Why Did I Fall In Love With You
.
Main Cast
1. Park Chanyeol - Byun Baekhyun
2. Wu Yifan - Huang Zi Tao
3. Tan Hangeng - Kim Heechul
With
1. Jisoo (BlackPink)
2. Sandara (2NE1)
3. Jinwoo (Winner)
4. Mino (Winner)
5. Other Cast (Akan bermunculan seiring jalannya cerita)
.
Genre
Drama, Romance, Hurt/comfort
.
Rating
M
.
Disclaimer
Cerita asli milik aing, tidak percaya? Oh tentu saja kamu boleh mengakuinya. Tapi coba saja temukan ditempat lain, pasti ngga akan ada wlee. Seluruh cast semata-mata hanya milik Tuhan yang menciptakan.
.
Warning
GS untuk yang berstatus lelaki manis, ga suka GS boleh meninggalkan halaman ini. Hanya mengingatkan saja ya :) Oh iya cerita ini menggunakan latar Kerajaan yang satunya mode modern satunya lagi masih tradisional gitu.
.
Summary
"Aku tidak menyimpan dendam atas kematian Ibuku dan menghilangnya keberadaan Ayahku begitu pula dengan kekalahan atas wilayah kerajaan Ayahku. Aku hanya menyimpan perasaan asing yang entah kenapa tepat menyentuh perasaanku. seharusnya, ini tidak boleh terjadi. Kau tau kenapa? Karena aku dan kau berbeda. Posisiku Hanya seorang Dayang sedangkan kini, Kau, Kau adalah Rajaku"
.
.
.
1
- Kehancuran Yang Menyisakan Serpihan Kenangan -
.
.
.
22 Desember 2005
"Kita harus mencari tempat yang aman untuk Yang Mulia Ratu Naya beserta Yang Mulia Putri Baekhyun. Yang Mulia Raja Seulkang, Bagaimana menurut anda?" Pria berbaju layaknya Kesatria tengah mengusulkan sebuah ide untuk mengamankan Ratu beserta Putri Tunggal milik Raja yang bernama Byun Seulkang.
"Apa kau yakin rencana itu akan berhasil untuk Istriku dan Putriku, Prajurit Kim?" Kekhawatiran terlihat jelas dari nada bicara milik Yang Mulia Raja Seulkang, Raja itu duduk di kursi kekuasaannya sembari memijat pelan dahi miliknya.
"Hanya cara itulah yang bisa mengamankan Yang Mulia Raja Naya dan Yang Mulia Putri Baekhyun dari peperangan ini, Wahai Yang Mulia" Prajurit bermarga Kim tersebut terus meyakinkan Sang Raja yang tengah termenung memikirkan betapa beratnya untuk membuat keputusan yang dibuatnya.
"Pikirkanlah usulan ku yang satu ini Yang Mulia, Demi Istrimu dan Demi Anakmu aku akan melindunginya sampai nyawaku terenggut oleh ribuan prajurit Kerajaan Sie, Percayalah Padaku Yang Mulia" Prajurit berbaju Layaknya Kesatria tersebut menatap Yang Mulia Raja dengan tatapan yang Meyakinkan dan penuh dengan Kesetiaan.
Ya, demi Istri dan Anaknya. Akan Ia lakukan apapun walaupun harus mempertaruhkan nyawanya sekalipun.
"Aku memerintahmu Prajurit Kim! Lindungi Ratumu dan Lindungi Putri Kebanggaan Ku, sekalipun harus mempertaruhkan nyawamu. Lindungi mereka dengan 25 Prajurit yang memiliki kekuatan setara denganmu. Lindungi mereka bagaimanapun caranya" Raja itu berdiri dari kursi kuasanya setelah mendapatkan Kesiapan dari Prajurit Kim, kemudian berjalan kearah kamarnya untuk melihat keadaan Istri dan Anaknya, walaupun ia berfirasat untuk terakhir kalinya.
.
.
"Ibu, Baekhyun ingin menjadi seperti Ibu jika Baekhyun sudah besar nanti, memiliki seorang suami yang seperti ayah dan hidup bahagia selamanya seperti dongeng yang selalu ibu ceritakan ketika menjelang tidur" Anak manis berambut kepang berwarna coklat kehitaman yang bernama Baekhyun itu terus bercerita tentang keinginan dimasa depannya sembari merentangkan kedua tangannya lebar ketika ia mengatakan akan memiliki sebuah kerajaan yang akan mengalahkan besarnya kerajaan milik sang Ayah. Yang dipanggil Ibupun hanya bisa tersenyum atau tertawa kecil mendengar ocehan bocah berusia 10 tahun itu. Namun, cerita milik putrinya terhenti ketika keduanya mendengar suara pintu dibuka. Ketika mereka melihat siapa yang bertamu kekamar tersebut segera saja mereka - maksudnya - Ibu dan Anak tersebut berdiri dengan tegak dan kemudian menunduk, membungkukkan sedikit tubuh mereka untuk memberi hormat dan salam.
"Ayahhhhh" Gadis berusia sepuluh tahun itu berlari kecil menghampiri Sang Ayah, setelah sampainya ia, Putri Mungil itu memeluk pinggang ayahnya dan membenamkan wajahnya diperut sang ayah.
"Putri Kecilku, apa yang tengah kau lakukan bersama Milik-ku eoh?" Ucapan sang ayah membuat Putri kecil itu melepaskan pelukannya dan sedikit menjauhi tubuh ayahnya untuk sekedar merajuk dengan bibir yang dikerucutkan penuh.
"Ayah, Ibu itu Milik-ku, ayah kan yang bilang sendiri jika di pagi hari sampai sore hari ibu itu milik-ku, sedangkan Ayah hanya akan memiliki Ibu ketika malam hari tiba" Baekhyun berbicara layaknya orang dewasa dan memilih beralih untuk memeluk ibunya posesif.
"Eih, bocah mungil ini sudah mulai berbicara dewasa dengan ayahnya eoh, apa Hyunnie sudah masanya menjelang dewasa ya?" Baekhyun tau ayahnya hanya menggodanya, tapi entah kenapa ia justru malah memberikan tatapan sengit miliknya walaupun sebenarnya itu malah terlihat menggemaskan.
"Hahaha, sudahlah Yang Mulia, Jangan terus menerus menggoda Putri Kecil Kita ini. Daripada terus menerus menggodanya, Aku malah mendapati dirimu yang berkunjung kemari, kalau boleh aku tau apa ada hal yang ingin dibicarakan?" Baekhyun mendongkak untuk sekedar melihat Ibunya berbicara dan menoleh kearah ayahnya ketika Ibunya telah selesai berbicara.
"Ya, itulah tujuanku kemari Istriku, ada beberapa hal yang perlu aku sampaikan padamu. Tapi, Baekhyun Putri-ku bisakah kau meninggalkan kami berdua?" Ayahnya menyuruhnya halus untuk tidak membiarkan dirinya ikut dalam pembicaraan Ayah dan Ibunya. Baekhyun sedikit mengerutkan dahinya, tapi. ia dengan menurut, segera keluar membungkukan sedikit tubuhnya untuk memberi hormat dan setelah 3 orang penjaganya mendatanginya.
Pintu Kamar itu pun tertutup setelah Putri kecil mereka keluar, suasana sangat telihat hening. Bahkan hanya detingan jarum jam besar yang terdengar dipojok kamar yang luasnya minta ampun tersebut.
"Yang Mulia Raja, apakah hal yang ingin kau sampaikan padaku? Apakah penting?" Wanita yang berstatus sebagai Istri dan Ibu bagi anaknya itu pun akhirnya mengeluarkan suaranya setelah merasakan suasana yang hening melingkupi mereka. Ratu itu mendengar Suaminya menghela nafas lelah dan mengikuti suaminya yang memutuskan untuk menduduki ujung ranjang milik mereka.
"Aku tak tahu harus memulainya darimana, Tapi, Ratuku. Bisakah aku mengandalkanmu dalam hal ini?" Raja itu menatap tepat dikedua irisan bola mata sipit jernih milik Istrinya dan menggenggam kedua tangan lentik nan halusnya.
"Kau bisa mengandalkanku Rajaku, tapi, apa yang harus aku lakukan?" Dahi bersih milik Sang Ratu itu pun mengerut pertanda bingung atas lontaran suaminya, Rajanya.
Raja itu mengeratkan genggamannya dan mulai berbicara dengan kalimat yang membuat Ratu itu melotot dengan sempurna, bercampur kebingungan, ketakutan, kekhawatiran, dan tentu saja kesedihan.
"Ratuku, tambatan hatiku, bahkan Ibu dari Anakku, bersiaplah. berkemas-kemaslah sayang. Pergilah dari kerajaan ini, Lindungi dirimu dan Putri kecil kita, tuntunlah ia dijalan surga yang penuh dengan tanah dan rumput hijau disertai bunga-bunga bermekaran yang dihinggapi banyaknya kupu-kupu. Jangan datang kemari sebelum kuperintahkan. Karena besok Kerajaan ini akan menjadi Neraka bagi siapapun yang mendekati dan masuk kedalamnya. Peperangan akan segera dimulai. Pergilah sayang, pergilah. Aku berjanji akan membawa kau dan putri kita pulang. Berkemaslah sayang. beberapa prajurit akan melindungi kalian dari belakang. Ingatlah perkataan ini Ratuku; Aku Mencintaimu dan Mencintai Putri Kita, Baekhyun. Naya, ingatlah janjiku. Aku akan menjemputmu dan membawamu pulang bersama Baekhyun. Aku mencintaimu sungguh" Raja itu menyatukan dahinya bersama dahi milik Sang Ratu, Air mata keduanya turun secara bersamaan. Tanpa diketahui bahwa anaknya mendengar dari celah pintu yang dibukanya sedikit. Para penjaga perempuan itu memegang bahu sang Putri milik Raja dan Ratu mereka. Mereka semua bertaruh demi melindungi kerajaan ini. Demi orang-orang yang baik.
"Ayah, Ibu. Semuanya akan baik-baik saja bukan?" Tak akan ada tahu bagaimana kehidupan kerajaan bernama Aigreen ini. Putri Kecil itu hanya belum mewujudkan impiannya. Ia ingin menangis namun tak ada satupun airmatanya yang keluar, tapi hatinya merasa pedih dan sakit seperti disayat oleh puluhan pisau. Baekhyun mengeratkan baju indah berwarna putih didominasi oleh warna merah darah dengan eratnya. Ia merasa feelingnya tidak baik. Ia merasakan sebuah kekosongan dan kehilangan...
.
.
Terima kasih, Kritik dan Saran diterima~
