Kota yang indah diatas rakit dengan bangunan kayu sederhana telah menjadi puing dalam semalam, Sakura tak bisa membayangkan sebuah kota yang sebelumnya ia liat damai berubah menjadi neraka dalam sekejab, matanya memandang semua tempat dimana terdapat puing bekas terbakar yang mengeristal akibat sebuah kekuatan aneh seperti es dan ia melihat ngeri seekor naga besar telah berada diasana, sumber dari kekacauan.
"Hei kalian disana?,"Mata Sakura membulat menatap seorang pemuda berambut navy-black tengah berdiri pada puing atap, lalu mengenggam sebuah sabit raksasa, wajahnya menatap Sakura dengan sorot tenang, dan anehnya dia nampak tidak dingin membeku karna hanya mengenakan jaket hodie tipis, celana jins biasa dan sepatu kulit. "Orang~orang sudah melarikan diri, sebaiknya kalian juga pergi, tak ada yang bisa dilakukan!,"Ucapnya lalu melompat dengan cepat dari atap-satu ke atap yang lain.
"Sebaiknya kita juga pergi!,"Ucap Legolas, karna ada yang melepas element es dengan sangat besar membuat sebuah danau esnya ikut membeku, mereka bisa melewatinya tampa perahu, dan ia berharap Tauriel masih hidup dan sudah menyelamatkan diri.
"Tuan disana?,"Sakura tak bergeming dari tempatnya dan justru menatap diam. Di atas sebuah menara yang hampir hancur telihat dua orang manusia, yang nampak melakukan sesuatu.
,
Normal Pov
"Dad~!,"Suara parau seorang anak lelaki nampak terdengar pilu, wajahnya terlihat pucat dengan apa yang sedang ia lakukan. Panah milik ayahnya kini telah rusak, dan sebentar lagi mereka akan mati dengan dua kemungkinan.
pertama : mati dengan jatuh dari menara yang roboh!
Kedua : mati di ditangan naga dengan api dimulutnya!
Mata nya semakin sayu, napasnya semakin tak teratur, tak ada yang bisa menahan ketakutan disituasi yang seperti ini. "Anak-ku lihat mataku,"Ucap Ayahnya dengan penuh kecanggungan, saat ini dia menjadikan bahu anaknya sendirisebagai media anak panah. Brad mencoba sebaiknya mengunakan kesempatan ini.
Hanya dengan satu anak panah!
Anak itu mengangguk lemah dan memandang mata sang ayah yang mungkin akan jadi terakhir kalinya ia memandangnya, ia hanya bisa berdoa jika dia bisa selamat bersama ayahnya keluar dari masalah ini.
"KAU SEPERTINYA SEDANG MENCOBA MENGUJIKU!"
"TAPI SAYANG TAK ADA YANG BISA KAU LAKUKAN, KAU TAK AKAN LEPAS, DAN MATI DENGAN APA YANG KUHENDAK,"
Smaug nampak bergerak menuju Brad dengan langkah perlahan, tubuhnya ditegakan dengan sayap diangkat keatas, dengan sikap angkuh penuh kepercayaan diri. Matanya bergerak liar, namun Brad kembali memandang anak nya dengan teduh sebelum melihat sebuah bekas hancur pada sisik Naga milik Smaug.
"Terlihat,"Dia berguma lemah dan langsung menarik busur, dengan sebuah flasback yang teringat diotaknya.
Ada sebuah kisah masalalu dibalik luka salah satu sisik Smaug, dia dianggap naga yang tak terkalahkan.
Jika berhasil melukai daging nya maka.
"Noir~!,"Panggil Naoto memberi dia aba-aba, pemuda itu bergerak lebih dulu. Dan seketika dia sudah sampai diatas kepala sang Naga.
PRANGGG!
Bersamaan gerakan spontan lalu marah Sang Smaugh.
"HOOOH! BERANINYA KAU~,"
Ucap Smugh Dengan berang, matanya menyala dan menatap pemuda pemegang Sabit yang sudah salto ditempat lain tak jauh dari tempat nya ia berdiri.
Naga itu menatap marah lalu menyemburkan api ke depan wajahnya, sebelum ia menebas api berkobar dengan satu gerakan dengan element es yang muncul dari Sabit seperti cristal es yang tak mudah meleleh.
"Ups,"Ucap Naoto menatap datar namun suaranya seolah merendahkan. "Dia tidak terluka?,"Ucap Naoto menghelah nafas.
"Dia Naga dengan Element api dan tubuhnya sangat kuat, dan bisa anti pada sihir,"Ucap Noir memandang sama, saat ia mendekati kearah Naoto.
"Oooo~,"Ucap Naoto datar. "Sulit jika ingin melawanya,"Ucap Naoto. "Jadi sekarang kau mau berubah dan melawan-nya?,"Ucap Naoto.
"Tidak, kurasa Ada cara lain~,"Desis Noir dengan Smirk lalu memandang jauh ke arah Tower, dimana Bard dan anaknya nampak sudah siap dengan Segala Resiko disana.
"Ahhh apa~,"Ucap Naoto sebelum matanya membulat, sebuah api besar kembali muncul dan membuat dirinya akan terpental kebelakang.
BWORSH!
PRAAAANGGGG!
"Kesempatanya ada pada pria itu,"Ucap Noir tenang. "Buka jalan Naoto,"Ucapnya.
Tampa berkata Naoto mengibaskan sabit raksasanya dan berlari kearah Naga itu, guna memancingnya bergerak keatas agar, membuka jarak tembakan untuk Brad dan anaknya. Sementara Noir juga mengunakan sihir api untuk memancing raksasa itu mengeliat kekanan dan kekiri.
DUARRRRRR!
PRAAAANGGGGG!
Detik~demi detik terasa begitu berat, bersamaan sebuah lesatan panah mengarah langsung pada tubuh Smaugh. Noir yang sadar dengan panah itu langsung mengaktifkan sebuah rantai yang terbuat dari api pada sayap Smaugh, sementara Naoto mengerahkan element Es langsung pada kaki Smaugh untuk menahan pergerakan-nya agar tidak kabur.
CRANG!
Tiba-tiba dalam slow motion ternyata salah satu rantai yang merantai tubuh Smaugh putus membuat dia berusaha terbang menjauh, namun sebuah timming yang mengejutkan datang dari sesuatu yang tak diundang oleh siapa-pun.
SHANAROOOO!
PLAAAAAKKK!
Sebuah puing Kristal Es terlempar keudara datang dari seorang wanita, dari kejauhan langsung masuk kedalam mata Kiri Smaugh, dan membuat naga itu berontak kesakitan dan bersamaan sebuah anak panah Sakral penentu terbang bebas keluka naga yang terbuka.
JLEBBB!
"GRAAAAAA!,"
Baik Noir dan Naoto lalu melepaskan sihir mereka dan menuju orang orang ada disekitar sana, Sang Naga terbang rendah diudara, namun jantungnya langsung berhenti begitu saja, lalu mati tubuhnya pun terjun jatuh kembali dan mengakibatkan sekitar pulau hancur lebur karna Es kristal tak bisa bertahan lama. Noir memutuskan bergerak menyelamatkan Bard dan anaknya yang berada di menara, sementara Naoto pergi untuk menemukan Sakura dan Pangeran Elf yang masih berada di pulau terapung yang sebentar lagi akan hancur.
Semua menjadi mimpi buruk yang tak akan terlupakan bagi penduduk selama berberapa generasi.
Setelah malam itu semua orang nampak menangisi pulau yang menjadi rumah mereka hancur LakeTowns yang indah dan makmur kini tinggal puing-puing, yang berserahkan dan tak ada lagi yang bisa mereka harapkan.
Akan tetapi malam itu, puncak dari Semua Naga kegelapan yang menginjakan kaki nya dirumah para Drawf kini sudah tidak ada, dan mereka mendapatkan orang mereka bisa percaya untuk membimbing, seorang Brad si pemburu berhasil membunuh Naga itu, apa ini adalah takdir dari langit?.
Dan dibalik semua itu Noir dan Naoto sudah menyelesaikan tugasnya, mereka berdua sudah menolong mereka, yang ada ditempat kejadian.
Tengah malam menjelang subuh semua orang masih kocar kacir mencari tempat, dan akhirnya mereka akan mendekati puing kota setelah pagi menjelang, orang-orang nampak terlihat sangat kelelahan dengan apa yang mereka hadapi membuat mereka sebagian besar menangisi apa yang menimpa mereka semua, dan diantara semua yang sibuk Nampaknya Sakura, dan ia juga terpisah dari Legolas dan kini ia malah bersama dengan Naoto yang kebetulan mengiringnya menjauhi orang-orang.
"Kamu?,"Ucap Sakura.
"Tak perlu cemas, aku adalah Naoto dan aku adalah penjaga Shun-Nii san atau Eras kau pasti mengenalnya,"Ucap Naoto santai. Mata Sakura membulat penuh mendengar nama penyihir atau dewa yang membuat kontrak denganya nampak disebut.
"Bagai mana kau berada disini,"Ucap Sakura menatap bingung, selama ini ia hanya bertemu dengan penguna kontrak lewat mimpinya tapi sekarang dia bertemu dengan bawahan si dewa di dunia nyatanya.
"Aku datang dengan sihir gerbang dimensi, karna aku penjelajah waktu,"Ucap Naoto.
"Penjelajah waktu?,"Ulang Sakura.
"Dengar aku datang kesini dengan beberapa urusan, dan juga sekaligus ingin menyerahkan benda ini dari Aniki!,"Ucap Naoto saat menyerahkan sebuah botol berisi cairan aneh didalam nya, dengan sebuah bandul aneh melilit leher botol. "Kau pasti akan membutuhkanya, jika kesempatan itu datang,"Ucap Naoto.
"Kesempatan yang akan datang apa maksutnya?,"Ucap Sakura menatap Naoto yang membuang nafas lemah, lalu bergerak cepat meninggalkan tempat itu dengan lompatan kilat. "Ah, Tunggu...!,"Panggil Sakura, bersamaan pemuda yang dipanggilnya menghilang dari hadapannya.
"Melet,"
Sakura membulat saat mendengar panggilan seseorang yang mulai akrab ditanganya, dan beberapa kali orang itu memanggil nya dengan sebutan 'Melet' atau 'Melenin', dalam bahasa Elf diartikan sebagai panggilan cinta pada pasangannya.
Sosok lelaki dengan surai pirang terang, mata bersinar indah berbias malam hari, menatap Sakura dengan panuh kekhawatiran dan langsung memeluknya dengan erat.
"Tuan anda baik~baik saja,"Ucap Sakura menatap teguh, sebelum pria elf dewasa itu langsung menyambar bibirnya dengan lembut, dan lumatan singkat.
"Jangan panggil aku seperti itu lagi, berhentilah memanggilku seolah kau adalah orang yang asing bagiku,"Ucap nya dengan lembut sembari mengecup dahi sakura dengan lembut.
"
Uhm...Le~Legolas,"Ucap Sakura sebelum ia mendapat pelukan erat kembali dari sang ellon yang sudah menandainya.
"Demi Valor yang penuh kasih aku tak ingin kehilangan-mu cintaku,"
BERSAMBUNG
Selasa~12~Mei~2020