Disclaimer:
Naruto punya om kishi
Genre :romance/family/drama
WARNING:FULL LEMON(di setiap chap),
INCEST,MILF,THRTHREESOME,BAHASA VULGAR
PAIR:NARU/KUSHI/RUKO
DLDR
.
..
...
...
...
..
.
..
...
..
.
CHAPTER 5
Naruto POV
Dua bulan berselang setelah hari kelulusanku. Beberapa hari berlibur Pulau Nami bersama Kaa-san dan Nee-chan cukup membuat pikiranku yang semerawut kembali jernih.
Kini setelah aku lulus dari SMA, aku memutuskan untuk menunda dahulu kuliahku. Disamping tidak ingin merepotkan kaa-san, aku juga ingin menjajal kemampuanku di dunia kerja. Namun sayangnya sampai saat ini aku belum juga memiliki pekerjaan. Mungkin karena titleku yang hanya sebatas SMA membuat perusahaan yang kudatangi menolakku. Rata-rata yang mereka inginkan adalah minimal lulusan D3. Jadi aku harus apa, pikirku. Apa aku harus menyerah sekarang? Ooohhh.. tidak bisa.
Aku menyalakan komputer diruang tengah. Komputer yang sehari-hari digunakan nee-chan untuk berbisnis. Belakangan ini nee-chan mulai sibuk dengan kuliahnya yang sekarang sudah menginjak tahun terakhir. Sebenarnya dia memintaku untuk menjalankan bisnisya sementara. Tapi apa daya, aku kan tidak mengerti apa-apa tentang mode busana perempuan.
Aku berselancar di dunia maya, dengan bermodal keyword 'peluang usaha' kumasuki satu demi satu website yang tertera di halaman itu. Rata-rata isinya adalah peluang bisnis online yang bisa dikerjakan dirumah. Tapi bisnis online dalam hal apa? Kebanyakan mereka memasang iklan layanan, atau produk yang mereka buat sendiri. Berjam-jam aku tetap terpaku pada layar monitor berbentuk persegi panjang itu.
Pinggangku mulai pegal, mungkin karena aku jarang berolahraga, pikirku.
Aku beranjak dari komputer itu. Berjalan menuju teras dan duduk disana. Memandangi langit sore itu, awan berarak yang melayang perlahan.
(sfx : Criiinngg...)
Bunyi notifikasi pesan terdengar dari handphoneku.
Kuraih handphoneku dari saku celana, benar saja ada sms. Kulihat itu dari Kiba, teman sekelasku semasa SMA.
'lagi dimana ...?' tanyanya.
'lagi drumah.. knapa?' aku membalas.
'ikut yuk.. Aku mau ngumpul sama temen-temen club motor..' katanya.
'baiklah..., jemput ya...'
Setengah jam berlalu. Kiba datang dengan motornya. Aku segera memanaskan motor dan bersiap berangkat. Kususuri jalan mengikuti kemana roda motor Kiba bergulir. Lampu-lampu jalan yang temaram, kerumunan orang-orang yang hilir mudik di trotoar, perlahan pemandangan itu mulai mengusir rasa penatku. Tak lama kami sampai ditempat yang dituju. Kulihat puluhan motor berjajar disana dengan motif, gaya, warna, dan model yang berbeda-beda.
Aku dan Kiba memarkir motor kami. Kiba berjalan menuju kerumunan orang-orang disana, aku mengikutinya dari belakang sambil mengamati, keren sekali motor-motor mereka, pikirku.
"yoo... baru sampai kamu Kiba..." sapa salah seorang laki-laki disana.
Kiba dan laki-laki itu bersalaman dengan gaya khas mereka.
"minna, kenalin temanku... Naruto namanya..." kata Kiba sambil menepuk bahuku.
"salam kenal...kenalin Naruto.." sapaku.
"Shino... salam kenal..., ayo gabung aja... santai saja, kita semua kawan disini..." kata laki-laki itu yang kini kuketahui namanya.
"di sini semua motornya custom ya ?" tanyaku sambil mengamati motor di sebelahku.
"ya... Kalo di klub kita, motor apapun boleh gabung... standar atau sudah custom gak penting..., tapi rata-rata disini sih udah custom semua... motor kamu yg mana?" tanya Shino.
"tuh... Masi standaran kok.." aku menunjuk motorku yang kuparkir. Yamaha R25 berwana merah tua yang kustandarkan diujung motor-motor lain.
"wooow... Ini kalo di custom bahaya juga nih motor..." Komentarnya.
"memang biaya untuk custom sampai jadi kaya begini kira-kira habis berapa?" tanyaku sambil menunjuk motor di sebelahku.
"tergantung... mahal murahnya tergantung dimana kita nyari barang dan bisa-bisanya kita nawar. Kalo yang ini untuk bodynya aja habis sekitar enam juta..." katanya. (A/n: gak tau kurs yen :v)
Mataku terbelalak. Hanya untuk body? Pikirku. Padahal body standar yang original saja hanya berkisar antara tiga sampai tiga setengah juta.
"gila mahal banget..."kataku.
"iya soalnya custom bikin model sendiri, jadi Cuma satu-satunya. Limited edition." Katanya.
"memang gak bisa bikin sendiri ?" tanyaku.
"bisa aja... tapi prosesnya lama, dan kebanyakan dari kita kan kerja semua.. jadi gak ada waktu untuk modif motor..."
"ohhhh..." aku bergumam sambil tetap mengamati motor disampingku.
Cukup lama aku berada di sana. Dalam perjalanan pulang aku mendapatkan ide bisnis yang cemerlang. Sesampainya dirumah, Nee-chan sedang duduk di depan komputernya.
"Nee-chan pinjem komputernya bentar boleh gak?" pintaku. "sebentar ya..." jawabnya.
Aku duduk di bangku yang sedang diduduki Nee-chan dan memeluknya dari belakang. Bangku itu terlalu sempit untuk kami duduki berdua, sehingga Nee-chan mengangkat pantatnya dan duduk dipangkuanku.
"nee-chan habis mandi ya... wangi banget.." kataku.
"iya... hehe..." Jawabnya.
Aku mulai meremas pelan payudara Nee-chan dari luar handuk kimono yang ia kenakan. Himpitan pantat Naruko pada penisku mulai membuat penisku mengeras.
"cepet amat tegangnya Naru..." kata nee-chan.
"habis nee-chan wangi banget... aromanya bikin terangsang aja sih..." Kataku.
Naruko berbalik menghadap ke arahku. Dia melepaskan bajuku satu persatu, hingga aku kini telanjang bulat.
Naruko membuka handuk kimono yang dikenakannya. Dan duduk di pangkuanku sambil menggerakkan pantatnya. Kami berdua kini sudah telanjang sepenuhnya. Gesekan pantat Naruko di penisku membuatnya makin mengeras.
Aku masih meremas-remas pelan payudara Naruko sambil menjilati punggung, pundak, dan tengkuknya.
"Kaa-chan mana ?"tanyaku.
"Sssshhh... Ahh... Di atas... lagi mandi sepertinya.." dia mendesah di sela kata-katanya.
Naruko tetap menggoyangkan pinggul dan pantatnya selagi jemari tangannya menari di atas keyboard komputer.
Tangan kananku kuturunkan ke selangkangannya. Kuusap lembut klitorisnya.
Gerakannya mulai berubah liar. Kini ia sudah tidak dapat berkonsentrasi lagi pada keyboard.
"Ssssshhh... Ahh... Ahhh... enak banget Naru...". desahnya.
Naruko mengarahkan cursor mouse ke sebuah folder dan dibukanya folderitu. Folder berisi film-film panas yang biasa kami tonton berdua. Naruko memainkan satu buah film yang bercerita tentang dokter wanita yang berhubungan sex dengan pasiennya di kamar rumah sakit.
Naruko setengah berbalik. Ia merangkulkan sebelah tangannya ke leherku. Ia melumat bibirku tanpa menghentikan gerakannya. Kubalas ciumannya sambil tetap menggerakkan tanganku pada klitorisnya.
Ciumanku perlahan menuruni wajahnya, kujilat leher Naruko.
"Aaacchh... Sssssshhh..." ia mendesah sambil menjambak rambutku.
Permainan di video yang diputar Naruko mulai memanas, dokter dan susternya kini mengoral pasien tersebut.
Naruko meraih penisku dan menjepitnya diantara kedua pahanya.
Foreplay kami makin memanas. Lelaki di film itu mulai memasukkan penisnya ke vagina sang dokter. Naruko menggerakkan penisku diselangkangannya.
Kupilin puting Naruko dan ia mulai merintih.
"Ahhhh...Uhhhh.. Naruuu... ayo masukin Naruuu... Nee-chan sudah gak tahan...Shhh..."
Naruko membalikkan badan dan menghadap ke arahku. Dibimbingnya penisku menuju lubang vaginanya yang kini sudah basah. Ia menghujamkan penisku masuk ke vaginanya dalam sekali tekan. Penisku kini sudah masuk seluruhnya ke dalam lubang kenikmatan itu.
"Aaaahhhhhhh..." pekiknya ketika penisku menerobos lubang vagina yang sempit itu.
Naruko dan aku memang sudah sering melakukan hubungan sex. Hampir tiap hari selama delapan bulan terakhir. Namun kurasakan lubang vaginanya tidak banyak mengalami perubahan sejak kuambil keperawanannya dulu. Tetap sempit dan nikmat.
Naruko merangkul leherku. Mendekatkan wajahku pada puting payudaranya.
Kugigit pelan puting Naruko dan kuhisap dengan kuat.
"Ahhh...Shhhh...Naru... enak banget..."
Naruko menyibakkan rambut dan melepaskan kacamatanya. Gerakan tubuhnya kini semakin liar. Naik dan turun ia menggenjotkan vaginanya yang terisi penuh dengan batang penisku. Payudara Naruko yang menggantung kini berguncang-guncang menampar wajahku.
Ini pertama kalinya kami melakukan hubungan sex dalam posisi duduk di bangku yang sempit. Sensasi sex baru yang kurasakan membuatku tak mampu menahan luapan nafsuku.
Penisku mulai berdenyut, kutahan sekuat tenaga agar orgasmeku bersamaan dengan Naruko.
"Ahh...Sshhh... Penis kamu sudah berdenyut Naru...Ahhhh... Nee-chan mau keluarr..." Katanya.
"iya ...Ahhh...jangan lama-lama... aku udah mau keluar..." kataku.
Naruko mempercepat irama gerakannya. Dihujamkannya dengan keras penisku kedalam vaginanya. Saat ini aku khawatir bangku ini bisa patah, tak mampu menahan luapan nafsu kami yang semakin liar.
"Ahhh...Ahhhhhhhhhh...Ssshhh... Aaaahh..." Naruko melenguh panjang. Kurasakan cairan hangat menyirami batang penisku. Vagina Naruko sekarang semakin licin. Memudahkan penisku menerobos lebih dalam.
Kini giliranku yang menggoyangkan tubuh Naruko. Dengan cepat kugerakkan tubuhku yang ditunggangi Naruko.
"Ahhhhh... Shhh... nee-chaaaann..."
(sfx : Crootttt... Croootttt... Croooottt...)
Spermaku telah menyembur di dalam rahimnya. Tubuhku melemas. Kami kini berpelukan selagi duduk di bangku yang sempit itu.
Kaa-chan yang mendengar desahan kami kini menuruni tangga.
"hmm... Mainnya gak ajak kaa-san..." Kata kaa-san.
"iya nih... Naru datang-datang langsung pegang-pegang aku..." kata Naruko.
"hehe... nanti ya kaa-san... baru aja keluar nih..." Kataku.
Naruko bangkit dari pelukanku dan menyambut kaa-san.
"sini kaa-san... main sama aku aja... kita jadi yuri sementara..." kata Naruko.
"boleh... Jangan lama-lama ya Naru..." Kata kaa-san.
"iya..." kataku.
Kini aku beralih pada layar komputer.
Kaa-san dan Naruko sudah memulai aksinya di belakangku.
Aku mulai menjelajahi internet. Kali ini berbekal keyword 'motor custom', terpampang beribu gambar dari motor-motor yang dimodifikasi, jauh lebih keren dari motor-motor standar pabrikan. Aku mulai berpikir. Kira-kira apa aku bisa membuatnya.
"kamu nyari apa sih Naru...Sssssshh...Ahhh " kata kaa-san yang sedang menerima oral service dari Naruko.
"peluang usaha kaa-san... kalo aku gak diterima kerja dimana-mana aku mau buka usaha sendiri di rumah..." jawabku sambil kutelusuri informasi tentang modifikasi motor lebih jauh.
Sementara itu permainan antara kaa-san dengan Naruko semakin memanas.
Naruko mengusapkan puting susunya di klitoris kaa-san selagi lidahnya memainkan puting kaa-san.
"Ssshhh... Ahhh...Ahhh... kamu pinter banget sayang... nikmat.." ceracau kaa-san.
"Ahh... Ssshh... Biar sama-sama enak kaa-san..." Jawab Naruko.
Keduanya masih larut dalam permainan yang entah kapan berakhirnya.
"Sayang... Pake dildo yuk..." kata kaa-san.
"Ahh... boleh tuh... Ambil yuk.."
Kaa-san dan Naruko bergegas masuk ke dalam kamar. Kaa-san membuka laci paling atas di meja riasnya. Tampak empat buah dildo tergeletak di dalamnya. Rupanya kaa-san punya beberapa model dildo yang dimainkannya dulu. Ada yang lurus dengan totol-totol bintik , ada yang memiliki model spiral seperti shockbreaker.
Naruko dan kaa-san bermain di dalam kamar, sementara aku kini tidak ikut dalam permainan mereka. Biarlah sekali-sekali mereka menikmati sensasi berbeda dalam bermain sex.
"kamu mau yang mana..?" tanya kaa-san.
"ihhh... yang ini kaa-san... totol-totol... Kawaiii..." kata Naruko.
Kaa-san menyerahkan dildo itu kepada Naruko. Sementara kaa-san mengambil dildo yang agak berlekuk. Lekukan pada dildo itu mirip polisi tidur kecil-kecil berderet yang biasa kita temui di pintu masuk tol.
Diisikannya baterai kedalam dildo itu kemudian kaa-san mengajari Naruko cara memakainya.
"sini kaa-san kasih tau... yang ini buat nyalain getarannya... Nah kalo yang kecil ini... buat ditempelin ke klitoris..." Kaa-san menjelaskan. Naruko hanya mengangguk dan mencoba menyalakannya.
(sfx : rrrr...RrrrrrRRrrr...)
Dildo itu bergetar.
"hihihi... pasti geli kalo masuk ke vagina ya kaa-san..." kata Naruko sambil menempelkan ujung dildo yang dipegangnya ke puting Kaa-san.
"Ahhh... geli... nakal kamu ya... Kaa-san bales" kata kaa-san seraya membalas perbuatan Naruko.
Mereka pun larut dalam perang dildo. Cukup lama mereka asyik mengerjai satu sama lain.
Kini Kaa-san dan Naruko saling berpagutan. Bibir mereka menyatu, lidah mereka saling bertautan. Seperti ular yang sedang meliuk-liuk mencari mangsa. Kaa-san dan Naruko bertukar dildo. Narko memasukkan dildo yang dipegangnya ke lubang vagina kaa-san, begitu pula sebaliknya.
"Aaahhh... Sshh...geli sayang..." Kata kaa-san.
"Uhhh...Ahhhhhhhh... iya kaa-san..."
Mereka kembali berpagutan dan menjilat satu sama lain.
Kaa-san dan Naruko menghimpitkan kedua pasang payudaranya. Saling menekan satu sama lain.
"Ahhhh... Ahh... punya kamu sudah sama besarnya kaya kaa-san sayang... Ahhh..." kata kaa-san.
"Shhh... iya donk...Ahh... kan tiap hari minta di pijat sama Naru..."
Permainan mereka semakin liar. Kaa-san memasukkan dildo yang dipegangnya ke dalam vagina Naruko dengan tempo gerakan yang cepat. Hal itu membuat tubuh Naruko menggeliang hebat.
Diremasnya payudara Naruko sambil sesekali memainkan putingnya. Kini Kaa-san menjilati klitorisnya Naruko.
"Ahhhhhhh... Ahhhhhhhh... Terusss... Ahhhh..." Naruko mendesah hebat.
Kaa-san tak memberikan Naruko kesempatan untuk mengalihkan pikiran. Ketika Naruko mulai bisa mengatur napas, kaa-san menghisap kuat klitoris Naruko. Naruko pun kembali menggeliang hebat. Tubuhnya menegang dan sesekali bergetar. Keringat mulai membasahi kulit Naruko yang putih tanpa noda.
"Ahhhh... kaa-san... Naruko mau nyampe ...Uhhh..." desahnya.
Kaa-san mempercepat gerakannya sambil sesekali memutar-mutar dildo dalam vagina Naruko seperti menggali tanah dengan sebatang kayu.
"Ahhhhhhhhhhh...Sshh... Aaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh..." Naruko memekik ketika orgasmenya datang. Cairan kenikmatan itu meleleh keluar dari vaginanya. Perlahan-lahan kaa-san menurunkan kecepatan kocokannya. Kaa-san menjilati sekeliling puting Naruko. Membiarkan Naruko menikmati orgasme yang baru saja dia dapatkan.
"Ahhh... nikmat juga kaa-saan... Sensasinya beda... walaupun lebih enak dimasukin penisnya Naru..." kata Naruko seraya mengelus lembut rambut kaa-san.
"iya... memang masih enakan dimasukin penis yang asli hihihi..." kata kaa-san.
"sini kaa-san gantian... Biar Ruko yang mainin.."
Kaa-san merebahkan dirinya diranjang. Mereka berganti posisi, kini giliran Naruko yang melayani nafsu kaa-san. Ia memasukkan dildo yang digenggamnya ke dalam vagina Kaa-san dan mereka berpagutan.
"Ahhh... Shhhh... lebih dalam lagi sayang..." Kata kaa-san.
Naruko memang baru kali ini memainkan dildo, sehingga ia masih kurang memahami seberapa dalam ia harus menekan dildo itu. Naruko memasukkan dildo itu lebih dalam, sampai tonjolan kecil dildo itu menempel di klitoris kaa-san. Penis buatan yang masih dalam keadaan mati itu kini dinyalakannya.
"Ahhhhhhhhh... Sssshhh..." kaa-san memekik tertahan karena kaget ketika dildo itu menyala dan bergetar daam vaginanya.
"hehehe... Kaa-san kaget ya..." Kata Naruko.
"nakal kamu yah... Ayo kocokin vagina kaa-san..." kata kaa-san.
Naruko mulai menggerakkan batang dildo itu. Kini tak segan-segan ia menghujamkan seluruh dildo yang bergetar itu kedalam vagina mama.
"Ahh... Ahh... Shh... Ohh..." Ceracaunya
"enak kaa-san...?" tanya Naruko.
Kaa-san yang sedang memejamkan matanya hanya mengangguk.
Naruko kini memainkan lidahnya. Ia menjilati perut kaa-san, menyapu kulit kaa-san yang putih dengan lidahnya yang berwarna merah muda. Tak satu pun bagian yang terlewat.
"Ssssshhh... Ahhh... Enak sayang..." Kata kaa-san.
Jilatan Naruko mulai menjalar ke payudara kaa-san. ia menjilat kedua belahan dada kaa-san dengan perlahan sambil menggetarkan lidahnya. Kelopak mata kaa-san terkatub rapat. Kaa-san mengigit bibir bawahnya, menahan sensasi geli yang ditimbulkan oleh jilatan Naruko di payudaranya.
Permainan sex mereka semakin menggila. Naruko kini menghisap kuat belahan payudara mama. menimbulkan bercak merah pada kulit kaa-san yang putih. Dicupangnya sekujur tubuh kaa-san.
Kaa-san menggeliang hebat akibat rangsangan itu. Setelah puas meninggalkan noda merah itu, kini Naruko menjilati kedua ketiak kaa-san. Menyebabkan nafsu kaa-san yang sudah memuncak semakin meluap-luap.
Pikiran kaa-san melayang, getaran dan gerakan dildo di dalam vaginanya mulai menyebabkan vagina kaa-san berdenyut.
"Ohhh... sayang... ambilin satu lagi dong dildonya...Ahhhh... Ahh..." kata kaa-san.
Naruko menghentikan jilatanya.
"buat apa kaa-san? Memang satu kurang..." kata Naruko.
"buat dimasukin ke pantat kaa-san..."
"ihhh kaa-san ada-ada aja... ihhh... sudah mau keluar ya kaa-san?"
Kaa-san hanya mengangguk. Naruko menuruti saja permintaan kaa-san. Ia memasukkan perlahan dildo itu ke anus kaa-san lalu dinyalayan.
"Aaaauhh... Sssshhh... Ahhh... Kocokin lagi sayang..."
"Memang enak ya di masukin dua-duanya?" tanya Naruko.
Kaa-san mengangguk.
"ini namanya double penetrasi... Ahhhh... kocokin yang kencang sayang... Ahhhh...Sssh..."
Naruko tampak keheranan melihat perubahan pada diri kaa-san setelah kedua dildo itu menancap. Dildo yang menancap di anus kaa-san ia biarkan menyala, sementara ia terus menghujamkan dildo yang digenggamnya ke vagina kaa-san bertubi-tubi.
"Ahhhhhhhhh... Sayang... kaa..-san... Mau sam..pai... Ahhhh...Ahhh..."
Naruko menjilat dan mengigit payudara kaa-san dengan rakusnya. Digigitnya puting kaa-san agak keras. Kaa-san menggeliang hebat. Ranjang spring bed itu mulai mengeluarkan bunyi berdecit. Seakan tak sanggup menahan luapan birahi kaa-san yang semakin meningkat.
"Ahhhh... Sayaaaaang... Ahhhhhhhhhhhhhhh..." kaa-san melenguh panjang.
Cairan kenikmatan dari vagina kaa-san menyembur deras ke jemari tangan Naruko. Menandakan orgasme yang digapai kaa-san begitu hebatnya.
Naruko menurunkan kecepatan kocokannya sambil tetap mengulum puting kaa-san dengan perlahan.
Kaa-san mengelus kepala Naruko. Menikmati sisa-sisa orgasme yang baru saja terjadi. Tubuh mereka berdua kini penuh dengan keringat yang bercucuran. Mereka berbaring bersandingan.
"Kaa-san cepat banget orgasmenya kalo di masukin dua dildo..." kata Naruko.
"hmm.. kamu musti coba nanti kapan-kapan..."
"nanti mau cobain masukin ke pantat Ruko..."
"memang kamu sama Naru sudah pernah anal sex?" tanya kaa-san.
Naruko menggeleng.
"bayanginya aja Ruko sudah geli... tapi kalo lihat kaa-san sampai keenakan begitu aku mau ah..."
Mereka berbincang sejenak, tersenyum dan tertawa bersama. Tampak keluarga kami sungguh bahagia soal urusan sex. Tak ada aku pun mereka bisa menikmati permainan sex berdua.
Kaa-san sangat kelelahan akibat dari orgasmenya yang sungguh dahsyat. Karenanya ia memutuskan untuk tidur. Naruko kini menghampiriku, tanpa busana sehelaipun ia memelukku yang sedang duduk di depan komputer dari belakang.
"memang kamu mau buka bisnis apa sayang...?" tanya Naruko.
"belum mutusin sih nee-chan... tapi kayanya mau buka bisnis modifikasi motor..." kataku sambil tersenyum menyambutnya.
"bagus juga tuh... kamu kan suka motor. Cobain saja..., nee-chan juga jualan baju karena suka baju... makanya bisnis nee-chan tetep jalan.. karena tidak akan bossn kalau sudah hobi..." lanjutnya.
Kami mengobrol cukup lama. Naruko memberikan beberapa nasihat padaku jika aku ingin memulai usaha sendiri. Nee-chanku ini memang sempurna, pikirku. Cantik, sexy, baik, ramah, perhatian, pintar dalam bisnis, dan pintar memuaskanku dalam hubungan sex.
"terimakasih dukungannya nee-chan... aku semakin cinta sama nee-chan..." Kataku.
"huuuu... ngerayu ni ceritanya...?" kata Naruko.
"ihhh... tidak kok kan kenyataan..."
"iya... nee-chan juga semakin cinta dan sayang sama kamu..." kata Naruko sambil mengecup pipi kananku.
"Nee-chan tadi main sama kaa-san ngapain aja? Suaranya sampai kesini lho... Awas nanti kalo kedengeran orang kan bahaya..." Kataku.
"gak lah... Kamar kaa-san kan dibelakang... di lantai dua lagi... kemungkinannya kecil kedengeran keluar..., kaa-san tadi minta double penetration..." kata Naruko.
"apaan tuh kak..." tanyaku.
Naruko menceritakan tentang permainannya dengan kaa-san.
"nee-chan... Kapan-kapan kita anal sex mau gak... aku kepingin nyoba..."kataku.
Aku berpura-pura belum pernah bermain anal sex sebelumnya. Padahal aku sudah melakukannya satu kali bersama Mikoto sensei di sekolah. Bisa bahaya kalau sampai nee-chan dan kaa-san tau.
"Nee-chan masih takut... Hahaha katanya sih sakit seprti perawan gitu..."
"masa sih nee-chan... Yasudah kapan-kapan aja... kalau nee-chan mau tinggal bilang..."
"iya..." kata Naruko.
Aku mem-bookmark beberapa halaman yang menjelaskan langkah demi langkah dalam membuat body motor. Mataku mulai lelah, munkin karena tidak terbiasa berada di depan komputer. Kami menyudahi pembicaraan itu dan bergegas menyusul kaa-san untuk beristirahat.
Temaramnya langit sore telah berubah menjadi kegelapan malam. Seakan menuntun khayalku melayang mengarungi lautan mimpi. Dalam pelukan mama dan Naya aku membayangkan tentang masa depan. Akan jadi apa diriku nanti. Well... Kalo bertanya pada rumput yang bergoyang, jawabnya... SIAPA YANG TAU.
T.B.C
V
VV
VVV
VVVV
VVV
VV
V
MEGATRON21