Chanyeol yang baru masuk kedalam kelas harus dibuat kaget ketika Baekhyun berlari kearahnya dengan wajah penuh dengan airmata. Dirinya baru saja bertemu dengan pelatihnya, dan meninggalkan Baekhyun barang 15 menit. Tapi ketika dirinya kembali, ia malah mendapati lelaki itu menangis dengan memeluk dirinya erat.
"Baekhyun? Ada apa?"
Lelaki itu tidak menjawab, hanya isak tangis yang terdengar ditelinga Chanyeol. Lelaki tinggi itu menuntun Baekhyun agar duduk dibangkunya. Chanyeol berlutut didepan Baekhyun, mengusap airmata yang membasahi pipi Baekhyun. Ia mencium jemari Baekhyun, menenangkan lelaki mungil itu.
"Hei, ada apa sayang?"
Baekhyun mengerucutkan bibirnya dan terisak pelan. "Lu-luhan..."
"Kenapa dengan Luhan?"
"D-dia..." Baekhyun memilin ujung bajunya dan menatap Chanyeol takut-takut. "Luhan menghilangkan kalung pemberianmu."
Chanyeol mengedipkan matanya dua kali. Ia terdiam mencerna ucapan Baekhyun.
"Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk menjaga kalung itu?"
"Maafkan aku, Chanyeol..."
Baekhyun meremas tangan Chanyeol, menatap lelaki itu dengan tatapan memelas. Berharap lelaki itu tidak marah padanya.
Namun kali ini tatapan itu tidak berhasil. Chanyeol mendesah kesal dan menghempaskan tangannya. Lelaki tinggi itu berdiri kemudian berjalan keluar kelas, meninggalkan Baekhyun yang kembali mengerucutkan bibirnya dengan airmata yang meleleh membasahi wajahnya.
Sedangkan Luhan si tersangka menatap dirinya khawatir dan bersalah. Lelaki bermata rusa itu memeluk tubuh Baekhyun dan berucap maaf berulang kali.
.
Chanyeol's Dick
ChanBaek
.
Ditengah jam pelajaran, Baekhyun sama sekali tidak terfokus dengan guru dan materi yang dijelaskan. Yang ia perhatikan hanya wajah dingin Chanyeol disampingnya.
Telunjuknya menekan-nekan lengan Chanyeol, mencicit pelan memanggil nama lelaki itu. Namun lelaki tinggi itu masih terlihat acuh.
Baekhyun menghempaskan kepalanya keatas meja dan menghembuskan nafasnya kasar. Lelaki mungil itu mengerucutkan bibirnya, tidak habis pikir dengan Chanyeol yang terlihat sangat marah. Memang, lelaki itu menyuruhnya agar menjaga kalung itu baik-baik, tapi apa harus mendiami dirinya seperti ini?
Bahkan ketika jam istirahat telah berbunyi, Chanyeol melewati dirinya begitu saja. Tanpa menegur dirinya, dan Kasper yang mendatangi lelaki itu. Wajahnya masih dingin dengan tatapan yang lurus.
Baekhyun tidak dapat lagi menahan rasa kesalnya, maka dari itu ia menangis. Dirinya menolak untuk makan siang, karena nafsu makannya meluap begitu saja. Beruntung teman-temannya menemani dirinya.
"Baek... Maafkan aku..." Luhan meremas tangan Baekhyun dan menatap penuh rasa salah kearah Baekhyun yang hanya mengangguk tanpa semangat.
Ketika pagi tadi, dirinya memang berniat menggoda Baekhyun. Dia jengah terhadap Baekhyun yang selalu memamerkan kalung pemberian Chanyeol. Jadi, Luhan merebut kalung itu dan melempar-lemparnya. Tanpa disengaja, kalung itu terlempar keluar dari jendela kelas mereka.
Baekhyun langsung berteriak marah kemudian menangis. Lalu ketika Chanyeol masuk kedalam kelas, temannya itu berlari dan menangis lagi. Dan Luhan dapat melihat Chanyeol yang kaget dengan ucapan Baekhyun lalu mendiami Baekhyun.
Luhan berniat untuk mencari kalung itu ketika jam istirahat, karena kalung itu dapat dipastikan terjatuh di halaman belakang sekolah mereka. Namun melihat Baekhyun yang terlihat kacau ia mengurungkan niatnya. Luhan lebih memilih menemani dan menghibur temannya itu.
Ditengah tangis Baekhyun, Tiffany dan Seulgi mendatangi kelasnya, Baekhyun dan Kyungsoo. Yang paling tua terlihat khawatir ketika melihat airmata membasahi wajah Baekhyun. Serentetan pertanyaan dilemparkan Tiffany kepada Luhan dan Kyungsoo. Dan Luhan menjelaskan semuanya.
"Dasar Park sialan! Seharusnya dia tidak boleh seperti itu! Itu 'kan tidak disengaja!" insting 'wanita tidak pernah bersalah' Tiffany meluap. Wanita itu mengepalkan tangannya dan memukul-mukul meja dengan wajah marah. Diikuti dengan anggukan Seulgi disampingnya.
Wanita Hwang itu mendekati Baekhyun dan mengusap airmata temannya itu dengan tissue yang dibawanya.
"Sudah jangan menangis, Baek. Nanti aku akan menonjok muka sok tampan si Chanyeol itu!"
"Dan aku akan menendang penisnya!" pekik Kyungsoo menggebu-gebu.
Tiba-tiba saja yang lain ikut bersemangat. Bersemangat untuk menghabiskan Park Chanyeol itu. Baekhyun menghela nafasnya dan merebahkan kepalanya diatas meja. Menghadap jendela dan memandang langit. Memikirkan, apakah setelah ini Chanyeol tidak ingin berbicara dengannya? Tidak ingin bertemu dengannya lagi? Air mata Baekhyun kembali merembes.
"Aku akan membunuh Chanyeol!"
Ditengah tangisannya, Baekhyun merinding mendengar ucapan Seulgi.
"Bunuh aku sekarang, Seulgi-ssi."
Suara itu tiba-tiba datang. Keempat teman Baekhyun menoleh perlahan dan menunjukkan senyuman lebar mereka ketika melihat Chanyeol berdiri menghadap mereka. Kemudian dengan kompak empat orang itu berlari menghindari tubuh tinggi Chanyeol dan keluar kelas.
Chanyeol menghela nafas singkat dan berjalan mendekati Baekhyun yang masih meletakkan kepalanya diatas meja. Ia mengangkat bahu Baekhyun, membuat lelaki itu duduk dengan benar dan membawa tubuh mungil itu kedalam pelukannya. Tangannya mengelus surai Baekhyun dan mengecup pucuk kepalanya.
"Chan..." cicit Baekhyun. Lelaki itu terisak pelan dan meremas seragan Chanyeol.
"Maafkan aku sudah marah denganmu, Baek."
"T-tidak! Aku yang harus minta maaf. Aku... Tidak menjaga kalung darimu dengan baik."
Chanyeol memperlihatkan senyumannya. Bibirnya mengecup singkat bibir Baekhyun. Tangannya merogoh saku celananya dan memberikan kalung yang telah dihilangkan Baekhyun.
"Aku sudah menemukannya di halaman belakang tadi."
Baekhyun menatap kalung tersebut dengan mata berbinar. Dirinya berniat langsung mengambil kalung tersebut, namun Chanyeol dengan sigap menarik tangannya. Baekhyun menatap Chanyeol dengan tatapan sedihnya.
"Janji tidak menghilangkannya lagi?" Chanyeol terkekeh melihat Baekhyun mengangguk cepat. Ia mengecup kening Baekhyun lalu memasangkan kalung itu dileher Baekhyun.
Baekhyun memegang liontin kalungnya dan menatapnya senang. Ia duduk diatas pangkuan Chanyeol kemudian memeluk lelaki itu. Bibirnya mengecup rahang Chanyeol. "Terima kasih, Yeollo~"
Chanyeol tersenyum kemudian mengecup bibir Baekhyun. Menekannya pelan dan mengulum bibir Baekhyun, membasahi bibir lelaki itu. "Ayo ke kantin. Kau harus makan siang, Baek."
Baekhyun mengangguk. Ia turun dari pangkuan Chanyeol kemudian mengikuti langkah Chanyeol dengan menaitkan jemari mereka.
.
Sepulang sekolah, Baekhyun langsung masuk ke kamarnya. Merebahkan tubuhnya dan menggantungkan kalung pemberian Chanyeol keatas. Matanya menatap penuh binar kalung itu dengan bibir yang melengkung membuat senyuman riangnya. Ibu jarinya mengelus permukaan liontin bentuk kerang yang bergerigi. Menekan-nekannya pelan saking senangnya.
Tanpa sengaja Baekhyun menarik tali kcil disana, membuat liontin kerang itu terbuka dan sesuatu jatuh dari sana. Jatuh tepat dikeningnya dan berhenti diatas kasurnya. Baekhyun langsung bangkit, melihat benda yang jatuh tersebut. Ia tidak dapat menahan rasa terkejutnya ketika mendapati sebuah cincin perak polos disana.
Baekhyun mengambil cincin tersebut, menatap cincin tersebut dan menelitinya. Pipinya merah ketika membaca tulisan 'Mine' di sisi dalam cincin tersebut. Ia tidak dapat menahan senyumannya dan degupan jantungnya yang menggila. Dirinya langsung turun dari ranjang, mengambil jaket dan beranjak dari kamarnya.
Satu tujuannya. Rumah Chanyeol.
Benar saja, ketika Baekhyun sampai dirumah Chanyeol lelaki tinggi itu terlihat terkejut. Baekhyun langsung menghempaskan dirinya, memeluk tubuh tinggi lelaki itu.
"Baekhyun? Kenapa tidak bilang kalau ingin kesini? Aku kan bisa menjemputmu."
Baekhyun menggelengkan kepalanya, ia mengeratkan pelukkannya dan menggoyang-goyangkan tubuh Chanyeol yang dipeluknya. Ia mendongak, menatap wajah lelaki itu dengan penuh senyuman.
"Kenapa kau tidak bilang Chanyeol?"
"Tidak bilang apa?"
"Aku jadi merasa bodoh karena tidak menjaga barang pemberianmu dengan benar."
Chanyeol mengedipkan matanya dua kali, mencoba mencerna ucapan Baekhyun. Setelahnya ia tersenyum ketika menyadari ucapan Baekhyun. Tangannya ia lingkarkan pada pinggang Baekhyun, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Baekhyun. "Kau sudah tau?"
Si mungil mengangguk. Baekhyun menjauhkan wajahnya dari dada Chanyeol, menatap lelaki itu. Membuat pelukan mereka melonggar. "Maaf aku hampir menghilangkan cincin darimu."
Chanyeol menunjukkan wajah 'gwenchana'nya. "Kau membawa cincinnya?" kemudian ia menerima cincin dari Baekhyun. Chanyeol menjauhkan tubuhnya setengah langkah dari Baekhyun kemudian menggenggam tangan tangan Baekhyun. Chanyeol menautkan cincin tersebut pada jari manis Baekhyun, kemudian mengecup tangan lelaki itu. "Kita tidak perlu berpacaran untuk menikah kan, Baek?"
Baekhyun mengelum senyumnya ketika mendapati wajah Chanyeol memerah. Kemudian ia mengangguk dan kembali menghempaskan tubuhnya kedalam pelukan Chanyeol. Baekhyun tertawa pelan ketika Chanyeol mengangkat tubuhnya dan menggoyang-goyangkannya. Setelah itu bibir keduanya menyatu dalam sebuah pagutan lembut.
"Menikah menikah, sekolah duku yang benar!"
Pagutan dan pelukan mereka terlepas ketika suara Yoora menganggu mereka. Chanyeol mendengus pelan melihat sang kakak yang berada di daun pintu, sedang Baekhyun menundukkan kepalanya dan memilin ujung bajunya. Senyuman malunya ia kulum dibibirnya.
"Baekhyun, ayo masuk. Kita makan malam dulu," Baekhyun hanya pastah ketika Yoora menarik tangannya masuk kedalam rumah Chanyeol. Chanyeol memang sudah mengajak dan memperkenalkan dirinya kepada keluarganya tiga hari yang lalu. Dan untungnya keluarga Chanyeol menyukainya. Bahkan ibu dan kakak Chanyeol selalu mencubit dirinya gemas dipertemuan pertama mereka.
Chanyeol menatap tajam sang kakak yang menarik Baekhyun. "Aku yang adiknya tidak disuruh masuk?!"
.
.
Selesai makan malam, Chanyeol menelpon ibu Baekhyun meminta izin agar Baekhyun menginap dirumahnya. Berhubung besok weekend.
Keduanya tidur diatas kasur Chanyeol, dengan Baekhyun yang meletakkan kepadanya dilipatan tangan Chanyeol. Lelaki mungil itu memeluk tubuh tinggi Chanyeol dan menempelkan pipinya di sisi samping dada Chanyeol. Jemarinya bermain diatas dada Chanyeol. "Kau sudah menelpon ibuku 'kan, Chan?"
"Sudah sayang," satu tangan Chanyeol memainkan rambut halus Baekhyun. Ia mencium pucuk kepala Baekhyun dan menghirup wangi shampo lelaki itu. Tangannya merambat keatas dada Baekhyun, menekan puting lelaki mungil itu.
Baekhyun mengeluh pelan, menyingkirkan tangan Chanyeol kemudian menatap lelaki itu. "Nanti didengar yang lain~"
"Tidak akan jika kita tidak berisik."
Usai mengucapkan itu, Chanyeol menindih tubuh mungil Baekhyun dan membawa lelaki itu kedalam lumatan menuntutnya. Bibirnya mengulum kedua bibir Baekhyun bergantian, kemudian melesakkan lidahnya menyapa lidah Baekhyun dan mereka saling membelit didalam sana. Tangannya bergerak membuka kaos Baekhyun, membuat kaos itu menggantung di leher jenjang si mungil.
Ciuman Chanyeol semkin turun, kini bibirnya tengah asik menghisap-hisap puting Baekhyun, membasahi dengan liurnya dan menggesek dengan giginya. Chanyeol menekan penisnya dan penis Baekhyun, menggesekkan kejantanan mereka membuat satu desahan lolos dari bibir Baekhyun.
Tidak ingin menghabiskan waktu, Baekhyun mendorong tubuh Chanyeol dan balik menindih tubuh tinggi itu. Ia duduk tepat didepan selangkangan Chanyeol, membuka celana piyama Chanyeol dan langsung bertemu dengan penis Chanyeol yang menyembul keluar. Baekhyun terkikik menyadari Chanyeol yang tidak memakai celana dalam.
Jemari lentiknya mengelus batang oenis Chanyeol kemudian menggenggam penis tersebut. Menaik turunkan genggamannya dengan ibu jari yang berada pada ujung kejantanan Chanyeol. Wajahnya mendekat, Baekhyun menjulurkan lidahnya mengalirkan air liurnya hingga menetes dibatang penis Chanyeol. Tangannya bergerak, meratakan air liurnya hingga membasahi seluruh batang penis Chanyeol. Mulutnya bergerak pada pangkal penis Chanyeol, memasukkan kedua bola yang berada di sana kemudian mengulumnya.
Suara kecipak yang dihasilkan Baekhyun memenuhi kamar Chanyeol. Lelaki mungil itu mulai memasukkan penis Chanyeol kedalam mulutnya. Mengoral penis itu, menikmatinya seperti menikmati lolipop satu gelas susu kesukaannya. Baekhyun mengerang ketika Chanyeol memegang kepalanya dan menggerakkan kepalanya cepat, membuat ujung penis Chanyeol mengenai tenggorokkannya.
Hingga Chanyeol menekan kuat kepala Baekhyun dan mengeluarkan mani nya. Tidak peduli kepada Baekhyun yang tersedak, Chanyeol tertawa kecil dan meraup udara sebanyak-banyaknya.
Baekhyun menelan sperma Chanyeol, setelah itu menjilati batang penis tersebut membersihkannya. Lelaki mungil itu menempatkan dirinya diatas tubuh Chanyeol. Memegang oenis besar Chanyeol dan mengarahkan pada lubang analnya. Baekhyun menurunkan tubuhnya, membuat penis Chanyeol menerobos kedalam dirinya.
"Channie~"
Tangan Baekhyun yang bertumpu diatas dada Chanyeol menggepal. Walaupun dirinya dan Chanyeol cukup rutin melakukannya, tetap saja penis besar Chanyeol yang membengkak membuat lubang Baekhyun shock. Baekhyun membawa tangan Chanyeol agar meremas penisnya, sedang dirinya asik melompat-lombat diatas tubuh Chanyeol.
Tangga Baekhyun sudah tidak berada diatas dada Chanyeol. Melainkan memainkan dua tonjolan yang mengeras didadanya. Badan Baekhyun melengkung, merasakan kenikmatan menyapa titik-titik sensitifnya.
Chanyeol beralih memegang pinggang Baekhyun ketika merasakan gerakan lelaki itu melemah. Kakinya yang tadinya ia bengkokkan, menopak telapak kakinya pada kasurnya. Chanyeol mengangkat pinggang Baekhyun, membantu lelaki itu bergerak sedang pinggulnya juga bergerak cet menusuk lubang Baekhyun.
Lelaki yang lebih mungil mendongakkan kepalanya, mendesah penuh kenikmatan. Tubuhnya yang mulai lemas terbujur lemas diatas tubuh Chanyeol. Baekhyun hanya melebarkan pipi pantatnya dan menerima setiap sodokkan yang diberikan Chanyeol.
Baekhyun dapat merasakan penis Chanyeol yang berada didalam dirinya berkedut hebat. Lelaki mungil itu memainkan otot lubangnya dan bersiap menyambut semprotan air mani Chanyeol.
Keduanya saling melumat ketika puncak kenikmatan telah mereka raih. Chanyeol membalikkan posisi mereka, menaikkan kaki Baekhyun hingga kepundak dan kembali memasukkan penisnya. Tangannya menampar pipi pantat Baekhyun dua kali sebelum dirinya menggenjot lubang lelaki mungil itu.
Bibirnya melumat kulit leher Baekhyun, membuat tanda kepemilikan ditengah-tengah tanda yang telah dia buat sebelumnya – tanpa memelankan hentakkan penisnya. Chanyeol terus mengarahkan ujung penisnya menyentuh titik terdalam Baekhyun, ia tersenyum ketika mendengar pekikkan nikmat lelaki itu.
Keduanya kembali menjemput puncak kenikmatan mereka. Chanyeol merebahkan dirinya disamping Baekhyun, membawa tubuh mungil itu kedalam pelukkannya. Bibirnya mengecup kening Baekhyun kemudian menatap lelaki itu.
"Baek..." Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun, membawa tangan itu mendekat padanya dan mencium jari-jari lentik Baekhyun. "Aku... Mencintaimu."
Baekhyun tanpa sadar mengulum senyum senangnya. "Aku juga mencintaimu." Setelahnya lelaki mungil itu membawa tubuhnya mendekap tubuh tinggi Chanyeol. Ia terkikik ketika Chanyeol mencium pipinya gemas.
"Chanyeol! Baekhyun! Stop! Aku tidak dapat tidur!"
Mata Baekhyun mengedip dua kali, wajahnya memerah malu. Ia langsung menenggelamkan wajahnya di dalam dada Chanyeol, meremas jemarinya yang berada dipinggang Chanyeol. Sedangkan Chanyeol tertawa keras dan menyumpahi kakaknya.
.
.
.
A/N: udah ya.-. Jangan protes ya kalo cb gak pacaran, kan kata Chanyeol gaperlu pacaran buat nikah :v Chanyeol mah gitu orangnya, gak lepel pacaran, lepelnya langsung lamar .g buat chap ini, ak7 ngerasa ini kurang maksimal. Karena emang aku ngerjainnya ditengah2 buat tugas yang bejibun itu :' jadi maaf ya semoga kalian enjoy sama cerita di chapter ini. Sorry kalo ada typo :v makasih buat kalian yang udah ngedukung cerita ini. Lup yuuuuuuu :*
Mind to review? *bow