WARNING!!!(Typo(s)/BxB/YAOI/Teensarea)

~School life~

Rate

T

Main cast:

-Xi LuHan as Xi LuHan

-Oh SeHun as Oh Sehun

-Park Chanyeol as Park Chanyeol

-Kim Minseok as Xi Minseok

-Wu Yi Fan as Kris Wu

-Kim Jong In as Kim Kai

-Others

happy reading!!!

사랑해요

Sehun mengambil ponselnya dan melihat-lihat foto yang ia ambil saat di sungai han. Mulai dari fotonya di samping Luhan saat Luhan tertidur, fotonya memeluk leher Luhan, sampai foto-foto Luhan yang sedang terpejam dengan bibir sedikit terbuka dengan rona samar di pipi putihnya. Semua itu di ambil saat Luhan sedang tidur.

Tiba-tiba ia penasaran dimana Luhan sekarang.

"Tadi aku tidak melihat Luhan sampai ia masuk ke rumah Baekhyun. Kira-kira jauh atau tidak, ya dari gang tadi." Sehun pun membuka GPS dan mencari keberadaan Luhan.

Sehun menyernyitkan dahinya karena bingung.

"Tadi aku tidak lewat ke arah situ kan?"

Sehun sepertinya mengetahui alamat itu. Perasaannya semakin tidak enak saat mengingat tempat siapa yang di datangi Luhan saat ini.

"Oh, shit! Itu markas dua makhluk sialan. Mereka pasti sering melihat aku dan Luhan bersama. Jadi mereka memakai Luhan untuk mengancamku."

Tanpa babibu, Sehun langsung mengambil kunci mobilnya dan menuju ke arah gangnam.

Di sepanjang perjalanan, Sehun tidak lernah berhenti mengumpat kepada para pejalan kaki yang menghalangi jalannya.

Namja itu tidak mempedulikan orang-orang yang menyumpah serapahi dirinya. Yang dia pikirkan saat ini hanya satu.

'Luhan.'

Sehun berhenti di depan gedung tua yang sudah tidak terpakai lagi. Gedung itu cukup besar dan tinggi.

Sejak dua tahun yang lalu, gedung itu sudah menjadi markas Jin dan Jungkook beserta para anak buah mereka.

Sehun langsung melangkah ke dalam gedung yang cahayanya sangat minim itu. Baru sampai di pintu masuk, ia sudah di hadang oleh tiga orang yang Sehun ketahui bernama Hoseok, Namjoon dan Jimin.

"Hei, hei... Mau kemana kau Oh Sehun?" Ucap Namjoon yang kini menahan tangan kiri Sehun. Sedangkan tangan kanannya di tahan oleh Hoseok. Jimin menggenggam pisau kecil untuk berjaga-jaga.

"Lepaskan aku sialan! Dimana majikan kalian?" Ucap sehun tenang, namun penuh penekanan.

Tidak ada jawaban apapun. Namun Namjoon sudah mengangkat tangannya yang terkepal ke arah wajah Sehun.

Sehun hanya menyeringai kemudian ia melepaskan genggaman Hoseok dalam satu kali gerakan, kemudian-

Bugh! Bugh!

Pukulan Sehun mendarat tepat di perut Namjoon dan Hoseok.

Jimin yang sudah bersiap-siap sedari tadi langsung menggores wajah Sehun.

"Shhh," Sehun meringis dan memegang pipinya yang sudah berdarah.

"Kalian salah karena sudah bermain denganku."

Bugh! Dugh!

Ia memukul perut Jimin dan menendang lutut namja itu. Kemudian beralih pada Namjoon dan Hoseok yang sudah berdiri.

Sraat~Bugh! Dugh!

Namjoon dan Hoseok sudah terduduk di lantai dengan wajah yang sudah penuh dengan lebam.

Sehun menaiki tangga dengan cepat. Kemudian ia melihat dua orang yang sedang berbaring di atas sofa. Sehun sangat mengenal salah satunya.

"Taehyung... Kau juga sudah menjadi seperti ini." Gumam Sehun pelan.

Taehyung yang menyadari keberadaan orang lain di tempat itu langsung terduduk dan matanya melebar saat itu juga. Namun tidak lama kemudian ia menyeringai.

"Sehun? Sudah lama sekali, ya." Ucap Taehyung.

"Tidak usah berbasa-basi. Mana Jin dan kekasih sialanmu itu?!"

"Siapa yang kau sebut sialan, hah?! Aku tidak akan memberi tahu mu. Taecyeon hyung! Urus dia!"

Bugh!

Sehun yang lengah mendapat satu pukulan telak pada perutnya. Namun Sehun bukanlah orang yang mudah di kalahkan. Sehingga Taecyeon yang badannya lebih besar pun tersungkur saat menerima pukulan dari Sehun. Begitu pula dengan Taehyung.

Setelah mengurusi teman-teman Jin dan Jungkook, Sehun langsung membuka pintu yang ada di ujung ruangan namun gagal. Pintunya terkunci. Akhirnya Sehun mendobrak pintu itu dan matanya langsung melebar saat pintu terbuka dan langsung menampilkan Jungkook yang ingin mencium Luhan'nya'.

"Brengsek!"

Bugh!

Sehun memukul Jin dan Jungkook kemudian langsung membawa Luhan pergi dari tempat itu.

"Awas kau Oh Sehun!"

사랑해요

"Lu, bagian mana yang sakit? Tunjukkan padaku."

"Tidak ada. Justru kau yang terluka. Ambilkan kotak obatnya. Ini kan rumahmu." Ujar Luhan.

"Baiklah. Kau ini cerewet sekali."

Sehun berjalan ke arah lemari kemudian mengambil kotak obat dan duduk di samping Luhan.

"Sebelum kau mengobatiku, memarmu harus ku bersihkan dulu."

Luhan menatap Sehun tajam sambil menggigit bibir bawahnya. Tiga detik kemudian ia langsung tersenyum seperti anak kecil dengan binar di matanya.

"Baiklah!" Sehun tersenyum mendengar jawaban Luhan. Kemudian Sehun mengambil kapas dan menuangkan sedikit alkohol diatasnya.

Luhan hanya terdiam melihat Sehun yang telaten mengobati memarnya. Dengan keadaan ini, Luhan dapat melihat wajah Sehun dengan sangat jelas.

Sesekali Sehun meniup bagian wajah Luhan yang memar. Hal itu membuat semburat merah di wajah manisnya terlihat jelas.

Deg...

Satu hal yang membuat Luhan merasa aneh saat ini. Ia tidak pernah merasa berdebar kencang seperti saat ini. Saat Sehun menciumnya di mall waktu itu pun ia tidak merasa seperti ini.

"Selesai. Sekarang giliranmu." Ujar Sehun membuyarkan lamunan Luhan.

"E-eh? Baik." Setelah menetralkan degup jantungnya, Luhan mengambil kotak obat yang ada di tangan Sehun.

Luhan tiba- tiba teringat sesuatu.

"Aku lupa. Aku tidak tau cara mengobati luka seseorang." Luhan menepuk dahinya lalu mengerucutkan bibirnya lucu.

"Lakukan saja seperti yang aku lakukan tadi." Bagaimana bisa? Luhan sedari tadi hanya menatap mu, Sehun.

Luhan hanya mengangguk kemudian mengambil kapas dan obat merah.

"Kalau sakit bilang, ne?" Sehun mengangguk imut. Luhan tersenyum geli melihatnya.

Luhan menempelkan kapas yang sudah di teteskan obat merah.

"Sshh," Bukan Sehun yang meringis. Melainkan Luhan yang takut sendiri melihat goresan di pipi Sehun.

"Apa tidak sakit?"

"Ani. Aku sudah melihat wajah mu. Jadi, sakitnya hilang."

"Apa hubungannya dengan lukamu?" Sehun lupa jika Luhan masih terlalu polos untuk orang seusianya.

"Lupakan saja. Lanjutkanlah."

Luhan melanjutkan pekerjaannya, namun ia tidak yakin Sehun akan cepat sembuh jika hanya begini.

Cup

Luhan mengecup lembut pipi Sehun yang terluka. Sedangkan Sehun masih terdiam.

"Sudah sembuh. Tapi setelah ini kau harus ke rumah sakit untuk mengurus lukamu."

"Tapi Lu, disini juga sakit. Kau tidak mau mengobatinya?" Kata Sehun yang menunjuk bibirnya. Luhan yang melihatnya langsung mengambil kapas baru, namun Sehun menahannya.

"Aish, bukan dengan kapas. Tapi seperti cara yang tadi." Luhan sedang mencerna apa yang dikatakan Sehun. Ketika ia paham, ia langsung menjitak kepala Sehun.

"Dasar mesum! Minta saja pada kekasihmu."

"Hei, kau lupa? Kau kekasihku sekarang."

"Siapa bilang? Kau bahkan tidak bilang jika kau menyukaiku."

"Aku sudah bilang berapa kali Lu..."

"Pokoknya aku tidak mau."

"Kalau begitu aku akan membuatmu menyukaiku mulai sekarang." Sehun menangkup wajah Luhan dengan kedua tangannya sambil tersenyum lebar dan memperlihatkan deretan giginya.

Dengan cepat Sehun memajukan wajahnya dan mencium tepat di bibir Luhan. Hanya menempel, tidak lebih.

Luhan langsung melebarkan matanya karena terkejut. Kenapa Sehun suka berbuat semaunya, sih? Pikir Luhan.

Ketika Sehun melepaskan ciumannya, ia langsung di hujani lemparan bantal oleh Luhan.

"Kenapa kau selalu menciumku hah? Kau sudah tiga kali menciumku tiba-tiba! Aku kesal!" Teriak Luhan seperti yeoja dan masih melempari Sehun dengan apapun yang ada di sekitarnya.

"Aduh! Hentikan Lu. Kan aku hanya menciummu. Bukan melakukan yang iya-iya."

"Oh Sehun mesum!!!"

사랑해요

Pagi ini, lagi-lagi Luhan terbangun di kamar Sehun. Namun kali ini ada yang berbeda.

Saat Luhan hendak bangun, ada sesuatu yang menahannya. Saat ia melihat kebawah, ada sebuah tangan berada di pinggangnya. Ia sadar itu adalah tangan namja tampan yang berada di sampingnya,

"KYAAA! Oh Sehun mesum! Apa yang kau lakukan padaku?!" Luhan beringsut menjauh dan menutupi tubuhnya dengan selimut tebal. Padahal bajunya masih utuh dan sama seperti tadi malam.

"Lu... Kenapa pagi-pagi kau sudah berteriak? Tidurlah lagi. Ini masih pagi." Ucal Sehun setengah sadar sambil menepuk-nepuk tempat Luhan tidur tadi.

"Kau kenapa tidur di sampingku?"

"Ini kamarku. Aku bebas tidur dimanapun."

"Yyak! Kenapa aku harus tertidur disini, sih? Kau melakukan sesuatu semalam?"

"Aish, aniyo." Jawab Sehun ogah-ogahan.

Luhan menghela nafas lega. Kemudian ia segera ke kamar mandi untuk bersiap-siap ke sekolah.

Sehun yang acara tidurnya sudah terganggu segera turun ke bawah dan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Luhan.

Beberapa menit kemudian Luhan keluar menggunakan bathrobe yang belum pernah terpakai entah milik siapa dengan wajah terkekuk. Ia tidak menemukan Sehun di kamar. Ia pun turun ke bawah dan mendapati Sehun yang sedang membakar roti di dapur.

"Oh Sehun,"

"Berhenti memanggilku dengan margaku seperti itu. Panggil aku Sehun saja. Atau sayang, mungkin?" Ucap Sehun kemudian membalikkan badannya menghadap Luhan dengan rambut yang masih acak-acakan namun terlihat sangat tampan di mata Luhan.

"Cih! Sayang apanya? Bantu aku!"

"Mworago. Kenapa kau hanya menggunakan bathrobe seperti itu? Kau terlihat seksi."

"Mesum sekali. Aku ingin ke sekolah. Tapi seragam ku ada di rumah. Eotteokhae?" Ucap Luhan murung.

"Pakai seragam ku saja."

"Pasti akan sangat kebesaran di badanku."

"Tidak usah sekolah."

"Aku serius, Oh Sehun!"

"Arasseo, arasseo. Pakai baju kaos ku saja dulu, aku akan mengantarmu ke rumah dan kau ganti baju di sana. Oke?"

"Baiklah."

"Sarapanlah dulu. Aku sudah membuat sandwich dan susu vanila untuk mu."

Luhan hanya mengangguk dan menarik kursi di tempat paling ujung. Namun Sehun menarik tubuh Luhan agar duduk di sampingnya.

"Kenapa kau suka sekali jauh-jauh? Aku tidak akan menciummu saat sedang sarapan." Luhan yang mendengar perkataan frontal Sehun langsung mendelik lucu kemudian memulai sarapannya.

사랑해요

"Luhan!" Empat suara berbeda menyapa indra pendengar Luhan saat baru memasuki gerbang sekolah. Ya, setelah sarapan tadi Sehun langsung mengantar Luhan ke rumahnya. Namun saat hendak pergi ke sekolah, Luhan tidak mau diantar oleh Sehun dengan alasan 'nanti orang berpikir yang aneh-aneh jika aku pergi bersamamu'.

Luhan menoleh ke belakang dan mendapati empat temannya yang berjalan mendekati dirinya dengan ekspresi berbeda-beda.

Kai dengan wajah sok polosnya, Chanyeol dengan senyum idiotnya, Kris dengan wajah murung, dan Baekhyun... Dia terlihat sangat marah. Luhan jadi gelagapan sendiri melihatnya.

"B-baek?"

"Luhan! Kau dari mana saja, hah?! Kau tidak tau betapa khawatirnya aku malam itu?! Saat kau bilang akan pulang jam delapan malam, tapi sampai jam tiga dini hari pun kau belum ada di rumahku! Aku takut sekali, Lu..." Ucap Baekhyun yang akhirnya mengeluarkan air matanya. Ia sungguh takut jika terjadi apa-apa pada Luhan.

Luhan dapat merlihat sirat kekhawatiran di mata sahabatnya itu.

"Baek, maaf... Maafkan aku. Aku akan mencertakan semuanya padamu. Aku berjanji." Luhan memeluk Baekhyun erat sambil mengelus pelan punggung Baekhyun yang bergetar.

Sementara tiga namja yang ada di belakang mereka tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Mereka hanya mengerutkan dahi masing-masing tanda tidak suka jika Luhan memeluk orang lain.

"Lu... Peluk aku juga~" Pinta Kai yang sudah merentangkan tangannya.

"Minta saja pada monggu." Luhan membawa Baekhyun ke kelas dan meninggalkan para namja tampan namun aneh di depan gerbang. Chanyeol dan Kris tertawa mendengar jawaban Luhan.

"Kyaa... Baby Lu... Jangan tinggalkan aku!"

"Kau menjijikkan"-Kris

"Luhan hanya milikku, bodoh"-Chanyeol

Akhirnya mereka pun pergi menuju kelas masing-masing.

Sementara di belakang pohon, ada namja yang memasang wajah datarnya. Dari tadi ia melihat adegan 'mari memeluk Baekhun' yang dilakukan Luhan'nya'.

"Rasanya kesal." Gumam Sehun aneh kemudian menuju kelasnya.

사랑해요

"MWO?! Kau di sekap?!" Tanya Baekhyun dengan suara yang sangat besar. Untung saja tidak ada orang lain dikelas. Jika saja ada yang mendengar Luhan di culik, sudah dapat di pastikan fans fanatik Luhan akan mencincang habis orang yang merupakan penyebab Luhan hilang. 'Oh Sehun'.

Sedari tadi Luhan memang menceritakan segalanya pada Baekhyun. Termasuk nama asli murid Oh yang mengenalkan dirinya pada Luhan sebagai Shixun adalah Oh Sehun. Seperti yang Luhan duga, Baekhyun akan berteriak seperti sekarang ini.

"Akan ku habisi orang itu! Dia penyebab dari semua ini, kan?!"

"Aku tidak tahu Baek... Hanya saja, aku yakin jika salah satu orang yang menyekapku menyebut nama Sehun. Dan Sehun berbicara pada mereka seperti sudah saling mengenal, namun dengan nada tidak bersahabat sama sekali."

"Lu, dengarkan aku. Jauhi dia. Jangan mendekatinya lagi. Aku takut jika sesuatu yang lebih buruk terjadi padamu."

Luhan hanya menunduk kala mendengar permintaan Baekhyun.

"Entahlah Baek..." Lirih Luhan.

Baekhyun hanya terdiam. Ia tidak bisa memaksa Luhan.

사랑해요

Sehun berjalan melewati koridor tanpa peduli tatapan heran dan kagum dari para siswa siswi. Bagaimana tidak? Sehun baru muncul di sekolah dengan wajah yang sangat tampan tanpa kacamata besarnya. Rambutnya sudah di ubah menjadi model hair up. Sebuah headphone bertengger indah di leher putihnya membuat Sehun terlihat semakin tampan.

Saat Luhan keluar kelas, Sehun langsung memasang senyumannya. Para yeoja yang melihatnya memekik tertahan.

"Hai Lu." Sapa Sehun masih dengan senyum tampannya. Luhan hanya memandang datar ke arah Sehun.

"Ada apa Lu?"

"Bisa aku minta tolong padamu?"

"Tentu. Apa yang bisa ku bantu?"

"Jika aku dalam bahaya, kau akan menolongku?" Sehun merasa mulai tidak nyaman dengan pembicaraan ini. Namun iya tetap menjawab.

"Tentu. Apa yang kau bicarakan?"

"Jika aku terjatuh dalam hatimu, apakah kau akan menangkapku dan mengeluarkan hidupku dari sana?" Ucap Luhan sembari menunjuk dada kiri Sehun dengan telunjuknya.

"Bisakah?" Kemudian Luhan pergi meninggalkan Sehun yang membeku akan pertanyaan Luhan.

'Oh tidak, jangan sekarang.' Batin Sehun.

TBC"

Review Juseyo

Chap 6 segini dulu ya... masa lalu Sehun muncul di next chap.

Ofratalos: Bakal ketauan di chap depan ya... :)

Junia.angel.58: Mereka belum pacaran. Kalo untuk konflik, author juga masih mikir , XD

Hannie222: Iya... :D

KyungYeom1201: Udah chingu...

HunHanBabez: Udah di next :)

Tifaneetee: Makasih kritiknya. Semoga bisa di perbaiki :)

Kezia.Xi07: Done chingu,

RahmaWu97Oh: Udah di next chingu ;)