i'll go when you say the magic word
Osomatsu-san (c) Akatsuka Fujio
Dibuat untuk kesenangan semata, tidak ada keuntungan lainnya yang didapatkan.
[01/04 — OsoIchi Day]
.
.
.
Dia seharusnya tidak berada di sini, pikir Ichimatsu sambil menatap dinding dengan bosan.
Aah, catnya mulai pudar. Mungkin tak lama lagi ayah mereka akan mengadakan gotong royong untuk mengecat rumah kembali. Sebaiknya dia kabur saja.
Jadi, uh, kembali ke topik semula. Dia seharusnya sudah pergi. Tempatnya bukan lagi di sini. Lihat saja, dia sudah tidak memiliki bayangan yang mengikutinya. Kedua kakinya bahkan sudah tidak lagi menapak lantai rumah dan menghasilkan derap ketika ia berlari. Tangannya sudah tidak bisa lagi menyentuh benda-benda di sekitarnya.
Namun dia masih saja di sini, tersenyum dengan lebar, telunjuk mengusap hidungnya.
"Bukankah seharusnya kau pergi?" Ichimatsu berbicara dengan nada pelan. "Entahlah, ke tempat di atas sana? Atau semacamnya?"
Dia terkekeh—suara tawa yang sangat familier bagi Ichimatsu, namun tidak akan ia dengar lagi jikadiaakhirnya pergi. "Aha, Ichimatsu-kun," ucapnya dengan nada mengejek, "kau mengkhawatirkan oniichan?"
Ichimatsu mendengus kasar, lalu memalingkan wajahnya ketika saudara-saudaranya menatap dengan heran. Ah, dia hampir lupa kalau hanya dirinya yang dapat melihat keberadaan si sulung.
"Kau mengganggu," jawabnya singkat, memasang masker dan menghindari tatapan Osomatsu.
Si kakak hanya tersenyum, lalu duduk tepat di hadapan si adik dan berkata, "Aku tidak bisa pergi, Ichimatsu. Aku tidak akan pergi." Dia mengalihkan pandangan ke kedua kakinya yang tidak dapat bersentuhkan dengan lantai rumah. "Selama kau belum bisa merelakanku, aku tidak bisa pergi."
.
.
Tamat.