Disclaimer: Naruto dan HS DxD bukan kepunyaanku.

Genre: Drama dan Supernatural.

Rate: T

The Fallen Angel.

.

.

.

.

"Hah.. hah... hah.." Deru napas terburu-buru keluar dari sosok pemuda berambut hitam, berparas tampan dan memiliki kulit tan. Ia meneloh kebelakang memastikan sesuatu, di rasa aman dia lalu mendudukan dirinya di tempat tersebut, tempat yang terlihat seperti gang kecil. Mata birunya menatap telapak tangannya yang terdapat tato berbentuk salib.

"Sialan!" Umpatnya kasar ia lalu mengacak rambut hitamnya. Ia menunduk meratapi nasibnya yang sialan ini.

Ia adalah Namikaze Naruto, seorang malikat murni. Ayahnya adalah seorang archagel begitupun ibunya. Namun ia berbeda dengan malaikat lainnya, ia terlahir dengan sayap hitam tak seperti malaikat lainnya yang memiliki sayap putih. Sejak kecil ia selalu dikucilkan, di jauhi karena perbedaan tersebut. Walau begitu orang tuanya selalu menyayanginya dan merawatnya dengan baik. Namun karena perlakuan malaikat lainnya pada dirinya membuat Naruto tumbuh menjadi seorang pembuat onar. Ia selalu membuat keributan disurga dan yang terparah adalah mencuri senjata Michael pemimpin para malaikat dan mencium -tanpa sengaja- Gabriel malaikat tercantik disurga. Hell! Itu dosa yang sangat besar, oleh karena itu Naruto diburu dan di tangkap. Ia hendak diadili dan dijatuhi hukuman, orang tuanya tak bisa berbuat apa-apa mereka sungguh kecewa dengan Naruto, mereka bahkan meminta pada Michael untuk memberi hukuman seberat-beratnya pada Naruto bahkan hukuman matipun tak apa-apa. Naruto yang mengetahui hal tersebut berinisiatif melarikan diri, dengan sisa tenaganya Naruto melarikan diri dari surga dan disinilah dia sekarang.

Bumi.

Ya, hanya tempat inilah yang terpikir di otaknya. Disini mungkin ia bisa membaur dengan manusia dan menghindari kejaran para malaikat.

"Ck! Sekarang aku harus kemana?" Naruto berdiri dan menatap sekelilingnya. "Ok, pertama aku akan berkeliling terlebih dahulu." Naruto berdiri tegak dan bersiap terbang.

?

Beberapa detik berlalu dan Naruto masih di tempatnya.

"!?"

"Kenapa sayapku tak mau keluar!?" Tanya Naruto terkejut pada dirinya sendiri. "Argh! Sialan!" Lagi-lagi Naruto mengacak rambutnya, ia berjalan mondar mandir di gang tersebut.

"Ok, akan kucoba lagi." Naruto menutup matanya berkonsentrasi untuk memunculkan sayap.

Blast!

Sepasang sayap berwarna hitam muncul di punggung Naruto. Naruto menoleh kebelakang dan melihat sayapnya, senyum tercetak diwajah tampannya. Ia lalu mengepakkan sayapnya dan mencoba terbang.

Swush...

1 meter

2 meter

2,65 meter

"Yosh! E-eh!"

Brukk! klang!

Baru beberapa meter terbang Naruto kembali jatuh ketanah dan menimpa tempat sampah, karena sayapnya menghilang.

"Kampret! Sialan! Janc*k!" Segala umpatan keluar begitu mulus dari mulut malaikat muda tersebut.

"Mulutmu memang perlu di bersihkan Naruto-kun." Ucap seseorang yang tiba-tiba sudah ada di belakang Naruto.

Naruto segera berdiri dan menoleh kebelakang. Betapa terkejutnya ia saat mendapati sosok malaikat tertinggi di surga sudah berada disana ditemani dua orang malaikat yang sangat Naruto kenali.

"Mi-Michael-sama, Tou-sama dan Kaa-sama." Naruto memandang horor mereka bertiga. "Ba-bagaimana kalian bisa menemukanku?"

"Aku pemimpin para malaikat jadi hal mudah bagiku untuk mencari keberadaanmu." Ucap Michael.

"Sialan!" Lagi-lagi Naruto mengumpat.

"Jaga mulutmu Naruto!" Perintah ayahnya.

Naruto hanya menganggap angin lewat saja perintah ayahnya. "Jadi apa aku dibawa ke Surga dan diadili?"

Michael menggeleng membuat Naruto mengangkat sebelah alisnya. "Hukumanmu ada disini Naruto-kun."

"Hah?" Tanya Naruto tak mengerti.

"Kau akan hidup di bumi dan tak bisa kembali ke surga." Ucap Michael tenang.

"Heh?" Naruto mengorek lubang telinganya. "Apa hanya itu?" Tanya Naruto memastikan.

"Ya, hanya itu." Balas Michael.

"Hahaha..." Naruto tertawa terbahak-bahak. "Ok aku menerimanya."

"Naruto!" Sentak ibunya. "Tolong pikirkan baik-baik nak." Ibunya memandang Naruto sendu.

"Sudahlah, dia sudah besar Kushina biar dia menanggung semua kesalahannya."

"Tapi Minato..."

"Jadi kau menerimanya, baguslah." Sela Michael sebelum Kushina menyelesaikan ucapannya. Ia lalu mendekati Naruto dan menepuk bahu Naruto.

Deg!

Mata Naruto membulat saat merasakan semua kekuatannya terasa tersedot, Ia lalu memandang Michael yang tersenyum. "A-apa yang kau lakukan?"

"Kau akan hidup di bumi jadi aku mengambil semua kekuatanmu." Jelas Michael, ia lalu mendekati Minato dan Kushina. "Oh ya, kau masih bisa menggunakan kekuatanmu tapi hanya saat tertentu saja dan masih ada kesempatan kembali ke surga, tentu ada syaratnya dan kau akan mengetahuinya nanti jika kau mengerti." Michael lalu menghilang dan meninggalkan satu keluarga disana.

Mereka bertiga terdiam cukup lama sampai Naruto memecah keheningan tersebut.

"Jadi, apa benar jika kalian rela jika aku dihukum mati?" Tanya Naruto.

Mata Kushina membulat mendengar pertanyaan Naruto, ia menggeleng keras. "Tid-"

"Ya!" Sela Minato. "Kami benar-benar kecewa padamu Naruto." Minato menghela napas sejenak. "Michael-sama masih memberimu kesempatan, aku harap kali ini kau tidak mengecewakan kami semua." Minato mengembangkan sayapnya begitupun dengan Kushina. "Kami menunggumu di surga."

"Ku harap kau segera kembali nak." Ucap Kushina, mereka berdua lalu terbang meninggalkan Naruto sendirian.

Naruto masih berdiri ditempatnya kepalanya menunduk. "Kembali huh?" Gumam Naruto. Ia lalu memandang langit luas diatasnya. "Aku tak akan kembali ke tempat terkutuk itu!" Teriak Naruto sambil mengacungkan jari tengahnya kelangit.

Wiu wiu wiu..

Suara sirine polisi terdengar dari arah luar gang.

Beberapa pemuda berhamburan memasuki gang dan berlari kearah Naruto, sedangkan Naruto hanya memandang heran mereka.

"Ayo cepat lari." Teriak para pemuda itu.

"Sialan! Siapa sih yang sudah melapor?"

"Mana aku tahu!"

"Ck, padahal aku belum membalas para bajingan itu."

"Tapi Issei tertinggal."

"Nanti juga menyusul."

"Sudahlah ayo cepat lari sebelum kita tertangkap."

Para pemuda yang terdiri dari lima orang itu terus berlari dan melewati Naruto.

"Ada apa sih?" Tanya Naruto pada dirinya sendiri.

"Hoi! Kalian jangan lari." Teriak seseorang dari arah luar gang.

Naruto menoleh dan melihat segerombolan orang berseragam polisi berlari mengejar seorang pemuda berambut coklat. "Sekarang apa lagi?" Tanya Naruto.

"Hoaa! Selamatkan aku!" Teriak pemuda berambut coklat tersebut. Ia terus berlari melewati Naruto.

Para polisi semakin mendekat dan Naruto sama sekali tak bergerak. Mereka lalu berhenti dan menatap Naruto.

"Hohoho... kau berani juga nak, tak lari dari kami." Ucap polisi.

"Lari?" Tanya Naruto. "Kenapa aku harus lari?" Naruto menyedikapkan tangannya dan memandang angkuh para polisi. "Aku bahkan bisa mengalahkan kalian semua." Ucapnya sombong.

Para polisi menatap datar Naruto. " kalian kejar yang lainnya biar aku yang urus anak songong ini." Ucap sang kapten, para anak buahnya mengangguk dan berlari mengejar kelompok pemuda tadi.

Naruto menatap remeh kapten polisi tersebut, ia lalu mengangkat tangan kanannya ke atas dan menutup matanya berkonsentrasi.

"Aku Namikaze Naruto sebagai partnermu Raja dari para kera khayangan, keluarlah Enma!"

"..."

"..."

Tep! Greb! Crekk!

Kapten polisi itu lalu menangkap tangan Naruto dan memborgolnya. "Ini akibatnya jika terlalu banyak nonton anime." Ucap kapten polisi, ia lalu melihat penampilan Naruto yang terlihat aneh. "Kau bahkan memakai pakaian cosplay."

Sedangkan Naruto hanya menatap horor tangannya yang di borgol. "Arghh! $# $$#*." (Sensor)

"Woa, mulutmu kotor sekali ya."

"Michael sialaannn!" Teriak Naruto.

.

.

.

.

Kantor polisi Kuoh.

Dan disinilah Naruto berakhir bersama keenam pemuda tadi. Ia dan keenam pemuda saat ini sedang di introgasi oleh polisi.

"Siapa nama kalian."

"Arthur." Ucap pemuda berambut pirang dan berwajah tampan.

"Vali." Jawab datar pemuda berambut putih.

"Raiser." Ucap pemuda berambut pirang dengan tampang badboy.

"Saji." Jawab pemuda berambut pirang dengan muka pas pasan.

"Kiba." Jawab pemuda berwajah cantik dan berambut pirang

"Issei." Jawab pemuda berambut coklat dan yang yang terjelek dari ke lima pemuda tadi.

"Dan kau?" Tanya polisi pada Naruto.

"Naruto." Jawab Naruto singkat.

"Jadi bisa jelaskan kenapa kalian membuat keributan dan tawuran dengan sesama pelajar."

"Kami hanya membela diri." Sanggah Vali. "Merekalah yang memulainya terlebih dahulu."

"Dan aku bukan kelompok mereka." Sela Naruto.

"Percuma saja aku bertanya, aku akan memanggil orang tua kalian kesini." Polisi itu lalu melihat Naruto. "Kau belum memberi tahu tentang orang tuamu."

"Apa harus?" Tanya Naruto malas.

"Tentu saja!"

"Mereka ada di surga." Jawab Naruto.

Mereka yang ada disana kaget dan menatap iba Naruto. Naruto yang di tatap seperti itu merasa risih.

"Apa? Mereka memang berada di surga."

"Aku minta maaf, aku tak bermaksud menyinggungnya." Ucap polisi iba. "Jadi siapa yang bisa ku hubungi untuk menjemputmu disini."

"Tidak ada, aku baru saja diusir dari tempat tinggalku."

Dan mereka kembali menatap iba Naruto.

"Kau sekolah dimana?"

"Aku tidak bersekolah." Jawab Naruto yang mulai jengah. "Bisakah kau berhenti bertanya, capek tau di tanya terus."

Polisi hanya menggelengkan kepala. "Karena kau tak punya tempat tinggal, maka untuk sementara waktu kau tinggal lah di rumah Raiser."

"Oi!" Raiser berteriak tak terima. "Apa-apaan keputusan sepihak itu!"

"Dia temanmu sudah sewajarnya kau harus menolongnya." Ucap polisi penuh wibawa.

"Teman dari Hongkong! Aku aja baru bertemu hari ini." Ucap Raiser kesal.

Polisi mengangguk. "Apa lagi dia baru dari Hongkong dia pasti capek dan di tambah dia tidak punya tempat tinggal."

Raiser hanya dapat mengumpat dalam hatinya saat mendengar perkataan polisi tersebut, sedangkan teman-temannya hanya mampu menahan tawa kecuali Issei yang sudah tertawa terbahak-bahak. "Bukan begitu maksud ku."

"Begini saja, jika kau mau menampungnya maka kalian ku bebaskan." Tawar polisi.

"SETUJU!" Jawab Issei dan teman-temannya serempak tanpa menunggu persetujuan Raiser.

"Oi!" Teriak Raiser.

Polisi tersebut tersenyum, mengetik sesuatu di komputernya lalu mem-print hasil ketikannya. "Karena kau sudah menyetujuinya tanda tanganlah disini." Ia menyodorkan selembar kertas hasil printnya tadi.

"Oi! Aku belum bilang setuju."

"Sudahlah Raiser kau hanya perlu menanda tanganinya." Ucap Issei yang berada disampingnya.

"Hanya kau yang bisa membebaskan kami Raiser-kun." Ucap kiba.

"Hanya kau harapan kami." Timpal Arthur.

"Aku mohon, aku tak mau orang tuaku tau jika anaknya yang baik ini ditangkap polisi." Pinta Saji sambil mengepalkan kedua tangannya di depan dada.

"Cepatlah Raiser, hari ini aku ada kencan dengan Kuroka-chan." Ucap Vali yang kini berkutat dengan smartphonnya.

"Arggh! Ok ok." Raiser lalu menyambar kertas tadi dan segera menanda tanganinya. "Apa kalian semua sudah puas!?" Raiser lalu menyerahkan kertas tersebut pada polisi di depannya.

Polisi tersebut menerimanya dengan senang hati, ia lalu mengambil stempel dan memberi cap pada kertas tersebut. "Karena kau setuju kalian semua ku bebaskan. Dan untukmu Raiser serahkan kertas ini pada orang tuamu."

Raiser menerima kertas tersebut dan memasukkannya ke dalam saku. "Kalau begitu kami pamit dulu." Mereka semua lalu pergi meninggalkan kantor polisi.

.

.

.

.

Surga.

Terlihat sosok malaikat cantik sedang berjalan buru-buru kearah istana megah yang berada di surga tersebut. Langkahnya terhenti tepat di depan sebuah ruangan yang terhalang oleh pintu besar. Ia lalu membuka pintu tersebut dan segera masuk kedalam.

"Paman! Apa berita yang tersebar itu benar?" Teriak malaikat cantik itu saat sudah sampai kedalam.

"Gabriel-chan, jangan berteriak disini. Kamu bisa mengganggu kosentrasi paman." Ucap Michael yang kini duduk di singgasananya.

"Maaf." Gabriel menunduk sebentar lalu kembali menatap Michael. "Jadi apa benar jika Naruto-kun sekarang hidup selamanya di bumi sebagai manusia biasa?" Tanya Gabriel.

"Ya." Jawab Michael singkat. Sekilas Michael dapat melihat raut muka Gabriel berubah menjadi sedih. "Tapi tak selamanya kok, dia masih bisa kembali ke surga."

"Benarkah?" Tanya Gabriel senang.

Michael tersenyum. "Tentu saja." Michael menatap Gabriel sejenak. "Jadi kamu kesini dan mengganggu pekerjaan paman hanya ingin mengetahui hal tersebut."

"Ya."

"Hanya ingin menanyakan Naruto?"

"Ya"

"Kau suka Naruto ya?"

"Ya!"

".."

".."

Blussh...

Muka Gabriel memerah setelah sadar akan apa yang ia ucapkan. "Ti-tidak, ma-maksudku aku senang karena Naruto dihukum. Ya! Aku senang karena Naruto dihukum." Ucap Gabriel tergagap. "Su-sudah ya paman aku ada urusan lain." Gabriel lalu segera buru-buru keluar dari ruangan tersebut.

Michael hanya menggelengkan kepalanya. "Dasar anak muda."

.

.

.

Cerita baru dengan tema yang baru juga tentunya, ane udah hapus satu fict ane yang dulu karena ane sudah kehilangan idenya. Fict adventure nyatanya gak cocok sama ane, otak ane gak nyampe kesana hahaha... jadi ane bikin fict ringan yang pas buat kapasitas otak ane ini, terlalu berat bisa membuat otak ane eror nantinya. Mungkin ini juga cuma terdiri dari 7 chapter aja.

Sedikit penjelasan disini Issei dkk masih berumur 15th begitu juga Naruto. Ini gak seperti di canon, jalan ceritanya hanya imajinasi ane aja. Malaikat disini juga berbeda mereka bisa menikah dan memiliki anak. Gak ada malaikat jatuh disini, kecuali Naruto hahaha...

Cuma itu yang mau ane sampaikan, maaf jika mengecewakan kalian.