Parah baru update sekarang! Hehehe gomenne :) Sankyuu buat yang sudah review, fav, and follow! Langsung saja, Enjoy the story!

Naruto Belong To Masashi Kishimoto

Summary : Namikaze Naruto, tidak pernah menyangka bahwa dia merupakan keturunan bangsawan Uzumaki yang merupakan penyihir terkuat di dunia.

Warning : Fantasy, Human!Bijuu, dll

Uchiha Sasuke atau yang akrab dipanggil Sasuke itu kini tidak bisa menyembunyikan ekspresi keterkejutannya sama sekali, tidak sedikit pun, hancurlah wibawa Uchiha-nya. Untuk pertama kali dalam hidupnya, dia mempunyai sahabat yang sangat baik sekaligus buruk secara bersamaan. Contohnya saat ini, sahabat yang baik itu kini menjadi sahabat buruk baginya. Awalnya Sasuke pikir Shikamaru hanya minta ditemani untuk mengambil sesuatu dari kamar Naruto, maka dari itu Sasuke tidak keberatan saat Shikamaru langsung menarik tangannya untuk pergi dari aula tadi. Bahkan dia tidak pamit pada kedua orang tuanya, sungguh tidak Uchiha sekali. Namun, hal itu terbantahkan saat Sasuke melihat ada seorang gadis yang berada di kamar Naruto, seseorang yang ternyata ingin Shikamaru temui.

"bukankah dia adalah Hyuuga Hinata?" tanya Sasuke pada Shikamaru yang sedang bersandar di dinding kamar Naruto dengan santai

"tentu saja, siapa yang tidak mengenal pewaris klan Hyuuga.." jawab Shikamaru

Hinata sendiri yang kini menjadi topik pembicaraan hanya bisa terdiam sambil duduk di ranjang milik pangeran Uzugakure itu. Dia bukannya tidak mau berbicara, tapi dia sudah sangat malu. Seorang bangsawan atau kini mantan bangsawan berada di kamar seorang pangeran. Bukankah ini terkesan merendahkan dirinya sendiri? Apa lagi dia dan Naruto juga tidak terlalu dekat, bahkan bisa dikatakan tidak punya hubungan sama sekali. Mungkin ini hanya pemikirannya yang terlalu berlebihan.

"Hinata, kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Sasuke

"i-itu karena Naruto-kun yang meminta.." jawab Hinata sambil menunduk karena dia tidak berani menatap Sasuke atau Shikamaru

"apa penjaga tahu tentang ini?" tanya Sasuke yang dibalas gelengan oleh Hinata

Sebenarnya bukan sebuah larangan jika Naruto ingin membawa seorang tamu ke kamarnya. Tapi saat ini, tamunya adalah seorang gadis yang tidak punya hubungan apa apa dengannya. Hal ini bisa menyebabkan masalah besar bagi Naruto. Bukan hanya Naruto, tapi juga akan berpengaruh bagi klan.

"aku diberitahu Yahiko-san dan Nagato-san tadi. Mereka bilang bahwa aku harus membantu menjaga Hinata selama misi ini berjalan.." ujar Shikamaru

"misi? Apa maksudmu?" tanya Sasuke

"kau ingat battle?" tanya Shikamaru

"battle yang diadakan beberapa hari la-tuggu! Aku mengerti.." jawab Sasuke, membuat Shikamaru menghela napas lega, untung saja sahabatnya yang satu ini adalah klan Uchiha, jadi dia tidak perlu repot untuk menjelaskannya panjang lebar

"maaf merepotkan kalian semua.." ujar Hinata

"tidak masalah, ini semua juga karena salah Naruto.." ujar Sasuke

"tidak Sasuke, Naruto-kun tidak bersalah.." ujar Hinata, baginya Naruto sudah sangat baik sudah mau membatunya, tidak mungkin Hinata menyalahkan Naruto

"sekarang kita hanya perlu bersiap. Akan aneh jika kita tidak melihat penobatan bukan?" ujar Shikamaru

"kalau hanya begitu kenapa kau membawaku ke sini?!" tanya Sasuke bingung sekaligus kesal

"tentu saja karena aku membutuhkanmu untuk membawa Hinata ke aula!" seru Shikamaru

"apa kau gila? Itu mustahil!" seru Sasuke

"oh ayolah Sasuke, kau ini seorang Uchiha. Coba kau pikirkan kenapa aku sampai repot repot membawamu ke sini?" ujar Shikamaru

"ap-tunggu! Aku mengerti, tapi tetap saja itu mustahil Shikamaru!" seru Sasuke kesal

"kau itu keluarga utama dari klan Uchiha, ke mana kecerdasan Uchiha pergi?!" seru Shikamaru

"te-tenanglah.." ujar Hinata

"apa klan Nara harus membagi kapasitas otak mereka pada klan lain?!" seru Shikamaru

"itu ide bagus. Kau harus melakukannya saat sudah menjadi pemimpin klan.." ujar Sasuke

"astaga aku serius Sasuke!" seru Shikamaru

"apa aku sedang bercanda?!" seru Sasuke

'Tok! Tok! Tok!'

("saya penjaga Yamato! Shikamaru-sama, Sasuke-sama apa itu kalian? Bisa buka pintunya? Saya mendengar suara riuh dari dalam..")

Hening seketika. Sasuke dan Shikamaru langsung terdiam. Mereka berdua perlahan menoleh ke arah pintu. Setelah itu mereka saling memandang dengan keringat dingin yang mengalir. Hinata sendiri segera masuk ke kamar mandi untuk bersembunyi sambil mengucapkan segala mantra yang dia miliki untuk menyembunyikan diri.

"Spell : Message!" ujar Sasuke, dia menggunakan mantra untuk mengirim pesan yang ada di pikirannya ke Shikamaru

Shikamaru yang menerima pesan tersebut langsung mengangguk. Dia segera berjalan menuju pintu untuk membukanya. Sementara itu Sasuke langsung mengambil posisi tepat di depan arah pintu.

'Krieettt!'

"Shikama-"

"Teknik Rahasia Klan Uchiha : Sharingan!"

Bagaimana perasaanmu saat ingin dinobatkan menjadi seorang pewaris tahta? Gugup? Ragu? Tenang? Kesal? Atau senang? Jujur saja, Naruto tidak merasakan hal seperti itu. Dia merasa bahwa ini adalah hal biasa dan dia tidak terlalu memikirkannya. Dia tidak antusias tapi tidak terlalu santai juga, singkatnya dia hanya mengikuti saja, Life isn't fair but we must follow it, right? Tapi sejujurnya, penobatan bukan merupakan masalah utama. Masalah utamanya adalah murid Konoha High School yang suka menghinanya. Kalau sampai semua prilaku mereka terbongkar, bisa bisa mereka semua dihukum gantung di sini, atau mungkin seppuku? Tidak, Naruto berusaha menepis pikiran tersebut. Hukuman bagi seorang penyihir seharusnya dibakar. Tunggu, kenapa pikirannya menjadi kacau dan mengurusi masalah eksekusi?

"apa yang sedang anda pikirkan, Naruto-sama?" tanya Karin, membuat pikiran yang Naruto bayangkan tadi menghilang

"aku baik baik saja, jangan khawatirkan aku.." jawab Naruto

"itu tidak mungkin, pangeran adalah prioritas utama kami.." ujar Nagato

"benar Naruto-sama, anda harus terbuka pada kami. Apa lagi menyangkut masalah atau kesehatan.." ujar Yahiko

"tentu saja Yahiko-san, terima kasih.." ujar Naruto

Perjalanan ke aula kini sudah hampir dekat. Yahiko dan Nagato semakin memperketat penjagaan sedangkan Karin tampak merapikan diri sambil mengingat beberapa lafal mantra untuk penobatan.

"akhh!"

Seketika Naruto langsung jatuh berlutut sambil memegangi kepalanya, membuat Nagato, Karin, dan Yahiko langsung mengerubunginya. Naruto terlihat sangat kesakitan.

"anda baik baik saja?!" tanya Karin

"astaga, cepat panggil dokter!" seru Yahiko pada salah seorang penjaga yang memang berjaga di setiap ruangan atau koridor

"baik Yahiko-san!" balas para penjaga dan langsung pergi

"kalian lengah.." ujar Naruto tiba tiba, membuat mereka bertiga kebingungan

'BRUUKKK!'

Setelah itu, seketika mereka bertiga langsung jatuh tak sadarkan diri. Naruto pun segera bangkit, namun sebelum itu dia mengambil jubah hitam bercorak merah yang Yahiko pakai dan langsung memakainya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"maafkan aku Yahiko-san, Nagato-san, Karin.." ujar Naruto sambil berlalu pergi

Aula kerajaan menjadi semakin ramai mengingat waktu penobatan semakin dekat. Semua bangsawan telah berkumpul mengelilingi altar suci penobatan. Minato dan Kushina sendiri sudah berada di sana bersama dengan para pengawal dan para tetua tentunya. Mereka semua hanya tinggal menunggu Naruto tiba di aula dan upacara penobatan akan dimulai.

"Itachi, kenapa Sasuke belum kembali?" tanya Mikoto khawatir

"mungkin dia akan ke sini bersama dengan Naruto.." jawab Itachi

"tapi ini sudah cukup lama juga, harusnya penobatan sudah dimulai bukan?" tanya Fugaku curiga

"apa ada masalah ya?" tanya Mikoto

"tenang kaa-san, tou-san, semuanya akan baik baik saja.." jawab Itachi

"apa yang nii-san katakan benar.." ujar Sasuke yang tiba tiba datang dengan Shikamaru

"salam kenal Uchiha-san, maaf tidak menyapa kalian tadi. Saya sangat terburu buru.." ujar Shikamaru sambil menunduk, bagaimana pun dia harus menjaga nama baik klan bukan?

"ah tidak masalah, aku yakin ada masalah penting bukan? Lagi pula kau teman putraku.." ujar Mikoto

"terima kasih banyak.." ujar Shikamaru

"kalian dari mana saja?" tanya Fugaku

"dari kamar Naruto, tapi dia sedang sibuk dan sebentar lagi dia akan tiba.." jawab Sasuke

"Sasuke, Shikamaru, kalian tidak bersama Naruto?" tanya Ino yang baru datang bersama Kiba

"Naruto sedang bersiap, kurasa sebentar lagi dia akan tiba.." ujar Shikamaru

"pffftt..pasti dia tidak punya pakaian yang layak ya, seharusnya kalian meminjamkannya beberapa setelan jas.." ujar Kiba

"eh? Apa maksudnya?" tanya Itachi bingung

"ah, Itachi-san, apa kabar?" sapa Ino

"aku baik, jadi apa maksudnya dengan perkataan kalian?" tanya Itachi bingung, kenapa mereka menghina Naruto? Bukankah mereka murid Konoha High School? Aneh sekali jika para murid tersebut menghinanya bukan? Mengingat Tsunade adalah bibi Naruto yang merupakan kepala sekolah Konoha High School.

"nii-san, bisa kita bicara?" tanya Sasuke dan langsung menarik Itachi pergi begitu juga dengan kedua orang tuanya

"kenapa si Uchiha itu?!" ujar Kiba bingung

"dia itu sedang menyelamatkan kalian dari teknik rahasia klan Uchiha tahu.." ujar Shikamaru, membuat Kiba dan Ino bingung, bahkan para Author sendiri bingung

"maaf Shikamaru-sama, sedari tadi saya tidak melihat Naruto-sama.." bisik Konan yang tiba tiba datang pada Shikamaru

"apa? Mana mungkin Konan-san? Seharusnya dia sedang menuju ke sini bukan?" bisik Shikamaru

"saya tidak ingin membuat Minato-sama dan Kushina-sama cemas, jadi bisakah anda mencarinya? Saya akan berikan anda rute jalan yang dilalui Naruto-sama.." bisik Konan sambil memberikan kertas kecil pada Shikamaru

"pantas saja kami tidak berpapasan. Kalau begitu aku pergi dulu.." ujar Shikamaru

"arigatou Shikamaru-sama.." ujar Konan

Hinata kini sedang menatap pantulan dirinya di cermin. Sebuah gaun berwarna lavender dan riasan sederhana di wajahnya. Hal ini membuat Hinata merasa gugup. Dalam hati Hinata sangat berterima kasih pada Kurama yang memberikannya gaun serta mengajarinya cara merias diri yang sederhana.

"aku harus berterima kasih pada Naruto-kun dan seluruh guardiannya. Mereka semua sangat baik.." ujar Hinata

Dengan hati hati Hinata pun segera bangkit menuju pintu keluar lalu mengunci pintu tersebut dengan berbagai mantra.

"kurasa dengan ini cukup. Yamato-san tidak akan bisa keluar!" ujar Hinata

Setelah itu, Hinata pun segera berjalan dengan perlahan serta hati hati menuju ke aula. Sesekali saat ada penjaga, Hinata akan bersembunyi.

"ayo cepat panggil dokter!"

"pangeran dalam bahaya!"

"cepat!"

Mendengar para penjaga yang hilir mudik sambil mengatakan bahwa Naruto dalam bahaya membuat Hinata panik dan khawatir. Dengan segera dia berlari menuju ke arah aula dengan harapan dapat bertemu Naruto.

"Aku memanggil kabut ilusi yang melindungiku dari cahaya!" seru Hinata, sehingga membuat dirinya tak terlihat oleh para prajurit

"Hinata.."

Sontak Hinata langsung membantu saat namanya dipanggil. Dia langsung menoleh ke arah suara dan mendapati seorang pemuda yang memakai setelan jas hitam tengah santai bersandar pada dinding.

"Lepaskan!" seru pemuda itu dan seketika Hinata kembali terlihat lagi

"selamat malam, pemimpin klan Otsusuki, tidak, Toneri.." ujar Hinata, membuat pemuda yang dipanggil Toneri itu tertawa

"luar biasa, yang kuharapkan dari pewaris klan Hyuuga, atau mantan pewaris?" ujar Toneri, membuat Hinata menggeram kesal

"saya sedang terburu buru, apa yang anda inginkan?" tanya Hinata

"terburu buru atau menyelinap ke acara penobatan sepupuku?" tanya Toneri, membuat Hinata kaget

"se-sepupu?" seru Hinata kaget

"yah kurang lebih seperti itulah. Malam ini Naruto akan dinobatkan sebagai pewaris empat klan. Uzumaki, Namikaze, Senju, dan Otsusuki.." ujar Toneri

"apa kau ke sini untuk merebut tahta Naruto?!" tanya Hinata curiga

"tentu saja tidak, lagi pula sebenarnya klan Otsusuki itu dibagi menjadi dua klan. Jadi, aku juga akan tetap memimpinnya. Aku juga tidak tamak akan kekuasaan.." jawab Toneri

"baiklah, aku percaya.." ujar Hinata

"bagus, aku juga akan percaya padamu. Ini, terimalah!" ujar Toneri sambil melempar sebuah kristal putih pada Hinata

"apa ini?" tanya Hinata bingung namun dia tetap menerimanya

"aku akan mengulur waktu di aula. Kau cari dan bawa Naruto ke aula. Kristal itu akan menunjukan jalannya. Kau percaya padaku maka aku juga akan percaya, sampai jumpa.." ujar Toneri lalu menghilang begitu saja

Naruto kini sedang duduk bersandar pada sebuah pohon besar di bukit Uzugakure. Permata sapphire itu hanya fokus menatap lentera yang memang sengaja diterbangkan oleh seluruh penduduk Uzugakure sebagai bentuk penghormatan pada pewaris tahta. Naruto hanya tersenyum miris mengingat saat ini dia malah kabur dari acara penobatan.

"bodohnya aku.." gumamnya

Sebenarnya Naruto tidak ingin kabur. Sungguh, dia sangat menghargai keinginan orang tuanya. Tapi, saat dia tahu bahwa acara penobatan ini hanyalah kamuflase belaka, Naruto memilih untuk pergi dan menghilang begitu saja. Memang terkesan bahwa dia takut dan tidak bertanggung jawab, namun Naruto hanya merasa kesal saja, atau mungkin lebih tepatnya kecewa.

"Lucifer, Mammon, Asmodeus, Beelzebub, Leviathan, Satan, dan Belphegor. Atas cahaya yang kalian berikan, aku memanggil Grimoire, Arcana!" seru Naruto dan keluarlah Grimoire miliknya

Dengan perlahan Naruto mengambil pisau dari platina yang merupakan hadiah dari para guardiannya dari dalam saku jubahnya.

"Dengan kehendakku, aku menutup mantra dan mengembalikan segalanya, Teknik Rahasia : Pengikat Abadi!" seru Naruto dan setelah itu dia menghunuskan pisau tersebut ke Grimoire miliknya

Setelah itu, terbentuk sebuah segel di perut Naruto, membuat rasa sakit langsung menyerangnya. Naruto bahkan sampai memuntahkan darah.

"uhuk..uhuk..uhuk...akhirnya..aku..ber..hasil.."

Dan setelah itu, Naruto jatuh berbaring dan semuanya menjadi gelap.

Bersambung

Author minta maaf jika chapter ini kurang memuaskan, tapi Author akan berusaha lebih baik lagi.

Salam Arashi Stern