Naruto & The Magical World

.

.

Naruto, pemuda yang dulu dikenal sebagai aib bagi kerajaannya kini telah kembali sebagai sosok malaikat kematian bagi para musuhnya. Seorang penyihir paling misterius akan kemampuan dan juga sosoknya turut membantunya. Di lain sisi salah satu dari Legend Sage mencari 7 kekuasaan penentu masa depan. Apakah naruto termasuk dalam pencarian 7 kuasa misteri dunia sihir, saksikan di Naruto & The Magical World.

.

.

.

Disclaimer :

Masashi Kishimoto© Naruto

Hajime Isayama © Attack on Titan

Kaito Shiratori © Naruto & The Magical World

.

.

.

Genre : Fantasy, Action, Friendship

.

.

.

Warning : Typo, kurang jelas, OOC, Alur terlalu cepat/kelamaan, Strong/Naru, Gray/Naru, Alive/MinaKushi, dll.

.

.

.

.

Happy Reading

.

.

Chapter IV

Kebenaran Yang Terungkap

.

.

Braaakkkk.

"Apa kau bilang!? Naruto mencoba membunuh Shikamaru? Bagaimana itu bisa terjadi"

Danzo memukul penyangga tangan kursinya, raut wajah veterannya yang tua dengan kerut-kerutan yang semakin terlihat jelas. Sungguh dirinya tidak menyangka situasi seperti ini akan terjadi, tapi jika dipikirkan lagi, saat dirinya melihat mata naruto dan karakternya, dia sungguh tidak ingin mengakui jika naruto akan bertindak sedemikian terhadap sahabat terdekatnya selain Kiba dan Choji.

"Jadi, bagaimana keadaan Shikamaru?" tanyanya mencoba untuk tenang dan berpikir dengan keras mengenai situasi yang tidak bisa di tebaknya. Kelihatannya dia telah meremehkan naruto, padahal naruto adalah kunci-nya menuju ke masa kejayaannya kembali, dirinya sekarang sudah tua. Dan naruto adalah orang yang bisa mengantarnya sekali lagi ke masa tersebut.

"Telah saya bawa ke bagian medis Root, tuan." Ucap sosok yang melaporkan kejadian yang berlangsung tidak lama tersebut.

"Lalu kemana perginya naruto?"

"Sepertinya dia telah kabur dari kerajaan ini, aku sangat tidak mengerti dirinya setelah bertahun-tahun mengenalnya. Bagimana seorang Uchiha elit seperti Mikasa bisa menyukai sosok tidak berperasaan tersebut." Guman sosok dengan jubah bertudung serta topeng yang menutupi seluruh bagian tubuhnya hingga tidak keliahatan siapa sosok dibalik pakaian tersebut.

"Kau tenang saja, Mikasa Uchiha akan menyukaimu saat kamu berhasil merekrut Shisui Uchiha kedalam Root ini. Dengan kekuatan Devil Eye's-nya itu yang mampu menciptakan ilusi tingkat tinggi dan mampu untuk mencuci otak lawan dengan permanen, maka dia akan selalu berada di sisimu, Black" ucap Danzo tersenyum licik, kemudian melanjut "Aku tidak perlu penghianat seperti itu, yang kubutuhkan disini adalah dirimu, Black. Dengan adanya kamu di sampingku, maka kamu akan membuatku mencapai impianku, dan tenang saja, setelah mimpiku tercapai, kamu bebas dari tugasmu dan mendapatkan impian yang selama ini kamu idam-idamkan. Khukhukhu"

"Baiklah tuan Danzo, saya mohon undur diri" ucap Black kemudian menghilang dengan lingkaran sihir setelah melihat tanda dari Danzo yang berarti mengizinkannya pergi.

"Apa sebenarnya tujuanmu Naruto. Tapi sepertinya kamu tidak mampu menahanku, karena tiada yang bisa menahanku selain Hiruzen. Tidak.. tidak.. tidak.. bahkan Hiruzen pun tidak akan mampu menahanku mencapai impianku dan Master Tobirama. Hehe.. KhekhekehahAHAHAHAHAHAHAHAHA"

Tawa Danzo yang bergema di sekitar ruangan gelap yang hanya di terangi oleh lilin yang tidak mampu untuk menerangkan seluruh ruangan, menyebabkan ruangan tersebut terlihat sangat mengerikan.

.

.

.

"Naruto, kenapa kamu melakukan ini"

Guman sedih Mikasa memandangi Shikamaru yang terbaring lemas tidak berdaya di kasur, dadanya terlihat di baluti oleh perban yang melingkari tubuhnya yang atletis. Dirinya baru mengetahui kejadian tersebut saat matahari telah menampakan dirinya oleh salah satu bawahan masternya, Danzo.

"Bukankah kita teman, dan kamu juga mengetahui perasaanku, tapi.. kenapa kamu meninggalkanku seperti orang itu?"

Kembali Mikasa melamun mengingat masa-masa dirinya bersama Naruto dan yang lainnya, masa-masa tersebut sangat indah baginya, terlebih saat pertama kali Naruto memperlihatkan sisi gagahnya dalam penyelamatannya. Naruto adalah seorang yang spesial baginya, dialah orang yang menarik dirinya dari kegelapan, tapi kenapa malah sebaliknya naruto memasuki kegelapan itu. Jika dibiarkan dirinya untuk memilih, maka dirinya lebih rela berada di kegelapan itu selamanya, dari pada merasakan sakit yang tidak bisa ucapkan. Dirinya telah terluka bukan karna tergores benda tajam, namun dirinya terluka batin karena perasaan yang tidak terbalas dan situasi yang tidak bisa dipahaminya.

"Ugh.. uhh!"

Suara Shikamaru yang sepertinya telah sadar dari pingsannya, telah menyadarkan Mikasa dari lamunannya. Dengan segera dirinya membantu Shikamaru duduk di sandaran tempat tidurnya, sebelum dirinya mempertanyakan situasi apa yang terjadi. Ngomong-ngomong tentang Kiba dan Choji, mereka berdua telah menginggalkan dirinya untuk mencari sarapan pagi yang bisa di makan oleh Shikamaru.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Mikasa walaupun dengan wajahnya yang datar, tapi cahaya matanya yang menyiratkan kekhawatiran yang sangat terpancarkan.

"Dimana ini?" bukannya menjawab, Shikamaru malah balik bertanya sambil memperhatikan sekeliling.

"Ini diruang Perawatan Root" ucap Mikasa lugas.

"Seperti yang mungkin telah kamu ketahui, dia telah melakukannya.. Cih, dasar merepotkan" hanya itu yang menjadi jawaban Shikamaru dengan disertai keluhan khas dirinya.

Melihat Shikamaru yang tidak ingin menjawab dengan rinci, bahkan memberikan jawaban yang ambigu kepadanya, membuat otak cerdasnya terus berputar dengan cepat mengenai situasi yang terjadi. Kelihatannya Shikamaru tidak ingin menjelaskan terlalu jauh jika mereka masih berada di tempat yang selalu di awasi ini.

Walaupun Mikasa tidak mengenal Naruto selama Shikamaru serta Choji dan Kiba, dirinya tau jika naruto tidak mungkin melakukan apapun tanpa alasan yang kuat, terlebih Naruto adalah orang yang mengarahkan mereka untuk posisi penyerangan maupun pertahanan.

"Istilahatlah, aku akan mencari Choji dan Kiba, sepertinya kamu harus memakan Sarapanmu" setelah mengucapkan itu, Mikasa berlalu keluar dari ruangan pengobatan milik pasukan Root itu.

Shikamaru hanya melihatnya begitu saja, dirinya masih diam mencerna kejadian yang begitu tiba-tiba.

.

~Flashback On~

.

'Shikamaru, ular bermimpi menjadi seekor naga, berhati-hatilah karena itu akan menjadi masa kejayaan."

.

~Flashback Off~

.

"Apa maksudnya?" guman Shikamaru.

.

"Bagaimana?" Tanya Hiruzen dengan santai melihat ketiga pemuda yang berdiri sejajar dihadapannya.

"Seperti yang telah kita rencanakan, misi ini berhasil, dan kita harus memastikan misi selanjutnya, tuan Sandaime" Ucap naruto

Salah satu dari 3 pemuda yang berdiri dengan tenang, di sampingnya terdapat dua prodigy dari clan Uchiha, Uchiha Itachi dan Uchiha Shisui.

"Whoaa.. Memancing Tikus dengan keju? Siapa yang memberikan nama misi kau naruto? Ini.. ini sangat buruk" komentar pedas Shisui, sang Uchiha hiperaktif yang tidak bisa diam.

Itu menurut Naruto, dibandingkan Itachi yang lebih tenang dan kalem, Shisui lebih condong ke berisik dan ceroboh. Dirinya sangat heran, kenapa kedua Uchiha ini berbeda dengan clan Uchiha lainnya yang memiliki karakter yang dingin dan irit kata, ngomong saja harus pakai isyarat 'Hn' atau 'Hm', dirinya tidak tau apa jawaban dari itu, yang anehnya orang di dekat mereka bisa mengetahui.

Naruto kemudian memandangi Sandaime Hiruzen, yang dari tadi alisnya berkedut-kedut kesal oleh sederetan komentar-komentar pedas yang terus mengenai dirinya, seperti sekarang ini salah satunya

"Siapa yang memberikan misi berbahaya ini padamu naruto, sungguh tidak berperasaan, mengunakan Shikamaru sahabat karibmu untuk tujuan jahatnya, aku tidak akan memaafkannya!"

Shisui mendekati Naruto dengan wajah sangarnya, namun beberapa saat kemudian, keringat dingin mulai bercucuran dan tubuhnya mulai gemetaran saat mengingat sebuah fakta jika misi ini di berikan langsung oleh Sandaime Hiruzen yang tentunya itu semua adalah perintahnya. Dengan gerakan patah-patah dirinya melirik Sandaime yang sedang tersenyum manis di raut wajah tuanya, sungguh ini adalah pemandangan yang mengerikan bagi siapapun. Senyum manis bukan dalam artian manis yang sesungguhnya, melainkan senyum penyiksaan yang bisa dikatakan benar.

"Nak Shisui, sepertinya kamu terlalu bersemangat, tenang saja untuk 3 bulan kedepannya kamu akan mendapatkan misi yang menakjubkan" masih dengan senyum manis yang tidak hilang dari wajah Sandaime Hiruzen memandang Shisui yang telah gemetaran hebat dengan keringat yang telah membasahi beberapa bagian bajunya. "Dan jangan berpikir untuk kabur, atau ditambah 3 kali lipat."

Mendengar itu Shisui hanya dapat menangis dalam diam meratapi mulutnya yang cerewet itu dan otaknya yang lola. Itachi hanya menonton semua kejadian dengan sesekali tersenyum tipis, seakan kejadian sekarang ini menghibur dirinya.

"Sungguh memalukan"

"Rasakan, hahaha"

Hanya satu ucapan Itachi yang sangat kental akan ejekan ke Shisui diikut Naruto menambah kekesalan Shisui memuncak, sambil berdiri beberapa langkah didepan kedua pemuda yang lebih muda dari nya dan membelakangi Sandaime.

"Ini tidak adil, kenapa mereka tidak kamu hukum tuan Sandaime, mereka.. mereka" Shisui terlihat berpikir keras mencari kesalahan kedua pemuda yang dianggapnya seperti adiknya.

"Perkataan mereka benar dan aku salah" ucap Naruto

Dan dengan bodoh atau saking pintarnya Shisui mengiyakan ucapan Naruto dan dengan keras berteriak "iya.. iya.. perkataan mereka benar dan aku salah" yang kemudian semakin kesal karna dengan bodohnya dirinya membenarkan perkataan musuh, kejadian ini membuat dirinya depresi dan memilih pergi ke pojok ruangan dan berjongkok diam sambil mengambar lingkaran dan terus bergumam 'Dasar payah, otak lola, mulut cerewet, bodoh bodoh bodoh.' Secara terus menerus dan mengulang-ulang kalimat tersebut.

Berbeda dengan ketiga orang di singgasana ruangan itu, melanjutkan diskusi mereka tanpa menghiraukan Shisui yang depresi di sudut ruang. (Poor Shisui, author hanya bisa mendoakan kamu tenang di alam sana.. Wtf..)

.

.

~Flashback On~

.

.

Syuusssff~

Muncul sebuah lingkaran sihir yang berputar dengan liar di lantai sebuah ruangan yang luas dengan berbagai peralatan-peralatan untuk meneliti dan beberapa tabung yang berisi cairan berwarna ungu, juga beberapa diantaranya berwarna hijau, biru cerah dan hitam.

"Hm? Sepertinya dia tidak mati, ternyata perhitunganku salah, walaupun sedikit jantungnya masih berdetak" guman sosok berjubah hitam berjalan ke sebuah ranjang yang telah tersedia di ruangan tersebut.

Meletakkan seseorang di atas ranjang di sudut ruangan itu, kemudian memfokuskan dirinya dengan kedua tangan yang mengeluarkan percikan listrik di sertai gelombang berwarna biru muda yang membungkus tangannya. Dengan pelahan sosok itu mendekatkan tangan kirinya ke dada dan tangan kanannya ke perut manusia yang tergeletak diam.

"..." setelah bergumam sihirnya, energi yang di pancar dari tangan sosok tersebut melapisi seluruh tubuh manusia itu.

Beberapa saat kemudian terdengar suara merintih dari manusia itu sebelum nafasnya mulai kembali berjalan normal.

"Ini hanya berefek beberapa saat saja, aku harus mengumpulkan beberapa tumbuhan untuk menyembuhkannya, dasar manusia tidak berguna" ucap sosok itu melangkah pergi dari ruangan itu melewati pintu yang tersedia di pojokan ruangan.

.

~Flashback Off~

.

Malam yang tenang tepat di sebuah lorong yang hanya diterangi cahaya lilin, terdengar derap suara beberapa langkah kaki yang berjalan seirama.

"Naruto, apa kamu yakin rencanamu itu akan berhasil?" tanya seorang pria atau lebih tepatnya remaja dengan rambut panjang yang diikat, tidak lain tidak bukan adalah itachi sang prodigy yang terkenal akan kecerdasan dan kegesitannya dalam kontrol sihir api setingkat di atas ketua klan uchiha.

"Begitulah, jika benar rencana kudeta ini dilakukan, maka kerugian kerajaan Fire akan terlihat sangat jelas. Dan dibalik semua itu, ternyata Danzo masih menyimpan ambisi besarnya. Aku sangat yakin jika ambisi yang diwariskan dari Lord Nidaime masih saja diteruskan dan dijalankan. Walaupun aku tidak ingin mengakui jika rencana itu sangat bagus untuk kerajaan Fire kelak, namun tidak menutupi akan menjadi sejarah terkelam di kerajaan Fire. Hanya itu satu-satunya tindakkan pencegahan agar sejarah terkelam bagi kerajaan Fire tidak pernah terjadi."

Naruto menjelaskan dengan datar, otak jeniusnya terus berkerja dengan keras memikirkan rencana selanjutnya, ketika rencana A nya gagal total. Dia harus mengambil tindakan.

"Itachi, apa yang membuatmu mengambil keputusan dari Danzo? Apakah segitunya kamu mencintai kerajaan Fire hingga melakukan tindakan begitu." Pertanyaan penasaran terlontarkan berbanding terbalik dengan raut wajah yang masih terlihat tenang tanpa senyuman yang berarti.

"Menurut kamu bagaimana?"

"Aku tidak terlalu mengerti itu, tapi bagi diriku, kerajaan fire ini didirikan untuk mencapai sebuah tujuan, yaitu kedamaian antar klan yang ada, sebelum masa kerajaan, masa klan besar yang memegang suatu perekonomian dan perlindungan, Lord Shodaime memiliki impian untuk kedamaian antar klan, tapi dirinya tidak berpikiran seperti Lord Nidaime, pada masa itu Lord Nidaime adalah orang yang jenius, untuk mengapai tujuannya, dirinya melakukan segala tindak licik tanpa sepengetahuan Lord Shodaime, demi melindungi kerajaan Fire dari masa kejayaan, sangat diperlukan suatu tempat kelam untuk membuatnya tercapai. Perpaduan antara Lord Shodaime yang cinta kasih dan naif dan Lord Nidaime yang Kejam dan melindungi sesama, itulah kerajaan Fire didirikan dan membawanya ke 6 kerajaan besar dahulu bersama kerajaan Whirlpool yang terlebih dahulu didirikan."

"Begitukah, kamu tidak sepenuhnya benar, kerajaan adalah tempat kamu berada. Tempat kamu mendapatkan curah kasih sayang sesama, itulah kenapa kerajaan konoha mendapatkan sebuah aliansi yang bahkan puteri pertama kerajaan Whirlpool di nikahkan dengan Lord Shodaime, itu karena cinta kasih kerajaan kita membuat kerajaan yang berisi klan indepeden itu mengakui kesetaraan kerajaan ini dengan kerajaan mereka. Klan Uzumaki, Naruto"

"Hm. pastikan itu berhasil Itachi. 3 hari lagi ujian pemilihan dan penempatan bagi para warior pemula di pasukan. Pada saat itulah, kudeta klan Uchiha akan menjadi alat bagi terjadinya kedamaian kerajaan Fire yang sesungguhnya, dan kedok tikus dalam tanah akan ketahuan."

"Akan saya pastikan itu berhasil Captain Lion"

"Baiklah, Captain Crow"

.

.

.

*BRAAKKKK!*

*Brukk*

"HIRUZEN! HIRUZEN! DIMANA KAU! KELUAR SEKARANG!" Teriak seorang pria berpakaian baju perang khas bangsawan berwarna abu-abu setelah melempar dua orang penjaga dari pintu kastil klan Sarutobi yang dihancurkan.

"KELUAR HIRUZEN!"

"T-tuan Ji-Jiraiya, harap tenanglah"

Terlihat beberapa pengawal klan Sarutobi mencoba menghalangi amukan dari Jiraiya yang sedang dalam mode ngamuknya, tapi semua itu terlihat sia-sia saja. Karena mereka semua terlempar semua oleh lemparan sang warior legendaris dan yang paling parah terkena tendangan dan pukulan super.

"JIRAIYA! TENANGLAH!"

Sebuah seruan akhirnya menghentikan amukan Jiraiya dari menyakiti anggota klan Sarutobi, akhirnya serangan aura membunuh yang keluar dari Jiraiya yang tertuju ke asal suara yang tidak lain adalah Hiruzen sang Lord Sandaime. Langkah pelan nan berat Jiraiya mendekati masternya yang tidak berpengaruh, berbanding terbalik dengan pengawal yang awalnya mengelilingi Hiruzen pelahan bergerak mundur akibat aura menakutkan yang dikeluarkan Jiraiya.

Hiruzen sudah menduga hal ini akan terjadi, ketika dirinya mengetahui salah satu muridnya telah kembali dari masa bertualangannya akibat panggilan dari Minato. Amukan dari Jiraiya sangatlah dia ketahui, siapa yang dapat membuat seseorang yang berjulukan Sage Of Myobokuzan Mountain selain orang-orang yang menganggu dirinya telah tiada. Dan hal itu disebabkan akibat kelalaiannya dalam menjalankan janji dengan sang murid, untuk menjaga Naruto dan mengakibatkan Naruto telah meninggal menurut pandangan semua orang, namun tidak bagi para pasukan Root, Black Tiger, Danzo, para ketua klan Uchiha, Nara, Akamichi, dan Inuzuka serta dirinya, jika Naruto belumlah tewas dan masih hidup sampai sekarang, itu akibat tubuhnya yang murni Uzumaki dengan persentase 90% sedangkan bagian 10% merupakan gen dari ayahnya yang terkenal dengan kejeniusannya.

"Tenanglah Jiraiya, kita bicarakan ini secara baik-baik."

Namun permintaan Hiruzen hanya dianggap sebagai angin lalu dan amarahnya pun semakin meningkat dratis, itu terlihat dari auranya yang bergelojak dengan liar dan langkahnya yang semakin cepat hingga 3 inci sebelum kepalan tangan itu mengenai Hiruzen. Sebuah tendangan yang super kuat membuat sang Sage terpelanting keluar dari kastil Sarutobi, sekarang terlihat dengan jelas seorang warior berpakaian pasukan Anbu dengan bentuk monyet yang tersenyum. (untuk para reader yang membaca bentuk monyet tersenyum itu, cukup bayangi bagaimana kalian tersenyum seperti monyet. Hahahahaha just kidding, jangan diambil hati.)

"Lord Sandaime, biarkan saya yang menenangkan tuan Jiraiya sekaligus memberikan dirinya sebuah pelajaran untuk menghormati yang tua"

"Silahkan nak"

Senyum penuh kebanggaan dibalik raut tua sang Lord Sandaime kerajaan api terpasang dan pipa cangklong yang mengeluarkan asap dari tempat pembakaran berada di genggamannya.

"SIALAN! SIAPA KAU WARRIOR BANGSAT! MONYET BAJINGAN, KU-" maki Jiraiya setelah bangun dari berbaringnya.

Sebelum makian selesai di ucapkan, reflek veterannya memberikan tanda bahaya, dan dengan kecepatan tinggi, jiraiya mengeluarkan lingkaran sihir yang mengeluarkan dinding tanah untuk menahan tongkat besi yang menghantam keras dinding tanah itu hingga hancur. Sebelum tongkat itu mengenainya, Jiraiya telah melompat mundur 3 meter dengan bantuan sihir tanah yang melontarkan dirinya tepat ditempatnya berdiri.

"HAHAHAHAHA... PAK TUA BENGKOK, SANA PERGI TIDUR SAJA DENGAN DAMAI DI TANAH DAN MENIKMATI TIDUR PANJANGMU" ejek sang Anbu Monyet dengan teriakan.

"Boleh juga kau bocah, mari kesini dan kakek tua ini akan memperlihatkan serangan dengan daya hancur yang sesungguhnya" ujar Jiraiya tanpa terprovokasi dari lawannya.

Dengan sekali melesat, Jiraiya telah berada di depan sang Anbu Monyet dengan tinju terbungkus tanah dengan tiga cincin lingkaran sihir yang berputar liar menghantam musuhnya.

Brummm!

Wusshhhh

Debu mulai tercipta di sekitar terjadinya tabrakan kedua sihir yang saling menyerang membawa sang Anbu Monyet terpelanting lima meter dan jiraiya mundur selangkah. Hal itu tidak mengejutkan mengingat dirinya merupakan salah satu dari legenda tiga penyihir yang namanya telah dikagumi dan ditakuti oleh lawan dan rekan. Namun dapat membuatnya mundur selangkah juga merupakan sebuah prestasi bagi sang Anbu Monyet, hanya beberapa orang saja yang mampu membuatnya mundur beberapa langkah kebelakang.

"CAHHHH! KAKEK TUA.. TERNYATA GELARMU ITU BUKANLAH SEBUAH PAJANGAN SAJA, Ugh! 'Sialan ini sakit sekali" gerutu pelan sang anbu yang menghantamkan sihirnya di tongkat besi dalam genggamannya ke tinju berlapis sihir tanah Jiraiya yang diperkirakan Rank A.

"Kau anak muda yang menjanjikan bagi kerajaan kita, aku sarankan kau minggir dan jangan menghalangi jalanku untuk menghancurkan keparat itu"

Pandangan tajam dari Jiraiya dan saran yang diberikan seakan-akan dianggap angin lalu saja bagi sang Anbu Monyet itu. Bukannya menuruti saran, sang Anbu dengan cepat mengangkat tongkatnya dan mengibasnya secara horizontal dengan puluhan cincin lingkaran sihir kecil yang melingkari tongkatnya, kemudian hembusan angin yang sangat kuat tercipta dari kibasan tongkat itu.

"Angin itu tidak akan dapat melukai diriku"

Jiraiya terlihat santai dengan serangan yang berada di depan matanya, tangan kanannya diangkat dengan lingkaran sihir berdiameter semeter muncul di bawah kakinya dan terpecah menjadi beberapa bagian yang membentuk sebuah barrier yang menghalangi dirinya dari angin yang menghembus kencang.

"Masih belum, Fotias Diluvium Aestus!"

Setelah merapalkan mantra api versi kecil dari Fortigtudis Incendium Diluvium IgnisI yang merupakan gelombang tsunami rank S. Gelombang api selebar tiga meter dan panjang sepuluh meter menerjang kearah Jiraiya yang berada di dalam barrier. Sihir angin yang semula berada di sekitar luar barrier tergabung oleh gelombang api sehingga membuat api itu tampak lebih mengerikan. Dengan mata melebar, Jiraiya segera mengeluarkan sihir tertingginya yang membuat namanya dikenang dan tertulis dalam sejarah sebagai seorang legenda.

"Domine in virtute praeteritum est, quod magica evocabat auxilia calamitosas magnitudinis, hic mengontrakmu erat, venit. (wahai kekuatan masa lalu, sihir yang digunakan untuk memanggil bala bantuan berkekuatan dasyat, disini saya merupakan seorang yang mengontrakmu, datanglah.) OYABUN GAMABUNTA"

BOOMMMMM!

Muncul seekor katak merah raksasa dengan ketinggian 65 kaki, berpakaian khas dengan tanto yang terselip di samping pinggang katak besar itu dan pipa cangklong berada dimulutnya.

"JIRAIYA." Seru katak itu dengan suara mengelegar

"BUNTA, SIHIR AIR!"

"BAIKLAH, AQUVISMA INFERTUMS" segera katak itu membuka mulutnya dan api yang mengelilingi di dekat Jiraiya di dalam barrier terpadam oleh gelombang air yang keluar dari lingkaran sihir tepat di depan mulut sang katak yang menganga lebar.

"SIMI VIRI CENTUM MILITIBUS IMPERAT DUCI MAGNA ET ALTA SAPIT NAN SIMIA IMITATUR PATRONUM FACTUS ES MEAM VOCATIONEM. (Jenderal yang mengendalikan seratus ribu pasukan prajurit kera, yang perkasa dan agung nan bijak, sang kera yang menjadi pelindung bagi seluruh kera, datanglah memenuhi panggilanku.) SON RUIEN"

Melihat lawannya mengeluarkan sesuatu yang tidak terduga, sang Anbu Monyet itu juga mengeluarkan sesuatu yang menakjubkan, mahluk panggilan yang besarnya mengimbangi yaitu seekor monyet raksasa berbulu coklat keemasan, berpakaian kulit macan tanpa lengan dan celana hitam selutut, diatas kepalanya bermahkota besi silver yang melingkari dahi.

"SARUTOBI, ADA APA MEMANGGILKU?" tanya monyet raksasa itu dengan masih memandang kearah sang pemanggil tanpa memperdulikan pandangan terkejut dari Jiraiya dan Gamabunta yang memandanginya dengan tajam dan berdecih kesal.

"YO! Rui. Lama tidak bertemu, terakhir bertemu setahun yang lalu saat pelatihan gila dari raja kera Son Wukong dan Captain Lion"

"BEGITULAH, BERKAT SARAN YANG MEREKA BERIKAN, AKU MENJADI SEMAKIN KUAT DAN TELAH MAMPU MENGENDALIKAN SERATUS RIBU WARRIOR KERA SEBAGAI SALAH SATU JENDERAL TERMUDA DI PASUKAN KERA. TINGGAL TIGA LANGKAH LAGI DAN AKU BISA MENGEJAR DAN SETARA DENGAN AYAHKU SON ENMA SANG KOMANDAN AGUNG PARA KERA YANG MAMPU MENGENDALIKAN SEJUTA WARRIOR KERA HAHAHAHAHAHAHA" monyet itu tampak senang menyombongkan pangkatnya sebagai seorang jenderal para kera dan keduanya tanpa asyik berbincang-bincang tanpa menkhawatirkan musuh di depan mereka.

"Teprotis Oleums / Teprotis Aetus"

Sebuah lontaran minyak berlapis api memanjang sejauh 20 meter mencoba memotong musuhnya yang dengan gesit melompat tinggi dan berguling kesamping sambil memandangi sang pelaku penembakan.

"KAU TERLALU CEREWET SON RUIEN, SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN KAU TERLALU MENGANGGAP REMEH DIRIKU, PEMIMPIN TERTINGGI PARA KATAK, OYABUN GAMABUNTA" seru gamabunta dengan murka setelah melepaskan sihir gabungan dirinya dan jiraiya.

"KHAKAHAKHA, GAMABUNTA KAH? SANG PEMIMPIN TERTINGGI PARA KATAK YANG PERNAH DIKALAHKAN DAN MENDAPATKAN SATU CAKARAN DARI KAKEK BUYUTKU, SANG RAJA KERA SON WUKONG, SETELAH MENGABAIKAN LARANGAN DARI PERTAPA AGUNG. KHAKHAKHA, AKU TIDAK BISA BERHENTI TERTAWA MELIHAT CAKARAN DI KEPALA KIRIMU ITU, DIHENTIKAN DARI SERANGAN HANYA DENGAN MENGUNAKAN SATU JARI KELINGKING, JIKA AKU MENJADI KAU, MAKA AKU AKAN BUNUH DIRI SAJA, GAMABUNTA!" ejek Ruien sambil tertawa dan memegang perutnya yang kesakitan efek tertawa.

Mendengar ejekkan yang mempermalukan dirinya membuat gamabunta semakin murka dan melepaskan pedang dari sarungnya dan mengenggam dengan erat, sebelah tangan kanannya terlihat memegang ujung ganggang pedang dan mengalirkan sebuah energi sihir yang tercipta dari lingkaran kecil di telapak tangannya.

"RASAKAN INI MONYET KEPARAT!" teriak murka Gamabunta sambil melombat maju menyerang Ruien yang telah bersiap dengan tongkat di tangan kanannya siap menahan tebasan dari gamabunta.

.

Sedangkan disisi lain, terlihat hiruzen yang memandang khawatir terhadap dua orang yang bertarung itu.

"Perlukah aku menghentikan mereka, kakek Hiruzen"

Sebuah suara datar dan dingin tertangkap indera pendengaran sang Sandaime, yang dengan segera menoleh pada sang pembicara.

"Tentu saja Naruto, kaulah pelaku pertarungan kedua orang itu, sudah seharusnya kau menghentikan aksi kedua orang bodoh itu sebelum mereka bertindak aneh hingga diketahui oleh seluruh pasukan kerajaan api, bukannya malah duduk di sampingku sambil menikmati secangkir teh" keluh hiruzen terhadap cucu angkatnya itu.

Fokus kedua matanya kembali ke arah petarungan monyet raksasa melawan katak raksasa, tepasan, pukulan, menyerang, menahan, terus terusan dilakukan oleh kedua raksasa itu, disisi lain, terdapat jiraiya dan sang Anbu Monyet yang terkadang terlihat membantu kedua raksasa panggilannya menyerang dan bertahan.

"Sepertinya Komaru telah mampu bertahan dari serangan Jiraiya, walaupun tidak sepenuhnya, begitu pula dengan menyerang, masih banyak celah dan tingkatan dalam sihir yang perlu diperbaiki, sepertinya cukup sampai disini saja pertarungan kedua orang itu, saatnya Jiraiya mengetahui kebenaran yang tersembunyi dibalik kerajaan api, mengenai Lord Yondaime, Penasehat Danzo dan pasukan Black Tiger."

Sebelum melangkah mendekati kedua pertarungan kedua orang itu, Naruto berhenti selangkah di depan Hiruzen tanpa menoleh "Aku akan sedikit bersenang-senang, kakek tenang saja, pasukanku telah membuat dinding penahan empat musim, tidak ada seorang pun yang bisa merasakannya, dan tidak ada seorangpun yang mampu melewatinya, biarpun penguasaan pasukanku terhadap dinding penahan empat musim itu masih dalam level 40%, itu sudah cukup untuk menahan tembakan bom biju sekelas Kyuubi."

Setelah itu, Naruto melangkah pergi sambil merentangkan kedua tangannya untuk menciptakan lingkaran sihir berwarna biru dan merah yang berputar sebelum bergabung dan mengeluarkan sebuah cahaya keemasan yang diikuti warna biru dan merah yang menyilaukan mata.

"Oregnandi super ignem gelu, et frigus et gelu de rugiet, et de igne: et propinquos meos cum vota eam, venit ad regem regum animalia, et possedit omnem reges de saltu. (wahai yang berkuasa atas bara api dan di es yang dingin, dengan aumannya maka api dan es akan menuruti kehendaknya, kemarilah sang raja segala raja binatang, raja yang menguasai seluruh wilayah rimba.) ARSLAN"

"ROOAARRRRGH!"

Sebuah lingkaran sihir berdiameter puluhan meter muncul tersebut muncul sesosok singa yang mengaung dengan keras dan menghentikan pertarungan mendadak kedua belah pihak. Gamabunta dan Son Riuen terlihat pucat dan berkeringat dingin disaat sepasang mata tajam melototi mereka, posisi yang semula bertarung kini berubah menjadi posisi bersiaga. Terlihat sangat jelas jika kedua monster summon tersebut sangat ketakutan dan waspada.

Setiap langkah sang singa yang bernama Arslan akan selalu membekukan sekitarnya menjadi es. Surai disekitarnya yang terbuat dari api emas menyala seakan-akan memberikan kesan menerorkan bagi siapapun musuh yang memandangi. Aura keagungan sangat menguar di sekitarnya, beberapa pasukan khusus yang berada tidak terlalu jauh dari Arslan jatuh berlutut dan sebagian lagi terlihat tidak sadarkan diri.

Namun sepertinya ada seorang yang berbeda dibandingkan yang lainnya, dia terlihat santai dengan duduk diatas kepala Arlsan. Naruto hanya memandangi lurus kedepan ketika melihat Jiraiya yang terlihat tegang dan berkeringat dingin dan Komaru yang sudah jatuh terduduk dengan tubuh bergetar. Sungguh bagi kedua orang itu, ini merupakan hal pertama yang menegangkan, tubuh mereka bergetar dengan hebat dan keringat dingin terus menguncur.

Salah satu dari 12 Divine Summon. Sang raja penguasa segala raja binatang, yang menguasai hukum rimba. Sekarang ini telah hadir dan berdiri tepat dihadapan semua orang, untuk menyaksikan sosok dari ke 12 Divine Summon saja tidaklah mudah. Apalagi sekarang akan menjadi sebuah pertarungan yang sangat kelihatan berat sebelah, sesosok yang dikenal sebagai salah satu dari Four Great Majesty, Emperor of Jungle. Didalam 12 Divine Summon terdapat Ruler of Eight Directions dan Four Great Majesty.

Para Divine Summon Ruler of Eight Directions memiliki sebutan berbeda, dimulai dari;

Ruler of North Winter

Ruler of Northeast Sea

Ruler of Eastern Spring

Ruler of Southeast Toxins

Ruler of Southern Summer

Ruler of Southwest Camouflage

Ruler of West Autumn

Ruler of Northwest Shield

Divine Summon Four Great Majesty terdiri dari;

Emperor of Holy

Emperor of Jungle

Emperor of Mountain

Emperor of Destruction

"JIRAIYA, PERTARUNGAN INI SUDAH MEMILIKI LEVEL YANG BERBEDA DENGAN TINGKATAN PERTARUNGAN KITA SAAT INI. WALAUPUN AKU SEBAGAI PEMIMPIN TERTINGGI PARA KATAK, DIHADAPAN YANG MULIA EMPEROR OF JUNGLE. AKU TIDAK MEMILIKI NIAT UNTUK BERTARUNG LAGI" Gamabunta menyuarakan pendapatnya dan menyadarkan semua orang dari keterkejutan mereka.

"GAMABUNTA, PEMIMPIN TERTINGGI PARA KATAK." Suara berat nan berwibawa terdengar kesegala penjuru. Pandangan tajam seakan menguliti pemimpin tertinggi para katak itu. Pandangan Arslan beralih kearah cucu buyut rekan yang memiliki gelar yang sama dengannya. Emperor of Holy yang lebih dikenal sebagai raja para monster, Sun Wukong.

"SON RUIEN, CUCU BUYUT DARI SUN WUKONG. BAGAIMANA KABAR DARI KAKEK BUYUT-MU" Tanya Arslan.

"JAWAB PERTANYAAN YANG MULIA ARSLAN, KAKEK BUYUT SANGAT BAIK. KESEHARIANNYA DIGUNAKAN BERPESTA BUAH DAN BERTAPA" Jawab Ruien dengan tegas dan penuh hormat. Ini merupakan pertemuan kedua bagi mereka.

Saat pertemuan pertama Ruien sangatlah kecil. Terlebih lagi saat itu ruien hanya kera yang nakal sebagaimana kera kecil lainnya. Sehingga pertemuan pertama dengan Emperor of Jungle ini tidak berjalan lancar. Sehingga dia dihukum oleh kakek buyutnya sendiri dengan digantung terbalik selama seminggu penuh. Membayangkan saja sudah membuat Ruien merasa malu sendiri.

"KEBIASAAN WUKONG TIDAK PERNAH BERUBAH. SAYA TELAH RATUSAN TAHUN TIDAK BERTEMU. MUNGKIN KAMI BISA MELAKUKAN PERTARUNGAN BATIN SAAT BERJUMPA DENGANNYA. SAMPAIKAN SALAMKU PADA WUKONG, KATAKAN JIKA LAMARAN TELAH BERJALAN SESUAI TAKDIR. DAN SALAH SATU DARI 7 KUNCI TELAH MUNCUL DISAAT INI" Arslan melirik kearah Jiraiya yang diam membisu.

"PERTAPA GUNUNG MYOBOKUZAN. KAMU SUDAH DITAKDIRKAN UNTUK MENCARI 7 KUNCI SEBELUM EMPEROR OF DESTRUCTION BANGKIT KEMBALI. MAKA DARI ITU DENGARKANLAH LAMARAN SANG EMPEROR OF JUNGLE INI. WALAUPUN TIDAK SEBANDING DENGAN EMPEROR OF MOUNTAIN. NAMUN LAMARAN INI MEMILIKI HUBUNGANNYA."

"Silahkan sampaikan Yang Mulia Arslan. Saya akan mendengarkan" tegas Jiraiya kemudian berlutut ala kesatria bersiap menerima lamaran yang telah dia terima sebelumnya.

"7 KUNCI. STOUTNESS SANG PENJAGA KEHANCURAN, LOVE SANG PENJAGA KEDAMAIAN, FORBEARANCE SANG RAJA BARAT, TRUTH SANG RAJA UTARA, SOOTHE SANG RAJA SELATAN, HOPE SANG RAJA TIMUR, YANG MULIA KAISAR CLARITY. DARI 7 KUNCI TERDAPAT 2 PENGUASA YANG MENJAGA KEHANCURAN DAN KEDAMAIAN. PERGI DAN CARILAH 2 PENGUASA PERTAMA. STOUTNESS DAN LOVE. MEREKA BERADA DI SELATAN BENUA RAFTELANDIA. MERAKA ADALAH SAUDARA SEDARAH. STOUTNESS SANG KAKAK AKAN MELINDUNGI ADIKNYA DENGAN KEKUATAN. LOVE SANG ADIK AKAN SELALU MENYAYANGI KAKAKNYA. TEMUKAN MEREKA SAAT PERANG SAUDARA KERAJAAN. DARI SANA KAMU AKAN MUDAH BERTEMU DENGAN KEDUA SAUDARA ITU."

Dengan berakhirnya lamaran yang diberikan, membuat Jiraiya diam tertegun. Bukan karena petunjuk yang lebih jelas diberikan oleh sang Kaisar Singa itu. Namun dia melihat kesosok tepat diatas kepala sang singa yang telah melepaskan topengnya setelah berakhirnya lamaran yang diberikan.

"Hallo kakek bodoh" Seringai Naruto dari atas kepala Arslan melihat kearah Jiraiya yang terkejut melihat wajahnya.

"K-K-KAUUU…."

.

.

"Uughh! Dimana ini?" suara pelan dan lemah menyadarkan overlord dari kesibukkannya sesaat.

"Halo.." sapanya

Setelah berhasil memulihkan sakit kepalanya dan pandangan buramnya. Yagura yang terbaring diatas ranjang akhirnya dapat melihat dengan jelas siapa sosok dihadapannya saat ini.

"OVERLORD!?"

.

.

The End

.

.

Salam Kaito Shiratori

.

.

Thanks For Reading

.

.

See You Next Chapter

.

.

Di

.

.

Naruto & The Magical World