Mortal Body, Timeless Souls

SoBi/SoPe - BTS

Warning (!) : BL, Immortal!Au

Yes, yes. The tittle is from Youth by Troye Sivan ;)

This story copyright 2017 by minyunghei

.

.

.

.

Enjoy!

.

.

.


Bagi Hoseok, Yoongi lebih dari segalanya, lebih dari apapun yang ia miliki di dunia ini, Yoongi adalah hidupnya.

Bagi Yoongi, Hoseok lebih dari pantas mendapatkan sebuah kebahagiaan abadi.

.

Hari minggu malas, begitu Suga menyebutnya. Hari minggu malas adalah hari dimana Suga akan menetap dirumah, Hoseok akan datang sekitar jam delapan dengan membawakan waffle kesukaan mereka. Suga tidak mau meninggalkan ranjangnya, jadi mereka makan di atas ranjang. Hari minggu malas adalah hari kesukaan Suga. Karena di hari itu, Hoseok akan berada di sisinya seharian.

Seperti hari ini, tidak terlalu berbeda dari hari minggu malas sebelumnya. Suga menyandarkan kepalanya di atas dada Hoseok, mendengarkan dengan baik-baik detak jantung Hoseok yang begitu menenangkan. Sang empunya tidak pernah mempersalahkannya, ia juga sama nyamannya seperti ini. Dengan Suga yang membuat pola memutar di dadanya begitu menenangkan, membuat Hoseok hampir tertidur.

Mendengar deru nafas Hoseok yang teratur membuat Suga mendongak dan benar saja, Hoseok sudah memejamkan matanya.

"Hobi, kau tidak boleh tidur lagi." Suga menepuk pelan pipi kekasihnya, membuat Hoseok tersentak kaget.

"Mh?" Hoseok mengusap matanya, menguap setelahnya. "Kau yang membuatku mengantuk."

Suga terkekeh dan kembali menidurkan kepalanya di dada Hoseok, sedangkan kekasihnya mengusap lembut rambutnya. Walaupun keduanya tidak berbicara sama sekali, Suga tetap menghargai waktu seperti ini.

"Hoseok?" Suga kembali mengangkat kepalanya, lagi-lagi Hoseok sudah memejamkan matanya.

Ketika Hoseok telah membuka matanya, Suga tersenyum lembut. "Jika aku mati lagi, apa yang akan kau lakukan?"

Pertanyaan seperti itu seringkali Suga tanyakan. Dan Hoseok, yang juga sudah terlalu sering mendengar pertanyaan itu hanya bisa tersenyum dan menjawab dengan lembut.

"Kau tahu jawabanku," tangan Hoseok turun untuk mengenggam tangan Suga. "Aku akan menunggumu, mencarimu, dan takkan meninggalmu."

Ya, Suga memang tahu jawaban Hoseok, tetapi ia akan terus menanyakan hal itu. Hati kecilnya berkata bahwa suatu hari nanti Hoseok tidak akan tahan dengannya, meninggalkannya dan mencari seseorang yang sama sepertinya.

Seorang immortal, seperti Hoseok.

"Jangan berpikiran hal yang bodoh, Suga."

Hoseok mendudukkan dirinya, masih dengan Suga menempel di sisi tubuhnya membuat ia ikut terduduk juga. Hoseok mendekat untuk memberikan sebuah kecupan lembut di pipi Suga, membuat empunya tersenyum.

"Aku sangat mencintaimu. Astaga, bahkan kata-kata tidak bisa mengutarakan seberapa besar cintaku padamu."

Suga memeluk Hoseok sangat erat, perkataan tulusnya selalu membuat Suga terharu. Ia selalu merasa seperti orang yang jahat ketika Hoseok berkata seperti itu, karena pada akhirnya Suga akan pergi meninggalkan Hoseok sendirian. Suga bukan seorang immortal seperti Hoseok.

"Ketika hari itu tiba," jeda sesaat, Suga mengusakkan keningnya di pundak Hoseok. "Kau tidak boleh menangis."

Hoseok terkekeh, tangannya tidak berhenti untuk mengusap punggung Suga. "Tidak akan. Karena pada saat itu juga, aku akan mencarimu."

.

"Aku lebih suka kau mati karena menua, bukan karena sebuah depresi, atau bunuh diri."

"Dan apa, aku akan berkeriput dan jelek sedangkan kau akan tetap berumur 25 tahun."

"Hey, aku tetap mencintaimu walaupun pendengaranmu sudah tidak berfungsi."

"Hoseok! Kau menyebalkan!"

.

.

.

.

Setahun kemudian, Suga terbaring di rumah sakit. Nafasnya seakan memendek seiring waktu berjalan. Dan Hoseok tidak pernah meninggalkan sisinya sedetik pun.

Hoseok tahu Suga tidak akan bertahan lebih lama, Suga akan segera meninggalkannya. Tetapi Suga terus mengelak, dengan mencebikkan bibirnya ia akan berkata "Aku memang hampir mati disini, tapi bukan berarti aku akan meninggalkanmu."

Benar, Suga selalu benar.

Suga bilang, Hoseok tidak boleh menangis ketika ia benar-benar pergi. Tetapi perasaan menyakitkan di hatinya selalu tak tertahankan ketika melihat seseorang yang sangat dicintainya menghembuskan nafas terakhir, jadi Hoseok menangis sambil memeluk Suga erat.

Itu adalah Suga ke-delapan yang telah meninggalkannya.

Hoseok terus menunggu, mencari keberadaan Suga lainnya. Reinkarnasi tidak selalu berjangka waktu dekat, dan Hoseok membutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk menemukannya.

Yang ia temukan sekarang bernama Min Yoongi, pemuda berumur tujuhbelas tahun yang kelewatan ceria. Hoseok sedikit kaget dengan kepribadian Yoongi yang berbeda dengan Suga. Tapi apa pedulinya? Yang penting ia telah menemukan hidupnya kembali.

Mereka bertemu sebuah taman yang dekat dengan kantor Hoseok berkerja. Ia sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya ketika Hoseok merasakan celananya seperti ditarik.

Hoseok menundukkan kepalanya kebawah, dan menemukan seekor anak anjing berbulu coklat yang tengah menggigit celana kerjanya.

"Holly!"

Mata Hoseok melebar. Tunggu, suara ini-

"Anak nakal! Kau tidak boleh menggigit celana Paman!"

Ketika Hoseok mendongak, ia tidak bisa menahan sebuah senyuman yang mengembang di wajahnya. Suga, seperti yang Hoseok kenal dua tahun lalu tidak ada yang berbeda. Hanya saja Suga yang satu ini memiliki rambut berwarna hitam pekat, memakai seragam sekolah, dan memanggilnya-

"Paman, maafkan Holly, ya. Anak ini memang selalu sembarangan."

Ya, ya, Suga yang satu ini memanggilnya paman.

Hoseok sangat ingin memeluk tubuh itu, mereka sedekat ini dan Hoseok sangat tidak tahan untuk menarik Suga kedalam dekapannya. Dua tahun, dua tahun ia menunggu dan mencari, dan Hoseok harusnya tahu mereka akan bertemu cepat atau lambat.

"Eum, Paman, celanamu hampir ro-"

"Siapa namamu?"

Suga didepannya sedikit kaget ketika ia menanyakan namanya. Mata kecilnya membulat lucu dan Hoseok sangat ingin memeluknya, astaga.

"Min Yoongi, dan anjingku Min Holly."

Yoongi, Min Yoongi. Terdengar sangat pas untuknya.

Hoseok tersenyum, Holly yang masih saja berusaha menggigit celananya ditarik oleh Yoongi dan kembali memarahinya. Sangat menggemaskan.

Hoseok berdiri, berhadapan dengan Yoongi.

dan ketika Yoongi menatapnya, sial, ia tidak bisa menahan lebih lama lagi.

Hoseok memeluk Yoongi dengan erat, matanya memanas menahan tangis. Akhirnya, ia bisa memeluk cintanya kembali, ia telah menemukan hidupnya kembali.

"Aku menemukanmu."


.

.

.

.

THE END

.

.

.


Haloo '-'/

Kebanyakan baca immortal au aku jadi pengen bikin huhuhu. Dan ya, benar sekali kawan, yoongi manggil hoseok paman wkwk

Ngegantung banget ya wkwk dan aku belum kepikiran untuk dilanjut atau udahan sampe sini. Mungkin kalau pun dilanjut cuma berbentuk sequel, bukan berchapter gituu

Udah itu aja,

Thank you for reading. I love you all and review please?

- minyunghei