Bad girl ( Part 1 )

Author : Bacon14

Length : Part

Genre : Romance, Genderswitch, SchoolLife

Main Cast :

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Sinopsis :

Byun Baekhyun. Yeoja berwatak keras, dingin dan sadis. Ia bertemu dengan Park Chanyeol. Seseorang geek yang selalu bergelut dengan buku-buku tebal. Bagaimanakah awal pertemuan mereka?

Happy Reading😀

SHS school dibuat gempar dengan kedatangan 2 mobil mewah ke area sekolah. Banyak sekali namja bertengger di jendela kelasnya ataupun berdiri di sepanjang lorong menunggu kedatangan mereka. Siapa mereka?

Seorang yeoja dengan kacamata hitam bertengger di wajah manisnya turun pertama kali dari mobil. Ia terlihat dingin namun manis disaat bersamaan. Ia terlihat cuek dengan keadaan sekitarnya. Bahkan terkesan tidak peduli. Ia melepas kacamatanya dengan kasar dan membuangnya asal. Beberapa namja langsung berebut mengambil kacamata milik 'Ice Princess' dan berlomba-lomba mengembalikan kacamata tersebut kepadanya. Namun, sang yeoja yang diincar seakan tidak peduli dengan para namja yang berusaha mendekatinya.

"PERGI!" desisnya. Suara tajam nan dingin meluncur begitu saja dari bibir mungilnya. Ia melangkah ke dalam sekolah diiringi dengan tatapan para namja yang memujanya.

"Ck! Selalu saja begitu, Baekhyun. Mengambil start duluan!" Luhan keluar dari mobil mewah dan mulai mengejar Baekhyun. Sebelumnya ia tersenyum manis dan melambai-lambaikan tangannya layaknya seorang ratu kepada para namja fansnya. Beberapa namja langsung jatuh pingsan bahkan beberapa mimisan seketika. Sebegitu kuatkah pesona Luhan?

Seorang yeoja kembali keluar dari mobil mewah. Para namja menahan nafasnya sesaat menatap pahatan sempurna di hadapannya. Matanya bulat dan jernih seakan menghipnotis mereka. Namun, harapan mereka tidak boleh terlalu tinggi. Seorang namja berkulit tan langsung memeluk posesif pinggangnya dan mengecup pipinya sekilas. Ia menatap kawanan namja yang menatapnya dengan pandangan iri.

"Selamat pagi, Kyungsoo." Kyungsoo tersenyum tipis dan sambil bergandengan tangan mereka masuk ke sekolah. Para namja segera membubarkan diri ketika tontonan untuk mereka selesai.

Mungkin banyak yang bingung siapa mereka dan mengapa mereka begitu dipuja?

Byun Baekhyun. Yeoja dengan tinggi 163 ini adalah anak satu-satunya penyumbang dana terbesar sekolah ini. Ia adalah ketua genk ini. Pribadinya keras, dingin, dan sadis. Ia tidak segan-segan membully seseorang yang membuat dirinya tidak senang. Tidak ada yang berani mendekatinya. Bahkan, beberapa kali ia berhasil membuat yeoja/namja yang ia benci keluar dari sekolah dengan hinaan dan caci maki dari seluruh sekolah. Menyakitkan? Tentu saja. Membuat masalah dengan Baekhyun sama saja mencari mati.

Xi Luhan. Yeoja berdarah China ini adalah anak pertama perusahaan Xi yang terkenal di China. Perawakannya yang mungil dan manis membuat siapa saja merasa ingin melindunginya. Berbeda dengan Baekhyun, Luhan adalah yeoja yang sangat baik. Ia selalu berperilaku sopan kepada semua orang. Ia tidak pernah membully orang seperti Baekhyun. Bahkan, ia terlampau baik untuk orang yang sengaja mendekatinya hanya untuk menarik perhatiannya.

DO Kyungsoo. Entah sejak kapan, Luhan dan Baekhyun berteman dengan yeoja pendiam ini. Kyungsoo sendiri hanyalah anak yang tidak terlalu kaya bukan seperti Luhan dan Baekhyun. Namun, Luhan dan Baekhyun selalu memperhatikannya. Ehm.. lebih tepatnya Luhan lebih memperhatikannya. Baekhyun sendiri tidak ambil pusing dengan kelakuan Luhan. Asalkan Luhan tidak menganggu kehidupannya, ia tidak menolak dengan kehadiran sahabat Luhan. Kyungsoo juga tidak berani berdekatan dengan Baekhyun kalau tidak ada Luhan. Hanya Luhan yang berani mendekati Baekhyun dan berbicara dengannya walaupun Baekhyun seringkali menjawabnya dengan ucapan ketus. Satu fakta lagi mengenai dirinya, Kyungsoo adalah yeojachingu Kim Jongin.

"Bukankah aku menyuruhmu untuk berlutut dan meminta maaf padaku?" Ucap Baekhyun dengan dingin. Seorang namja menunduk ketakutan di hadapan Baekhyun. Namja ini tidak sengaja menjatuhkan es krim di sepatu Baekhyun. Ia berkali-kali mengucapkan kata maaf namun mata Baekhyun tetap berkilat-kilat marah. Ia menendang namja tersebut dengan kakinya dan memaksanya untuk berlutut di hadapannya.

"Bersihkan es krim itu dengan lidahmu!" Seluruh yeoja dan namja yang berada di lorong segera mengelilingi Baekhyun. Suara teriakan Baekhyun yang keras membuat semua perhatian langsung terarah padanya.

"Ne?" Namja tersebut tidak mengerti. Baekhyun tersenyum sinis. Ia menunduk dan menjambak rambut namja tersebut dengan kasar.

"Apa kau tidak mendengar perkataanku? Jilat es krim yang ada di sepatuku atau kau tidak akan menginjakkan kakimu lagi di sekolah ini." Namja tersebut bergetar ketakutan. Ia hanyalah seorang namja yang mendapat beasiswa. Ia bukan anak orang kaya yang seenaknya dapat mengganti sekolah. Ia mendapatkannya dengan perjuangan yang keras. Apakah ia harus melepaskan beasiswanya hanya karena masalah sepele ini?

Namja tersebut mulai menunduk dan menjilat es krim yang ada di sepatu Baekhyun. Baekhyun tersenyum puas. Ia mendorong namja tersebut dengan keras sambil berucap dengan dingin.

"Jangan buat masalah jika kau tidak menginginkan masalah dariku." Baekhyun melangkah keluar dari kerumunan dengan langkah angkuh. Semua namja dan yeoja yang menyaksikan peristiwa tadi menatap namja tersebut dengan tatapan miris. Tidak ada yang bergerak untuk menolongnya karena takut akan mendapat masalah dari Baekhyun.

"Hyung!" Seorang namja dengan kacamata tebal berlari-lari ke arah namja yang dipermalukan Baekhyun. Namja tersebut tersenyum tipis mendapati namdongsaengnya datang menghampirinya.

"Chanhyun hyung! Kau ini namja! Kenapa kau tidak melawan dia?" Chanhyun tersenyum miris pada Chanyeol. Ia tahu persis jika ia melawan Baekhyun. Ia dan Chanyeol akan terancam keluar dari sekolah ini. Padahal, mereka telah bersusah payah meraih beasiswa untuk membahagiakan eomma.

"Kalau kau jadi aku, mungkin kau akan mengerti kenapa aku tidak melawan yeoja itu. Memang aku namja tapi aku tidak mungkin menyakiti yeoja seperti itu. Haha.." Chanhyun tertawa miris meratapi nasibnya yang selalu diperlakukan tidak adil. Chanyeol tidak mengerti ucapan hyungnya. Memang ada apa dengan yeoja bernama Byun Baekhyun itu? Apa sih yang membuat dirinya begitu ditakuti di seluruh penjuru sekolah? Chanyeol mengepalkan jarinya erat. Ia tidak terima dengan penghinaan hyungnya. Ia memang seorang geek ( kutu buku ) yang selalu bergelut dengan buku tebal tetapi ia akan memperlihatkan bahwa ia tidak selemah itu.

"Kau berulah lagi ya, Baek?" Baekhyun tidak menjawab dan hanya menatap dingin langit-langit kelas. Luhan menghembuskan nafasnya. Baekhyun memang tidak peduli siapa yang ia permalukan. Ia hanya mementingkan dirinya sendiri. Satu kata yang mencerminkan diri Baekhyun. Egois.

Baru saja, Luhan dipanggil kepala sekolah. Kepala sekolah menceritakan mengenai masalah yang dibuat Baekhyun. Baekhyun kembali membully seorang anak beasiswa. Prestasi mereka yang membuat nama sekolah ini harum. Namun, Baekhyun selalu mengacaukannya. Tidak sedikit anak berbeasiswa yang pindah sekolah akibat ulah Baekhyun dan hal tersebut membuat citra sekolah ini semakin memburuk. Luhan sedikit frustasi mendengar penjelasan kepala sekolah. Sebagai teman baiknya, Luhan berusaha memberitahu Baekhyun namun rasanya hal itu percuma. Baekhyun adalah manusia yang tidak peduli akan apapun selain dirinya sendiri.

"Jangan pedulikan kepala sekolah keparat itu. Nanti aku akan minta appaku untuk menggantinya segera." Ucap Baekhyun acuh tak acuh.

"Baekhyun!" Teguran keras dari Luhan membuat Baekhyun jengah. Ia melempar buku di sampingnya ke arah Luhan dengan kesal. Bahkan karena kekesalannya, ia memukul tembok di samping Luhan dengan keras. Ia tidak terima dibentak oleh Luhan. Darah merembes keluar dari sela-sela jarinya. Namun, seakan tidak puas Baekhyun memukul terus tembok di samping tubuh Luhan hingga tembok tersebut berbecak darah miliknya. Ia tidak bisa memukul Luhan karena Luhan adalah sahabatnya. Hhh~~ sebrengsek apapun Baekhyun, ia tetap mementingkan persahabatannya. Luhan berdecak kesal melihat tingkah laku Baekhyun. Ia selalu menyakiti dirinya sendiri jika terlampau kesal dan tak ada yang menjadi pelampiasannya.

"Sudah cukup, Baekhyun-ssi!" Ucap Kyungsoo tajam. Baekhyun menatap tajam Kyungsoo karena berani ikut campur dengan permasalahan mereka. Tatapannya seperti seekor singa yang menemukan mangsa empuk. Ia mendekati Kyungsoo dan menarik kerahnya dengan kasar.

"Bukan urusanmu, Kyungsoo-ssi." Ucapan Baekhyun menusuk seperti jarum dan tepat sasaran. Kyungsoo menunduk takut. Ia tahu ia bukan siapa-siapa untuk Baekhyun dan tidak berhak memperingatinya atau menyuruhnya untuk berhenti. Namun, ia peduli dengan Baekhyun. Ia tahu Baekhyun butuh pelampiasan tetapi bukan dengan cara menyakiti dirinya sendiri. Kyungsoo menghela nafas panjang.

"Aku peduli padamu, Baekhyun-ssi. Berhentilah seperti ini." Baekhyun terkekeh pelan. Ia menatap Kyungsoo tajam seakan dengan tatapannya ia akan merobek wajah cantik Kyungsoo.

"Kau peduli hah? Siapa kau peduli padaku? Hah? Bahkan, orangtuaku tidak pernah peduli padaku dan siapa kau mau mempedulikanku? Cih.." Baekhyun melepaskan kerah baju Kyungsoo dan melangkah keluar ruangan. Kyungsoo menundukkan kepalanya. Ia sedikit merasakan kesedihan dalam setiap ucapan Baekhyun. Luhan berdiri dan mendekati Kyungsoo.

"Biarkan saja dia. Nanti dia pasti akan tenang sendiri." Luhan menepuk pundak Kyungsoo yang terlihat murung. Ia sendiri tahu Baekhyun sangat kesepian. Ia tahu mengapa Baekhyun melakukan semua kenakalan ini. Satu jawaban saja. Hanya untuk menarik perhatian appa yang selalu sibuk bekerja setiap waktu.

Baekhyun sebenarnya adalah yeoja ceria dengan mulut cerewet. Tetapi, semua berubah ketika eommanya meninggal dan appanya berencana menikah kembali. Padahal, eommanya baru meninggal 3 bulan yang lalu. Baekhyun membenci appanya. Namun, bagaimanapun dia adalah appanya. Setelah menikah dengan yeoja yang sekarang terpaksa Baekhyun memanggilnya eomma, appanya selalu sibuk bekerja. Ia tidak lagi memperhatikan Baekhyun. Lambat laun, Baekhyun berubah menjadi dingin dan keras kepala. Setiap ucapannya ketus dan kasar. Tidak ada lagi Baekhyun yang lembut dan ceria. Semua mati bersama dengan kematian eommanya. Sekarang, Baekhyun berdiri sebagai pribadi baru yang dingin. Ia seakan menjadi orang lain namun berada di tubuh yang sama. Bahkan, Luhan yang selama ini menjadi sahabatnya merasa tidak percaya dengan perubahan sikap Baekhyun yang amat drastis. Sampai saat ini, tidak ada yang dapat mengembalikan Baekhyun yang ceria. Luhan berharap suatu saat nanti ada yang mengembalikan Baekhyun menjadi Baekhyun yang dahulu. Baekhyun yang ceria, ramah, sopan, dan cerewet. Mungkin ketika Baekhyun mengenal rasa cinta kembali seperti yang ia rasakan dari eomma kandungnya, Baekhyun akan kembali menjadi pribadi yang hangat dan lembut.

"Baekhyun, appa tadi ditelepon kepala sekolah. Kau berulah lagi, kan?" Baekhyun menatap sinis appanya. Tumben sekali.. appanya repot-repot datang kemari dan menanyakan hal tersebut. Bukankah biasanya ia tidak peduli dan menyuruh orang lain memberikan uang untuk menangani masalah yang Baekhyun buat?

"Ne, Tuan Byun." Appa Baekhyun terkejut dengan panggilan 'Tuan Byun' yang keluar dari bibir mungil anaknya. Ia tidak mengenal sosok yeoja di hadapannya. Ia kira Baekhyun akan berubah menjadi lebih baik dengan kehadiran eomma tiri.

"Begitukah kau memanggil appamu sendiri?" Appa Baekhyun mengepalkan tangannya. Ia berusaha mengendalikan emosinya. Baekhyun kembali tertawa dengan sinis. Ia menatap appanya dengan tatapan menantang.

"Kau masih bisa menyebut dirimu sendiri 'appa'?"

PLAKKK..

Appa Baekhyun menampar pipi kanan Baekhyun dengan keras. Pipi Baekhyun sedikit memerah karena tamparan appanya yang cukup kuat. Appa Baekhyun menatap tangannya tidak percaya. Ia menatap Baekhyun menyesal atas perbuatannya.

"Kau berani menamparku, appa? Aku ini adalah anakmu sendiri. Setelah kau membuang eommaku, sekarang kau juga mau membuangku. Baiklah, kalau itu yang kau mau. Jangan muncul di hadapanku lagi dan jangan harap aku memanggilmu 'appa'. Aku benci padamu, appa." Baekhyun menatap appanya dengan kecewa dan langsung masuk ke kamar. Appa Baekhyun tertunduk sedih. Apa yang diperbuatnya? Apakah ia akan mengecewakan Baekhyun lagi? Tentu saja. Setelah kehilangan eommanya, apakah ia harus kembali menelan pil pahit dengan kehilangan anaknya?

Baekhyun mengobrak-abrik kamarnya seperti orang gila. Kamarnya tidak layak disebut 'kamar' melainkan kapal pecah. Ia mengambil koper besar dan memasukkan semua bajunya di dalam koper. Suara ketukan pintu terdengar beberapa kali, menuntut untuk dibuka. Baekhyun seakan tuli dengan ketukan yang semakin keras. Ia mengambil ponsel, black cardnya, dompet serta kunci mobilnya. Ia menelepon seseorang.

"Ahjumma, tolong rapikan apartemenku di Gangnam." Perintah yang sangat tegas keluar dari bibir mungilnya. Ia memasukkan ponselnya ke dalam kantong celananya dan mengenakan mantel bulu miliknya lalu melangkah keluar kamar. Di depan kamarnya, appa Baekhyun menunggu dan seolah lewat matanya ia berkata -jangan-pergi-

"Mianhae, Baekhyun." Baekhyun kembali tersenyum sinis. Tatapannya dingin menatap ayahnya.

"Kau tidak punya lagi anak bernama Byun Baekhyun." Baekhyun menyeret koper besarnya. Appa Baekhyun hanya bisa menatap anaknya dengan tatapan menyesal.

'Jeongmal mianhae'

Baekhyun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tanpa sadar, air mata jatuh berlomba-lomba di pipinya. Ia memukul stir mobilnya beberapa kali. Ini klimaksnya. Hubungan antara Baekhyun dan appanya berakhir dengan tragis. Ia memberhentikan mobilnya di samping taman. Ia menangis tersedu-sedu. Rasa sakit yang selama ini ia tahan seolah tumpah begitu saja. Ia terlihat kuat di hadapan appanya, namun apakah appanya tahu ia membutuhkan kasih sayang appanya melebihi segala-galanya?

Baekhyun turun dari mobil dan duduk di bangku taman. Ia berteriak sekuat-kuatnya dengan harapan bebannya akan hilang sedikit. Ia kembali menangis tanpa ada niatan untuk berhenti. Rasanya semua kesialan menimpa dirinya bertubi-tubi. Setelah sedikit tenang, ia masuk ke mobil dan melanjutkan perjalanannya ke apartemen.

"Hmm.. bukankah itu yeoja yang membully hyung?" Chanyeol keluar dari persembunyian. Hatinya terenyuh ketika melihat yeoja tersebut menangis. Apakah dia diputuskan pacarnya? Sepertinya bukan.

"Untuk apa aku mengurusnya? Yeoja itu memang perlu merasakan sakit hati karena selama ini ia selalu menyakiti banyak orang." Ucap Chanyeol seolah-olah tidak peduli. Tetapi, matanya masih menatap bangku kosong di taman. Ia penasaran dan merasa simpati dengan yeoja tersebut.

Chanyeol pulang ke rumah dengan perasaan berat. Ia menyesal karena tidak membantu yeoja yang baru ia ketahui namanya Byun Baekhyun. Walaupun yeoja tersebut pernah berbuat jahat kepada hyungnya, tetapi ia masih memiliki jiwa manusia. Setidaknya ia cukup peduli meskipun tidak mengetahui permasalahan yang sebenarnya.

"Chanyeollie, sudah pulang. Ayo, makan bersama." Chanyeol tersenyum hangat pada ibunya. Ibunya adalah sosok yang sangat disayanginya. Bahkan, Chanyeol dan Chanhyun akan menyerahkan apapun untuk ibu mereka. Sejenak ia melupakan masalah Baekhyun, ia duduk bersila di depan meja mini bersama hyungnya. Suasana hangat menyelimuti meja makan sederhana di rumah Chanyeol. Canda tawa menghiasi meja makan.

"Apakah kalian nyaman dengan sekolahnya?" Chanyeol dan Chanhyun saling berpandangan lalu tersenyum bersamaan. Ibunya kembali tersenyum hangat. Wajah cantiknya yang tertutup keriput memuji keduanya. Chanhyun dan Chanyeol tertunduk malu.

"Belajarlah yang baik, sayang." Eomma mereka mengecup kepala Chanhyun dan Chanyeol bergantian. Rasa sayang terkuar begitu saja melingkupi keluarga kecil mereka. Memang keluarga mereka sederhana tanpa kemewahan ataupun berkelimpahan harta, namun cinta kasih diantara mereka membuat kehidupan mereka jauh lebih indah dan bahagia. Bukan berdasarkan materi, tetapi hanyalah kasih sayang yang tulus.

Baekhyun memasukkan kode password dan langsung melenggang masuk ke apartemennya. Seorang ahjumma yang berumur 30-an menyambutnya dengan senyum keibuan. Baekhyun ikut tersenyum tipis.

"Kamar nona sudah siap. Apa perlu kusiapkan air hangat?" Baekhyun menggelengkan kepalanya. Ia menyeret koper besarnya dan menaruhnya di sudut kamar. Ia terlampau lelah sekali. Kemungkinan besok ia tidak akan sekolah. Semua bukunya ia tinggalkan di rumah. Mungkin nanti ia menyuruh Luhan mengambilnya dan membawakannya kemari. Hanya Luhan yang tahu mengenai apartemennya ini.

'Lu, ambilkan semua bukuku di rumah dan bawa ke apartemen Gangnam.' Pesan yang teramat singkat ia kirimkan ke Luhan. Ia merebahkan dirinya di atas ranjang. Matanya terpejam seiring dengan musik klasik yang mulai mengalun indah. Sebuah air mata lolos di pipinya. Ia membuka matanya dan menatap langit-langit kamarnya.

"Eomma, bogoshippo." Langit-langit kamar seakan berubah menjadi sebuah memori pahit antara Baekhyun, appanya, dan eommanya. Seolah-olah ada sebuah proyektor yang menampilkan semua memori buruk di langit-langit kamar, Baekhyun meringis sedih.

Eommanya sakit bukan tanpa alasan. Appanya selingkuh di depan matanya. Eomma dan Baekhyun yang masih berumur 8 tahun menyaksikannya dengan jelas. Baekhyun masih ingat jelas ketika eommanya menggenggam erat tangannya dan menangis di hadapannya. Eommanya terus melihat appanya yang tengah bercumbu dengan tatapan terluka. Baekhyun kecil menarik-narik tangan eommanya dan mengajaknya untuk pergi. Namun, eommanya menolak. Ia terus menatap pemandangan yang tidak mengenakkan tersebut hingga appanya selesai mencumbu yeoja murahan itu. Sejak saat itu, pertengkaran antara eomma dan appa sering terjadi. Kesehatan eomma memburuk bahkan beberapa kali eommanya hendak bunuh diri. Baekhyun sedih melihat keadaan eommanya. Ia tidak percaya dengan appanya yang tidak peduli dengan keadaan eommanya. Appanya juga tidak peduli saat eommanya menghembuskan nafasnya untuk terakhir kali. Bahkan, ia langsung seenaknya berkata akan menikah lagi 3 bulan setelah eommanya meninggal. Bukankah hal tersebut menyakiti Baekhyun secara batin? Jelas. Appanya seakan tutup mata dan tutup telinga dengan keadaan Baekhyun yang masih sangat membutuhkan sosok ibu. Ia sibuk mempersiapkan pernikahan bahkan ketika 2 bulan meninggalnya eomma. Bukankah appanya adalah orang yang terjahat sepanjang masa?

Baekhyun tidak pernah menceritakan semua kejadian ini pada siapapun. Luhan saja tidak tahu mengenai keadaan sebenarnya keluarga Baekhyun. Ia hanya tahu dirinya berubah ketika eommanya meninggal dan diperparah dengan pernikahan appanya. Baekhyun tidak dapat membagi kesakitan ini kepada siapapun. Ia terlalu menutup diri karena ia tidak mau ada orang yang mengasihaninya. Hatinya terlanjur dingin dan penuh luka.

Apakah Baekhyun pernah bertemu eomma tirinya? Jawabannya tidak. Ia jijik melihat eomma tirinya yang bahagia di atas penderitaan eommanya. Harusnya eommanya yang mendapatkan semua kebahagiaan itu. Dia tidak pantas mendapatkannya. Bukan hanya tidak pantas, tetapi tidak berhak apapun. Semua perhatian appanya direnggut olehnya hingga appanya tidak pernah mempedulikannya. Yeoja licik! Baekhyun bersumpah ia akan membalaskan kekecewaan eommanya dengan pembalasan yang setimpal.

Luhan menghela nafasnya panjang setelah membaca pesan singkat dari Baekhyun. Ia yakin Baekhyun bertengkar dengan appanya. Ia mengambil tas kecilnya dan berjalan menuju mobil.

"Astaga.. aku lupa. Aku kan tidak bisa mengendarai mobil sendiri. Ahjussi sudah pulang lagi. Bagaimana ini?" Luhan menggigit bibir bawahnya dengan kalut. Ia hendak menelepon Sehun tetapi ia urungkan. Mereka kan masih berstatus 'pedekate', ia malu meminta bantuannya walaupun ia yakin Sehun tidak akan menolaknya.

"Chanyeol-ssi!" Chanyeol menoleh ke arah Luhan. Ia baru saja pulang les dan arah rumahnya memang sejalur dengan rumah Luhan. Ia membungkuk dengan canggung sambil melangkah mendekati Luhan. Ia tidak berani menatap Luhan. Entahlah, ia canggung jika berada dengan salah satu putri sekolahnya. Bagaimana mereka kenal? Mereka kenal karena Chanyeol selalu melewati rumah Luhan dan beberapa kali Luhan menyapa Chanyeol. Jangan lupakan sifat Luhan yang selalu ramah dengan siapa saja. Chanyeol termasuk namja beruntung yang bisa kenal dengan Luhan. Padahal, Chanyeol bukanlah namja yang menarik di sekolah.

"Kau baru pulang les?" Chanyeol menggangguk. Walaupun Luhan sering menyapanya, tetapi kecanggungan masih menyelimuti atmosfer di sekitar mereka.

"Bolehkah aku meminta tolong padamu?" Chanyeol mengangguk dan mulai memberanikan diri menatap Luhan. Ia mengakui Luhan cantik, tidak heran banyak namja menyukainya. Apalagi dengan kepribadiannya yang ramah dan lembut, semua namja mungkin akan jatuh hati padanya.

"Aku tidak enak meminta tolong padamu selarut ini. Aku yakin kau juga lelah karena baru saja pulang les. Kau tahu Byun Baekhyun, kan? Ia meminta tolong padaku untuk mengambil semua bukunya yang ada di rumahnya. Dia ada sedikit masalah di rumahnya. Lalu.. ehmm.. aku tidak bisa mengendarai mobil sedangkan supirku sudah pulang. Bolehkah kau menyetirkan mobilku? Kalau tidak mau juga tidak apa-apa kok." Luhan tersenyum tipis.

"Baiklah, sunbae." Luhan memberikan kunci mobilnya pada Chanyeol dan melangkah ke mobil yang ia tunjuk.

"Jeongmal gomawoyo, Chanyeol. Sungguh aku tidak tahu jika tidak ada kau bagaimana nasibku." Chanyeol tersenyum tipis lalu melajukan mobilnya perlahan.

Rumah Baekhyun tidak terlalu jauh dari rumah Luhan. Rumahnya lebih besar dan lebih mewah daripada rumah Luhan. Beberapa pengawal yang tahu mobil Luhan langsung membuka gerbang secara otomatis.

"Chanyeol-ssi, maaf merepotkanmu lagi. Bantu aku membawa buku Baekhyun ya. Aish.. sungguh menyebalkan Baekhyun itu. Aku minta maaf sekali lagi." Chanyeol menggangguk tanpa banyak kata. Ia melepaskan seatbelt dan mengikuti Luhan dari belakang.

Tingtong..tingtong..

Seorang maid membukakan pintu dan mempersilahkan Luhan serta Chanyeol masuk. Appa Baekhyun tidak terlihat di ruang tamu. Mungkin beliau berada di ruang kerjanya. Luhan langsung masuk ke kamar Baekhyun dan terkejut dengan kamar yang hancur berantakan.

Luhan mengambil buku-buku di lemari Baekhyun. Selain itu, Luhan mengambil beberapa novel yang hendak ia pinjam sejak lama dari Baekhyun namun yeoja pemarah itu selalu lupa membawakannya. Beberapa buku ia limpahkan ke tangan Chanyeol.

"Ayo, turun ke bawah. Aku tidak mau mengganggu appa Baekhyun." Luhan menutup kamar Baekhyun pelan-pelan. Ia dan Chanyeol segera keluar dari rumah Baekhyun. Terkesan tidak sopan karena memasuki rumah dan kamar seseorang seenaknya, tetapi ia tidak mau mengganggu appa Baekhyun yang sedang sibuk bekerja.

"Huftt.. gomawo, Chanyeol-ssi. Aku sungguh minta maaf karena mengganggumu. Buku-buku ini nanti aku antarkan sendiri ke apartemen Baekhyun. Aku yakin besok dia tidak masuk walaupun aku membawanya sekarang juga." Chanyeol kembali mengangguk. Ia tidak terlalu mengerti dengan urusan Luhan namun ia mengerti satu hal. Baekhyun menangis karena bertengkar dengan appanya. Hal itu menjadi kesimpulannya saat ini.

"Luhan sunbae, kalau kau mengijinkan biar aku saja yang memberikan semua buku Baekhyun sunbae." Luhan terkejut dengan ucapan Chanyeol.

"Waeyo?" Chanyeol gelagapan mencari alasan. Ia hanya spontan mengatakannya. Ia hanya ingin mengecek keadaan Baekhyun karena ketika terakhir kali ia melihatnya di taman, Baekhyun sangat terpukul dan tampak mengenaskan.

"2 hari yang lalu, aku melihatnya di taman sendirian. Ia menangis dan aku berada disana tanpa melakukan apapun. Aku hanya ingin menebus kesalahanku karena kebodohanku. Harusnya aku menenangkannya, bukan?" Luhan mengangguk-angguk.

"Sini ponselmu." Chanyeol mengernyitkan dahinya sambil memberikan ponselnya.

"Aku sudah memberikanmu nomer teleponku dan Baekhyun. Nanti aku kirim pesan padamu dimana letak apartemennya. Oh ya.. tolong jangan beritahu siapapun apartemennya Baekhyun. Ini rahasia antara kau, aku, dan Baekhyun, ne? Ehm.. lalu kalau Baekhyun marah padamu, katakan padanya bahwa aku menyuruhmu, okay? Jangan mencari masalah padanya. Dia yeoja mengerikan. Haha.." Chanyeol mengangguk. Rasanya ada kelegaan di hatinya.

'Bagaimana ya pertemuan awal mereka? Menyenangkan atau justru buruk? Ataukah benih-benih cinta akan tumbuh di antara mereka berdua?'

TBC