WHAT IS HEART FOR ?

.

By : Kimmy

.

Cho Kyuhyun (N), Lee Sungmin (Y), Lee Donghae (N), Cho Heechul (Y), Kim Kibum (N).

.

Genderswitch

.

Romance, Drama, Family

.

.

.

Note: Jangan lupa review untuk chapter ini^^

.

.

.

-0o0-

.

.

.

CHAPTER 10: LIPSTICK TRAP

.

Kencan pada malam itu tentu sangat berkesan bagi Sungmin, apalagi bagi Kyuhyun. Meski diawal pertemuan Kyuhyun gagal bersikap romantis pada Sungmin, tapi ciuman lama mereka diakhir kencan membuat Kyuhyun dan Sungmin lupa akan kejadian memalukan Kyuhyun itu.

Begitu pulang ke rumah masing-masing, Sungmin langsung teringat akan setiap detik yang terasa sangat sebentar. Ia sangat menikmati kencannya yang sederhana. Sebelumnya, ketika ia berkencan dengan mantan kekasihnya, Sungmin selalu dibawa ke tempat-tempat seperti mall, bioskop, candle light dinner, dan lain-lain. Tapi kali ini kencannya berbeda. Cukup dengan sekotak bekal makanan rumah dan sisanya mereka nikmati dengan berjalan-jalan, bercanda tawa dan bersantai di atas rumput hijau berdua. Kencan ini yang paling berkesan untuk Sungmin. Begitu juga dengan ciuman yang dilakukannya dua kali bersama Kyuhyun.

Sama halnya dengan si ikal yang sampai ke rumah lebih terlambat dari Sungmin. Meski pada awalnya ia mendapat pukulan dari sang noona karena merampas habis semua makan malam, tapi Kyuhyun sama sekali tidak marah dan menyesal. Ia bahkan tersenyum sendiri saat Heechul memukulinya. Pukulan Heechul terasa seperti sebuah sentuhan yang menggelitik. Seketika ia menjadi tidak waras karena yang ada di dalam bayangannya adalah bibir Sungmin dan rasa hangat ketika mereka berciuman.

.

.

.

Hari-hari Kyuhyun menjadi berubah seusai menjalani kencan dengan Sungmin. Di pagi hari hingga sore, Kyuhyun selalu mematikan ponselnya dan fokus pada pelajaran di sekolah. Ia juga tidak pernah absen belajar di rumah hingga waktu makan malam tiba. Dan ketika malam hari, beberapa DVD game yang dahulu selalu menyita perhatiannya kini benar-benar ia abaikan karena ponsel sederhana yang tidak memiliki kamera dan MP3 itu lebih menarik daripada tumpukan DVD game.

Tentu saja. Ia lebih suka berlama-lama menggenggam ponselnya sambil sesekali tersenyum sendiri. Sudah tiga malam dilewati Kyuhyun dan Sungmin dengan saling berbalas pesan singkat. Ini semua berkat Kibum. Kyuhyun menceritakan semua yang terjadi pada Kibum, termasuk ciuman pertama dan keduanya yang terjadi saat itu juga. Mendengar cerita itu, Kibum pun menyuruh Kyuhyun untuk berkomunikasi dengan Sungmin melalui pesan singkat setiap malam seperti dua orang yang berpacaran.

Kyuhyun : Kau sedang apa, noona? Kau sudah makan malam?

Sungmin : Aku sedang menemani oppa di gedung SM. Aku sudah makan, Kyu. Kau, bagaimana?

Kyuhyun : Sudah. Aku juga baru saja selesai makan malam. Hari ini eomma membiarkan Heechul yang memasak dan semua masakannya asin. Bodoh sekali dia.

Sungmin : Aish, jangan begitu. Heechul eonni sudah susah payah memasak makanan untuk makan malam. Kau pikir itu mudah.

Kyuhyun : Tetap saja dia belum pandai seperti eomma. Noona, kau tidak sedang bersama Minho, kan'? Atau dengan Shinee? Atau anggota K.R.Y? Atau dengan anggota SJ-Band? Atau artis laki-laki yang lebih tampan lainnya?

Sungmin : Waeyo? Kau cemburu?

Kyuhyun : Tentu saja! Pokoknya kalau para artis sombong itu mendekatimu, aku akan datang dan menghancurkan gedung SM.

Sungmin : Mwoya?! Kau sadis sekali. Mereka kan' teman Donghae oppa, temanku juga.

Kyuhyun : Tapi mereka sering menggodamu, kan'? Aku tidak bisa tinggal diam.

Sungmin : Hahaha… Dasar tidak mau kalah!

Percakapan seperti itu yang membuat Kyuhyun dan Sungmin betah berlama-lama berbicara melalui pesan singkat. Dan setiap kali Sungmin pamit untuk pergi tidur, Kyuhyun selalu mengiringinya dengan ucapan hangat selamat tidur yang manis seperti "Beritahu aku kalau kau memimpikan aku saat tidur nanti. Jaljayo~".

Sungmin selalu saja tertawa dengan ucapan Kyuhyun. Laki-laki yang dikenalnya berwatak keras kepala dan pemarah ini benar-benar belajar untuk menjadi orang yang romantis. Segala bentuk gombalan dipelajari Kyuhyun dari Kibum dan Heechul kemudian dipraktekkan ketika membalas pesan singkat Sungmin.

Dasar setan kecil yang payah! Pada dasarnya ia tidak pernah bisa bersikap romantis. Beruntung ia punya malaikat penolong seperti Kibum dan Heechul. Yang pasti, Kyuhyun sudah sangat buka-bukaan tentang perasaannya jika sedang berbicara di dalam pesan singkat, meski belum pernah ada kata 'cinta' yang keluar dari mulutnya untuk Sungmin.

.

.

.

-0o0-

.

.

.

Pukul tujuh malam.

Gang perumahan yang sepi dan sunyi itu disapa angin malam. Angin itu terus mengudara hingga mengenai tubuh seorang anak laki-laki yang masih berpakaian seragam SMAnya yang kusut. Si ikal yang kurus itu bergidig ketika merasakan hembusan angin yang mengenai leher belakangnya. Bulu kuduknya naik. Meski begitu, ia tidak berhenti mengerjakan sesuatu dengan kedua tangannya.

Dengan apik dan penuh hati-hati, tangan kirinya berpegangan pada pagar hitam yang menjulang tinggi, sementara tangan kanannya menggapai tangkai-tangkai kecil yang terdapat bunga. Tubuhnya yang kurus dipayungi oleh rindangnya pohon berbunga indah. Ya, bunga-bunga itu berwarna ungu dan mereka bermekaran dan sangat cantik. Karena itulah si laki-laki tertarik untuk berdiam diri lebih lama di sana.

"Psst! Kibum ah," seseorang itu memanggil sahabat laki-laki dari tempatnya. Kibum berada di pagar rumah satunya. Ia melakukan hal sama dengan pohon bunga yang ada pada rumah satunya. Begitu mendengar panggilan si ikal, Kibum pun menoleh. "Kau sudah dapat banyak?" tanyanya berbisik.

Kibum, si laki-laki yang lebih tampan dari Kyuhyun itu pun melompat ke bawah dari pagar yang ia naiki. Ia menghela nafas pasrah, kemudian menghampiri Kyuhyun dengan beberapa tangkai bunga yang berhasil ia ambil dari rumah sebelah. Tanpa berbicara apa-apa, Kibum memperlihatkan bunga hasil curiannya.

"Joayo." Kyuhyun menaikkan jempol tangannya. Suaranya masih berbisik.

"Sebenarnya kau mau melakukan apa dengan ini semua?" akhirnya Kibum mengutarakan pertanyaan yang sejak tiga puluh menit lalu terus berada di benaknya.

Sejak tiga puluh menit yang lalu mereka berada di gang perumahan itu. Sepulang sekolah, Kyuhyun dan Kibum memang selalu lewat gang tersebut sebagai shortcut untuk menuju halte bus yang akan mengantarkan mereka ke rumah. Keduanya sudah dijejali pelajaran yang cukup banyak dan mereka sangat butuh istirahat. Tapi Kyuhyun langsung menaikkan semangatnya kembali ketika melihat cantiknya bunga-bunga yang tumbuh di beberapa rumah di gang tersebut.

Perumahan di sekitar sini memang terkenal elit. Mereka punya lahan yang luas dan tanaman yang banyak. Bahkan tanaman mereka yang menjulang tinggi itu membungkuk ke luar jalan hingga Kyuhyun dengan mudah bisa menggapainya. Lalu, apa yang sebenarnya sedang dilakukan Kyuhyun? Mencuri? Ya, bisa dibilang seperti itu.

"Aku mengikuti saranmu." Kyuhyun menjawab pertanyaan Kibum. Tubuhnya masih naik di pagar sambil berpegangan kuat. Sementara tangan kanannya menjatuhkan beberapa tangkai bunga yang berhasil ia potong.

Ucapan itu tentu membuat Kibum berpikir sejenak. "Kapan aku pernah menyarankanmu untuk memetik bunga dari pohon orang lain?"

"Aish…" Kyuhyun malah menggumam pelan. "Uang tabunganku sudah kusimpan untuk membeli DVD game terbaru, jadi aku tidak punya uang untuk membeli bunga."

"Membeli bunga?" Kibum mulai menerawang. "Maksudmu, bunga untuk Sungmin?"

Kyuhyun menaik-naikkan alisnya sambil tersenyum miring. "Romantis, kan'?"

Romantis, katanya?! Kibum tidak habis pikir. Jadi, selama tiga puluh menit berlalu, Kibum baru menyadari kalau dia sedang dikerjai Kyuhyun dengan mengambilkan bunga-bunga di pohon milik orang lain tanpa izin untuk menjalankan misi romantis Kyuhyun? Laki-laki bermarga Kim itu sedikit berdecak. Ia memang pernah menyarankan Kyuhyun untuk melakukan hal romantis pada Sungmin. Tentu saja karena si egois yang gengsian itu terlalu kaku untuk bersikap romantis. Bahkan ketika ditanya mengenai langkah selanjutnya, Kyuhyun malah berbalik tanya, bagaimana sebaiknya? Karena itu, Kibum dengan berbesar hati selalu memberi masukan pada Kyuhyun.

Kibum punya beberapa pengalaman dengan perempuan dan setiap perempuan yang didekatinya dahulu selalu saja meleleh dengan sikap romantis Kibum. Hingga saat ini pun, kekasih Kibum yang bernama Aoi, anak keturunan Jepang yang bersekolah di beda tempat dengan Kibum, masih saja selalu tersipu malu setiap kali Kibum melakukan hal romantis padanya. Padahal mereka sudah berpacaran sejak dua tahun lalu. Sang ahli cinta. Begitulah si ikal menyebut sahabatnya. Kibum tak hanya tampan dan pintar, tapi juga romantis, berbeda dengan si ikal. Sudah tidak tampan, pemarah, egois, gengsian, dan payah untuk melakukan hal romantis.

"Kau ini bodoh. Bukan bunga seperti ini yang kumaksud," Kibum terlihat sedikit kesal dengan aksi 'pencurian-bunga-untuk-Sungmin' ini. "Lagipula kalau ketahuan pemiliknya, bagaimana?" Kibum sudah tidak bisa mengontrol nada suaranya lagi. Disamping perutnya yang sedang kelaparan, ia juga tidak setuju dengan sikap Kyuhyun yang konyol.

"Ssst! Kau jangan berteriak. Nanti pemiliknya mendengar kita." Kyuhyun berusaha memperingati sahabatnya dengan bersuara pelan.

Kibum tidak menjawab. Ia hanya menggeleng pelan melihat tubuh sahabatnya masih menempel pada gerbang rumah orang lain. Ia melipat tangan sambil memperhatikan Kyuhyun. Terserah kau, Cho Kyuhyun. Kibum tidak ingin berkomentar apa-apa lagi tentang kenakalan Kyuhyun.

"Kibum ah, aku pinjam bahumu."

"Untuk apa?" Apa lagi yang akan Kyuhyun lakukan? Kibum seakan meliriknya penuh waspada.

"Cepat, kemari." Kyuhyun berbisik meminta sahabatnya mendekat.

Kibum mendekati Kyuhyun. Ia berdiri tepat di dekat kaki jenjang Kyuhyun yang sedang memanjat di pagar orang lain. Tanpa meminta izin terlebih dulu, Kyuhyun langsung menaikkan kakinya itu di bahu Kibum. Kedua kaki jenjangnya menduduki bahu Kibum dengan sempurna hingga membuat Kibum sedikit terbelalak kaget. Apa yang dilakukan bocah ini?

"Kau mau apa?!"

"Aku ingin ambil bunga yang di sana. Tidak sampai." Jawab Kyuhyun polos.

"Argh!" Ya, Tuhan. Anak ini menyiksa Kibum disaat Kibum sedang kelaparan. Namun baiknya, Kibum tidak menurunkan Kyuhyun melainkan berjalan mengikuti arah yang ditunjuk Kyuhyun. "Jika aku tidak menyayangimu, aku sudah melemparmu dari atap gedung sekolah."

Kyuhyun yang mendengar itu pun tersenyum lebar, membuat pipinya yang tirus terlihat sedikit chubby. Dengan tangan kirinya, ia pun mengelus seraya mengacak-acak rambut Kibum dengan penuh sayang.

"Ya! Kalian!"

Teriakan itu mengagetkan suasana hati Kyuhyun yang penuh haru karena sikap baik Kibum. Kedua anak laki-laki berseragam SMA Shincung itu kemudian menoleh ke belakang. Ya, tepat di belakang mereka, dari dalam rumah, seorang laki-laki paruh baya yang botak tengah membawa sebuah kayu panjang di tangannya. Wajahnya yang masih kencang terlihat menyeramkan, mirip seperti Ryuk, hantu anime Death Note, hanya saja ia botak.

"Kalian menghancurkan pohon Lilacku?!" ucapnya dengan nada penuh amarah.

Kyuhyun sangat takut dengan tatapan seram itu. Ia menepuk kepala Kibum pelan. Memintanya untuk segera menurunkan tubuhnya. Kibum pun menurut. Ia berjongkok kemudian Kyuhyun langsung melompat, menjatuhkan kedua kakinya ke bawah tanah.

"A-anu. Maafkan kami, tuan." Ucap Kibum dari balik pagar. Sementara Kyuhyun? Ia hanya diam dengan wajah tanpa rasa bersalahnya.

"Kurang ajar kalian!" Terang saja si pemilik rumah marah besar meski Kibum sudah meminta maaf.

"Lari!" Kyuhyun langsung meraih semua bunga yang berserakan kemudian menarik tas hitamnya yang lusuh. Tangan kirinya menarik tubuh Kibum untuk ikut kabur dengannya.

"Jangan kabur! Hey, anak-anak kurang ajar! Kemari kalian!"

Terus saja si pemilik rumah itu berteriak dari dalam rumahnya. Laki-laki paruh baya itu tidak melangkah keluar rumah karena ia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memakai sandal terlebih dahulu. Belum lagi ia harus keluar dari pintu depan rumah sementara Kyuhyun dan Kibum berada di jalan belakang rumahnya. Sangat tidak mudah menangkap kedua anak jahil tadi. Yang bisa ia lakukan hanya berteriak kesal.

.

.

.

"Hahahaha…"

Tawa puas terdengar dari mulut si setan kecil. Ia sangat puas dengan aksi kaburnya. Sementara pemandangan berbeda terlihat dari wajah Kibum. Laki-laki itu tersenggal-senggal karena Kyuhyun menariknya untuk berlari dengan jarak yang sangat jauh. Kini mereka telah berada di jalanan umum. Terdapat banyak kedai makanan serta toko pernak-pernik di sepanjang jalan. Orang-orang pun banyak berlalu lalang, dan sebagian dari mereka memperhatikan Kyuhyun dan Kibum yang tengah bersandar pada sebuah toko yang sudah tutup.

Kedua orang itu tampak aneh dan bodoh di mata orang-orang. Berpakaian seragam SMA, membawa banyak batang bunga Lilac, nafas keduanya tersenggal-senggal, satu laki-laki tertawa puas sementara satunya lagi menoleh temannya sambil sesekali menggeleng. Mereka aneh. Pikir orang-orang yang berlalu.

"Dasar gila…" ucap Kibum menatap Kyuhyun dengan sedikit kesal. "Sudah kubilang kita akan ketahuan." Kibum masih terengah-engah.

Ejekan itu Kyuhyun tanggapi dengan santai. "Tapi aku berhasil dapat bunga gratis."

"Aish~" Kibum hanya bisa menggerutu karena tingkah jahil dan tidak baik sahabatnya.

Kyuhyun duduk di pinggiran toko yang tertutup itu. Ia menaruh beberapa batang bunga yang berhasil ia curi kemudian memilah milih batang mana yang terlihat bagus dan yang kurang bagus. "Bantu aku merangkainya, Kibum ah." Pinta Kyuhyun.

Dari sekian juta orang di dunia, hanya Kibum sosok sahabat yang setia pada sahabatnya sendiri. Meski saat ini rasa kesal dan jengkel beradu menjadi satu pada Kyuhyun, tapi ia ikut duduk di sebelah Kyuhyun dan menuruti ucapan si ikal itu. Kibum membantu Kyuhyun mencarikan batang-batang bunga yang masih bagus untuk dirangkai. Sesekali Kibum menyenggol bahu Kyuhyun sebagai peringatan karena laki-laki bermarga Cho itu sudah keterlaluan. Mencuri bunga di rumah orang lain? Kibum berjanji ini pengalaman pertama dan terakhirnya.

"Bukannya senang, Sungmin pasti akan memarahimu habis-habisan jika ia tau kalau kau mencuri bunga." Ucap Kibum.

"Biar saja." Kyuhyun lagi-lagi menanggapinya dengan santai. "Bukankah kau bilang cinta itu butuh pengorbanan? Ini pengorbananku untuk bertemu dengannya malam ini."

"Aish, kubilang bukan dengan cara konyol seperti ini."

"Kau ini banyak protes."

Tentu saja Kibum protes. Saran dari Kibum untuk memberikan bunga pada Sungmin itu disalahartikan oleh sahabatnya. Bukan bunga seperti ini yang memikat hati perempuan! Tapi bunga mawar merah yang mekar. Ah, percuma saja. Kyuhyun terlalu tabu tentang hal-hal berbau romantis. Ia pasti akan menganggap semua bunga sama maknanya.

Setelah bunga itu dikumpulkan oleh Kyuhyun dan Kibum dengan rapi, Kyuhyun pun mengeluarkan beberapa karet dari tasnya. Ia mengikat semua batang itu menjadi satu genggaman. Setelah itu mengeluarkan tissue paper yang sudah ia siapkan dari rumah. Ia sudah merencanakan hal ini dengan matang kemarin malam, karena itu segala bentuk alat-alat yang ia butuhkan sudah ia siapkan di tas seperti beberapa karet, lem, tissue paper untuk membungkus bunga, serta beberapa lembar kartu dan spidol berwarna untuk menuliskan kata-kata romantis di dalam bunga.

Kyuhyun mengeluarkan semua barang-barang itu dari tasnya hingga semuanya berserakan di tanah begitu saja. Beberapa orang yang lewat lagi-lagi memperhatikan mereka dengan bingung. Apa mereka pengemis? Apa mereka penyanyi jalanan? Apa mereka penjual bunga? Pertanyaan itulah yang selintas terpikir di benak orang-orang.

"Kyuhyun ah, kau sudah memberikan formulir rencana studimu pada guru wali?" tanya Kibum ketika sahabatnya itu tengah membungkus bunga dengan tissue paper.

"Belum. Aku harus bicarakan ini pada eomma dan appa dulu." Jawabnya santai.

"Jurusan apa yang akan kau ambil?"

"Aku berpikir untuk mengambil jurusan matematika."

"Kau akan menjadi dosen?" Kibum melirik wajah Kyuhyun, memastikan sahabatnya itu berbicara dengan sungguh-sungguh.

Namun Kyuhyun malah melirik Kibum dengan wajah malasnya. Matanya sedikit sayu dan bibirnya tersenyum sebelah. "Apa wajah seperti ini pantas menjadi dosen?"

Kibum langsung menggeleng cepat. "Kau… bisa meledakkan satu gedung kampus jika hal itu benar-benar terjadi." Ucap Kibum sedikit ngeri.

Wajah tidak tampan yang berjerawat ini menjadi dosen? Yang benar saja. Hal itu tak pernah terlintas di benak Kyuhyun. Wajah Kyuhyun sangat tidak cocok untuk profesi mulia itu. Dengan kata lain, seorang Cho Kyuhyun sangat tidak mulia untuk jadi dosen.

"Kemarin aku membicarakan hal ini juga dengan si nenek sihir cerewet. Ia menyarankan aku untuk mengambil jurusan bisnis atau hukum." lanjut Kyuhyun sambil mengerjai rangkaian bunganya yang hampir jadi. "Tapi semuanya tergantung pada kesanggupan orang tuaku." Kemudian ia melirik Kibum dengan senyuman tipis.

Kibum pun mengangguk pelan. Iya, Kyuhyun bukan orang kaya yang bisa memilih jurusan dan universitas sesuka hati. Ia harus menyeimbangkan kemampuan orang tuanya juga untuk membiayai kuliahnya.

"Kita sekolah bersama lagi, kan'?" tanya Kyuhyun menoleh.

Kibum sedikit terbelalak saat mendengar ucapan itu.

Lagi-lagi. Dari sekian juta orang di dunia, hanya Kibum satu-satunya orang yang mau terus bersama-sama dengan Kyuhyun. Berada di satu tempat belajar dengan Kyuhyun itu sangat menyenangkan baginya. Sejak dulu mereka selalu memutuskan sekolah bersama-sama. Hebatnya lagi, keduanya diterima di sekolah yang mereka pilih dan dijadikan teman satu kelas.

Tapi kini berbeda. Mereka sudah SMA. Mereka akan lulus wajib belajar. Itu artinya mereka sendiri yang menentukan apakah mereka akan lanjut ke perguruan tinggi atau tidak. Kibum dan Kyuhyun memang selalu berambisi dalam belajar. Mereka juga sudah memutuskan untuk melanjutkan studi mereka ke perguruan tinggi. Hanya saja masalah datang pada diri mereka sendiri. Kyuhyun tidak seberuntung Kibum yang punya orang tua kaya, karena itu Kyuhyun hanya pasrah menggantungkan keputusan masa depannya pada biaya yang dimiliki Yongwoon dan Yoonji. Sementara masalah untuk Kibum adalah ia tidak ingin berpisah dengan Kyuhyun. Ia dijuruskan untuk mengambil profesi dokter untuk masa depannya. Ini semua rencana kedua orang tua Kibum karena mereka ingin anak mereka sukses menjadi seorang dokter.

"Kibum ah."

"Eoh? Ne?" Kibum tersadar.

"Kau belum memberikannya kan'? Karena kita akan pilih sekolah yang sama."

"A-aku akan memberikannya besok."

"Jinjjayo? Orang tuamu sudah menandatanganinya?" tanya Kyuhyun.

Kibum mengangguk.

"Aku tau kau akan mengambil jurusan kedokteran. Meskipun kita memilih jurusan yang berbeda, tapi kita tetap bisa satu kampus."

"Aku rasa…tidak." Kibum mulai ragu.

"Maksudmu?"

Kibum sedikit bingung untuk menceritakannya pada Kyuhyun. Ia tau Kyuhyun pasti akan kecewa dengan keputusannya itu. "Samchonku datang dan menginap di rumahku sejak satu bulan lalu. Ia menawarkan aku untuk ikut dengannya berkuliah di Singapore."

"Singapore?" Kyuhyun mengerutkan dahi. "Kenapa kau mau pergi jauh?"

"Aku harus pergi." Meski berat, tapi Kibum harus menjelaskan hal ini karena ia tidak ingin Kyuhyun kecewa. Ia harus memberitahu sahabatnya sebelum mereka berpisah. "Aku harus mengembangkan kemampuanku di sana. Ada perguruan tinggi yang sangat bagus serta rumah sakit yang bagus untuk menunjang karirku. Itu yang appaku katakan."

Kyuhyun terdiam sejenak. Bunga yang ada di genggamannya itu seakan tidak lagi menarik karena perbincangan dirinya dan Kibum membuat mental Kyuhyun sedikit turun. Kibum akan pergi? Bukan pergi ke luar kota untuk beberapa waktu, tapi ke luar negri dan entah sampai kapan. Sosok sahabat yang tidak akan pernah bisa Kyuhyun dapatkan lagi itu akan meninggalkannya dalam waktu dekat.

Sedih. Itu yang Kyuhyun rasakan saat ini. Kyuhyun tidak bisa hidup di sekolah tanpa Kibum, begitu juga sebaliknya. Sepasang sahabat yang sifatnya berbeda seratus delapan puluh derajat itu terkadang membuat orang-orang di sekolah iri. Persahabatan mereka begitu menyenangkan. Persahabatan mereka tanpa pamrih. Seperti di kehidupan nyata. Di mana ada malam pasti ada siang, di mana ada setan pasti ada malaikat, dan di mana ada Kyuhyun selalu ada Kibum. Di saat Kibum jatuh, Kyuhyun selalu menolongnya. Di saat Kyuhyun dihukum habis-habisan oleh guru, Kibum selalu datang pada guru dan meminta maaf atas kejahilan sahabatnya. Seperti sepasang anak kembar yang tak pernah bisa dilepaskan.

Tapi kini anak kembar itu harus menerima kenyataan bahwa selepas SMA, kehidupan baru menanti mereka. Kyuhyun dan Kibum harus menerima kenyataan bahwa jalan hidup masing-masing orang berbeda. Dan Kibum sudah menentukan jalan hidupnya.

Kyuhyun sesaat menunduk. Rasa sedihnya itu memang menusuk hati, tapi ia tidak mungkin memperlihatkannya secara terang-terangan pada Kibum. Apalagi mereka berada di jalanan yang banyak orang berlalu lalang. "Gwaenchanhayo." Ucap Kyuhyun tiba-tiba.

"Ne?" Kibum mengangkat kedua alisnya.

Kyuhyun kini mengangkat wajahnya dan tersenyum tipis. "Aku senang kau akan menjadi dokter. Apalagi di luar negri."

Bukan itu jawaban yang ingin Kibum dengar dari Kyuhyun. Tapi sama-sama gengsi, Kibum pun tersenyum miring. "Iya. Aku juga tidak sabar tinggal di Negara orang. Pasti menyenangkan." Ucapnya berbohong. Ia sangat berat meninggalkan Kyuhyun karena sebenarnya ia juga sangat bergantung pada si ikal itu. "Aku pasti akan merindukan kedai ramen dan kedai tteokbokki yang selalu kita datangi."

"Geurae." Kyuhyun mengangguk dengan senyuman paksa. Ia pun menoleh Kibum. "Sebelum kau pergi, kita harus datangi kedai itu dan berfoto di depannya."

"Tentu saja. Aku butuh foto itu jika aku rindu dengan makanan Korea."

Kedua sahabat itu pun saling tertawa. Meski ada rasa sakit dan sedih di hati masing-masing, tapi mereka berusaha menyembunyikannya. Kyuhyun langsung mengalihkan pembicaraan mereka yang serius itu pada bunga digenggamannya. Ia meminta Kibum untuk merapikannya sementara ia menuliskan kata-kata romantis yang akan ia selipkan pada bunga-bunga itu.

Tidak apa-apa. Kyuhyun berusaha tegar dengan berkata 'tidak apa-apa' dalam hatinya saat ini. Meski ia akan berpisah dengan Kibum, tapi ia senang karena hari ini ia bersama Kibum seharian. Mereka bahkan menorehkan kenangan baru karena aksi pencurian bunga tadi. Kyuhyun sangat berharap setiap detik yang ia dan Kibum lalui saat ini membuat Kibum senang bisa bersahabat dengannya.

.

.

.

Mobil sedan hitam itu melaju cukup kencang di jalanan yang sepi. Sepasang mata foxy terus menerus menatap ke luar jendela. Melihat jalanan kosong yang hanya terdapat tanaman-tanaman yang disinari oleh cahaya lampu jalan. Perempuan itu mengeratkan mantel berbulu yang dipakainya. Tubuhnya menempel pada sisi mobil. Seseorang di sebelahnya bahkan tidak ia hiraukan.

"Sungmin ssi, bulan depan majalah Girls Generation menawarkan photoshoot dengan tema summer. Lokasinya di pantai, persis dengan keinginanmu satu bulan lalu. Kau akan mengambil tawaran itu?" tanya Rika, yang ditunjuk sebagai orang yang memanage semua jadwal pekerjaan Sungmin dari mulai photoshoot, iklan, hingga model music video.

"Iya."

"Tidak."

Jawaban itu keluar bersamaan. Sungmin melirik sang kakak yang tengah duduk di sebelahnya dengan sebuah topi hitam menutupi kepala.

"Tidak boleh ada pekerjaan apa-apa untuk Sungmin bulan depan." ucap Donghae tegas.

"Kenapa, oppa?"

Donghae menoleh Sungmin, "Kau sudah melakukan banyak pekerjaan di bulan ini." Donghae lalu berbicara pada Rika yang duduk di jok depan bersama supir pribadi mereka. "Rika, beritahu semua majalah dan agensi lain bahwa Sungmin tidak lagi menerima tawaran untuk photoshoot ataupun syuting."

"Oppa…?" Sungmin tidak mengerti dengan sikap Donghae.

"Mana janjimu akan berhenti bekerja?"

Donghae seakan membalikkan ucapan Sungmin beberapa hari yang lalu. Sungmin memang pernah berjanji pada Donghae untuk berhenti melakukan photoshoot atau syuting karena Sungmin seringkali pulang malam bahkan dini hari seusai melakukan photoshoot. Dan yang membuat Donghae geram, di saat Sungmin melakukan photoshoot, ia tidak bisa menemani Sungmin karena ia juga disibukkan dengan beberapa meeting di gedung SM terkait dengan kontraknya. Donghae hanya tidak ingin Sungmin lebih sibuk darinya.

"Kau bilang mau memberikan aku kesempatan satu kali lagi untuk photoshoot?" tanya Sungmin.

"Kau sudah menerima tawaran photoshoot dengan K.R.Y. Itu kesempatanmu yang terakhir." Jelas Donghae. Tadi pagi, Sungmin dan Donghae memang datang ke gedung SM untuk membicarakan photoshoot yang akan Sungmin lakukan dengan grup vocal K.R.Y dalam waktu dekat ini.

"Tapi aku ingin melakukan photohoot di pantai."

"Aku tidak bisa menemanimu pergi ke pantai. Karena itu tidak." Alasan Donghae sangat singkat.

"Aku bisa pergi bersama Rika eonni."

"I said no, Minnie!"

Laki-laki itu sudah berbicara dengan tegas dan Sungmin hanya bisa diam. Rika yang berada di jok depan pun sedikit terbelalak kaget. Ia hanya bisa berkutat dengan ponselnnya untuk mengabari majalah yang menawarkan pekerjaan pada Sungmin. Meski Rika ditunjuk sebagai manager Sungmin, namun tetap saja semua keputusan ada di tangan Donghae. Semua yang ditawarkan pada Sungmin harus melalui izin Donghae, karena laki-laki itu yang selalu menyetir ke arah mana Sungmin akan melaju. Hal itu pula yang menyebabkan Sungmin bersikap manja pada sang kakak.

Sungmin tidak lagi mengelak. Perempuan itu melirik wajah Donghae yang sedang tidak ramah saat ini. Wajahnya seakan sedang menutupi sesuatu. Wajahnya mengerut seperti menahan amarah, namun Sungmin tak berani menanyakan apa-apa karena ia yakin Donghae tidak akan memberitahu Sungmin tentang perasaan yang sedang ia rasakan. Yang pasti, Donghae dalam keadaan tidak baik malam ini.

"I am… so sorry." Sungmin mengatakan ia sangat minta maaf.

"I'm not mad," kata Donghae menjelaskan bahwa sebenarnya ia tidak marah pada Sungmin. "Just exhausted." lanjut Donghae yang mengatakan ia hanya lelah hari ini.

Wajar saja, sejak pagi tadi ia pergi ke gedung SM bersama Sungmin untuk bertemu K.R.Y, kemudian saat Sungmin pulang ke rumah, Donghae harus pergi ke sebuah kantor majalah untuk interview, setelah itu ia pergi ke studio untuk live talk show dan syuting seharian di sana hingga Sungmin menjemputnya kembali.

Sungmin diam. Ia tidak menjawab apa-apa. Ia bisa melihat wajah Donghae yang terlihat lelah. Donghae memang orang yang sangat professional di bidangnya. Ia akan bersikap sangat menyenangkan dan sangat bersahabat ketika sorot lampu studio dan kamera sudah menyorot dirinya. Donghae bahkan terlihat santai tanpa beban ketika melakukan acara live talk show tadi. Sungmin yang menonton dari rumah pun ikut tertawa girang karena tingkah para komedian yang beradu akting dengan kakak laki-lakinya. Namun dibalik semua itu, ternyata Donghae merasa sangat lelah dengan pekerjaannya. Sehingga emosinya menjadi sedikit tidak stabil saat ini.

Perjalanan mereka menjadi sangat sebentar karena suasana jalanan yang sepi. Mobil hitam yang ditumpangi Donghae dan Sungmin pun memasuki daerah perumahan elit, daerah di mana Donghae dan Sungmin tinggal. Tak sampai lima menit, mobil itu pun akhirnya berhenti di depan gerbang yang luas. Supir yang mengendarai mobil mereka pun menekan klakson tiga kali agar si penjaga rumah membukakan pintu.

Saat menunggu mobil masuk, Sungmin menoleh keluar. Ia mengangkat kedua alisnya ketika melihat sosok laki-laki berseragam SMA Shincung tengah berjongkok di sisi rumahnya. Laki-laki itu Kyuhyun. Si ikal yang sudah sejak tiga puluh menit yang lalu berada di depan rumah Sungmin. Ia sedikit kecewa karena ternyata Sungmin tidak ada di rumah.

"Kyuhyun?"

Donghae menoleh ke arah Sungmin, tepatnya pada jendela luar di sebelah Sungmin. Ya, ada seorang laki-laki yang diam dengan seragam berantakannya di depan rumah mereka. "Sedang apa anak itu? Kau memintanya datang?" tanya Donghae melirik Sungmin.

Sungmin menggeleng. Ia tidak ingat meminta Kyuhyun datang ke rumah. Ia bahkan tidak tau kenapa Kyuhyun berada di sana. Terakhir kali mereka berkomunikasi adalah kemarin malam, karena ketika pagi menjelang, Kyuhyun akan mematikan ponselnya dan fokus belajar.

"Sungmin ah, kau temui dia." Ucap Donghae.

Sungmin mengangguk. Ia membuka pintu mobilnya, sepasang flat shoes berwarna cream dan pita biru muda yang mempercantik kakinya itu turun dari mobil. Sungmin pun keluar lalu menutup pintu mobil.

Sesaat setelah Sungmin menutupnya, mobil itu masuk ke dalam area rumah kediaman Lee yang luas. Sementara Sungmin berjalan menghampiri Kyuhyun yang saat ini sudah berdiri menyambut Sungmin dengan kedua tangan di belakang punggungnya.

"Kyuhyun ah, annyeong." Sapa Sungmin tersenyum melihat Kyuhyun.

Laki-laki itu pun memberikan senyuman tipisnya. Jantungnya berdebar seketika saat melihat Sungmin yang turun dari mobil. Ada apa ini? Tidak biasanya Kyuhyun berdebar bertemu Sungmin. "A-annyeong, Sungmin noona."

"Sejak kapan kau berada di sini?" tanya Sungmin.

"Sejak setengah jam yang lalu." Jawab Kyuhyun jujur. Tiga puluh menit adalah waktu yang berharga untuk Kyuhyun. Dan ia berani menyia-nyiakan waktu berharganya untuk menunggu Sungmin hingga perempuan itu pulang ke rumah. Apakah ini seorang Kyuhyun? Ia sendiri bingung dengan sikapnya. Tidak biasanya ia mau menunggu. Bahkan jika akan pergi dengan Heechul atau Yoonji pun ia selalu meninggalkan mereka jika mereka lama berdandan.

"Kau menungguku?"

Kyuhyun mengangguk pelan. "Kupikir kau ada di rumah malam ini, karena itu aku datang. Tapi kata penjaga rumahmu, kau sedang pergi. Kau darimana?"

Sungmin terdiam sejenak. Ia berpikir untuk tidak memberitahu Kyuhyun dari mana ia pergi tadi. "A-aku… menjemput Donghae oppa."

Kyuhyun hanya mengangguk pelan. Menjemput Donghae yang baru selesai bekerja. Hanya itu yang terlintas di pikiran Kyuhyun. Sungmin memang benar-benar tidak bisa lepas dari Donghae, hingga ia harus ikut menjemput Donghae yang baru saja selesai bekerja. Kyuhyun membayangkan bagaimana jika dirinya ada di posisi Donghae. Dijemput sepulang bekerja, ditemani saat bekerja, diperhatikan setiap saat. Ah, Kyuhyun berpikir terlalu jauh hingga membuatnya tersenyum sendiri. Hal itu tentu membuat Sungmin bingung dengan sikapnya.

"Kau membawa apa, Kyu?" tanya Sungmin menoleh ke belakang Kyuhyun.

Kyuhyun menjadi kaku seketika. "Apa? Membawa apa? Mana?" Kyuhyun ikut menoleh ke belakangnya seakan mencari sesuatu yang dilihat Sungmin.

Bodoh. Kyuhyun memang bodoh bersikap seperti itu. Sudah jelas-jelas rangkaian bunga yang ia sembunyikan di balik tubuhnya itu terlihat oleh Sungmin. Tapi ia berpura-pura tidak menemukan apa-apa. Sungmin pun tertawa melihat tingkah Kyuhyun. "Bunga di punggungmu, Kyu." Ucap Sungmin akhirnya menjawab sendiri pertanyaan yang ia ajukan pada Kyuhyun.

'Ah, ketahuan.' Kyuhyun bergumam. Tentu saja. Bagaimana mungkin Sungmin tidak melihatnya. Bunga itu cukup besar, belum lagi mahkotanya melebar hingga Sungmin dapat melihat keberadaan bunga itu dengan jelas. "A-anu…" Kyuhyun tidak bisa lagi menyembunyikannya. "Kau suka warna ungu, tidak?" tanya Kyuhyun.

Sungmin mengangguk.

Kyuhyun pun membalikkan kedua tangannya ke depan tubuhnya. Sebuah buket bunga yang dilapisi tissue paper berwarna putih itu pun diperlihatkan oleh Kyuhyun. Laki-laki itu tampak malu-malu memberikannya pada Sungmin. "Kalau begitu ini untukmu."

"Gomawoyo, Kyuhyun ah." Sungmin langsung mengembangkan senyumannya. Seorang Cho Kyuhyun memberikan bunga pada Lee Sungmin? Sepertinya orang awam yang mengenal Kyuhyun sebagai anak gengsian tidak akan percaya dengan hal ini. Sungmin pun sempat heran dengan sikap Kyuhyun yang romantis. Bagaimana bisa si anak super angkuh ini berpikir untuk memberi bunga padanya? Tetapi pikiran itu langsung Sungmin hilangkan. Ia menerima bunga pemberian Kyuhyun dengan hati senang. Sungmin sempat mendekatkan hidungnya untuk mencium aroma wangi khas bunga Lilac yang ia sukai. Ia terus melebarkan senyumannya sambil melihat bunga Lilac cantik hasil curian Kyuhyun yang tidak diketahui Sungmin.

"Apa ini?" Sungmin kemudian mendapati sebuah kertas lipat di dalam bunga. Ia pun mengambil kertas itu. Dengan penuh rasa penasaran, Sungmin membuka kertas itu.

"Jangan dibuka." Kyuhyun langsung mencegahnya.

"Kenapa?"

"Maksudku… Nanti saja." Ucap Kyuhyun penuh was-was. Bisa mati karena malu jika Sungmin membaca isi kertas itu di hadapan wajahnya secara langsung.

"Kau aneh sekali," Sungmin hanya menggeleng pelan. "Ayo masuk, Kyu. Kau sudah makan malam?"

"Be-belum. Tidak perlu. Sepertinya aku akan langsung pulang. Heechul noona sudah menyuruhku pulang sejak tadi."

"Oh… begitu."

"Ng… Sungmin noona, malam minggu nanti kau ada acara? Keluargaku mengundangmu untuk datang ke rumah." Ucap Kyuhyun.

Si ikal ini mulai senang berbohong demi kebaikan. Malam minggu yang akan datang memang menjadi hari penting bagi keluarga Cho karena mereka akan merayakan sesuatu, tetapi tidak ada satu pun anggota keluarga yang berinisiatif untuk mengundang Sungmin. Ini semua hanya akal-akalan Kyuhyun agar perempuan itu bisa ikut menikmati kebersamaan malam minggu yang hangat di keluarga Cho. Kedatangan Sungmin ke rumahnya pun pasti akan disambut dengan sangat baik oleh Yongwoon, Yoonji serta Heechul.

"Makan malam dengan keluargamu?" Sungmin memastikan.

Kyuhyun mengangguk. "Tapi… jika kau tidak bisa aku tidak memaksa." Katanya pasrah.

"Tentu saja aku bisa. Aku selalu ingin makan dengan keluargamu. Aku akan datang saat jam makan malam."

'Eh? Selalu ingin makan dengan keluargaku? Bagaimana jika menjadi bagian dari keluargaku? Aih~ Cho Kyuhyun~ Bicara apa kau ini, ayo kontrol pikiranmu.' Kyuhyun mengejek dirinya sendiri dalam hati karena dirinya mulai pintar menggombal meski baru terucap dalam hati. Kyuhyun… Kyuhyun… Ia benar-benar sedang jatuh cinta hingga rela membuang dirinya yang angkuh, sombong dan kurang ajar ini di hadapan Sungmin.

"Terima kasih telah mengundangku. Aku pasti datang." Ucapan Sungmin sangat meyakinkan.

"Ne, sama-sama." Kyuhyun pun tersenyum kaku. "Kalau begitu aku akan pulang sekarang. Kau masuk saja duluan." Ucap Kyuhyun.

"Sekali lagi terima kasih atas bunganya. Bunga ini cantik sekali."

"Ah, ne. Sama-sama."

Sungmin mulai berjalan mundur kemudian menghampiri sebuah pintu besi di sudut gerbang rumah besarnya. Sesekali Kyuhyun melambaikan tangan pada Sungmin dengan senyuman tipisnya. Sambil terus bertatapan dengan Kyuhyun, Sungmin pun masuk ke dalam rumah. Sosok Sungmin sudah menghilang di balik gerbang besi besar dan tinggi itu.

Sama seperti Kyuhyun yang sedang dimabuk cinta, Sungmin juga mulai bersikap aneh. Ia tidak berjalan ke dalam rumahnya melainkan berdiri di balik pagar besi di dalam rumahnya sambil berputar kegirangan. Sungmin tak henti-hentinya tersenyum sambil menatapi dan memeluk bunga cantik dari Kyuhyun yang membuat malam hari ini menjadi sangat indah. Tangan kanannya itu masih memegangi kertas kecil yang belum ia baca. Sungmin pun bersandar pada pagar besi kemudian membuka kertas itu.

"Sungmin noona, percayalah. Kau lebih cantik dari bunga ini."

Sungmin tersipu malu membaca tulisan itu.

Oh Tuhan… Bagaimana mungkin Sungmin tidak meleleh membaca tulisan itu. Setiap perempuan pun pasti akan semakin melebarkan senyumannya ketika membaca kata-kata romantis dari Kyuhyun. Sungmin menggigit bibir bawahnya sambil terus tersenyum. Ia kemudian menaruh kertas itu di dadanya seakan menahan jantungnya yang akan copot karena gombalan Kyuhyun yang membuat dirinya melayang. Benarkah Kyuhyun berubah menjadi romantis seperti ini dalam sekejap?

Jawabannya tidak.

Kyuhyun belum beranjak dari tempatnya. Ia tengah menempelkan telinganya ke gerbang besi depan rumah Sungmin untuk memastikan apakah Sungmin berada di balik sana atau tidak. Nyatanya, Kyuhyun mendengar suara Sungmin tertawa kecil. Suara tawa itu seakan menjadi bom di hati Kyuhyun dan laki-laki itu pun tersipu malu. Ia berhasil membuat Sungmin tersipu. Padahal sebenarnya Sungmin tidak tau kalau tulisan itu bukanlah ucapan Kyuhyun.

Ya, seperti jawaban tadi. Tidak. Kyuhyun tidak berubah menjadi romantis dalam sekejap. Ini semua berkat bantuan Kibum. Sesaat ketika mereka tidak lagi membicarakan masalah sekolah, Kyuhyun membuat kata-kata pada kartu yang akan ia selipkan di bunga Lilac. Kibum membaca terlebih dulu tulisan itu dan langsung menyuruh Kyuhyun menggantinya. Itu bukan kata-kata romantis. Bagaimana mungkin ia memberikan bunga pada seorang perempuan dengan kata-kata seperti ini:

"Sungmin noona, jangan buang bunga ini. Aku mendapatkannya dengan susah payah."

Itulah tulisan asli yang Kyuhyun buat dari otaknya sendiri. Begitu membacanya, Kibum langsung menyuruh Kyuhyun menulis ulang dengan kertas yang baru. Kibum yang memberikan kata-kata romantis itu dan Kyuhyun yang menulisnya. Ya, terlihat seperti Kyuhyun yang pintar menggombal. Padahal sebenarnya kata-kata yang Sungmin baca tadi adalah hasil karya Kibum.

.

.

.

-0o0-

.

.

.

Beberapa hari kemudian.

Malam hari.

Suasana kamis malam ini berbeda dari biasanya. Kyuhyun masih terjaga di tengah malam. Setelah seharian ia mengencani beberapa mata pelajaran seperti fisika, matematika, sejarah serta bahasa inggris, ia butuh hiburan. Selain itu ia juga tidak bisa tidur. Seusai merapikan semua bukunya untuk dibawa ke sekolah, Ia pun memikirkan hal menarik yang bisa ia lakukan. Dan apa yang dilakukan Kyuhyun sekarang?

"Yeah! Aku menang lagi!" Kyuhyun berteriak girang.

Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, tapi ia masih bersemangat untuk berteriak seperti tadi. Laki-laki itu mengalihkan rasa bosannya dengan bermain kartu dengan Heechul. Meski pada awalnya Heechul menolak dan berpura-pura sudah tidur, tapi Kyuhyun terus menerus memaksa Heechul untuk bermain kartu dengannya. Ia memberantaki ranjang Heechul dengan melompat-lompat di atasnya, ia akan terus melakukan itu sampai Heechul mau menyerahkan dirinya untuk menjadi lawan Kyuhyun bermain kartu.

Sambil terus memohon, Kyuhyun tak lupa memasang wajah memelasnya. Dengan wajah sedikit terpaksa, Heechul akhirnya mau di bawa Kyuhyun untuk keluar kamar dan bermain kartu di ruang tengah. Kini keduanya terduduk di lantai beralaskan karpet dengan beberapa lembar kartu yang berserakan serta dua gelas Cola yang mereka taruh di sisi masing-masing.

"Yes!"

"Ige mwoya?!" Perempuan yang mengikat rambutnya dengan sebuah pita berwarna merah itu melempar tiga kartu yang ia pegang karena kesal.

Ia kalah. Lagi-lagi kalah. Dan selalu kalah. Heechul memang ditakdirkan untuk selalu kalah jika bermain apapun dengan Kyuhyun. Meski pada dasarnya Heechul orang yang pintar, tapi ia selalu saja kalah karena Kyuhyun terlalu cerdas, Kyuhyun juga cerdas dalam berbuat licik. Hebatnya, aksi licik itu tak pernah ketahuan oleh Heechul yang polos. Perempuan yang tengah duduk sila itu melipat tangannya dengan kesal. Ia menatapi wajah Kyuhyun penuh dengan senyum kemenangan.

"Ttok-ttok-han-Kyu! Ttok-ttok-han-Kyu!" Kyuhyun menyemangati dirinya yang lagi-lagi menang dengan menepuk-nepuk tangannya dan mengganti lirik "Dae-han-Min-guk" menjadi "Ttok-ttok-han-Kyu" yang artinya Kyuhyun si cerdas.

Heechul yang melihat kesenangan Kyuhyun akan kemenangannya itu hanya memperlihatkan muka mencibir. "Aish, kau pasti curang. Aku hampir menang tadi." Ia mulai membela diri.

"Sudah, kau mengaku kalah saja. Tidak ada yang bisa mengalahkan Cho Kyuhyun." Ucapnya menepuk dada kanannya untuk membanggakan diri.

Yang membuat Kyuhyun merasa kemenangan ini sangat berarti adalah adanya hukuman bagi yang kalah. Kyuhyun dan Heechul seringkali membuat permainan dengan diakhiri hukuman bagi yang kalah. Hal ini membuat permainan mereka jadi lebih menantang, karena itu keduanya menjadi keras kepala dan egois karena ingin menghindari hukuman.

Sebelum bermain, Kyuhyun sempat masuk ke kamar orang tuanya untuk sejenak bermanja-manja dengan Yoonji. Setelah itu Kyuhyun meminta izin untuk meminjam satu buah lipstick milik Yoonji yang ditaruh dengan rapi di dekat meja kaca. Kyuhyun menjadikan lipstick itu sebagai hukuman yang harus diterima Heechul.

Dan saat ini, Kyuhyun bangkit dari duduknya lalu berlutut di hadapan Heechul. Di tangannya sudah ada sebuah lipstick berwarna merah pekat yang ia pakai untuk menghias wajah sang noona.

"Ba-bo." Kyuhyun mengeja tulisan yang ia goreskan di dahi Heechul dengan lipstick Yoonji.

"Mwoya?!" Heechul langsung protes ketika mengetahui Kyuhyun menuliskan tulisan 'bodoh' pada dahinya. Seketika ia merasa seperti seekor keledai yang dibodoh-bodohi Kyuhyun. "Ya! Jangan menulis seperti itu!" protes Heechul.

"Chamkamanyo, noona." Tangan kiri Kyuhyun memegangi kepala Heechul yang bergerak-gerak sementara tangan kanannya menyelesaikan tulisan 'Babo' yang ia tuliskan. Selesai menulis, Kyuhyun pun duduk kembali di tempatnya dan tertawa puas melihat apa yang terjadi pada wajah Heechul.

Tak disangka, Heechul begitu bodoh karena sudah enam kali berturut-turut kalah bermain kartu melawan Kyuhyun. Dan hebatnya, Heechul tak pernah menyadari kalau dua babak tadi Kyuhyun memakai cara liciknya. Ia mengintip kartu Heechul sebelum memulai permainan hingga Kyuhyun tau pergerakan seperti apa yang akan Heechul lakukan. Ya, Kyuhyun memang cerdas, bukan? Ia cerdas dalam segala hal. Cerdas dalam belajar, cerdas dalam game, cerdas dalam bermain curang, serta cerdas membohongi noonanya sendiri.

"Aku berhenti."

"Ah, waeyo?" Kyuhyun protes ketika ia sedang mengumpulkan kartu-kartu untuk diberikan pada Heechul. Karena Heechul kalah, Heechul yang harus mengocoknya.

"Aku tidak mau main lagi."

"Ayolah, noona. Kita bermain sampai aku kalah."

"Masalahnya kau tidak pernah kalah! Kau selalu menang. Sementara seluruh bagian wajahku sudah merah dicoret lipstick olehmu." Heechul menggeram sambil menaruh kedua tangan di pinggangnya.

"Aish, karena kau terlalu bodoh bermain kartu."

"Mwo?" Heechul membulatkan matanya. Wajahnya semakin kesal dan siap untuk menerkam Kyuhyun.

"Ha-hanya bercanda, noona." Kyuhyun memelankan suaranya dengan wajah ketakutan. "Pokoknya kita main lagi. Ini, kartunya." Kyuhyun menaruh tumpukkan kartu itu di hadapan Heechul.

Sementara Heechul langsung menyilangkan kedua tangannya di dada sambil menggeleng. "Tidak mau."

"Noona~"

"Tidak mau. Kubilang tidak mau!"

"Ayolah~ aku masih ingin bermain."

"Sekali tidak mau tetap tidak mau!"

"Noona~ ayo~" Kyuhyun merajuk.

"A-ni-o!" Heechul mengeja.

"Sekali saja."

"Aniyaaa~!"

"Aigo~ Berisik sekali kalian."

Kedua anak Cho yang duduk berhadapan itu pun menoleh ke arah suara yang menengahi mereka. Seketika perdebatan tidak penting sepasang Heechul dan Kyuhyun menjadi reda karena mendengar suara lembut Yoonji.

Eomma Cho itu memakai pakaian tidurnya. Ia keluar dari kamarnya dengan rambut panjang yang sedikit kusut. Biasanya Yoonji selalu menggulung rambutnya, tapi kali ini ia membiarkan rambut panjang sepinggang itu tergerai begitu saja. Penampilannya tampak lebih muda karena rambut lebat itu. Yoonji merasa terganggu dengan suara-suara Heechul dan Kyuhyun yang menghiasi tengah malamnya.

"Sedang apa kalian? Ribut sekali."

Untung saja Yoonji yang mendengar keributan mereka. Jika Yongwoon yang terbangun, kedua anak Cho itu pasti sudah mendapat semprotan amarah dari sang appa. Menurut Kyuhyun, yang pernah jahil mengganggu Yongwoon, appanya akan berubah menjadi beruang hutan yang menyeramkan jika tidurnya terganggu. Berbeda dengan istrinya, Yoonji akan selalu terbangun dengan tenang meski Heechul dan Kyuhyun membuat suara ledakan bom yang kencang sekalipun.

"Aigo~ Kau apakan wajahmu, Chulie ah?" tanya Yoonji sedikit kaget.

Kyuhyun malah tertawa mendengar pertanyaan polos eommanya sementara Heechul memasang wajah marah pada Kyuhyun. "Setan kecil ini, eomma. Ia yang membuat wajahku seperti ini." Heechul menunjuk Kyuhyun.

Tentu saja Yoonji terkejut melihat wajah putri sulungnya. Wajah Heechul sudah seperti wajah badut gagal yang terdapat coretan tak beraturan di mana-mana. Di bagian dagunya terdapat tiga titik tompel, kemudian ada juga lingkaran tebal yang mengelilingi bibirnya. Tak lupa tiga garis kumis kucing di pipi kanan dan kiri Heechul. Lalu garis panjang lain membentang dari tengah alis hingga ujung hidung Heechul. Adapula garis tebal pengganti mata panda yang Kyuhyun buat di bawah mata Heechul. Hukuman terakhir adalah tulisan 'Babo' di dahi Heechul yang membuatnya benar-benar jelek saat ini.

"Aku sedang belajar mendandani noona, eomma." Kyuhyun berucap tanpa dosa.

Yoonji pun menggeleng. 'Aih, kedua anak ini…'

Aneh, bukan? Tapi inilah yang terjadi pada kedua anak Cho. Heechul menyadari dirinya bukan lagi seorang remaja, ia bahkan sudah punya pengalaman kerja sambil kuliah meski dirinya masih terbilang muda untuk bekerja. Di luar rumah, Heechul bertingkah seperti orang berusia 23 tahun yang normal. Tapi semua itu lenyap begitu saja jika Heechul sudah berhadapan dengan Kyuhyun. Ia akan berubah menjadi anak kecil usia 10 tahun yang gemar marah-marah, berteriak melengking, bahkan sampai menangis. Begitu pula si ikal kurus yang menyebalkan ini. Ia akan bersikap seperti anak 17 tahun pada umumnya di luar rumah, tapi jika sudah bersama Heechul, ia kembali menjadi anak umur 5 tahun yang gemar menjadikan kakak perempuannya sebagai objek untuk bermain.

"Eoh? Kenapa kalian pakai lipstick itu?" tanya Yoonji ketika menyadari sesuatu yang sejak tadi di pegang Kyuhyun.

Kyuhyun mengangkat lipstick bermerek Kxkx itu dan memperlihatkan pada Yoonji. "Ini? Ini milik eomma yang aku ambil tadi." Sebelumnya Kyuhyun sudah meminta izin pada Yoonji, dan Yoonji tidak keberatan meminjamkannya dengan catatan dipakai sewajarnya dan tidak dihabiskan.

Yoonji mengambil lipstick yang dipegang Kyuhyun. Ia memutar sejenak benda itu kemudian melirik kedua anaknya. "Ini lipstick matte." Ucap Yoonji. Sejak ia masih muda, Yoonji terbiasa memakai lipstick biasa. Sehingga ia tidak suka dengan jenis-jenis lipstick baru. Yoonji masih berpikir sambil mengingat kembali kelebihan dan kekurangan barang itu. "Memang bagus, tapi eomma tidak suka. Lipstik ini waterproof, sangat sulit hilang."

"Jinjjayo, eomma?!" Terang saja Heechul terkejut. Bagaimana jika lipstick yang sudah mengering di wajahnya itu tidak bisa hilang dengan air?

Heechul tidak bodoh dalam soal make up. Ia tau merek make up mana yang cocok dan tidak cocok untuknya. Ia seringkali membeli make upnya bersama teman-teman dari gaji yang ia dapatkan sebulan sekali itu. Sebelumnya, ketika Heechul melihat lipstick yang dibawa Kyuhyun untuk bermain, Heechul sempat bertanya pada Kyuhyun tentang merek lipstick yang tidak pernah ia lihat sebelumnya itu. Bodohnya, ia bertanya pada Kyuhyun yang jelas tidak tau apa-apa tentang lipstick. Dengan wajah datar, si bungsu itu menjawab kalau lipstick ini adalah lipstick biasa milik eomma yang ia pinjam. Tanpa ada rasa curiga, Heechul pun akhirnya membolehkan Kyuhyun memakaikan lipstick itu di seluruh wajahnya.

Tidak ingin berlama-lama, Heechul pun beranjak dari duduknya dengan terburu-buru. Ia melewati Kyuhyun dan Yoonji untuk berlari ke kamar mandi yang berada di ujung ruangan. Heechul membuka pintu kamar mandi dengan kencang lalu bercermin melihat dirinya yang sudah seperti badut murahan.

'Tampak bodoh sekali!' Heechul sempat bergumam dalam hati tentang wajahnya penuh coretan hasil karya Kyuhyun. Dibukanya keran washtafel, Heechul berusaha untuk menghapus seluruh lipstick yang sudah mengering di wajahnya karena jenis lipstick itu matte.

Perempuan itu mengangkat wajahnya kemudian melihat wajahnya pada cermin. Hasilnya?

"Cho Kyuhyun~! Kemari kau~!"

Kyuhyun terbelalak mendengar namanya dipanggil dengan suara melengking. Sudah pasti itu bukan panggilan yang bersahabat. 'Ah, Suara itu membuatku merinding.' Kyuhyun bergumam. Ia bahkan sedikit bergetar dalam hati ketika mendengar panggilan Heechul yang melengking dengan romantis.

Laki-laki yang hanya berpakaian sleeveless dan celana boxer itu berdiri. Kakinya yang tinggi dan jenjang serta sedikit berbulu itu seakan kaku untuk melangkah mendekati kamar mandi karena di dalamnya ada seseorang yang sedang memupuk amarah padanya.

"Cho Kyuhyun!" Lagi-lagi Heechul berteriak. Ia masih berdiri di depan cermin di kamar mandi. Wajahnya basah karena basuhan air, namun lipstick yang menghiasi wajahnya itu tidak hilang.

Kyuhyun perlahan masuk ke dalam kamar mandi. "Wa-waeyo, noona? Ti-tidak bisa hilang?" tanya Kyuhyun ragu.

Heechul memutar tubuhnya menghadap Kyuhyun. "Menurutmu?" Heechul berbalik bertanya. Ia ingin Kyuhyun menjawab pertanyaannya sendiri dengan melihat wajahnya.

"Oh, mau bagaimana lagi." Kyuhyun malah menyembunyikan tawanya.

'Oh, katanya? Hah?' Heechul meledak dalam hati, padahal ia sedang serius kali ini. "Kau harus bertanggung jawab!" Heechul menunjuk Kyuhyun dengan nafas banteng yang marah.

"A-aku harus bagaimana?" Kyuhyun mengerutkan dahinya panik. Bulu kuduknya mulai naik. Ia akan ketakutan seperti ini jika sudah melihat wajah menyeramkan Heechul. Padahal ini semua adalah ulahnya sendiri.

"Kau yang membuatku seperti ini!"

"Tapi kau yang membuat dirimu sendiri kalah."

"Tapi kau yang memilih lipstick itu untuk dijadikan hukuman!"

"Kau kan' sudah sepakat kalau kita pakai lipstick ini untuk hukuman."

"Tapi wajahku tidak bisa dibersihkan!"

"Memangnya aku peduli."

"Ya! Neo…!"

Di balik Kyuhyun dan Heechul yang lagi-lagi berdebat di malam hari itu, seseorang terbangun dari tidurnya. Ia sudah berkali-kali mencoba untuk menutup telinganya dengan bantal dan guling, tetapi suara berisik anak-anaknya itu akhirnya membuat dirinya bangkit dari ranjang. Yongwoon melangkah keluar kamar dengan sleeveless putih dan celana tidur panjang. Laki-laki tua itu menggeram mendengar pertikaian tengah malam yang sangat mengganggu tidurnya.

Yongwoon baru saja akan menyemburkan api dari mulutnya pada kedua anak perempuan dan laki-laki yang super berisik. Namun sebelum melakukan hal itu, ia melihat sang istri di depan kamar sedang tertawa kecil.

"Ada apa ribut-ribut?" Yongwoon bertanya pada Yoonji yang ternyata sedang bersandar di dinding.

Yoonji menoleh, ia pun tersenyum tipis. "Yongwoon junior berulah lagi."

Suaminya masih belum seratus persen sadar dari tidur, karena itu hanya mengerutkan dahi bingung. 'Yongwoon junior? Ah, Kyuhyun.' Yongwoon kini mengerti. Yoonji seringkali memanggil anak bungsunya dengan banyak panggilan. Seperti si bayi Kyu, si bungsu Kyu, si cerdas Kyu, si jahil Kyu, dan si Yongwoon junior. Setiap tingkah laku Kyuhyun yang jahil di rumah selalu mengingatkannya pada sifat Yongwoon di masa lalu. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, hal itu benar-benar terjadi pada Yongwoon dan Kyuhyun.

"Berulah apa lagi bocah kerempeng itu?"

Yoonji memperlihatkan sebuah lipstick matte yang dipeganngya. "Anakmu bermain dengan lipstick waterproof ini." Ucap Yoonji.

"Aaaa! Eomma~!"

Belum sempat menanggapi ucapan Yoonji, tiba-tiba sepasang orang tua itu dikejutkan dengan teriakan keras dari dalam kamar mandi. Suara itu adalah suara Kyuhyun. Secepatnya Yongwoon dan Yoonji menghampiri anak-anaknya yang ada di dalam kamar mandi. Ulah apa yang dilakukan Kyuhyun? Kemarahan seperti apa yang dilakukan Heechul?

"Eomma! Appa!" Laki-laki berusia 17 tahun itu kembali berteriak ketika melihat sepasang Yongwoon dan Yoonji sudah berada di depan kamar mandi.

"Wae geuraeyo?" Yongwoon menatapi kedua anaknya. Begitu juga dengan Yoonji.

Pemandangan ini seringkali dilihat Yongwoon dan Yoonji. Selalu saja mereka mendapati anak pertama mereka sedang menyiksa si bungsu. Padahal yang pertama kali membuat ulah adalah Kyuhyun. Kini Kyuhyun tengah berjongkok dengan Heechul yang duduk di bahunya. Perempuan itu menyiksa Kyuhyun dengan menarik kedua telinga Kyuhyun hingga laki-laki itu berteriak kesakitan. Ia tidak bisa menghindar karena tubuhnya diduduki oleh Heechul. Yang bisa ia lakukan hanyalah meminta bantuan Yongwoon dan Yoonji untuk menyelamatkan dirinya dari terkam maut sang noona.

"Omo! Chulie ah, andwaeyo." Yoonji berucap.

"Chulie ah, lepaskan." Yongwoon langsung bergerak menghentikan mereka.

Beruntungnya, setiap kali kedua orang tua Cho mendapati Kyuhyun disiksa oleh Heechul, mereka selalu membela Kyuhyun karena laki-laki berotak licik itu memasang wajah memelas hingga Yongwoon dan Yoonji iba padanya.

Yongwoon masuk ke dalam kamar mandi dan memeluk tubuh Heechul dari belakang lalu menariknya hingga Heechul pun turun dari bahu Kyuhyun. Sementara Yoonji menarik tangan Kyuhyun untuk berdiri. Kyuhyun segera memeluk pinggang Yoonji dan menaruh kepalanya di bahu Yoonji seakan meminta perlindungan dari sang eomma.

"Eomma~" Kyuhyun mulai bersikap manja dengan menekuk bibirnya. Sangat tidak cocok dengan postur tubuhnya yang tinggi. Namun itulah Kyuhyun jika sedang berpura-pura lemah di hadapan eommanya.

Sementara Yoonji melirik pada telinga Kyuhyun yang memerah karena siksaan Heechul tadi. "Aigo~ uri Kyuhyunie." Yoonji pun mengusap-usap telinga Kyuhyun dibalik rambut berantakannya.

"Chulie ah, kenapa kau menduduki Kyuhyun?" tanya Yongwoon yang masih memeluk Heechul dari belakang. Ia sedang berusaha mengunci putri sulungnya agar tidak lagi menyiksa Kyuhyun.

"Dia sengaja memilih lipstick waterproof milik eomma untuk menjahiliku, appa." Kini Heechul membeberkan rahasia si bungsu Kyu.

Perdebatan Kyuhyun dan Heechul sebelumnya berlangsung sengit. Setelah bercekcok hebat, akhirnya Kyuhyun mengakui kalau dirinya tidak sembarangan memilih lipstick Yoonji. Kyuhyun tau beberapa lipstick yang Yoonji pakai, karena setiap eommanya sedang berdandan, Kyuhyun sering datang mengacaukan. Kyuhyun juga tau kalau lipstick bermerek Kxkx itu tidak pernah dipakai Yoonji karena lipstick itu berjenis matte. Yoonji tidak menyukainya. Kyuhyun pun mengambil lipstick itu. Selain karena tidak pernah dipakai Yoonji, lipstick itu juga bertuliskan waterproof. Ia ingin membuat Heechul tertidur dengan lipstick yang terus ada di wajahnya hingga esok hari.

Tapi kejahilannya malah membuahkan hasil yang tidak menyenangkan bagi Kyuhyun. Begitu Kyuhyun mengakui hal itu, Heechul tak tanggung-tanggung memukuli Kyuhyun hingga Kyuhyun pun terpojok ke dinding kamar mandi dan berjongkok. Saat itulah Heechul naik ke bahu Kyuhyun menjewer kedua telinga Kyuhyun yang lentik.

"Kyuhyun ah, kau sengaja mengerjai noonamu?" Kini Yongwoon melirik Kyuhyun yang ada dalam dekapan istrinya.

"Ha-hanya bercanda."

"Hanya bercanda katamu? Berarti kau sengaja!" Lagi-lagi Heechul naik darah dan bersiap untuk menerkam Kyuhyun.

Namun keberadaan Yongwoon dan Yoonji di sana sangat menyelamatkan nyawa Kyuhyun. Yongwoon mengeratkan pelukannya pada Heechul dari belakang sementara Yoonji melindungi Kyuhyun dengan menutupi kepala laki-laki itu dengan tangan kanan dan tangan kirinya merangkul tubuh Kyuhyun yang membungkuk karena Kyuhyun lebih tinggi darinya.

"Sudah, sudah." Yongwoon menenangkan Heechul. Keterlaluan memang. Jika Yongwoon menjadi Heechul pun ia akan marah pada Kyuhyun. Yang ia tidak habis pikir adalah bisa-bisanya si bungsu ini menjahili noonanya sendiri di tengah malam. Padahal mereka punya jadwal yang padat untuk belajar esok hari. "Chulie ah, jangan bersikap seperti anak kecil." Ucap Yongwoon memperingatkan anak perempuannya yang sudah berusia di atas 20 tahun.

Heechul pun akhirnya diam dan pasrah di dalam cengkraman lengan Yongwoon yang kuat. Nafasnya yang naik turun mulai mereda, namun Yongwoon belum melepaskan Heechul karena masih melihat wajah Heechul penuh dendam. Sementara Kyuhyun, apa yang ia lakukan?

Bukannya merasa bersalah, ia malah tersenyum miring. Yes! Kyuhyun merasa menang. Si kurus itu pun menjulurkan lidahnya untuk mengejek Heechul. Ia menang karena Yongwoon dan Yoonji membelanya. Ia juga menang karena berhasil membuat Heechul tampak menawan dengan goresan lipstick waterproof milik Yoonji.

PLETAK!

"Aaw!" Tiba-tiba Kyuhyun meringis ketika mendapati tangan Yoonji memukul kepalanya. "Appo, eomma."

Yoonji tidak bodoh. Ia juga tidak lugu. Ia melihat Kyuhyun menjulurkan lidahnya untuk mengejek Heechul tadi. Karena itu ia memukul kepala Kyuhyun. "Jangan mengejek." Yoonji memperingatkan. "Kyuhyun ah, sekarang kau harus minta maaf dan cuci wajah noonamu."

"Tapi–"

"Kerjakan atau appa akan melukis wajahmu seperti Heechul." Yongwoon mengancam anak bungsunya dan Kyuhyun hanya bisa diam.

Yongwoon pun melepaskan pelukannya dari Heechul seiring dengan Yoonji yang melepaskan Kyuhyun dari dekapannya. Laki-laki kurus berambut ikal itu pun akhirnya menghela nafas pasrah. Ia dan Heechul saling melirik tanpa berbicara apa-apa.

"Dan jangan membuat keributan lagi. Ini sudah malam. Bisa-bisa tetangga kita marah karena terganggu dengan suara kalian yang berisik." Yongwoon memberi peringatan pada kedua anaknya yang masih ada di dalam kamar mandi sebelum dirinya dan Yoonji keluar bersama-sama.

Sepasang suami istri Cho itu pun kembali ke kamar mereka. Yongwoon masuk lebih dulu, lalu kemudian Yoonji. Istrinya hanya diam tanpa berkata apa-apa sementara Yongwoon berdecak karena kedua anaknya berulah di malam hari. Yoonji menutup pintu kamarnya sedikit, kemudian duduk di sisi ranjang.

"Aish, kenapa anak-anak yang kupikir manis dan menggemaskan berubah pecicilan seperti itu." Yongwoon mengeluh.

Seketika ia mengenang masa-masa di tahun 90-an, tepatnya ketika Heechul dan Kyuhyun masih menjadi balita yang menggemaskan dan cerdas. Yongwoon selalu menduga bahwa kedua anaknya itu mewarisi sifat Yoonji yang pintar dan lembut. Tapi ternyata dugaannya itu salah besar. Semakin usianya bertambah, Kyuhyun mulai menunjukkan sifat jahilnya yang mirip seperti Yongwoon dahulu. Kyuhyun bahkan tidak pernah absen untuk menjahili Heechul hingga menangis.

Yoonji menanggapinya dengan tawa kecil. Ia menarik selimut untuk suaminya, lalu berucap, "Mereka benar-benar anakmu, yeobo."

Nakal, jahil, pemarah, keras kepala. Ya, itulah sifat Yongwoon dahulu. Kini Yongwoon terkena karmanya sendiri karena diantara kedua anaknya itu tidak ada yang mewarisi sifat Yoonji. Tuhan memang adil. Wajah Heechul dan Kyuhyun mirip dengan Yoonji, sementara watak dan sifat kedua anak Cho itu mirip sifat Yongwoon. Itulah yang membuat Yoonji benar-benar yakin bahwa Heechul dan Kyuhyun adalah buah hatinya dan Yongwoon.

Sementara itu.

Di saat sepasang Cho melanjutkan tidur mereka yang terganggu, Kyuhyun dan Heechul masih berada di kamar mandi. Kyuhyun dan Heechul sedang berhadapan di depan washtafel kecil. Tangan Kyuhyun tengah berkerja membersihkan lipstick yang menempel di wajah Heechul dengan sabun muka milik Heechul.

"Pastikan lipstick itu terhapus semua." Ucap Heechul.

"Ne."

"Jangan ada sisa."

"Araseo, cerewet." Ucap Kyuhyun. Ia kemudian menghentikan kerja tangannya dan meraih sabun muka Heechul. Kyuhyun mengeluarkan sabun itu sedikit ke permukaan tangannya lalu menggosoknya di wajah Heechul.

Keduanya tampak tenang. Nyaman sekali tidak mendengar suara berisik dari Kyuhyun dan Heechul. Sesekali perempuan yang tengah dicuci mukanya itu membuka sedikit mata dan melirik Kyuhyun di hadapannya.

"Bercandamu jahat, Kyu. Kalau aku berjerawat, bagaimana?"

Kyuhyun kemudian terkekeh. "Memangnya itu urusanku?"

"Ya!" Heechul kembali marah. Ia pun melayangkan tamparan kecil pada pipi Kyuhyun hingga membuat adik laki-lakinya itu sedikit berteriak.

"Aw!" Kyuhyun menekuk bibirnya. Baru beberapa detik yang lalu mereka mereda, kini Kyuhyun mulai membuat Heechul kembali kesal. Sambil terus membersihkan wajah Heechul dengan kedua tangannya, Kyuhyun pun melirik mata Heechul. "Noona, mianhaeyo. Kau tidak membenciku, kan'?" tiba-tiba Kyuhyun berucap lembut.

Heechul terdiam sejenak. Ia membuka mata sepenuhnya. Terlihat sorotan mata yang penuh penyesalan dari Kyuhyun. Selalu seperti ini. Setiap kali mereka selesai berdebat dan bertengkar, Kyuhyun akan berusaha berbicara pada Heechul dan mengakui kesalahannya dengan meminta maaf. Kyuhyun orang yang cukup sulit untuk minta maaf pada orang lain. Tapi hanya pada Heechul, Kyuhyun tidak segan meminta maaf. Bagaimana pun juga ia tidak ingin Heechul benar-benar membencinya karena kenakalan yang super jahat.

"Noona…?"

"Aku akan memaafkanmu kalau wajahku sudah benar-benar bersih."

"Aku serius."

Heechul pun menghela nafas. "Anio," Kini Heechul mengakui. Hatinya selalu saja terbakar amarah karena ulah Kyuhyun, tetapi hatinya juga tidak bisa jika tidak menyayangi Kyuhyun. Meski beribu kali Kyuhyun menjahilinya, Kyuhyun tetap orang yang selalu Heechul sayangi. "Mengapa kau berpikir aku membencimu?"

"Habis wajahmu seram." Ucap Kyuhyun.

"Kalau kau mengejekku seperti itu aku akan benar-benar membencimu." Kini Heechul bersiap-siap menyerang Kyuhyun lagi.

Namun niat Heechul hilang ketika mendengar tawa kecil dari bibir tebal adik laki-lakinya. "Anio, aku bercanda. Aish, dasar pemarah."

"Kita kan' pemarah. Karena itu kita tidak bisa akur." Heechul tersenyum seakan ucapannya adalah sesuatu yang baik.

"Geurae." Kyuhyun mengangguk dengan senyuman. Ia juga mengakui sifat pemarahnya.

Tak lama kemudian, Kyuhyun melepas tangannya dari wajah Heechul. Ia memperhatikan sekeliling wajah Heechul dan memastikan wajah kakak perempuannya itu sudah bersih dari lipstick waterproof yang dicoretnya.

"Aku ingin cuci muka sendiri." Heechul kemudian menggeser tubuh Kyuhyun untuk menyingkir. Heechul berdiri menghadap cermin dan melihat tidak ada lagi bekas lipstick, yang ada hanya busa dari sabun muka. Heechul pun membasuh wajahnya dengan air.

Sambil memperhatikan Heechul yang mencuci muka, Kyuhyun pun teringat akan seseorang yang menyuruhnya untuk sering mencuci muka. Ya, orang itu Sungmin. Kyuhyun membayangkan apa yang detik ini sedang Sungmin lakukan. Perempuan cantik yang membuatnya mabuk cinta itu pasti sedang tertidur lelap di ranjang besarnya yang empuk.

Sementara Kyuhyun? Ia masih harus menemani noonanya mencuci muka di kamar mandi karena kejahilannya tadi. Kyuhyun tersenyum tipis saat mengingat bagaimana lembutnya tangan Sungmin yang menyentuh wajahnya saat kencan beberapa hari yang lalu. Dari sisi washtafel, Kyuhyun pun akhirnya meraih sabun muka Heechul dan mengeluarkan lagi isinya ke telapak tangan yang masih berbusa. Kyuhyun pun mulai menggosok pelan kedua pipinya dengan sabun muka Heechul. Sesekali ia menggibaskan poninya yang menutupi dahi lalu menyabuni setiap bagian wajahnya.

Heechul mengusap wajahnya yang sudah bersih dan bercermin. Ia menyerongkan wajahnya ke kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada busa yang tersisa di wajahnya yang sudah kembali cantik tanpa goresan lipstick. Selamat tinggal lipstick waterproof. Wajah Heechul seakan berkata demikian. Sedetik kemudian ia melirik Kyuhyun yang sedang memakai sabun muka.

"Kenapa kau ikut mencuci muka?" tanya Heechul bingung.

Kyuhyun tidak menjawab. Ia masih saja menggosok sabun muka di pipinya kemudian meminta Heechul untuk berganti posisi. "Minggir." Kini Kyuhyun yang berada di depan keran washtafel dengan wajah penuh busa.

"Kyuhyun ah?" Heechul masih penasaran dengan tingkah Kyuhyun.

"Memangnya tidak boleh?" Kyuhyun kini melirik Heechul. "Aku belum mencuci muka hari ini." Kyuhyun kemudian membungkuk di depan washtafel dan membasuh wajahnya dengan air beberapa kali.

Heechul menyipitkan matanya lalu mulai menebak-nebak. Tidak biasanya Kyuhyun mencuci muka. Ia bahkan tidak pernah peduli jika Yoonji dan Heechul membelikan sabun muka untuknya.

Pernah sekali, ketika Yoonji dan Heechul pergi ke supermarket, mereka membelikan Kyuhyun sabun muka. Sabun muka itu terus ada di dekat washtafel selama kurang lebih tiga tahun, tepatnya hingga sabun itu sudah kadaluarsa. Dan ketika Yoonji menanyakan hal itu pada Kyuhyun, dengan santai Kyuhyun menjawab ia tidak pernah cuci muka dengan sabun itu. Ia lebih sering membasuh mukanya dengan air. Itupun hanya jika ia sedang mandi atau sedang mengantuk saat belajar.

Heechul tertawa kecil. Ia pun menebak sikap aneh Kyuhyun itu. "Sungmin yang menyuruhmu mencuci muka, eoh?" dengan santainya Heechul bertanya sambil menaruh siku kanannya di bahu Kyuhyun.

Ketahuan. Kyuhyun hanya diam. Ia malu untuk mengakuinya. Kyuhyun pun mengalihkan hal itu dengan kembali membasuh wajahnya meski sudah tidak ada bekas sabun yang tersisa.

"Kau berubah untuk Sungmin, eoh?" Lagi-lagi Heechul menggoda Kyuhyun.

"Aish, diam kau." Kyuhyun masih menyembunyikan wajahnya yang malu di balik air yang terus menerus membasahi wajahnya.

Yap! Heechul bertepuk tangan tiga kali karena merasa tebakannya benar. Kyuhyun tidak bisa mengelak lagi. Kenapa tidak jujur saja, Kyu? Sama seperti yang ia lakukan pada Kibum, Kyuhyun juga menceritakan kencan pertamanya pada Heechul beberapa waktu lalu. Tentu saja Heechul tau alasan Kyuhyun mencuci muka saat ini.

"Aigo~ Akhirnya ada orang yang bisa mengubah sifat jorokmu, Kyu." Heechul mengelus rambut Kyuhyun yang kusut dengan gemas.

"Aku tidak jorok." Kyuhyun mengelak.

"Kau saja tidak sadar kalau kau jorok."

Heechul berpikir. Jika saja Sungmin tau kejorokan Kyuhyun, mungkin ia akan berpikir dua kali untuk mencintai Kyuhyun. Untungnya, Heechul tak pernah menceritakan semua hal buruk itu pada Sungmin. Ia hanya membongkar sedikit rahasia Kyuhyun yang senang menumpuk baju kotor di dalam kamar selama berhari-hari.

Banyak rahasia kejorokan Kyuhyun yang belum terungkap. Seperti kebiasaan Kyuhyun yang jarang mandi jika waktu libur tiba. Bukan hanya sehari dua hari, Kyuhyun bahkan tidak mandi selama satu minggu berturut-turut karena terlalu asik bermain game. Kibum yang saat itu menginap di rumah Kyuhyun saja merasa risih dengan sahabatnya yang malas mandi. Apalagi Heechul yang tinggal satu atap dengan Kyuhyun sejak kecil.

Kyuhyun juga sering mengelabui semua orang di rumah dan di sekolah dengan berpura-pura sudah mandi. Padahal yang terjadi di dalam kamar mandi adalah ia hanya menyikat gigi dan membasuh muka dengan air, setelah itu menghabiskan banyak waktu di toilet duduk dengan mainan rubiknya. Darimana Heechul tau semua itu? Kyuhyun yang pernah membongkar rahasianya sendiri ketika mereka sedang akur dan berbincang-bincang berdua.

Heechul sesekali terkekeh mengingat begitu banyak keanehan yang dilakukan sang adik. Hal yang tak kalah aneh adalah bau badan Kyuhyun. Hingga detik ini pun Heechul tidak mengerti mengapa orang jorok yang jarang mandi seperti Kyuhyun tidak pernah bermasalah dengan bau badan. Heechul malah senang dengan bau badan Kyuhyun yang khas seperti wangi susu plain, padahal laki-laki itu juga jarang memakai parfum.

Diantara keanehan itu, hanya satu hal yang tidak pernah absen Kyuhyun lakukan. Menggosok gigi. Ia sangat rajin untuk mengerjakan hal yang satu ini. Ia seringkali duduk di depan televisi untuk menonton sambil menggosok giginya hingga satu jam dan membuat Yoonji marah karena busa dari mulutnya tidak sengaja bertebaran di lantai. Dari kebiasaannya itu, Kyuhyun menjadi percaya diri saat tersenyum, menguap atau marah-marah dengan mulut terbuka karena giginya yang rapi itu selalu putih bersih.

Ketika Heechul sedang membicarakan Kyuhyun dalam hatinya, si laki-laki ikal itu kini selesai membasuh wajah dan tengah bercermin. Ia memperhatikan wajahnya yang sudah bersih dari sabun. Ia tidak peduli sabun muka merek apa yang ia pakai saat ini. Yang pasti, untuk kedepannya, Kyuhyun akan membeli sabun muka untuk dirinya sendiri.

Ia memperhatikan wajahnya dari dekat. Sambil meraba pipinya, ia pun menyadari banyak jejak jerawat di sekitar wajahnya, terutama di daerah pipi. Lagi-lagi ucapan Sungmin benar. Kyuhyun akan lebih menarik jika tidak ada jejak jerawat seperti ini. Kyuhyun pun mengelus kedua pipinya itu dengan tangannya. "Noona, kau punya obat jerawat?"

"Mwo?" Heechul mengangkat kedua alisnya. "Sejak kapan kau memperhatikan jerawatmu?" tanya Heechul.

"Aku kan' hanya bertanya. Kalau tidak mau memberinya bilang saja. Dasar pelit." Kyuhyun malah merasa kesal dengan ucapan Heechul yang seakan mengejek.

Pasti karena Sungmin lagi. Heechul harusnya berterima kasih pada Sungmin karena perempuan itu satu-satunya orang yang bisa membuat Kyuhyun memperhatikan penampilan. Tiba-tiba saja Heechul menaruh kedua tangannya di kedua pipi Kyuhyun dan mencubitnya dengan wajah gemas.

"Aigooo~"

"Noona!" Kyuhyun merasa risih dengan sikap Heechul. Sementara perempuan itu hanya tertawa. "Bisakah kau tidak menyiksaku terus?" si ikal itu protes.

Namun Heechul malah menanggapinya dengan senyuman. "Kajja, kita ke kamarku. Aku berikan obat jerawat untukmu."

"Jinjjayo?"

"Tentu saja." Heechul menarik tangan Kyuhyun untuk keluar dari kamar mandi.

Heechul menutup pintu kamar mandi sementara Kyuhyun yang mematikan lampunya. Heechul masih dengan senyuman penuh arti di bibirnya. Ia pun mengajak Kyuhyun untuk masuk ke kamarnya. Tentu saja, dengan senang hati Heechul akan membantu Kyuhyun untuk menyingkirkan semua jerawat di pipinya. Heechul tau, meski adik laki-lakinya tidak tampan seperti Lee Minho, Wonbin, atau Lee Donghae yang sangat ia kagumi, tapi setidaknya Kyuhyun akan terlihat menarik tanpa jerawat di pipinya itu. Kedua kakak beradik itu masuk ke dalam kamar Heechul dan mulai berbincang-bincang di dalamnya.

Tanpa sadar, Sepasang telinga dan mata tengah mendengar dan memperhatikan seluruh gerak-gerik Kyuhyun dan Heechul dari mulai di dalam kamar mandi hingga berjalan ke dalam kamar Heechul. Ya, Yoonji mengintip kedua anaknya dari dalam kamar tidur. Ketika kedua anaknya sudah menghilang ke kamar Heechul, ia pun tertawa kecil sambil menggeleng.

Ada-ada saja tingkah kedua anaknya. Sedetik lalu mereka bertengkar hebat, sedetik kemudian mereka akrab dan saling perhatian. Itulah mengapa Yoonji tidak pernah menyesal menikah dengan Yongwoon dan punya dua anak perempuan dan laki-laki seperti Heechul dan Kyuhyun. Setiap harinya selalu ada kejutan tak terduga yang membuat kehidupan rumah tangga mereka semakin berwarna.

.

.

.

.

.

TO BE CONTINUE

.

Next Chapter:

.

"H untuk Heechul dan H untuk Hangeng" ucap Hangeng.

.

"Kau mencintainya juga?" tanya Donghae tersenyum manis.

.

"Nah, jangan mengintip, ya." Kyuhyun berucap sambil bangkit dari duduknya. "Chamkamanyo~" Perlahan si ikal itu mendekatkan wajahnya, lalu… Chu~

.

"Sekarang hatimu sudah mempercayai cinta?" tanya Sungmin.

.

.

.

.

.

.

.

Note:

Aigo~ Kyu ngapain tuh? Hayo Kyu ngapain di next chapter, ada yang bisa tebak? Hihi… Oh iya, Donghae godain adiknya tuh. Kira-kira jawaban Sungmin gimana?

Btw, ada orang yang baru nongol, padahal mukanya udah lama ada di cover. Hore! Ada Hangeng. Bakal ngapain kira-kira? Ikut nyiksa Kyu kaya Chulie gak ya?

.

Semoga highlight untuk next chapter bikin penasaran. But, Mianhaeee… Kalau di chapter ini lebih banyak cerita tentang Kyu daripada Kyumin. Disamping itu, judulnya saya tulis lipstick trap karna chapter ini fokus ke cerita KyuChul. So kyuminnya gak sebanyak chapter sebelumnya. Tapi semoga chingudeul puas dengan cerita si setan kecil yang jahilnya gak ketulungan ini hoho…

Gimana kesan chingudeul baca surat singkat Kyu? Romantisan Kyu apa Kibum? (Ya Kibumlah ya haha...)

Oh iya, Ada yang pengen cium bau badan Kyu? Silahkan cium wangi susu bayi hahaha… Jangan lupa review juga KyuChul momentnya. Saya juga berdoa agar kita semua gak punya adik macem Kyu yang jahilnya kurang ajar

.

Seperti biasa, author (sangat) mengharapkan kesediaan chingudeul untuk mereview chapter ini.

Gamsahamnida, chingudeul *bow*

.

Don't be silent reader LOL^^