10-05-2018

Disclaimer : Harry Poter milik J. K. Rowlings, tapi cerita ini milik saya

Pair: DMHP, BZNL, RWPP, TNHG, FWDG, GWAG, SBSS, FGRL

Rate: M

Genre: Romance, Friendship

Warning: Bash Light, SLASH/YAOI, MPreg, Dark Harry, OOC, typos bertebaran

Summary: Aku tidak dapat membedakan apa kau memang polos atau berniat menggodaku dengan tingkahmu saat ini Harry/Aku sangat suka wangi tubuhmu Love, parfum apa yang kau pakai?/Hanya apa! Hanya menolakku begitu!/tidak bisakah kau memberi pengecualian untuk malam ini, malam ini malam pengantin kita/Apa itu onani?

Prev Chap
"Haah... Kenapa submissive suka mengancam dominant mereka dengan tidak memberi jatah" kata Ron heran.
"Karena itu kelemahan para dominant, memangnya siapa lagi yang kau dengar diancam seperti itu" kata dan tanya Pansy.

"Sebenarnya yang aku dengar ini bukan ancaman tapi hukuman, dan yang dihukum itu Sirius, karena selalu memanggil Snape dengan Sevee di depan kami" kata Ron.

"Kasihan sekali paman ku itu, padahal sekarang adalah malam pertama nya sebagai seorang suami tapi malah tidak mendapat jatah" kata Draco yang akhirnya mengankat wajahnya dari leher Harry.

"Aku fikir kau sudah mati karena sedari tadi tidak mengelaurkan suara" kata Pansy sinis.

"Kalau begitu kami mau masuk kamar kami dulu untuk membersihkan diri dan aku sudah tidak sabar untuk mencicipi my Harry" kata Draco yang membuat Harry menatapnya tidak mengerti "maksud ku memperkuat ikatan mate kita Love" kata Draco pada Harry.

"Oh..." Kata Harry dengan wajah yang merah "kalau begitu selamat malam Ron, Pansy" pamit Harry dengan wajah yang merah.

"Aku masih tidak mengerti bagaimana kalian bisa menjaga Harry tetap polos seperti itu setelah apa yang dialaminya selama ini" kata Pansy yang menatap pintu kamar Draco yang tertutup.

"Kalau mengenai hal itu, kau bisa bertanya pada Mione, dia yang selama ini menjaga Harry agar tetap polos seperti itu" kata Ron "sebaiknya kita juga masuk kekamar, hanya tersisa kita berdua disini" kata Ron sambil menggandeng Pansy kekamar mereka.

Chap 9

DraRry Room

Di dalam kamar yang terlihat kosong ini terdengar suara air yang mengalir dari sebuah pintu yang diduga sebagai kamar mandi, dan di dalam kamar mandi itu terlihat dua orang pria dibawah shower, mereka terlihat saling membersihkan tubuh meskipun salah satu diantara mereka terlihat sedikit kaku dan terlihat mengagumi tubuh besar dan berotot didepannya.

"Draco" panggil Harry.

"Ada apa Love"

"Bagaimana cara mu mendapat tubuh seperti ini?" Tanya Harry sambil membelai dada Draco.

"Tentu saja dari latihan Quidditch yang keras" kata Draco dengan tangan yang terus membelai seluruh tubuh Harry.

"Latihan Quidditch yang aku terima dari Oliver juga keras, tapi tubuhku tidak sebagus tubuhmu, bahkan tubuhku terlihat seperti tubuh perempuan" kata Harry "apa mungkin karena waktu kecil aku tidak mendapat asupan gizi yang baik makanya aku bertubuh kecil seperti ini" gumam Harry.

'Jadi benar apa yang dikatakan Hermione, aku akan membalas perbuatan para muggle bodoh itu' marah Draco dalam hati.

"Tapi Draco, kenapa pompom mu keras dan besar seperti ini, apa ini juga dari latihan Quidditch?" Tanya Harry sambil memegang junior Draco. (An. Kata pompom ini aku ambil dari salah satu ff WonKyu yang berjudul My Baby dari wonviekyu yang merupakan salah satu ff favoritku).

"Pompom?" Tanya Draco bingung dan berusaha menahan erangannya.

"Iya, kata Mione ini namanya pompom" kata Harry sambil mengurut junior Draco.

"Aku tidak dapat membedakan apa kau memang polos atau berniat menggodaku dengan tingkahmu saat ini Harry" kata Draco dengan mata yang terpejam.

"Maksudnya?" Tanya Harry bingung dengan wajah yang minta di makan -menurut Draco-.

"Aku sudah tidak tahan" kata Draco yang langsung menggendong Harry ala koala dan membawanya ke kasur.

Begitu Draco membaringkan Harry di kasur, Draco segera menindihnya dan langsung mencium bibir Harry kuat, begitu mendapat pukulan pelan dari Harry yang menandakan akan kebutuhan oksigen Draco baru melepas bibir Harry dan beralih ke leher.

Draco terus menyusuri tubuh Harry dengan ciuman dan tidak lupa mengukir jejak sana sini, membuat tubuh Harry yang awalnya putih mulus kini penuh dengan tanda kiss mark merah bahkan ada beberapa yang berwarna ungu.

"Uhh... Draco" erang Harry nikmat.

Draco terus menjamah seluruh tubuh Harry hingga tangannya kini berada di bokong padat Harry dan mengelusnya dengan pelang.

"Aku akan mulai mempersiapkanmu" kata Draco.

"Mempersiapkan untuk apa ?" Tanya Harry bingung.

"Tentu saja mempersiapkanmu untuk menu utama" kata Draco yang jarinya mulai mengelus hole pink Harry yang berkerut.

"Bukannya kita sedang memperkuat ikatan mate kita saat ini, dan bukan makan?" Tanya Harry bingung dengan kening berkerut.

"Kita memang sedang memperkuat ikatan mate kita love, dan menu utama yang aku maksud itu hanya perumpamaan" jelas Draco dengan sabar.

Draco mulai memasukkan satu jarinya ke dalam hole Harry yang membuat Harry merasa tidak nyaman dan menggoyangkan pinggulnya sehingga terlihat semakin menggoda di mata Draco.

Draco menambah jarinya membuat Harry meringis sangit, Draco mencium Harry untuk mengalihkan rasa sakit yang dirasakan Harry, begitu Harry mulai rileks dan membalas ciumannya Draco mulai menggerakkan jarinya dengan gerakan menggunting dan berusaha mencari luban yang menuju rahim dan g-spotnya, begitu Draco menemukannya, Draco terus menambah jarinya hingga ke empat jarinya masuk, Draco mengeluar masukkan jarinya dengan cepat membuat Harry terus mendesah nikmat dan meliukkan tubuhnya dengan begitu menggoda -meski tanpa disadarinya- hingga akhirnya Harry mencapai klimaksnya yang pertama.

Draco menarik jarinya keluar dengan perlahan membuat Harry mengerang pelang karena merasa begitu kosong, Harry menggerakkan pingulnya mencari jari Draco.

"Sabar love, kau akan mendapatkan yang lebih nikmat dari jariku"

"Cepat Draco, lubangku terasa sangat gatal dan panas" kata Harry.

Draco sangat terkejut atas perkataan Harry yang diucapkannya dengan wajah yang merah dan pinggul yang tidak bisa berhenti bergerak, sungguh pemandanga yang menggoda dan sangat erotis.

Dengan perlahan Draco menutun juniornya masuk kedalam hole Harry yang terbuka dan siap melahap junior Draco yang diiringi suara pekikan pelan dan setetes air mata yang jaruh disudut mata Harry.

"Tahan love, sakitnya hanya sebentar, setelah ini aku akan memberimu kenikmatan yang akan terus membuatmu menjeritkan namaku" kata Draco yang memasukkan juniornya perlahan, hingga keseluruhannya tertelan sempurna ke dalam hole Harry.

Draco mulai bergerak perlahan saat Harry memberinya tanda untuk bergerak setelah mendiamkan juniornya untuk membiasakan Harry dengan ukuran juniornya yang besar.

Gerakan Draco semakin lama semakin cepat, hingga membuat kasur mereka ikut bergerak, dan desahan Harry semakin keras setiap Draco mengenai g-spatnya membuat aktivitas mereka semakin liar dan panas.

Tidak lama kemudian Harry merasakan sesuatu ingin keluar, seperti saat dia mau pipis dan Harry juga merasa ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan dalam perutnya, hingga akhirnya semua itu keluar dalam kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya dan tidak dapat dilukiskan dalam kata-kata, begitupun dengan Draco yang merasa semakin dekat, ditambah dengan hole Harry yang semakin menjepitnya karena klimaks yang dialaminya membuatnya semakin tidak dapat menahannya hingga akhirnya Draco mencapai klimaksnya dengan mengeluarkan semua spermanya dalam tubuh Harry meskipun rahim Harry tidak dapat menampun semuanya.

Draco menjatuhkan tubuhnya kesamping Harry tanpa melepas juniornya dari hole Harry, kemudian menarik Harry ke dalam pelukannya dan menyusul Harry yang sudah terlebih dahulu tertidur.

SJ13+2F,JSM,A4

TheoMione room

"Theo" panggil Hermione.

"Hmmm"

"Aku belum mandi"

"Lalu" kata Theo terus mencium leher Hermione bahkan tangannya mulai membuka resleting gaun Hermione.

"Aku bau Theo"

"Aku suka bau mu Love"

"Tapi aku mau mandi Theo" kata Hermione dengan wajah memerah.

"Kau merasakannya bukan, dia sudah tidak sabar ingin memasuki rumahnya untuk pertama kalinya, kita akan mandi bersama setelah dia tidur atau besok setelah kita tidur" kata Theo membawa tangan Hermione ke depan celananya untuk menyentuh Theo junior membuat wajah Hermione semakin memerah.

Setelah mendapat persetujuan dari Hermione, Theo segera menggendong bridal style Hermione dan membawanya ke kasur.

Begitu tiba di kasur Theo langsung membaringkan Hermione dan menindihnya, Theo kembali melanjutkan aktivitasnya tadi, mencium leher Hermione dan mulai membuka satu per satu kain yang melekat ditubuh mereka hingga mereka naked.

Mereka terus berciuman, seolah itu adalah ciuman terakhir mereka yang akhirnya hanya bisa terlepas oleh kebutuhan oksigen, kini ciuman Theo berpindah ke garis rahan turun ke leher dan berakhir di tengah breast Hermione.

"Aku sangat suka wangi tubuhmu Love, parfum apa yang kau pakai?" Kata Theo yang terus menelusuri tubuh Hermione dengan kecupan - kecupan kecil.

"Kami membuat parfum kami sendiri"

"Kami?" Tanya Theo yang langsung menghentikan aktifitasnya.

"Ya... Kami, aku, Harry dan Ron, kami membuat parfum dari bunga - bunga yang kami sukai, dan parfum ku terbuat dari bunga aster pompom yang dicampur aroma vanilla" kata Hermione.

"Bagaimana dengan Harry dan Ron?"

"Parfum Harry terbuat dari bunga Delphinium dan aroma cokelat, kalau Ron dari bunga Daffodil dan aroma mint"

"Harry dan cokelat sungguh tidak dapat dipisahkan, dan aku pikir dia menyukai bunga lili" kata Theo dan kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda, menghisap payudara kiri Hermione dan meremas yang satunya dengan tangan kirinya.

"Kamiii juga berfikiir dia menyukai bungaaa lili karena naama ibunya lili tapi kami salah, ohhh Theo ini sangat nikmat" kata Hermione dengan tangan yang terus bergerak, dari mulai mengacak - acak rambut Theo kemudian turun membelai seluruh punggung, dan mengikuti garis tulang punggung berlanjut turun ke sisi perut dan kembali naik ke kepala dan mengacak - acak rambut Theo yang sudah sangat berantakan itu.

"Kenapa berhenti Theo?" Tanya Hermione begitu Theo tidak menghisap atau meremas payudaranya lagi.

"Kau sangat menyukainnya ya..."

"Hmm" angguk Hermione malu.

"Bagaimana kalau yang ini" tanya Theo sambil menggesekkan bagian intim mereka.

"Ohhh... I like it, kau hanya membuat merekah uhh saling bergesekan, tapihh mengapa ini begitu nikmat, ahhh bagaimana kalau inihh masuk ke dalam dirikuhh" kata Hermione mendesah dan mencoba menyentuh junior Theo.

"Tentu saja jauh lebih nikmat, tapi Love... Apa warna bunga aster yang kau suka" tanya Theo yang kembali mengucup seluruh tubuh Hermione dan tidak lupa memberi tanda di setiap kulit yang dilaluinya.

"Ahh akuh mmenyukai bunga aster warnah hijau, auhh bagaimana dengan mu, kau menyukai bungahh apah, auch Theo, kau menggigitnya terlalu kuat, aku yakin itu akan lama hilang selain itu kau membuatnya di tempat yang mudah terlihat" desah Hermione yang diakhiri dengan nada kesal.

"Aku memang sengaja membuatnya disitu, agar semua orang tahu kau sudah ada yang punya, dan mengenai bunga yang aku suka aku menyukai bunga... Iniii" kata Theo yang langsung menghentak juniornya masuk ke dalam tubuh Hermione tanpa persiapan.

"Aaahh, Te-Theo sa...kit" kata Hermione yang berusaha menahan perih meski akhirnya ada setetes air mata yang jatuh.

"Maaf Love, jika aku melakukannya dengan perlahan kau akan semakin sakit" kata Theo sambil mengusap air mata dan mencium pipi Hermione untuk menenangkannya.

"Tapi setidaknya kau bisa mempersiapkannya dulu, kau boleh bergerak Theo" kata Hermione setelah merasa terbiasa dengan keberadaan Theo di dalam dirinya.

"Baiklah, aku akan melakukannya dengan perlahan" kata Theo yang mendapat anggukan dari Hermione.

Theo menggerakkan pinggulnya dengan perlahan dan kedua tangannya kembali meremas kedua bukit kembar Hermione dan menciumnya untuk mengalihkan rasa sakit Hermione, setelah Theo merasa Hermione sudah terbiasa, Theo menambah kecepatannya, semakin lama semakin cepat dan keras dengan tempo yang tidak teratur.

"Ahhh ahhh Theo, kau ahhh sangat besar"

"Dan kau sangat sempit Love"

"Theo ahhh jangan lupa aahh pasang mantra kontra sep sihh"

"Ohh o oke"

"Theo ahh ahh ahhh, Theo lebihh lebih dalam"

Mereka terus bergerak seirama, berbagai macam posisi mereka lakukan hingga akhirnya mereka mencapai puncak kenikmatan yang mereka daki bersama.

"Ahhhh THEO Aku sampai hahh hahhh" kata Hermione dengan nafas terengah.

"Se sedikit lagi"

Theo terus mengejar klimaksnya dengan semakin mempercepat hentakannya hingga beberapa hentakan kemudian akhirnya dia mencapai klimaksnya, dengan nafas terengah - engah dia menatap Hermione dengan senyum puas yang di balas Hermione juga dengan senyum, hingga akhirnya Theo menunduk dan memberi Hermione kecupan di seluruh wajahnya diakhiri dengan ciuman lembut di bibir.

Kini mereka menikmati waktu kebersamaan mereka dengan saling memeluk seolah itu adalah pelukan terakhir mereka.

"Mmmm Theo, bisa kau keluarkan itu mu dari ku, aku mau mandi" kata Hermione dengan wajah yang memerah.

"Dia masih ingin merasakan rumahnya yang hangat, jadi mandinya besok saja, oke" kata Theo yang semaking mengeratkan pelukannya.

"Tapi..." Protes Hermione yang terpotong.

"Kalau protes, kita lanjut ronde ke dua" ancam Theo.

"Oh... Oke, mari kita tidur" kata Hermione cepat dan segera menutup matanya membuat Theo tersenyum sebelum akhirnya ikut menutup mata.

SJ13+2F,JSM,A4

RonPansy Room

"Seperti kata Mione, wanita yang mandi pertama" kata Pansy yang langsung masuk ke kamar mandi tidak lupa membawa perlengkapan mandinya.

"Lebih baik aku tidur dari pada menunggunya selesai mandi, yang aku yakin akan sangat lama" kata Ron yang melepas jubah dan jas nya, dan langsung berbaring di atas sofa.

15 menit kemudian

"Yang benar saja, aku hanya mandi sebentar dan dia sudah tidur pulas seperti ini" kata Pansy tidak percaya.
"Ron... Ron, bangun kau bisa menggunakan kamar mandi sekarang" kata Pansy mencoba membangunkan Ron.

"Mmmm... Hay Pans, kau mandi sangat lama" kata Ron begitu bangun.
"Aku cuma mandi lima belas menit kau bilang lama"

"Yakin cuma lima belas menit"

"Sangat yakin"

"Ya... Ya... Terserah lah, aku mau mandi dulu" kata Ron berlalu pergi.

Dengan itu Ron masuk kamar mandi tanpa melirik Pansy sama sekali, membuat Pansy kesal dan memilih masuk closed dan memakai baju tidur setelah menyiapkan baju tidur yang akan dikenakan Ron.

"Pans... Apa kau masih lama, aku mau ambil baju tidur" tanya Ron di depan closed.

"Aku sudah menyiapkan baju tidur mu di atas kasur" kata Pansy dari dalam closed.

Setelah itu tidak ada lagi yang bersuara dan Ron segera menuju ke tempat tidur dan memakai baju yang sudah di siapkan Pansy, saat Ron menaiki kasur untuk tidur, pintu closed tiba - tiba terbuka dan memperlihatkan Pansy yang memakai lingerie dan tidak memakai pakain dalam apapun.

"Pans, apa itu baju tidurmu" kata Ron saat melihat Pansy yang berjalan kearahnya.

"Apa kau tidak suka dengan baju tidur ku" tanya Pansy begitu tiba di samping Ron.

"Bukan, bukan itu maksudku, hanya saja baju itu tidak menutup apa pun yang seharusnya tertutup" kata Ron tidak nyaman karena Pansy duduk dipakuannya menghadap dirinya.

"Dan bagian yang seharusnya tertutup itu dimana" tanya Pansy yang mencoba mempersempit jarak diantara mereka.

"Ya... Bagian itu, mmmm Pansy, tolong turung dari pangkuanku" kata Ron yang berusaha menahan jarak dengan Pansy.

"Kenapa, apa aku berat" tanya Pansy yang terus mencoba mendekat dan mengusap rahang Ron.

"Tidak Pansy, aku hanya ingin kau turung, dan mari kita tidur" kata Ron menurungkan Pansy dari pangkuannya.

"Ron, kau menolakku?" Tanya Pansy dengan mata yang mulai basah.

"Tidak Pansy, aku hanya..."

"Hanya apa! Hanya menolakku begitu!" Kata Pansy marah dengan air mata yang mulai mengalir "padahal aku berpakain seperti ini hanya untuk mu, tapi kau menolakku dan malah mengajak untuk tidur, seburuk itu kah tubuh ku sehingga kau tidak menginginkan ku seperti aku menginginkan mu" kata Pansy sedih dengan berurai air mata dan menghapus air matanya dengan kasar "baiklah, mari kita tidur seperti keinginanmu" lanjut Pansy kemudian berbaring dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Perkataan Pansy membuat Ron hanya bisa terdiam karena tidak menyangka Pansy akan melakukan hal seperti itu untuknya, untuk orang seperti dia yang tidak memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan, setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Ron memutuskan untuk berbaring dan masuk ke dalam selimut dan memuluk Pansy dari belakang setelah dia melepas baju tidurnya dan hanya menyisahkan boxernya yang tidak dapat menyembunyikan tonjolan yang membuat Pansy tersentak.

"Kau merasakannya bukan, dia begitu bersemangat sejak kau keluar dari closet dengan hanya memakai pakaian ini, aku menolakmu bukan karena tidak mengingikanmu, aku hanya tidak ingin kita melangkah terlalu jauh karena kita belum bertunangan seperti mereka, aku hanya ingin kita melakukannya setelah kita bertunangan dan saling mencintai, karena aku tidak ingin kau menyesal nantinya" kata Ron panjang lebar.

"Kau harus tahu satu hal, aku tidak akan menggoda mu jika aku belum mencintaimu" kata Pansy yang membuat Ron terkejut.

"Jadi kau..."

"Ya Ron, kau telah berhasil membuatku jatuh dan tidak dapat berpaling" kata Pansy dengan wajah memerah.

"Aku juga mencintaimu Pansy" kata Ron yang kini membuat Pansy terkejut.

"Ron..." Kata Pansy yang terpotong oleh ciuman dari Ron.

Dari ciuman lembut berubah menjadi ciuman penuh hasrat, tangan mereka tidak tinggal diam, mereka saling meraba, saling mengenal tubuh pasangan masing - masing, dan kini ciuman Ron telah turung keleher dan tidak lupa meninggalkan jejak di semua tempat yang dilaluinya.

Entah sejak kapan lingerie dan boxer yang tadi melekat di tubuh mereka sudah tanggal membuat tubuh mereka benar - benar polos tampa sehelai benang pun.

Ahhhh Ron..." Desah Pansy.

Saat ini Ron tengah menghisap kuat puting kanan Pansy dan tangan kanannya memelintir puting kiri Pansy, sedangkan tangan kirinya mulai bermain di daerah kewanitaan Pansy, mengusap klitorisnya dan bersiap memasukkan jarinya ke dalam lubang kewanitaan Pansy, menggerakkan jarinya keluar masuk, semakin lama semakin cepat.

Ohhh Ron aku sudahhh tidak kuat lagi, aku mau keluarrr" desah Pansy.

"Keluarkan saja sayang, keluarkan semuanya" kata Ron yang terus menggerakkan jarinya.

"Ahhhhh Ronnn..." Teriak Pansy begitu dia klimaks.

"Lelah?"

"Hmmmm" angguk dan gumam Pansy.

"Mau lanjut atau tidur?"

"Tentu saja lanjut, kita belum masuk ke bagian intinya"

"Baiklah, kalau begitu aku lansung masuk"

Ron menggesekkan kepala penisnya pada bibir vagina Pansy dan mulai memasukkan penisnya sedikit demi sedikit.

"Ahhh Ron, sakit..."

"Kau terlalu sempit Love, rileks supaya aku mudah masuk dan tidak membuatmu terlalu sakit" kata Ron yang berusaha memasukkan juniornya.

Pansy mencoba untuk rileks dan berhasil membuat Ron langsung melesakkan juniornya masuk hingga menabrak g-spot Pansy yang membuat mereka mengerang nikmat.

"Ron, kau bisa bergerak" kata Pansy yang mulai terbiasa dengan benda asing di dalam tubuhnya.

Begitu mendapat izin dari Pansy, Ron mulai menggerakkan juniornya keluar dan begitu tersisa kepalanya dia langsung melesakkannya cepat dan semakin cepat membuat kasur yang mereka tempati ikut bergoyang.

"Ahhhhh ahhhhh, Ron"

"I ini sungguh nikmatt, kau benar - benar sempit Love, vaginamu melahap penis ku kuat"

"Ohhhh Ron lebih cepat"

"Tentu Love, apa pun untuk mu"

"Ahhhh Ron, aaku tidak kuat lagihhh"

"Tahan Love, se sedikit lagi, bersamaan, kau sempit sekali"

Ron terus memaju mundurkan pinggulnya dengan tidak beraturan dan keras hingga akhirnya mereka mencapai puncak.

"Ohhhhh RON" teriak Pansy keras.

"PANSY ahhhh" teriak Ron keras dengan menhentakkan pinggulnya keras, melesakkan penisnya jauh kedalam rahim Pansy.

Ron jatuh menindih Pansy dan langsung berguling ke sisi kanan Pansy begitu semua spermanya tidak keluar lagi, tapi tidak mencabut penisnya dari vagina Pansy, kemudian menarik Pansy ke dalam pelukannya.

"Shit, aku lupa pasang mantra kontrasepsi, ini bukan waktu yang tepat untuk hamil, karena kita sedang menuju perang besar, bagaimana jika terjadi sesuatu pada kalaian berdua" racau Ron yang membuat Pansy tersenyum.

"Aku fikir kau takut aku hamil di luar nikah, tapi ternyata kau takut karena akan ada perang" kata Pansy dengan senyum masih melekat di wajahnya.

"Bagi ku kau hamil sebelum atau sesudah nikah tidak ada bedanya, dan pada akhirnya akan tetap ada bayi yang keluar dari sini" kata Ron dengan diakhiri mengusap perut Pansy "yang membuat aku takut kau hamil saat perang, itu karena saat hamil sihir mu akan melindungi bayi kita membuatmu rentang diserang, dan jika kau memaksakan diri menggunakan sihir mu, hal itu tidak hanya berbahaya bagi mu tapi juga bagi bayi kita, dan aku yakin kau tidak ingin hal itu terjadi" jelas Ron yang membuat Pansy tersentuh.

"Kau tidak perlu khawatir Ron, aku sudah memasang mantra kontrasepsi saat di closed tadi" kata Pansy sambil mengusap rahang Ron.

"Syukurlah" kata Ron lega "karena masalah kontrasepsi selesai, kita lanjut ronde ke dua" lanjut Ron.

"Aahhh Ron"

SJ13+2F,JSM,A4

SiriSev room

Di depan sebuah meja rias terlihat seorang wanita, Oops! Maksudnya seorang pria yang sedang melepas tiara emas dari kepalanya yang ditumbuhi rambut sehitam arang yang telah ditata dan disihir lebih panjang, setelah tiara dan kalung emas yang berbentuk ular yang menggigit batu permata black onyx terlepas dari tubuhnya, kini pria itu berusaha membuka ritsleting gaun pengantingnya yang berwarna hitam dengan susah payah, hingga akhirnya ada seseorang yang membantunya menurungkan ritsletingnya.

"apakah aku sudah mengatakan kalau kau memiliki tubuh dan kulit yang indah? " tanya Sirius setelah selesai membuka ritsleting gaun Severus dan mengusapkan tangannya pada punggung Severus yang terbuka.

" kau mengatakannya hampir setiap hari" jawab Severus menatap Sirius dari cermin dengan senyum tipis di wajahnya.

"kalau begitu aku akan mengatakannya lagi, betapa indahnya dirimu" kata Sirius yang langsung memeluk Severus dari belakang.

Sirius mulai mencium pundak Severus yang terbuka dan tangan yang mulai merayap naik dengan niat menurunkan kain yang ada pada dada Severus.

Severus segera menahan tangan Sirius yang mulai nakal dan melepas pelukan Sirius dari tubuhnya dan kemudian berbalik untuk menatap kedua mata kelam Sirius.

"Apa kau lupa, kalau saat ini kau tengah di hukum"

"tidak bisakah kau memberi pengecualian untuk malam ini, malam ini malam pengantin kita" kata Sirius sedih.

"Hukuman tetaplah hukuman, jadi nikmatilah hukumanmu" kata Severus yang kemudian berjalan ke closed untuk ganti baju "aku akan ganti baju dulu dan ingin segera tidur, baju tidurmu sudah aku siapkan diatas kasur" lanjut Severus sebelum menghilang dibalik closed.

'Sungguh malam diriku' pikir Sirius.

Begitu Severus keluar dari closed, Severus langsung naik kekasur untuk segera tidur dengan menghadap ke tembok, Sirius kemudian naik menyusul begitu Sirius setelah berganti baju tidur.

"Sevee, bisakah aku memelukmu?"

"tentu, kemarilah"

"Selamat tidur Sevee, aku mencintaimu"

"aku juga me cintaimu Sirius"

SJ13+2F,JSM,A4

Keesokan paginya

Pagi yang cerah untuk hari yang luar biasa bagi orang-orang yang ada di Malfoy manor yang telihat sibuk dengan beberap orang yang mulai menyajikan sarapan untuk pasangan masing-masing, semuanya sudah berkumpul di ruang makan kecuali DraRry yang belum terlihat batang hidungnya.

"pagi dad, apa tidur mu nyenyak?" tanya Narcissa.

"Tentu saja tidurku nyenyak" kata Tom

"Benarkah, lalu siapa yang aku dengar mendesah dan melakukan onani didepan foto mom?" tanya Lucius yang berusaha menahan tawanya seperti yang lainnya, yang membuat Tom kesal atas perkataan anak tunggalnya itu.

"Apa itu onani?" tanya Harry tiba-tiba yang membuat semua yang ada disana kaget.

Tbc

Sulawesi Selatang

Pinrang, 07-04-2018