"Mark Sunbae–"

Mark memandang kearah rambut Haechan yang sedikit bergoyang karena hembusan angin senja ditaman belakang. Hari semakin sore dan beberapa siswa masih betah berlama disekolah. Sebagian adalah anggota aktif dari suatu ekstrakulikuler. Contohnya, Mark dan Haechan.

"Kenapa?"

Suara Mark mengalun lembut, memasuki indra pendengarannya dengan begitu perlahan. Haechan tergugu, bingung bagaimana memulainya.

"–aku hamil anakmu, sunbae."

Dan Mark hanya mampu membulatkan matanya, lalu setelah itu memegang bahu Haechan dan mengguncangnya.

Mark kaget, tentu saja. Mereka berdua tidak dalam suatu hubungan. Kenal dekat saja tidak. Walau diam-diam Mark kadang memperhatikan Haechan yang selalu berada disekitar koridor kelasnya.

"Tunggu, bagaimana bisa?"tanya Mark masih memegang kedua lengan Haechan yang tepat berada didepannya.

"Ya, karena kita melakukannya. Sunbae ini bodoh atau bagaimana?"

Mark menghela nafas panjang. Lalu otaknya tiba-tiba memutar kejadian beberapa minggu lalu. Di ruang klub basket, saat Haechan yang kebetulan ketua klub Jurnalistik mewawancarai Mark yang kebetulan juga tim inti bakset. Mereka berdua sadar betul atas apa yang telah mereka lakukan saat itu. Mark malah masih ingat saat Haechan memutuskan untuk melupakan segalanya, dan menganggap bahwa hal tersebut tak pernah terjadi. Mark setuju. Lagipula mereka masih muda, rasanya wajar melakukan hal seperti itu–itu pemikiran konyol mereka berdua.

"Iya aku tahu. Bukan itu maksudku, bagaimana bisa yang kita lakukan membuahkan hasil? Kau mengerti maksudku kan?"tanya Mark, dan Haechan rasanya ingin menghabisi Mark saat ini juga.

"Mana ku tahu. Yang ku tahu, aku hamil anakmu. Mana sempat berfikir seperti itu."jawab Haechan malas. "Sunbae, bersedia tanggung jawab kan?"

Mark terdiam, lama sekali. Tangannya bersedekap, lalu sedetik kemudian ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kalau aku kabur, bagaimana?"

"Ya! Sunbae sudah bosan hidup, ya? Kalau memang Sunbae tidak mau bertanggung jawab, temani aku menemui kedua orang tua-ku. Lalu setelahnya terserah Sunbae mau bagaimana."ucap Haechan yang dibalas dengan tawa Mark yang menggelegar. Haechan mengernyit heran, lalu matanya mengamati wajah Mark yang begitu dekat dengannya. Lelaki ini, yang membuatnya menyerahkan segalanya dalam sekejap. Lelaki ini, yang diam-diam membuatnya setiap malam kalut dan ketakutan. Dan melihatnya tertawa dengan begitu lepasnya membuat Haechan merasa seolah dunia tengah tersenyum kearahnya.

"Tenang saja, aku hanya bercanda. Jadi kapan kita bertemu orang tuamu?"

Tolong ingatkan Haechan untuk tidak melambung jauh saat mendengar ucapan yang baru saja keluar dari mulut manis milik Mark Lee.

TBC

Apa inii? Bdw maunya ini GS apa Yaoi yaa? Kalau Gs ya berarti Hamil biasa, kalo Yaoi ya berarti MPREG –eh bener kaga nulisnya? Enaknya apaan ya?