Really-really

sehon-ey

Park Jimin / Min Yoongi

Minga / Minyoon

BL! warn! don't like don't read!


Min Yoongi benar-benar adalah perwujudan seorang dewi yang berbalut tubuh seorang lelaki, terlalu indah untuk ukuran laki-laki.

Pertama kali Jimin melihatnya, adalah di mana kampus sedang mengadakan sebuah acara bazar. Ia berdiri sambil bersandar di stand jurusannya— ia melirik jurusan pemuda itu.

Arsitektur.

Ia berdiri sambil terus mengipas-ngipas wajahnya dengan raut wajah lucu, Jimin yakin laki-laki itu tidak terlalu suka berada di luar yang langsung berhubungan dengan matahari— terlihat dirinya yang selalu bersembunyi di stand.

"Matamu, Jim." ujar Jaebum menggelengkan kepalanya. "Liatin yang lagi sanderan di stand ya?" tanya Jaebum dengan jitu, tanpa perlu berbohong Jimin mengangguk. "Namanya Min Yoongi." ujar Jaebum, ia tahu karna Yoongi itu maba— dan, Jaebum adalah pengurus ospek kemarin. Apalagi Yoongi cukup termasuk kategor incaran pdkt dari kakak tingkat yang kemarin mengurus ospek.

"Mau deketin dia ya, Jim?"

Jimin mengendikkan bahunya. "Dia yang deketin aku duluan, Jae."

"Really-really?"

.

.

.


.

.

.

Jimin mendengus saat melihat adik tingkatnya sedang menggotong cermin kira-kira setinggi dua meter— tanpa di tutupi kain pula. Jadi, pantulannya menyilaukan mata.

"Woi, itu cerminnya bikin silau." ujar Jimin rada kesal, telapak tangannya menghalangi depan matanya— menghalangi pantulan dari cermin mengenai matanya.

"Iya, nih— silau tau." ujar sebuah suara yang membuat Jimin menoleh, namun seseorang tersebut malah mengelak dan berdiri di belakang Jimin.

Jimin membalikkan tubuhnya, dan ketika berhadapan Jimin cukup kaget menemui adik tingkat— ekhem incarannya— yang sampai sekarang belum ada peningkatan.

"Wopps— maaf kak — tadi sil— ow!" ujarnya lalu berjenggit kaget karna silauan itu mengenai tepat matanya, tangannya menutupi kedua tangannya. Jimin mengeram kesal. "Woi, pergi deh sana— bikin mata sakit kalau kena pantulannya." ujarnya kepada kedua adik tingkatnya yang menggotong kaca tersebut.

"Jangan buka dulu matanya," gumamJimin, matanya terus mengikuti arah cermin itu di bawa, sampai ia memastikan pantulan tidak mengenai ke arah mereka— apalagi untuk Yoongi. "sabar ya—" ujar Jiminlebih pelan, namun Yoongi sudah membuka matanya lebih dulu. Ia mengedipkan matanya berberapa kali, ketika penglihatannya sudah fokus– ia mendongakkan kepalanya ingin mengatakan terima kasih.

Namun, niatnya ter-urung ketika melihat sisi samping kakak tingkatnya yang benar-benar luar biasa sekali sempurna. Mata tajam menarik, rahang terpahat sempurna— sialan. Mata elang yang memikat. Double, sialan.

satu kata pendeskripsi sosok di hadapannya.

Tampan.

"Apakah saya memangnya se-tampan itu sampai kamu liatnya begitu?" tanyanya Jimin dengan nada menahan tawa, namun wajahnya menampilkan ekspresi seringaian mematikan.

Uh-oh ternyata ia ketahuan.

"Anu— gin— engg— saya itu kak— orang ju—jur"

"Orang yang jujur?"

"Nah iya! Jadi— saya seringnya ceplas ceplos."

Jimin mengangguk, lalu mengeluarkan ponselnya dan menyerahkan kepada Yoongi— Yoongi menerimanya dengan keheranan. "katanya kamu jujurkan ya?" tanya Jimin, dan Yoongi mengangguk setuju. "Jadi— tolong ketikkan nomor ponsel kamu yang sejujurnya." ujarnya dengan seringaian tipis.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

END

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hei, hei, hei, drabble singkat padat jelas ya:3

modus abis sih jimin mah:3

jangan lupa reviewnya?