pendamping wisuda. Johnny x Hansol / JohnSol.

.

Pendamping Wisuda

.

.

.

"Selamat, saudara Johnny Suh. Anda dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar Sarjana Teknik."

Kaki Johnny rasanya langsung lemas. Ia yang berdiri di depan ruangan buru-buru menghampiri ketiga dosen penguji skripsinya dan mengucapkan terimakasih berkali-kali.

Setelah ketiga dosen penguji skripsi itu keluar dari ruangan ujian, Johnny membereskan laptop dan mematikan proyektornya, baru kemudian ikut keluar dari ruang ujian.

"Congrats Johnny!"

Begitu Johnny keluar dari ruang ujian, ia langsung disambut oleh teriakan teman-temannya. Bahkan tubuhnya juga dijatuhi oleh confetti. Kai – senior Johnny – yang membawa sebuah selempang langsung mendekati Johnny dan mengalungkan selempang bertuliskan "Sarjana Teknik Siap Nikah" tersebut kepada Johnny.

"Selamat John, akhirnya lulus juga!" seru Taeil – senior Johnny – sambil menyerahkan buket bunga pada Johnny.

Menyusul Taeil, teman-teman Johnny yang lain pun ikut memberikan buket pada Johnny, membuat Johnny kewalahan memegangi buket-buketnya. Tak hanya buket bunga, ada pula buket snack dan buket yang berisi boneka.

"Kalian ini heboh sekali." Komentar Johnny melihat barang bawaan teman-temannya.

Bagaimana tidak, selempang bertuliskan Sarjana Teknik Siap Nikah, confetti, buket-buket beraneka ragam isi, juga balon yang dibawa teman-temannya itu memang sangat meriah.

"Sudah tradisi kita kan untuk merayakan setiap kelulusan!" Kata Yuta. "Doakan aku juga lulus sidang nanti ya!"

Serempak Johnny dan teman-temannya menggemakan kata "PASTI!". Yuta adalah teman seangkatan Johnny dan ia mendapat jadwal skripsi sidang dua minggu lagi.

"John, foto-foto ayo!" seru Seolhyun, di tangannya sudah terdapat sebuah kamera mirrorless.

Johnny langsung mengangguk semangat.

: Pendamping Wisuda :

"Ah, lelah sekali rasanya hyung." Kata Johnny sambil menjatuhkan tubuhnya di kursi mobil.

Taeil yang duduk di kursi pengemudi mulai menyalakan mesin mobil dan menjalankan mobil.

"Namanya juga merayakan kelulusan. Belum nanti saat wisuda, pasti lebih banyak temanmu yang datang." Komentar Taeil.

Johnny menarik nafas panjang. Tadi saja sudah banyak sekali temannya yang datang. Memang di awal-awal hanya geng tekniknya saja, namun saat mereka sedang sibuk berfoto, datang teman-teman Johnny yang lain. Sudah tak terhitung berapa hadiah yang Johnny terima hari ini, yang semua berserakan di jok belakang mobil.

"Ngomong-ngomong wisuda, jangan lupa daftar wisuda. Besok sekalian." Kata Taeil.

"Wisuda terdekat kapan hyung?" tanya Johnny.

"Periode Mei, tanggal 24 besok."

"Kira-kira masih ada kuota tidak ya hyung?"

"Tidak tahu juga. Makanya besok kau langsung saja ke akademik, bawa sekalian berkasnya. Kalau masih ada kuota, langsung daftar." Saran Taeil.

Johnny mengangguk-angguk mengerti. "Okelah hyung, yang penting sekarang aku mau tidur dulu." Kata Johnny seraya memejamkan matanya.

"Ck, kau pikir jarak kampus ke apartemen jauh? Itu gedung apartemen sudah di depan mata, tahan sedikit!" seru Taeil.

Johnny hanya mengibaskan tangannya tak peduli, kemudian tersadar akan sesuatu.

"Sial, aku lupa belum mengabari orangtuaku!"

: Pendamping Wisuda :

Johnny keluar dari gedung akademik dengan muka cerah. Kuota untuk wisuda periode bulan Mei masih ada dan Johnny berhasil mendaftar. Sembari berjalan menuju parkiran, Johnny mengetikkan pesan untuk orangtuanya bahwa ia akan wisuda dua minggu lagi.

Kedua orangtua Johnny tinggal di Chicago, Amerika Serikat. Karena itulah, banyak hal yang harus dipersiapkan jika akan pergi ke Korea.

Begitu Johnny memasuki mobil, ia merasakan getaran ponsel di saku celananya. Pesan balasan dari Ibunya.

Mom

Mom dan Dad senang sekali, John! Mom akan langsung membeli tiket ke Korea, mau dibawakan apa dari sini? Sekalian tanyakan ke kekasihmu dia mau apa.

Johnny mengerutkan kening membaca pesan dari Ibunya. Kekasih? Seingat Johnny, ia tidak pernah bercerita bahwa ia mempunyai kekasih. Kenyataannya memang Johnny itu jomblo. Ia terlalu sibuk dengan kuliah dan kegiatan musiknya sehingga tidak punya waktu untuk berpacaran.

Kemudian Johnny teringat sesuatu.

Kekasih.

Wisuda.

Pendamping wisuda.

Johnny baru sadar ia tidak memiliki pendamping wisuda. Memang di universitasnya, sudah menjadi tradisi bahwa saat wisuda harus memiliki pendamping wisuda alias kekasih. Jika tidak memiliki pendamping wisuda, sudah dipastikan akan menjadi bahan olokan teman-temannya. Bahkan Johnny sudah beberapa kali menyaksikan nasib seniornya yang tidak memiliki pendamping wisuda.

Johnny menggeleng-gelengkan kepalanya cepat. Ia tidak mau menjadi bahan olokan. Boleh saja ia jomblo, tapi ia tidak boleh menghadiri wisuda tanpa memiliki pendamping wisuda. Wisuda itu momen penting, dan Johnny tidak ingin merusak momen pentingnya dengan berakhir menjadi bahan olokan.

"Taeil hyung!" seru Johnny tiba-tiba.

Johnny teringat Taeil, senior sekaligus sepupunya yang tinggal serumah dengannya. Johnny harus mencari pendamping wisuda dan sepertinya ia membutuhkan bantuan Taeil. Bergegas Johnny memacu mobilnya untuk menemui Taeil di rumah.

: Pendamping Wisuda :

"Sewa saja jasa pendamping wisuda."

Itulah yang diucapkan Taeil ketika Johnny mengungkapkan kekalutannya karena tidak memiliki pendamping wisuda.

"Jasa pendamping wisuda? Memangnya ada?" tanya Johnny heran.

"Lalu kau pikir aku bisa memacari Doyoung itu karena apa?" balas Taeil.

Johnny mengerutkan keningnya. Doyoung adalah kekasih Taeil. Dan pertama kali Johnny dikenalkan pada Doyoung adalah saat wisuda Taeil tahun lalu. Apa mungkin, Taeil dulu menggunakan jasa pendamping wisuda?

"Tidak mungkin!" seru Johnny.

Taeil terkekeh pelan. "Ya, bodoh! Aku menyewa jasa Doyoung, dan malah kami menjadi dekat dan berpacaran serius."

Johnny menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. "Bisa-bisanya kau tidak memberitahuku hyung."

"Kalau aku memberitahumu, sudah pasti kau akan mengejekku habis-habisan. Dan sekarang karena aku hyung yang baik, aku tidak mengejekmu, melainkan memberimu saran." Kata Taeil santai.

Johnny menghempaskan tubuhnya ke atas sofa, di samping Taeil, lalu mengerang pelan.

"Hanya itu jalan satu-satunya hyung?" tanya Johnny.

"Menurutku sih itu, kecuali kalau kau bisa mencari kekasih dalam waktu dua minggu."

"Harga?" tanya Johnny lagi.

Taeil mengacungkan jempolnya. "Worth it."

Johnny diam sejenak. Menimbang-nimbang. Antara menyewa jasa pendamping wisuda atau mencari kekasih. Namun mencari kekasih itu tidak mudah, apalagi dalam waktu dua minggu.

"Kalau begitu, sewa saja deh hyung." Putus Johnny pada akhirnya. "Dimana aku bisa menyewa jasa pendamping wisuda?" tanya Johnny.

Taeil menatap Johnny aneh. "Baru saja tahu, kau sudah lupa? Doyoung kan dulu menjadi pendamping wisuda sewaan."

"Jadi, Doyoung punya teman yang juga berprofesi sebagai pendamping wisuda sewaan?" tanya Johnny semangat.

"Bukan hanya teman, mereka sudah menjadi pendamping wisuda sewaan profesional! Agennya banyak. Kau tenang saja." Kata Taeil sembari mengeluarkan ponselnya. "Aku telepon Doyoung dulu."

Johnny menunggu dengan sabar sampai Taeil berhasil menelepon Doyoung.

"Doyoungie? Dimana? Di depan apartemen?" Taeil buru-buru bangkit dan membuka pintu.

Kekasih Taeil – Doyoung – sudah berdiri di depan pintu apartemen.

Taeil menutup teleponnya dan langsung memeluk Doyoung.

"Datang kok tidak bilang-bilang?" tanya Taeil seraya mengajak Doyoung untuk duduk.

"Sengaja tadi. Kenapa telepon?" tanya Doyoung.

Taeil menunjuk Johnny.

"Dia butuh jasa pendamping wisuda." Kata Taeil.

Doyoung menepukkan tangannya senang begitu mendengar kata "jasa pendamping wisuda", jiwa salesnya langsung keluar.

"Kau mau yang seperti apa oppa? Gadis seksi? Yang pantat dan dadanya besar? Atau yang tipe-tipe gadis polos? Mau yang anak kuliahan? Atau yang masih SMA? Semuanya ada!" seru Doyoung heboh.

"Terserah lah, yang penting ada." Jawab Johnny malas.

Doyoung bergegas membuka ponselnya dan menuju grup Line. Memang Doyoung sudah berhenti menjadi pendamping wisuda, namun Doyoung tidak keluar dari 'agensi'nya tersebut dan berganti profesi menjadi sales bagi para agennya.

"Kapan wisudanya oppa?" tanya Doyoung.

"Rabu, 24 Mei." Jawab Johnny.

"Loh, mendadak sekali!" seru Doyoung.

"Memangnya kenapa?"

"Oppa, yang menyewa jasa kami itu banyak. Banyak juga yang menyewa jauh-jauh hari, kalau mepet begini aku tidak tahu masih ada agen yang available atau tidak." Jelas Doyoung.

Johnny menghela nafas pelan. "Lalu bagaimana? Aku benar-benar butuh pendamping wisuda. Kalau memang tidak ada yang available, sini pinjamkan aku satu temanmu."

"Aku coba tanya dulu ya oppa. Siapa tahu masih ada yang kosong." Kata Doyoung sambil memencet-mencet layar ponselnya.

Cukup lama Doyoung menekuri ponselnya, setia berada di grup Line agensinya. Mencari-cari agen yang available. Namun jawaban dari para agen-agen itu tidak memuaskan, karena semuanya menyatakan bahwa mereka sudah disewa. Ketika Doyoung sudah hampir menyerah, masuklah sebuah pesan yang berbunyi "aku kosong".

"OPPA OPPA ADA YANG KOSONG!" teriak Doyoung heboh.

"MANA MANA?!" Johnny langsung ikut heboh mendekati Doyoung, diikuti oleh Taeil yang ingin tahu.

Doyoung menyerahkan ponselnya pada Johnny. Di layar ponsel Doyoung terpampang sebuah profil Line. Foto profilnya menampilkan seorang selca seorang gadis yang manis. Namun display name nya tidak menunjukkan nama aslinya, hanya menampilkan inisial nama JHS.

"Namanya siapa?" tanya Johnny.

"Ji Hansol."

.

.

.

.

.

So, keep it or delete it?

Pls gimme your opinion ^^~