Apa-apaan!

Bodoh!

Sialan!

Kurang ajar!

Sekiranya, begitulah umpatan-umpatan yang di ucapkan Baekhyun selagi dirinya berjalan kembali ke kelas. Bibir tipisnya mengerucut tanda dirinya sebal.

Bagaimana tidak sebal! Teman-temannya itu menyuruhkan melakukan hal yang di luar nalar. Bagaimana mungkin dia harus memegang penis Chanyeol, dan memeriksa seberapa besar penis lelaki itu. Yah... Walaupun dia juga sangat penasaran, tapi tetap saja! Chanyeol itu lelaki paling menyebalkan didunia! Walaupun dia juga lelaki, tapi dia tidak semenyebalkan Chanyeol. Jadi, bagaimana mungkin dia memegang penis musuh bebuyutannya itu 'kan?!

Lagipula, walaupun dirinya haus belaian pun dia tidak akan melakukan hal nista seperti itu. Bukan hanya kepada Chanyeol, tapi dia juga tidak akan memegang penis lelaki sembarangan seperti itu!

Tapi...

Dia terlanjur meng-iya-kan permintaan teman-teman bejatnya itu. Bodoh.

"Ayolah, Baek. Memangnya kau tidak penasaran seberapa besar penis Chanyeol?"

"Ayolah, Kau hanya berpura-pura menyentuhnya."

"Kau bisa memancing emosinya, kemudian kalian bertengkar. Lalu kau pegang penisnya."

Baekhyun mengacak rambutnya. "Sialan!"

.

Chanyeol's D*ck

.

Chanyeol x Baekhyun

.

Pwp – Yaoi – BoysLove – Homophobic, silahkan out

.

Happy Reading

.

.

Baekhyun menatap sengit lelaki yang menatap kearah dirinya. Berusaha untuk tidak mengindahkannya, Baekhyun memilih memperhatikan guru Kim yang menjelaskan reaksi Kimia di depan kelas. Dia sangat membenci Chanyeol, apa yang dilakukan lelaki tersebut pasti dia membencinya. Chanyeol bernafas saja Baekhyun sudah benci. Dia benar-benar ingin meremas wajah bermata besar Chanyeol. Benar-benar menyebalkan!

Dan yang lebih menyebalkan, meraka itu satu sekolah, satu angkatan, satu kelas, dan... Teman sebangku. Sebenarnya dia tidak rela, hanya saja suruhan wali kelas tidak dapat ia bantah.

"Hei, Baek. Kau semakin cantik saja. Seperti perempuan."

Mata sipit Baekhyun terpejam, ia menatik nafas panjang kemudian menghembuskannya pelan. Baekhyun tidak ingin emosinya terpancing di tengah-tengah pelajaran, apalagi ia sudah pernah di hukum guru Kim karena berteriak saking kesalnya dengan Chanyeol yang mengejeknya. Baekhyun tau, lelaki itu sedang bosan tapi kenapa dia yang harus menjadi pelampiasan kebosanan lelaki jelek itu sih?!

"Kau tuli ya, Baek? Kau tidak menjawabku."

Baekhyun mengigit bibir bawahnya, meremas pulpen yang dipegangnya. Emosinya sudah berada diujung tanduk sekarang. Ujung bibirnya kerkedut saking emosinya.

"Wajahmu merah, Baek. Kau seperti babi saja."

Sialan.

Dengan gerakan yang pelan, Baekhyun meletakkan pulpennya kemudian menoleh kearah Chanyeol. "Kau bilang apa, Park?" ucapnya dengan suara yang pelan namun tajam.

Tanpa diketahui Baekhyun, saat ini Chanyeol tengah bersorak karena dirinya menyahuti ejekannya.

"Kau... Seperti babi," dengan santai, Chanyeol mengucapkan kalimat tersebut disertai dengan senyuman lebar di wajahnya. Yang dibalas Baekhyun dengan senyuman manisnya.

Namun tidak berlangsung lama, karena senyuman Baekhyun seketika lenyap digantikan dengan wajah marahnya. Tangannya melayang kearah Chanyeol, hendak menampar lelaki tersebut. Tapi, Chanyeol yang berhasil menghindar membuat tubuh Baekhyun oleh kedepan hingga tangannya bertumpu pada benda lembek dan wajahnya berada di depan resleting celana Chanyeol.

Tunggu...

Resleting celana...

"UWAAA!"

Baekhyun menjauhkan wajah dan tangannya dari atas selangkangan Chanyeol, sehingga tubuhnya jatuh diatas lantai karena gerakannya yang sangat cepat dan tidak stabil. Seluruh murid yang berada di kelas tersebut menaruh perhatian pada Baekhyun yang jatuh dan berteriak, begitu juga guru Kim yang langsung berjalan mendekati meja Baekhyun dan Chanyeol.

"Kali ini ada apa lagi, Baekhyun?" guru Kim menatap bingung kearah Baekhyun yang duduk diatas lantai dengan tatapan kosong kearah depan. Dadanya naik turun, bernafas seperti orang yang selesai berlari.

"Baekhyun ingin mengambil pulpennya yang jatuh, ssaem. Tapi... Bangkunya terpeleset, dia jadi jatuh," guru Kim menatap Chanyeol yang berbicara mewakili Baekhyun.

"Kalian tidak bertengkar lagi di dalam kelasku 'kan?" guru Kim menghela nafas lega ketika Chanyeol menganggukkan kepalanya. "Baiklah, bantu Baekhyun duduk bangkunya kembali."

Chanyeol kembali mengangguk, dengan gerakan kaku dia membungkuk, memegang pundak Baekhyun untuk membantu lelaki mungil tersebut kembali duduk dibangkunya.

"L-lepas."

Chanyeol tersentak ketika Baekhyun mendesis dan menyingkirkan tangannya. Mata bulatnya menatap Baekhyun dalam, bingung kenapa lelaki tersebut tidak menatapnya barang sekalipun.

...

Baekhyun yakin. Dirinya sudah sangat gila saat ini. Bagaimana mungkin dirinya menjadi panas setelah tangannya dengan tidak sengaja memegang penis Chanyeol. Tiba-tiba didalam kepalanya berisikan bagaimana bentuk dan panjang penis musuhnya tersebut.

Gila.

Baekhyun menggelengkan kepalanya kala bayangan vulgar berbutar didalam otaknya. Bayangan ketika Chanyeol memasukkan penisnya kedalam lubang analnya yang berkedut. Sial. Bahkan kenyataannya lubangnya telah berkedut gatal.

"Baek? Kau tidak apa-apa? Kau berkeringan banyak."

Suara Luhan mengalihkan pikiran kotor Baekhyun. Lelaki cantik itu menggeleng pelan dengan tangan yang meremas pinggir mejanya. Saat ini pelajaran olahraga. Beragam pertanyaan hadir didalam kepala Baekhyun. Apa ia harus ikut berolahraga? Dengan penis menegang dan lubang berkedut? Belum lagi jika dia melihat Chanyeol penuh dengan keringat. Apa ia sanggup? "A-aku ingin ke uks saja."

Baekhyun mengikuti langkah Luhan yang membawanya kearah uks. Setelah meminta Luhan untuk mengizinkannya pada guru Kang, Baekhyun kembali terdiam – membuat luhan juga terdiam. Baekhyun berpikir, apakah ia harus bilang kepada Luhan kalau ia sudah memegang penis Chanyeol atau – tidak.

Karena sejujurnya – entah karena apa Baekhyun tidak rela jika ukuran penis Chanyeol harus ia sebar. Rasanya ia ingin memonopoli penis tersebut hanya untuknya. Namun kembali lagi, siapa dia? Mereka hanya musuh.

"Tidak ada dokternya, Baek."

Dalam hati Baekhyun bersyukur mendengar ucapan Luhan. Karena jujur saja, ia ingin menenangkan penisnya dan lubangnya yang berkedut lapar.

"Tidak apa-apa, Lu. Aku – hanya butuh istirahat."

Luhan mengangguk. Ia kembali menuntun Baekhyun hingga lelaki tersebut tidur diatas ranjang uks. "Kau tidak apa-apa disini sendiri, Baek?" Luhan mendesah ketika melihat anggukkan lemah dari Baekhyun. "Baiklah, aku pergi dulu."

Mata Baekhyun melirik Luhan, memastikan temannya itu sudah keluar dari uks dan menutup pintunya. Setelah memastikan, tangan berjari lentiknya mengusap-usap selangkangannya – tepatnya pada penis mungilnya yang terlah menegang.

Dan dengan bodohnya Baekhyun mensyukuri penis kecilnya ini, sehingga ketika menegang Luhan tidak menyadarinya.

Celananya kini telah terbuka, tersangkut pada lututnya – begitu juga dengan boxernya. Kancing kemeja seragam sekolahnya telah terbuka sebagian – menunjukkan putingnya yang sudah mengeras. Satu tangannya yang berada di selangkangannya bergantian meremas penisnya dan menekan lubang analnya yang berkedut-kedut – bahkan Baekhyun dapat merasakan jarinya yang terhisap masuk kedalam lubangnya. Satu tangannya yang lain sibuk memberikan rangsangan pada putingnya – menekan, menarik, mencubit dan memelintirnya.

Kakinya yang terbuka lebar terangkat keudara.

"Aahh sial ini nghh gara-gara si Chanyeol hh jelek itu oouhh~"

Putingnya yang tengah mengeras sudah tidak Baekhyun pedulikan lagi – karena saat ini kedua tangannya tengah bermain di selangkangannya. Mengocok cepat penis mungilnya dan memasukkan dua jarinya memenuhi lubang berkedutnya.

Jari lentiknya bergerak keluar-masuk menggaruk dinding lubangnya. Mencari kenikmatan. Ujung jarinya tanpa henti menekan titik ternikmatnya didalam sana, membuat dirinya nyaris gila dengan kenikmatan yang dibuatnya sendiri. Kepalanya mendongak hingga keningnya menempel pada dinding. Matanya terpejam.

Sebenarnya tubuh Baekhyun memang sedang haus belaian. Setelah tujuh bulan berpisah dengan kekasihnya – Daehyun, Baekhyun hanya dapat memuaskan hasratnya dengan penis buatan yang ia tempelkan di dinding kamarnya dan juga tangannya sendiri. Beruntung jari-jarinya panjang – sehingga ia dapat menemukan titik nikmat miliknya.

Lalu saat dirinya tanpa sengaja memegang penis Chanyeol, tiba-tiba hasratnya naik. Memikirkan hal-hal kotor tentang penis tersebut – bahkan memikirkan bagaimana penis itu memasuki lubangnya dan menggesekkan urat-uratnya di dinding lubang analnya.

Dan kini Baekhyun tidak dapat menahannya lagi. Jarinya semakin cepat menggesek dinding lubangnya – bahkan ia menggunakan kukunya. Penisnya ia anggurkan, karena tangannya yang lain kini tengah meremas pinggir kasur ranjang uks. Dirinya siap mengeluarkan lahar kenikmatannya.

Desahannya terus bersautan seiring dengan gerakan tangannya yang semakin cepat, "Aahh Chanyeol~"

Spermanya telah berada diujung, siap dilontarkan. Namun sebuah ibu jari menahan aliran sperma tersebut membuatnya kembali masuk kedalam.

Baekhyun mendesah frustasi. Ia membuka matanya dan menatap siapa yang sudah mengganggu dirinya. Dan dia tidak dapat menahan rasa terkejutnya ketika melihat Chanyeol yang berdiri disampingnya. Memegang penisnya dengan ibu jari yang menutup lubang kencingnya. Belum lagi pose menggoda lelaki tinggi itu – membuka dasinya dengan gerakan asal menggunakan satu tangannya.

"Kau membutuhkan bantuan orang yang namanya kau desahkan, Byun?"

Sial. Chanyeol mendengar desahannya!

.

.

oOo

.

.

A/N

Segini aja ya, biar greget :V mind to review? Sorry for typo