"Aku tidak punya waktu untuk bicara denganmu. Jangan menggangguku. Dasar jelek!"

Deg. Deg. Deg. Deg.

Hosh, hosh, hosh.

Mimpi itu lagi? Setelah tiga tahun lamanya, kenapa aku masih belum bisa melupakan kejadian itu?

Aku melihat jam berwarna lavender di samping tempat tidurku. Sudah jam 05.00 pagi, masih terlalu cepat untuk bersiap-siap pergi ke sekolah baruku.

Akhirnya aku putuskan untuk pergi joging saja. Aku mengganti baju tidur dengan kaos jersey merah dan celana training tiga per empat lalu memakai sepatu olahraga. Aku mengikat ekor kuda rambut indigo panjangku untuk memudahkan saat berlari nanti.

Aku keluar dari kediaman Hyuga sambil berlari-lari kecil. Huuuh. Aku benar-benar merindukan Konoha. Udara di sini masih sangat sejuk saat pagi hari, berbeda sekali dengan di London.

Konoha masih tetap indah seperti dulu, orang-orang disini masih sama ramahnya. Tidak banyak yang berubah. Lalu bagaimana dengan orang itu? Apakah dia masih setampan dulu? Atau dia sekarang telah menjadi lebih dewasa?

Tidak, tidak! Aku menggelengkan kepalaku keras menghalau kenangan masa lalu yang bersliweran di kepalaku. Aku harus melupakannya. Titik.

Ah, sepertinya aku harus segera pulang. Nii-san pasti akan mengomel kalau aku terlambat. Kemudian aku kembali berlari menuju kediaman Hyuga yang terletak di ujung jalan, aku membalas sapaan dari beberapa orang yang juga sedang berolahraga. Beberapa cowok bahkan ada yang secara terang-terangan memandangku secara langsung.

Setelah tiga tahun kepergianku dari Konoha, sekarang orang-orang berbalik memperhatikanku. Singkat kata, aku Hyuga Hinata kini berubah menjadi gadis yang cantik.

Aku berjalan di koridor Konoha International High School (KIHS) dengan digandeng oleh Neji nii-san. Beberapa siswa nampak memperhatikan kami dengan wajah penasaran.

Siapa gadis cantik berambut indigo yang datang bersama sulung Hyuga tersebut?

Apakah dia kekasih Neji yang baru?

Wah, gadis yang bersama Neji sangat cantik.

Siapa gadis itu? Semoga bukan pacar Neji

Kyaaa, Neji-kun datang dengan siapa?

Ck. Tidak bisakah mereka berisik lebih pelan? Aku memutar mataku bosan.

Melihatku yang terus menggerutu sepanjang jalan, nii-san hanya menatapku sekilas kemudian mengacak poniku pelan.

Aku menggembungkan pipiku sambil memperbaiki poniku yang berantakan. Neji nii-san hanya terkekeh kecil kemudian menarik tanganku ke salah satu ruangan yang ternyata adalah ruang kepala sekolah.

"Apa perlu aku antarkan ke dalam?" Nii-san bertanya dengan wajah khawatirnya.

Aku terkekeh mendengar kekhawatiran berlebihan dari kakakku ini. "Nii-san, aku ini bukan anak kecil. Aku sudah dewasa. Selama di London aku bahkan baik-baik saja." Aku tersenyum menatap kakakku yang tampan ini. Ku lihat Neji-nii menghembuskan nafasnya kemudian membalas senyumku. "Sebaiknya nii-san ke kelas sekarang. Sebentar lagi bel akan berbunyi." Aku mendorong bahu Neji-nii dengan pelan sambil menggerakkan tanganku seperti mengusirnya.

Nii-san hanya terkekeh. "Baiklah, aku akan ke kelas dulu sekarang. Hubungi aku kalau ada apa-apa."

"Aye, aye Captain." Aku mengecup pipi nii-san sekilas lalu masuk ke ruangan kepala sekolah setelah mengetuknya beberapa kali.

Tok tok tok.

Aku berdiri di pintu kelas yang bertuliskan XI-C

Tidak berapa lama kemudian keluarlah seorang guru berambut keperakan yang memakai maskernya.

Aku mengernyit memandangnya. Apa tidak gerah memakai masker seperti itu? Saat ini kan musim panas. Aku melihat matanya menyipit menatapku. Apakah dia sedang tersenyum?

"Oh, kau anak baru itu ya? Adik dari Hyuga Neji?"

"Benar, Sensei." Aku bergerak gelisah karena guru bermasker itu terus memandangku dengan intens.

"Aku Hatake Kakashi. Mulai saat ini aku adalah wali kelasmu. Kau bisa mencariku kalau kau mengalami kesulitan. Apakah kau sudah mengambil bukumu?"

"Sudah, Sensei." Tadi kepala sekolah telah memberiku daftar buku yang aku perlukan selama semester ini dan aku telah mengambilnya dari perpustakaan.

"Baiklah, ikut aku!"

Aku menghembuskan nafasku perlahan sebelum mengikuti Kakashi sensei masuk ke dalam kelas. Semangat Hinata! Kau pasti bisa! Kataku pada diriku sendiri.

Dengan kepala tertunduk aku masuk kelas mengikuti Kakashi sensei, tiba-tiba suasana yang sebelumnya gaduh mendadak menjadi sepi. Aku mengernyitkan dahiku, dengan penasaran akhirnya aku mendongakkan kepalaku menatap depan ke arah tempat duduk siswa.

Aku mengerjabkan mataku beberapa kali. Kenapa mereka semua diam? Apakah ada yang salah dengan penampilanku?

Aku terkaget memegang dadaku saat tiba-tiba kelas yang sebelumnya sunyi berubah menjadi gaduh.

Waah, cantiknya.

apa dia melakukan operasi plastik?

Wah. Dia sangat manis

Aku merona mendengar komentar dari beberapa teman sekelasku. Aku kembali menundukkan kepala menghindari tatapan seluruh siswa yang memusatkan perhatiannya padaku.

"Perkenalkan dirimu!" Itu adalah suara Kakashi sensei.

Aku kembali mengangkat kepala dan menampilkan senyum terbaikku. "Perkenalkan, namaku Hyuga Hinata. Pindahan dari London. Mohon bantuannya."

"Kau seorang Hyuga? Apakah kau saudaranya Hyuga Neji?" Tanya seorang gadis cantik keturunan Cina yang mencepol rambutnya.

"Aku adalah adiknya Neji nii-san." Jawabku dengan tersenyum. Aku tahu gadis ini, aku pernah melihat fotonya di kamar nii-san.

"Hinata chan, apakah kau sudah memiliki pacar?"

"Hinata bolehkan aku tahu nomor ponselmu?"

"Hinata chan, kau sangat cantik?"

"Hinata chan, maukah kau pergi jalan bersamaku?"

Aku hanya bisa tertunduk malu mendengar mereka yang mengajukan berbagai pertanyaan padaku, tentu saja aku tidak mungkin menjawabnya kan?

"Nah, Hinata sekarang kau boleh duduk dengan.. Tenten. Tenten angkat tanganmu!"

"Terimakasih, Sensei." Aku berjalan ke arah gadis bercepol yang tadi mengangkat tangannya.

"Hai, kakak ipar." Sapaku pada Tenten.

"Hi-Hinata, jangan menggodaku!" Aku tertawa melihat wajah Tenten yang sudah sangat merah.

"Hinata? Benarkah ini kau?"

Aku mengalihkan pandanganku ke arah seorang gadis yang duduk di depan Tenten.

Seketika aku membulatkan mataku saat mengenalinya. "Sakura? Ino?" Aku berdiri dan disambut oleh pelukan kedua sahabatku saat Junior High ini.

"Aku sangat merindukanmu, Hinata. Kenapa kau pergi mendadak sekali? Kau bahkan tidak sempat berpamitan pada kami. Kapan kau kembali kesini? Kau sekarang sangat cantik, Hinata." Ino langsung menyerangku dengan berbagai pertanyaan.

Sebelum aku sempat menjawab pertanyaan Ino, suara Kakashi sensei telah mendahuluiku. "Sakura, Ino, Hinata, lanjutkan nanti saat istirahat!"

"Eh, apakah kalian tahu kalau di sekolah kita ada seorang anak baru?" Naruto bertanya sambil memakan ramen yanh ada di depannya.

"Dia adalah adik Neji. Dan dia sangat cantik." Kata Sai dengan senyum palsunya.

"Yang aku dengar sejak pindah disini gadis Hyuga itu sudah menjadi perhatian semua orang. Bahkan dalam dua minggu dia telah mendapatkan lima pernyataan cinta. Ck. Merepotkan." Shikamaru berkata dengan wajah malasnya.

Deg. Gadis Hyuga?

Jangan-jangan..

Sasuke terus bergelut dengan pikirannya tentang gadis Hyuga tersebut, hingga akhirnya suara Sai membuyarkan lamunannya.

"Apakah dia anak baru itu?" Kata Sai menunjuk ke arah empat orang gadis yang baru saja memasuki kantin.

Sasuke yang dari tadi diam kini membulatkan matanya memandang sosok gadis yang kedatangannya mampu mencuri perhatian seisi kantin.

Bohong. Itukah Hinata?

"Sakura-chan, disini!" Si Dobe memanggil pacarnya yang sedang kesulitan mencari tempat duduk.

Mendengar namanya dipanggil, Sakura mengajak Ino, Tenten, dan Hinata mendatangi tempat duduk Naruto dan kawan-kawannya.

~Hinata POV~

Aku berdiri di belakang Sakura dan Ino yang saat ini sedang berjalan memasuki kantin. Seperti biasa, aku menundukkan wajahku menghindari tatapan dari semua orang.

Karena tidak terlalu memperhatikan jalan, aku justru tersandung kursi yang baru saja digeser oleh seseorang. Badanku langsung terhuyung ke depan, aku memejamkan mataku erat bersiap merasakan sakitnya bersentuhan dengan lantai.

Tapi sebelum wajahku mencium lantai, ku rasakan ada tangan seseorang yang menahan tubuhku dari arah belakang.

Harum ini?

Deg. Deg. Deg.

Aku mengenal dengan benar siapa pemilik bau tubuh beraroma mint menyegarkan ini. Aku membuka mataku dengan cepat, berharap kalau dugaanku salah.

Seketika aku membolakan mataku melihat sosok yang berdiri dekat di sampingku.

Deg. Deg. Deg.

Itu kan?

U.. Chi. Ha Sa-Sas.. Suke?