La Tulipe

.

.

.

Apriltaste

.

.

.

Oh Sehun

Luhan

.

.

HUNHAN/GS for Uke

Don't like ? Don't Read and Don't Bash !

Typo Everywhere

.

ANGST PROJECT HUNHAN GS

For HunHan Month

.

.

EPILOG

.

.

Lihat, Kenangan kita akan selalu bertahan.

Walaupun ada satu yang hilang.

Tapi, cukup satu yang harus kau tahu.

Aku tak akan pernah berhenti mencintaimu.

.

.

.

Seoul, 2019

-Sehun-

Kau terus tersenyum didalam bingkai hitam itu dengan pancaran yang berbinar. Dengan sorot yang lembut dan selalu berhasil menenangkan segala perasaan buruk didalam hatiku. Sepertinya, sudah lebih dari dua tahun kini aku hanya tinggal bersama dengan bayangmu. Bersama semua kenangan indah yang terasa singkat. Tapi, aku tak akan menyesal pernah mencintai seorang wanita hebat sepertimu Luhan.

Luhan, kau masih mengingat jika kita mempunyai seorang malaikat kecil ? Kau tahu, gadis kecil itu menjadi tumbuh dengan luar biasa. Raina, dia akan genap berusia dua tahun pada Desember ini. Gadis itu menjadi kado natal bagiku, ia selalu menghadiahkan senyumannya atau tawanya yang lebar dengan beberapa gigi susu di dalam mulutnya. Membuatku merasa menjadi seorang lelaki yang paling beruntung didunia dapat melihat indahnya sebuah permata berharga seperti Raina.

Luhan, kau tahu Raina selalu berhenti didepan foto pernikahan kita yang terletak di ruang tengah. Gadis itu selalu berhenti dan selalu menatap wajahmu dalam diam. Kadang, aku merasa sedih ketika ia belum mengenalmu secara seutuhnya. Raina selalu tersenyum senang kemudian, ia benar-benar sepertimu. Senyumnya yang selalu menghadirkan binar cerah pada kedua kelopaknya.

.

.

April, 20th 2019

Luhan, wanitaku. Selamat ulang tahun.

Luhan, terimakasih telah mencurahkan segala cinta dan kasih sayangmu untukku dan untuk semua orang yang juga menyayangimu.

Luhan, terimakasih telah menjadi seorang ibu yang hebat untuk Raina.

Luhan, terimakasih telah bertahan untuk Raina.

Luhan, terimakasih telah mengijinkan Raina untuk melihat dunia.

Kau wanitaku, dan aku Lelakimu. Yang akan terus mencintamu.

Aku membuka mataku menatap lurus wajah cantikmu yang terbingkai rapi, setidaknya itulah doa yang selalu kuucapkan di hari ulang tahunmu. Kau tak bosan mendengarnya kan Lu ? sepertinya setiap tahunnya kata-kata yang ku ucapkan selalu sama.

Lihat gadis kecil yang setinggi lututku itu, ia masih berdiri disampingku dengan dua tangan yang bertaut didepan wajah kecilnya. Kelopak dengan bulu mata lentik itu tertutup, bibir kecilnya seperti menggumamkan sesuatu. Raina kecil kita sangat lucu dengan segala tingkah lakunya.

Luhan, tunggu sebentar lagi ya. Jika sudah siap nanti aku akan membawa Raina untuk menjengukmu.

.

.

May, 15th 2019

Ah, apa aku sudah bercerita padamu tentang Raina beserta Tulip-tulipmu ? Raina benar-benar duplikatmu. Gadis itu hanya menuruni kulit putih dan rambut hitam milikku, selebihnya itu semua milikmu Lu. Kelopak coklat rusa dengan binar indah dan bulu mata lentik, hidung kecil serta bibir merah kecil dan pipi putih gembil yang akan merona jika kucium berulang kali. Bahkan, ia suka mengerucutkan bibirnya ketika sedang kesal, tersenyum pada siapa saja. Tapi, sepertinya sifat irit bicara milikku juga menurun padanya. Benar-benar gadis kecil yang lucu.

Tentang Tulip, beberapa waktu yang lalu aku lupa mengganti Tulip yang berada pada ruang tengah tepatnya pada nakas panjang yang berada dibawah bingkai foto pernikahan kita. Dan kau tahu apa yang terjadi selanjutnya ? Gadis itu tak mau bicara padaku hanya karena Tulip itu, bahkan ia lebih merengek pada Ibu memintanya agar membeli Tulip yang segar. Setelah mendapatkannya, Raina mendorong kursi mendekati nakas itu dan mengganti sendiri Tulip yang berada disana.

Raina sama sepertimu ia menyukai Tulip.

.

.

December, 2nd 2019

Selamat ulang tahun putri Ayah dan Ibu.

Setidaknya aku selalu membiaskan Raina dengan panggilan Ibu untukmu Lu. Walaupun gadis itu tak pernah merasakan hangatnya dekapanmu selama tidur malamnya.

Seperti saat ini, Raina terlalu bersemangat dengan pesta ulang tahun yang diadakan oleh Kakeknya. Gadis itu memintaku untuk memakaikan sebuah gaun berwarna biru setelah mandi sore. Yang katanya gaun itu milik Cinderella. Berulang kali ia mengatakan padaku dengan semangat, bahwa ia ingin menjadi seorang Cinderella, seorang putri cantik yang baik hati.

Rambut hitam panjangnya tertata rapi dengan kepangan yang diciptakan oleh tangan Baekhyun. Oh, Kyungsoo, Jongin dan Chanyeol juga berada disini bersama Ayah dan Ibu. Ayahmu bahkan yang menyiapkan sendiri dekorasi di ruang tengah.

Beberapa jam berlalu, Raina terlalu lelah dan berakhir dengan dengkuran halusnya pada tempat tidur. Bahkan gadis itu belum mengganti gaun biru dengan piyama bambinya.

Aku tersenyum ketika menatap wajah kecil itu.

Aku sadar, Raina adalah duplikatmu. Raina adalah Luhan kecil.

.

.

March, 18th 2021

Luhan, gadis kecil kita sangat menyukai sekolah barunya. Raina tampak lucu dengan rok seragam taman kanak-kanak yang dikenakannya. Ransel itu selalu bergoyangg ketika Raina berlari. Sekarang kau tahu Luhan ? Raina kita terlalu pintar memilih barang yang ia sukai. Bahkan semua peralatan sekolah barunya termasuk tas kecil itu berwarna pink. Setiap pagi, Raina selalu duduk di meja makan, menungguku selesai membuat sarapan untuknya, gadis itu makan dengan lahap walaupun beberapa kali tampak kotor disekitar bibirnya. Aku tersenyum ketika ia menyuapkan sesendok penuh nasi kedalam mulutnya, pipi putihnya akan menggembung lucu dengan rona merah samar disana.

Setelah selesai dengan acara sarapan paginya, Raina selalu berjalan terlebih dahulu. Menarik kursi untuk mendekati nakas panjang dibawah bingkai foto pernikahan kita. Seperti biasa, gadis itu akan mengganti Tulipmu dengan yang lebih segar. Kursinya ia tarik menjauh, kemudian Raina selalu terdiam menatapmu dengan senyuman lebarnya. Aku kembali tersenyum ketika putri kecil kita membungkukkan badanya.

Raina begitu menyayangimu. Ia menghormatimu.

.

.

October 01st 2022

Luhan, kau tahu apa yang Raina buat ? setelah pulang kerja aku mendapatinya sedang duduk di atas karpet ruang tengah. Gadis itu tampak sibuk dengan peralatan menggambarnya. Aku duduk disampingnya, sedikit kesal memang karena saat itu Raina terlalu sibuk dengan kertas putihnya yang ia coret dengan beragam warna.

Aku mencium pipinya, satu kali, dua kali, tiga kali dan empat kali. Tapi tetap tak ada respon berarti darinya. Entah apa yang ia gambar disana, hingga beberapa menit berlalu dan aku tetap memperhatikan dirinya. Dengan senyum yang selalu terkembang serta sorot kebahagiaan yang ia pancarkan. Raina memberiku hasil dari coretannya.

Sebuah potret dimana ada aku, Raina dan kau Luhan.

.

.

December, 25th 2024

Tahun ini Raina berumur tujuh tahun. Rasanya baru kemarin ia tertidur dengan gaun Cinderella kesayangannya. Luhan, di tahun ini aku berhasil membawa Raina masuk kedalam salah satu sekolah dasar favorit di Seoul. Gadis kecil itu telah bekerja keras dengan kemampuannya sendiri. Dan aku sangat bangga dengan segala hasil kerja keras yang ia lakukan.

Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Raina selalu menyempatkan berdiri didepan bingkai pernikahan kita. Ia menautkan kedua tangannya mengucapkan segala harapan-harapan yang ia inginkan disana. beberapa menit aku selalu menunggunya sampai ia selesai. Kemudian tak lupa juga mengganti tangkai Tulip yang layu dengan yang segar. Setelahnya, Raina selalu tersenyum kearahmu dan berkata

Ibu, aku berangkat.

Dan langkah ringannya, ia bawa kearahku yang telah menunggu di ambang pintu apartemen.

.

.

December, 29th 2024

Aku tak tahu apa yang terjadi di sekolah, Raina menjadi lebih banyak diam didalam mobil ketika aku menjemputnya pulang dari sekolah siang ini.

Bahkan, gadisku tak menjawab ketika aku melontarkan tawaran tentang makan siang. Kalimat yang kudengar alih-alih bukan sebagai jawaban tentang menu makan siang. Melainkan, sebuah permintaan agar membawanya pulang lebih cepat.

Ketika sampai di pintu apartemen Raina memilih masuk terlebih dahulu, meninggalkanku yang masih kebingungan dibalik punggung kecil berseragam almamater sekolah dasar itu.

Kemudian, yang aku lihat adalah Raina yang kembali berdiri didepan bingkai foto pernikahan kita. Tapi, bukan senyuman yang ia tampakan padamu seperti biasa. Melainkan lengkungan kesedihan yang terukir pada wajah kecil itu.

Aku berjalan kearahnya, dan memeluknya. Gadis kita menangis dengan isakan yang hebat disana.

Dan alasan ia menangis adalah, Raina ingin bertemu denganmu Luhan.

Raina kita membutuhkanmu, ia merindukan ibunya.

.

.

April, 20th 2027

Sudah berkali-kali aku datang kemari sendirian.

Maafkan aku Luhan karena belum siap membawa Raina untuk menjengukmu disini.

Aku tahu, kau pasti sedih karena aku tak membawa Raina kemari.

Jangan menangis, karena aku tak akan bisa menghapus air mata itu. Jangan menangis, karena itu akan menyakiti hatiku. Pasti aku akan membawa Raina kemari.

Kau tak sendirian kan disana ? Jangan khawatir sayang, Ibu pasti menemanimu.

Dan jika kau rindu padaku, kau bisa menyapaku lewat mimpi di setiap malam atau membisikkan salam untukku melalui angin yang selalu berhembus lembut. Selembut suaramu yang selalu memenuhi pikiranku.

Sepertinya baru kemarin aku melamarmu dengan tidak romantis dikantor, sepertinya baru kemarin kau menciumku untuk pertama kali.

Dan sepertinya baru kemarin, kita mengikat janji dihadapan Tuhan. Tapi, kau meninggalkanku lebih dahulu untuk bertemu dengan Tuhan.

Ah, aku membawa dua warna tulip untuk hari ini. Tulip Putih dan Tulip Merah.

Kau selalu mengatakan jika Tulip Putih mempunyai arti sebuah kemurnian

Dan aku selalu mengatakan jika Tulip Merah adalah sebuah lambang cinta.

Jadi, aku membawa dua. Karena cinta kita adalah sebuah cinta yang murni.

Luhan, kau tak lupa kan jika hari ini adalah hari ulang tahunmu ?

Selamat ulang tahun sayang, Cintaku untukmu tetap bertahan dan tak akan mati hingga terbawa angin sore seperti Tulip.

Selamat ulang tahun Luhan sayang.

.

.

June, 16th 2039

Maafkan aku Luhan, maafkan aku.

Malam ini aku telah membuat Raina kita menangis hingga mengurung dirinya didalam kamar.

Aku terlalu kesal dengan sikap Raina. Jika aku boleh mengeluh padamu, ini semua karena banyaknya pikiran yang menghampiriku.

Pekerjaan dan beberapa proyek menumpuk di kantor, Raina terlalu membangkang akhir-akhir ini. Entah apa yang membuatnya seperti itu. tapi, gadis itu benar-benar tak ingin bicara padaku selama lebih dari seminggu. Maafkan aku, aku harus membentaknya agar ia berbicara padaku. Aku berkata dengan nada keras didepannya menegaskan jika ia bukan seorang anak kecil yang terlalu banyak merajuk, Raina sekarang adalah seorang gadis berumur dua puluh dua tahun. Sepertinya perkataanku menyakiti hati lembutnya. Karena yang kudapatkan bukan jawaban, melainkan kelopak rusa dengan genangan yang berada dipelupuknya. Gadis itu kemudian berbalik memilih mengunci dirinya didalam kamar.

Maafkan aku Luhan, telah membuat gadis kita menangis.

.

.

June, 17th 2039

Sore ini, seusai pulang kerja. Aku mencoba meminta maaf pada Raina. Aku sadar, aku terlalu kasar padanya kemarin.

Aku membuka kamar dengan pintu berwarna pink pastel itu dan Raina duduk di samping jendela yang menampakkan sorot cahaya sore menembus tirai kamar miliknya.

Langkahku kubawa mendekat, hingga Raina sadar dan menoleh kearahku.

"Maafkan ayah karena telah membentakmu kemarin." Hanya itu kalimat yang mampu kuucapkan pada gadis yang terus menatapku.

"Ya Ayah, Raina keterlaluan. Maafkan Raina." Raina tersenyum dengan lembut ketika mengatakan kalimat itu. Senyumnya benar-benar membuatku terdiam. Ia terlalu mirip denganmu Luhan. Tatapan gadis itu kemudian ia bawa kembali menatap gurat halus cahaya sore yang tampak indah dilangit.

"Sedang melihat apa ?" Pandanganku ikut kubawa pada objek yang ditatap Raina.

Gadis itu kembali tersenyum dengan binar kelopaknya yang indah.

"Langit Sore." Jawabnya dengan suara lembut miliknya, mengingatkanku pada suara lembut menenangkan milikmu.

"Ada apa dengan langit sore ? kau menyukainya ?" Raina hanya mengangguk cepat sebagai jawaban dari pertanyaan yang ku lontarkan.

"Langit sore itu indah Ayah, sama seperti senyuman ibu. Memberikanku ketenangan." Kalimat yang diucapkan Raina dapat membuat darahku berdesir halus. Dari ucapannya, aku tahu Raina menyanyangimu walaupun gadis itu tak pernah bertemu denganmu sekalipun.

"Raina.." Aku memanggil namanya sembari berjalan menuju ranjang tidurnya kemudian mendudukan diri disana.

"Ya Ayah ?" Gadis itu menatapku tanpa ingin bergerak dari posisinya.

"Kemarilah, aku ingin bercerita tentang Ibumu."

"Ibu ?"

"Ya, seorang wanita yang telah mengijinkanmu melihat dunia dengan sejuta pesona yang dimilikinya." Aku tersenyum ketika Raina akhirnya memilih duduk disampingku.

"Baiklah, aku akan mendengarkan."

"Kau tahu, Luhan seorang wanita yang luar biasa dengan tekat kuat yang selalu ia miliki. Wanita itu memiliki beragam sinar yang mengelilingi dirinya. Senyumnya yang secerah matahari dan katamu seindah Langit Sore itu bahkan dapat membuat siapa saja jatuh bertekuk lutut di hadapannya. Seperti Ayah, seorang Oh Sehun yang dingin bahkan dapat mencair hanya karena suara lembut yang dimilikinya." Aku terdiam, ketika membayangkan senyummu ketika pertama kali bertemu. Benar-benar sebuah pertemuan yang kaku.

"Ibumu itu adalah wanita yang kuat meskipun harapan hidupnya tak sebanding dengan banyaknya senyuman yang selalu ia tunjukkan kepada orang lain. Ibumu terlalu banyak berjuang didalam hidupnya. Bahkan wanita itu lebih memilih memperjuangkanmu. Ia selalu tersenyum ketika merasakan tendangan kecil di perutnya, ia bahkan masih tersenyum ketika wajah pucat dan rasa lelah menerpa tubuhnya." Aku tahu sekarang jika wajahku memanas, menahan sebuah bulir yang akan jatuh dari pelupukku. Aku tak boleh terlihat lemah didepan Raina kita, kini hanya aku yang akan menjadi sosok pelindung untuk gadis cantik kita, Luhan.

"Apa Ayah mencintai Ibu ?" itu suara yang berasa dari sebelah kanan tubuhku, wajah cantik yang benar-benar mirip denganmu itu berada disana.

"Ya, sangat mencintainya lebih dari apapun. Bahkan, Ayah selalu menangis ketika Ibumu merasakan sakit pada kepalanya. Ayah ingin bagaimana jika rasa sakit itu berpindah pada Ayah saja. Karena ibumu terlalu indah untuk merasakan sakit itu." Tatapan Raina bahkan terlihat sama seperti Luhan.

"Kau tahu siapa yang memberimu nama ?"

"Ibu ?"

"Ya, karena Ibu sangat menyayangimu. Jangan pernah berpikir kau sendirian. Ada Ayah disampingmu, dan Ibu yang selalu menajagamu dari atas sana." Lenganku ku bawa melingkar pada pundak sempit itu, membawanya kedalam dekapanku dan membawa kecupanku diatas puncak kepala Raina.

Luhan, kau lihat ? Aku dan Raina baik-baik saja.

Kau teruslah bahagia diatas sana. Teruslah tersenyum untuk kami.

Dan jangan lelah untuk datang kedalam mimpi kami.

Kami mencintaimu Luhan. Aku dan Raina.

.

.

.

.

Seoul, 2024

-Raina-

Ibu, kenapa ibu terus berada disana ? apa ibu tidak lelah terkurung didalam bingkai hitam itu ?

Ibu, Raina sudah berumur tujuh tahun. Kemarin, pada hari ulang tahun ayah mengajak Raina bermain ke Everland. Kami menaiki semua wahana yang berada disana. ayah memberi sebuah boneka beruang besar sebagai kado ulang tahun yang sekarang memenuhi salah satu sudut didalam kamar Raina.

Ibu, bolehkah Raina bertemu ibu ? terkadang Raina merasa iri dengan teman-teman disekolah yang memanggil atau menggandeng tangan ibunya setelah jam pelajaran berakhir.

Ibu, apa ibu membenci Raina hingga ibu pergi ? Tapi kata Ayah, ibu sangat menyayangi Raina.

Tapi kenapa kita tidak pernah bertemu ?

Ibu, bolehkah Raina bercerita sesuatu ?

Tapi tolong jangan katakan hal ini pada Ayah.

Ibu, beberapa waktu yang lalu pada malam hari. Raina berada di apartemen sendirian, Bibi Park tetangga sebelah yang selalu menemani Raina ketika Ayah lembur meminta ijin pulang lebih dulu karena ada kepentingan yang harus diurusnya.

Akhirnya, daripada menunggu Ayah sendirian Raina memutuskan untuk tidur dikamar. Belum sampai Raina bertemu dengan Ibu dalam mimpi, Raina mendengar suara pintu apartemen yang dibuka. Dan Raina yakin, itu Ayah yang baru saja pulang kerja. Biasanya, Ayah akan datang kekamar Raina jika tak menemukan Raina di Ruang tengah. Tapi, pada malam itu Ayah tak datang ke kamar Raina Bu.

Raina memutuskan untuk turun dari tempat tidur dan berjalan mengendap seperti pencuri menuju kamar Ayah. Pintu besar itu terbuka sedikit hingga Raina menangkap sosok Ayah yang terduduk dipinggir ranjang. Yang Raina lihat, Ayah memeluk sebuah bingkai kecil. Itu foto Ibu.

Dan yang Raina dengar setelahnya adalah Ayah yang mengucapkan kalimat.

Aku merindukanmu Lu.

Dengan tetesan yang mengalir dari kedua mata yang selalu tampak menyeramkan ketika memarahiku.

Ibu, Ayah menangis.

.

.

April, 2024

Ayah, Ibu selamat ulang tahun.

Ibu tahu, aku mengganti semua Tulip yang ada di Apartemen.

Sepertinya aku juga menyukai Tulip karena setiap hari memandangnya.

Benar kata Ayah jika Tulip seperti Ibu. Tulip itu cantik, sama seperti wajah ibu dengan senyuman yang indah dan binar yang selalu tampak seperti bintang pada malam hari. Wajah cantik ibu selalu membuatku tersenyum bahagia, wajah cantik yang selalu aku lihat disetiap bingkai. Entah di kamar Ayah, kamar ku, Ruang tamu atau bingkai besar yang terletak di Ruang tengah.

Bingkai foto pernikahan Ibu dan Ayah.

Disana, ibu sangat cantik dengan gaun putih itu dan Ayah sangat tampan dengan jas putihnya pula.

Ibu, jika aku sudah besar nanti bisakah aku menjadi seperti ibu ? dan memiliki seseorang seperti Ayah ?

.

.

December, 29th 2024

Ibu, biasanya Raina merasa biasa saja ketika melihat teman-teman disekolah pulang bersama dengan ibunya.

Tapi, tidak dengan hari ini. Entah mengapa Raina benar-benar merasa kesal.

Maafkan Raina karena mendiamkan Ayah yang bertanya tentang menu makan siang untuk hari ini. Raina terlalu lelah dengan rasa kesal dan ingin segera pulang saja.

Sesampainya didepan apartemen dan ketika pintu itu terbuka, Raina memilih masuk terlebih dahulu meninggalkan Ayah yang nampak kebingungan.

Raina berhenti diruang tengah dan memandang wajah cantik Ibu yang dibingkai disana.

Tiba-tiba sebuah perasaan aneh seolah-oleh meledak di dalam dada Raina. Entah apa yang terjadi kemudian, Raina merasa Ayah datang dan memeluk Raina. Dan yang Raina bisa, menumpahkan segala rasa sesak dengan menangis didalam pelukan Ayah.

Raina merindukan ibu.

Raina ingin berbagi cerita dengan Ibu.

Raina ingin merasakan kehangatan pelukan Ibu.

Raina Rindu Bu..

.

.

June, 16th 2039

Ibu, sekarang Raina sudah dua puluh dua tahun.

Raina sudah menjadi seorang mahasiswi tahun kedua. Raina mengambil jurusan Bisnis. Seperti apa yang disarankan Ayah.

Tapi, beberapa hari ini Raina kembali mendiamkan Ayah.

Ibu, Maafkan Raina.

Ayah terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga tak pernah menghiraukan Raina. Lelakimu itu selalu pulang malam. Dengan wajah kusut yang tercetak jelas. Hingga kadar ketampanannya berkurang. Padahal, Ayah benar-benar lelaki paling tampan yang pernah Raina temui. Tentu saja juga menjadi lelaki paling tampan di hati Raina.

Raina selalu menyiapkan vitamin untuk Ayah minum. Tapi, Ayah bahkan tak menyentuhnya sama sekali dan lebih memilih larutan hitam dengan kafein tinggi yang menemaninya disetiap lembur dirumah.

Raina kesal.

Ya sudah, Raina mendiamkan Ayah saja.

Hingga pada puncaknya hari ini.

Ayah membentak Raina karena tak menjawab pertanyaannya. Raina cukup terkejut karena baru pertama kali mengetahui Ayah menggunakan nada tinggi ketika berbicara dengan Raina.

Sekali lagi maafkan Raina Bu,

Raina lebih memilih menangis di balik selimut dengan mengunci diri didalam kamar.

.

.

June, 17th 2039

Ibu, beberapa menit yang lalu Ayah datang menemuiku. Lelakimu itu meminta maaf apa yang telah ia lakukan kemarin. Raina juga menjadi menyesal mendiamkan Ayah.

Ibu, maafkan Raina juga ya.

Ayah bercerita segalanya tentang ibu hari ini. Sebelumnya, Raina hanya mengenal ibu melalu bingkai-bingkai yang tersebar pada sudut rumah. Raina terlalu takut jika bertanya tentang Ibu kepada Ayah.

Raina tak ingin melihat raut kesedihan yang Ayah tahan.

Seperti sekarang, Raina tahu jika Ayah sangat merindukan Ibu. Selama bercerita tadi, Raina melihat genangan air yang berada pada pelupuknya, tapi lelaki itu menahannya.

Ayah tak ingin terlihat lemah dihadapan Raina, walaupun Raina tahu Ayah mencoba baik-baik saja ketika didalam dirinya sangat hancur.

Ibu, Raina senang ketika Ayah bercerita tentang Ibu. Bercerita tentang bagaimana pertemuan –yang menurut Raina konyol- kalian.

Benar penilaian Ibu, Ayah itu seperti dinding es berjalan. Tapi, Ayah sangat penuh kehangatan dibalik sikap kakunya.

Raina menyayangi kalian berdua.

Kalian yang menjadi seseorang terbaik dalam hidup Raina.

Raina mencintai Ibu dan Ayah.

.

.

June, 23rd 2039

Ibu, ini Raina.

Raina datang bersama Ayah.

Ini pertama kalinya Raina datang kemari, untuk menjenguk ibu.

Lihat, Raina membawa Tulip-tulip kesukaan Ibu.

Ayah yang memilihkannya sendiri. Raina cukup terkejut ketika baru mengetahui jika Ayah sangat pintar memilih bunga-bunga yang menjadi kesukaan Ibu.

Ibu rindu dengan Raina ?

Raina juga merindukan Ibu.

Apalagi Ayah, lelakimu itu sangat merindukan Ibu hingga sering menangis ditengah malam. Dan di pagi harinya, Raina mendapati Ayah yang masih tidur memeluk bingkai foto Ibu.

Ibu, apa Ibu bahagia disana ? Ibu tak sendirian kan ? kata Ayah, ada nenek yang menemani Ibu disana.

Ibu, banyak hal yang ingin Raina ceritakan Ibu.

Ibu bersedia kan mendengar segala cerita tentang Raina ?

Termasuk cerita tentang Ayah, yang selalu Raina dapati lelaki itu terdiam didepan bingkai foto pernikahan kalian. Bahkan Raina pernah mendapati Ayah yang menangis hebat disana. bersujud menatap Ibu dengan isakan-isakan yang memilukan. Maafkan Raina Ibu, karena saat itu Raina hanya terdiam di balik pintu kamar. Karena Raina tak tahu harus melakukan apa.

Ayah, sangat mencintai Ibu di setiap hembusan nafasnya.

Di setiap waktu kosong kami, Ayah akan bercerita tentang Ibu. Walaupun ia sudah menceritakannya jutaan kali, tapi Raina tak akan pernah bosan mendengar ceritanya yang selalu penuh senyuman di wajah tampan miliknya dengan sorot penuh kasih disetiap Ayah menyebut nama Ibu. Luhan.

Ayah, sangan menyayangi Ibu. Lelaki itu menganggumi Ibu.

Ibu sudah dulu ya, Ayah mengajak Raina untuk pulang.

Raina berjanji akan datang setiap waktu untuk menjenguk Ibu. Menceritakan segala hal yang Raina lalui setiap hari. Raina akan kembali membawa Tulip-Tulip itu untuk Ibu. Raina juga berjanji, akan membuat Ayah bahagia agar Ibu juga bahagia. Karena Raina tahu, sumber kebahagian ada pada Raina. Seperti kata Ibu.

Raina mencintai Ibu sama seperti Ayah.

Raina menyayangi Ibu.

Sampai jumpa lagi Ibu..

.

.

.

.

END

Finally, Story ini akhirnya telah sampai pada Epilog. Karena Prolog ga akan bahagia ketika tak bertemu Epilog~

Terimakasih buat para Readers-nim yang setia mengikuti story ini dari awal hingga berakhirnya cerita menyedihkan ini.

Janji deh, selanjutnya Yuri bakal bikin cerita yang Happy Ending /hahaha/

Jangan nangis semua elah, pada baper ih makanya jangan kebanyakan makan wafer.

Yang Nangis kejer, plis Yuri ga tanggung jawab yha :* salah sendiri naroh bawang disebelah.

Oiya, buat One Day Yuri lagi buntu Nih T_T

Mungkin ada yang mau nyumbang ide buat chapter selanjutnya ? Yang mau nyumbang ide silahkan PC Yuri lewat Line yha. ID Line ada di One Day tapi lupa chapter berapa. Cari sendiri aja deh /modus dikit biar baca One Day/

Dibilang ngemis Ide biarin ah, siapa tau ide kalian ada yang terealisasi (?)

Udah deh, jadi buat Malem ini Yuri Update barengan; LOLIPOPSEHUN sama XIUGARBABY.

SEE YOU NEXT TIME IN OTHER HUNHAN'S STORY !

TERIMAKASIH TELAH MENDUKUNG YURI DAN AUTHOR LAIN DI PROJECT STORY INI.

MAAF GABISA NULIS SATU-SATU YANG RAJIN REVIEW. YANG PENTING YURI UDAH BACA REVIEW KALIAN YANG BIKIN ADEM PANAS, YURI SAYANG KALIAN ! :*

-Keep the faith –SL-