[GONE SEQUEL]

BXB, YAOI

[NOREN] ……[MARKREN]

chit chat: aku tetep pake minhyung hehehe, bikos dari awal udah minhyung jadi klo tiba-tiba diubah jadi mark rasanya gimana gitu, Mianhae TT

Happy reading...

Ooooooooooooooooooooooooooooo

Sulit untuk menggantikan posisinya dihatimu.. itu benar, tapi setidaknya aku mengharapkan masih ada ruang dihatimu... huang renjun!! '

"Heyy!!!... ," minhyung menyadarkan renjun dari lamunanya, "Kau kenapa?... apa aku terlalu tampan sampai kau terus menatapku seperti itu. " lanjut minhyung dengan nada menggoda, yang hanya dibalas dengusan kesal oleh renjun. Mereka telah sampai di 'blackpiano school' , setelah minhyung selesai memarkirkan mobilnya renjun segera keluar dari mobil minhyung dengan tergesa-gesa.

"Terima kasih atas tumpangannya minhyung-ssi. " ucap renjun, segera berlalu kedalam gedung 'blackpiano school'. Minhyung yang melihatnya hanya terkekeh sambil tersenyum pahit.

"Kau lihat!! bahkan dia tidak pernah tertarik padaku, bagaimana bisa aku menggantikan mu lee jeno?! " minhyung bermonolog, menghela nafas panjang sebelum kembali mengendarai mobilnya dan meninggalkan 'blackpiano school'.

Flashback /

minhyung dan jeno tengah berjalan beriringan di koridor 'blackpiano school'. didepan mereka seorang pemuda tuna netra juga tengah berjalan kearah yang sama, Jeno yang mengenal pemuda itu segera berlari mendekatinya, minhyung yang melihatnya hanya tersenyum tipis.

"Renjunie.. " sapa jeno, renjun menghentikan langkahnya lalu mencoba melirik kearah jeno, mengarahkan tangannya untuk menyentuh wajah jeno. "Jeno... " gumam renjun.

"iya.. apa kau harus selalu memastikan aku jeno atau bukan?! ", jeno terkekeh lalu menggenggam tangan renjun menuntunnya menuju ruang kelas.

Minhyung yang sedari tadi hanya memperhatikan kedekatan jeno dan renjun menghela nafasnya panjang. mencoba menyadarkan dirinya 'bagaimana bisa kau menyukai orang yang sama dengan adikmu' batin minhyung, sambil melangkahkan kakinya kearah berlawanan.

oooooooooooooooooooooooooo

Minhyung tengah berdiri sambil membaca sebuah buku, didepan salah satu ruang kelas.

BUKKk

suara debaman langsung mengalihkan atensi minhyung dari bukunya kearah suara. Minhyung membelalakan matanya mendapati renjun yang meringis dengan posisi terduduk, tidak menunggu lama minhyung segera berlari kearah renjun.

"Kau tidak apa-apa?." tanya minhyung khawatir, sambil mencoba membantu renjun berdiri.

"Aku tidak apa-apa, terima kasih." Balas renjun.

'Apa kau mengenal ku renjun? apa kau bisa mengenali suara ku nanti, seperti kau mengenal jeno?.. ' batin minhyung tidak berhenti berbicara dan terus menatap intens ke arah renjun.

"Renjuniee..!!! " suara teriakan jeno, yang tengah berlari kearah minhyung dan renjun.

"Kau kenapa? " tanya jeno, sambil memegang kaki renjun yang lecet. Minhyung yang juga masih disitu hanya memperhatikan tingkah adiknya dengan senyuman tipisnya.

"Aku tidak apa-apa jeno, kakiku hanya sedikit lecet.."jelas renjun, tapi tetap saja jeno tidak percaya, ia menyuruh renjun untuk naik kepunggunnya.

"Naiklah.. aku akan menggendong mu sampai kekelas!!." Renjun menghela nafas pelan sebelum mengalungkan tangannya keleher jeno. "Kau berlebihan. " renjun menepuk punggung jeno sambil terkekeh.

'Aku... kembali hanya menjadi bayangan tidak berarti.. " batin minhyung, senyumannya terasa getir saat melihat jeno menggendong renjun.

Fashback END/

Oooooooooooooooooooooooooooooooo

Minhyung kembali memarkirkan mobilnya didepan 'blackpiano school' untuk menunggu renjun. Minhyung keluar dari mobilnya untuk sekedar bernostalgia dengan sekolah berpiano nya dulu, mengelilingi setiap koridor , tidak ada yang berbeda menurutnya.

"Minhyung-ssi...!! ", minhyung menoleh kearah suara, mendapati renjun yang tengah menatapnya dengan pandangan menyelidik, "Kau sedang apa?. "lanjut renjun.

"Aku.. sedang menunggu dirimu, apa sudah selesai?. " tanya minhyung balik.

"Aku sudah selesai, kau tidak perlu menungguku aku akan naik taksi. " minhyung menahan tangan renjun. "Tidak.. aku yang akan mengantarmu, dan ada sesuatu yang ingin kukatakan! " renjun mengernyit kan dahinya.

"Apa??... apa yang ingin kau katakan, katakan disini! " renjun mencoba melepaskan genggaman minhyung. "Tidak.. bukan disini, aku ingin mengatakannya disuatu tempat. " jelas mark, sambil menarik renjun perlahan. Renjun menghela nafas, pasrah saat mark menariknya 'Aneh sekali.. dia juga sama seperti jeno suka memaksa. ' batin renjun, kembali membuat otaknya mengingat jeno.

Selama perjalanan renjun hanya fokus ke jalanan, memperhatikan setiap tempat yang mobil minhyung lewati. 'ini tidak asing.. ' batin renjun.

"Sudah sampai.. " minhyung membuka suara, saat menghentikan mobilnya. Renjun terdiam melirik minhyung sekilas, lalu mengikutinya keluar. 'tempat ini ... tempat penyimpanan abu jeno..' batin renjun, yang masih mengikuti minhyung dari belakang.

Minhyung menghentikan langkahnya tepat didepan salah satu rak kaca yang menyimpan abu jenazah, disitu tertulis sebuah nama lee jeno. Renjun menatap minhyung tak percaya, masih tetap diam memperhatikan saat minhyung meletakan karangan bunga mini kedalam rak itu.

"Aku kakak dari lee jeno.. " Ucap minhyung, seakan menjawab segala pertanyaan dalam otak renjun saat ini. minhyung tersenyum menatap kearah renjun yang masih tidak membuka suara.

"Aku telah berjanji akan melindungmu huang renjun, menggantikan jeno.. ", renjun mendengus memotong ucapan minhyung.

"Kau tidak perlu melindungiku tuan lee.. " renjun menjeda perkataan untuk menatap kearah tempat terakhir jeno, "Jika kau ingin aku baik-baik saja, kenapa tidak kau saja yang melindungiku lee jeno... kenapa harus membebankan diriku kepada orang lain.. " Air mata renjun sudah tidak bisa terbendung lagi.

"Berhentilah mengikutiku, kau tidak perlu melindungiku hanya karena jeno... " renjun hendak melangkah pergi meninggalkan minhyung yang masih diam, tapi lengannya ditahan oleh minhyung.

"Tanpa jeno menyuruhku, aku akan tetap melindungimu... Apa kau tahu? Selama ini aku ingin memilikimu. " Renjun menatap minhyung tak percaya, menghentakkan tangannya dan pergi setelah tangannya tidak lagi digenggam oleh minhyung. Minhyung mengikuti renjun yang tengah berlari didepannya.

BUKK

Renjun terjatuh, saat akan menuruni tangga, sepertinya kakinya terkilir. Minhyung yang melihatnya segera menghampiri renjun.

"Naiklah.. " ucap minhyung, mengintruksi kan renjun untuk naik kepunggungnya. "Tidak usah.. " ucap renjun, suaranya sedikit serak karena tangisan. Renjun mencoba berdiri tapi sulit kakinya sangat sakit. Tanpa menunggu lagi, minhyung segera mengambil tangan renjun dan mengarahkan kelehernya. Renjun hanya bisa pasrah, kakinya memang sangat sakit.

"Aku tidak memintamu, mencintaiku dan melupakan jeno.. setidaknya sisakan sedikit tempat dihatimu untuk orang lain, jika kau tidak menginginkanku." ucap minhyung, masih dengan menggendong renjun, menyusuri jalanan yang penuh dengan pepohonan disekelilingnya tidak jauh dari tempat mereka tadi.

Renjun masih menenggelamkan wajahnya pada punggung minhyung, iya tidak memungkiri bersama dengan minhyung membuatnya nyaman.

Suasana ditempat ini sungguh nyaman, angin berhembus lembut membelai surai mereka, Daun-daun yang berguguran seakan menjadi pelengkap keasrian tempat ini.

"Aku akan mencobanya.. " gumam renjun, merespon ucapan minhyung tadi meski sedikit terlambat. "Turunkan aku... sepertinya kakiku sudah baik-baik saja! " pinta renjun sambil menepuk punggung minhyung.

"Tidak.. letak mobilku tidak jauh lagi dari sini, kakimu terkilir jika kau mencoba berjalan sekarang itu semakin sakit. " Renjun hanya menghela nafas.

Mereka telah sampai, minhyung membukakan pintu dan mendudukan renjun perlahan, sebelum ia duduk di bangku kemudi dan menjalankan mobilnya menjauh dari tempat penyimpanan abu.

Setelah sampai diapartemen renjun, Minhyung segera mengobati kaki renjun yang terkilir. Minhyung tengah menyiapkan air, batu es, dan kompresan, sementara renjun tengah berbaring di salah satu sofa diruang tamu apartemennya.

"Apa masih terasa sakit?. " tanya minhyung, sambil membersihkan luka dikaki renjun. "Tidak terlalu... Arghh! " renjun meringis saat minhyung meletakan es batu diatas kakinya.

"Pertahankan seperti ini, Es batu akan meredakan rasa sakitnya... Sepertinya sudah larut, Aku harus pergi. Renjuniee apa perlu kuantar kekamar, agar kau bisa istirahat?? " ucap minhyung, sambil bangkit dari duduknya.

Entah kenapa wajah renjun memanas, jantungnya juga berdetak terlalu cepat, saat minhyung memanggilnya 'renjunie'. "Ti.. tidak perlu, aku lebih nyaman disofa.. Pergilah!!, Aku sudah baik-baik saja. " Jawab renjun sedikit gugup.

"Oh.. baiklah aku pergi. " minhyung melangkahkan kakinya, tapi terhenti

"Minhyung-ssi.. " renjun memanggilnya. "Aku... aku akan mencoba membuka hatiku, dan dekat denganmu. Tapi aku belum menjamin, Kau bisa memilikiku. " ucapan terakhirnya sedikit melemah, tapi masih bisa didengar oleh minhyung.

"Tidak apa-apa, setidaknya aku masih memiliki peluang. " gumam minhyung, sambil tersenyum kearah renjun lalu meneruskan langkahnya pergi meninggalkan apartemen renjun.

'Ditempat-tempat dimana masa depan kita dan harapan masih harus dibuat, Aku berdiri disana karena aku merindukanmu. '

Tbc/End

Oooooooooooooooooooooooooooooo

dilanjut atau End sepertinya tidak ada yang baca lagi wkwkwkwk XD.

Kalo diEnd ada yang minta sequel lagi *Geer. So gimana nanti aja deh, Masih bingung juga gimana akhirnya. Kasian Mark, renjun nya masih kebayang-bayang jeno TT.

Diusahain happy Ending lah hehehe.

Oh iya :O, Aku lupa ada yang minta buatin Ff jaeyong, yang diambil dari MVnya kyuhyun A million pieces, Aku lagi buat tapi setting tempatnya diubah gk papa kali yaah XD

Reviews juseyo

TTD Jae

WARNING : PANGGIL AKU BEBEB JAE JANGAN THOR OKEYY