The last chapter is coming out. Hanya maaf dan terima kasih yang aku sampaikan pada para readers semua terutama yang sudah meninggalkan jejak. Maaf membuat kalian menunggu begitu lama tapi akhirnya bisa terselesaikan juga cerrita ini. Kalau endingnya aneh dan tak sesuai perkiraan mohon maaf tapi aku masih membuat kesayangan kalian bersama :D

Maaf kalau terlalu OOc dan juga buat typo yang ada dimaana-mana. Semua Chara dalam cerita ini bukan milik saya, mereka milik keluarga, agensi, dan Tuhan.

If You Don't Like Just Go Away. I Dedicated this for the reader especially you all HongMark Lovers

The Chara not mine but they belong to themself, parents, agent, and God. This Stories Belong to me Byun14/Yui

.

.

Yui

.

Present

.

.

Back

.

.

HongMark / YoungMark

Yang Hongwon / Lee Minhyung

YoungB / Mark Lee

BB

.

.

Aku tahu kau akan datang padaku. Karena aku akan ada disini untuk menantikan kedatanganmu. Kembalilah kita mulai semua dan kita berjuang bersama untuk membuktikan cinta kita pada dunia. Genggam tanganku dan kita melangkah bersama dan jangan coba untuk pergi sendiri meninggalkanku dan cinta kita.

.

.

Malam ini suasana dorm NCT terasa sedikit lebih hangat dari biasanya karena member SRB17 sedang ikut berkumpul bersama. Mereka mengadakan pesta kecil-kecilan dengan memesan beberapa makanan. Mengobrol, bercanda, atau sekedar menonton film atau televisi bersama cukup untuk mereka merasakan kehangatan keluarga yang mereka rindukan.

Yuta menarik lengan Taeyong untuk sedikit menjauh dari anak-anak NCT yang lain. Dia membisikkan sesuatu pada Taeyong yang sukses membuat Taeyong menatap tak percaya padanya. Yuta hanya tersenyum sebagai respon untuk meyakinkan Taeyong meski dia masih melihat ekspresi tak percaya.

"Kau tanyakan saja sendiri padanya, setidaknya kita masih memiliki senjata lain kalau besok tak berhasil" ujar Yuta dengan senyum jahil di wajahnya

"Baiklah nanti akan aku tanyakan" balas Taeyong mengamati salah seorang adiknya

"Apa yang sebenarnya sedang kalian lakukan?" tanya Johnny menyela acara Yuta dan Taeyong

"Itu bukan urusan hyung" jawab Yuta dengan cengirannya lalu meninggalkan Taeyong dan Johnny

"Aishh anak itu" dengus Johnny yang melihat Yuta kini meninggalkan dirinya bersama Taeyong yang masih menatapnya. Perhatian Johnny teralihkan dan dia menaikkan sebelah alisnya menatap Taeyong.

"Selamat untuk hyung" ucap Taeyong dengan senyum tampannya membuat Johnny mengernyitkan keningnya

"Aku tidak sedang ulang tahun" heran Johnny menatap bingung pada Taeyong yang malah tersenyum

"Tapi kau mendapatkan jackpot, aku kira kau tak akan seberani itu" ujar Taeyong dengan senyum tulusnya

"Maksudmu?"

"You Know What I Mean hyung" mata Johnny melebar mendengar perkaatan Taeyong dan dirinya membatu di depan lemari es yang terbuka.

"Bagaimana dia bisa tahu, padahal aku hanya bercerita sekali padanya" desis Johnny segera menutup kembali lemari es setelah dia menuangkan jusnya. Johnny kembali bergabung dengan member yang lain dan duduk di sebelah Jaehyun. Entah sial atau kebetulan Taeyong kini menatapnya dengan seringaian menyebalkan. Apalagi saat dia mengedipkan sebelah matanya.

Acara kumpul bersama di dorm berakhir cukup larut. Mereka semua memasuki kamar untuk istirahat saat jam sudah menunjukkan pukul 00.12. Yuta menaiki ranjangnya seraya melirik Jaehyun dan Mark. Mereka sudah terlelap lebih dulu karena dia harus membantu Taeyong untuk membereskan beberapa keacauan di ruang tengah.

.

"Semua akan berjalan dengan lancar besok" ucap Yuta lalu segera memejamkan matanya. Namun, ponselnya yang bergetar membuatnya terpaksa membuka mata lagi. Dahinya mengernyit bingung saat Taeyong mengiriminya pesan chat. Dengan dengusan sebal Yuta bangun dari ranjang dan menyeret keluar selimutnya.

"Apa yang terjadi?" tanya Yuta mendudukkan diri di sebelah Taeyong

"Johnny hyung mengusirku karena aku terus menggodanya" Yuta menatap tak percayasetelah mendengar jawaban yang diberikan oleh Tayeong

"Kau menggoda Johnny hyung?" menatap tak percaya pada Taeyong yang hanya memutar bola matanya malas dengan reaksi berlebihan Yuta

"Pelankan suaramu" dengus Taeyong dengan sikap Yuta yang suka meledak-ledak

"Hanya menggoda, bukan untuk yang iya-iya" terangnya

"Aku kira kau sudah lelah jadi seme" balas Yuta dengan senyum jahil di wajahnya

"Aku akan tetap jadi seme" ujar Taeyeng dengan santainya

"Benarkah?" tanya Yuta menggoda Taeyong yang malah menunjukkan smirknya

"Apa kau perlu bukti?" balas Taeyong menatap Yuta dengan senyum mengerikan

"Tidak usah, besok kegiatan kita panjang plus dengan membantu Mark" ujar Yuta setelah menelan ludahnya sendiri

"Baiklah ayo istirahat aku merasa lelah" ajak Taeyong segera menarik tubuh Yuta dan memeluknya


Hongwon menatap malas computer yang ada di hadapannya. Dia tak mengerti kenapa rasanya otaknya sedang tak bisa diajak memikirkan hal lain selain Mark. Hari ini dia merasa sejak bangun tadi otaknya sudah penuh dengan Mark. Dan dia merasa waktu berjalan sangat lambat. Pekerjaannya beberapa hari kemarin terselesaikan tepat waktu dan dia ingin menyelesaikan projectnya yang lain. Namun, mengingat ada acara nanti malam otaknya malah menjadi buntu.

"Apa orang yang mengalami sicklove benar-benar tak bisa menjalankan otaknya dengan benar" gumam Hongwon mengusap wajahnya dengan kasar

"Tentu saja benar, bukankah kau sudah membuktikannya?" alis Hongwon menukik tajam dan melirik sosok yang kini ada di sampingnya

"Apa yang hyung lakukan disini?" tanya Hongwon dengan tak sopannya

"Tentu saja mengunjungi seseorang" jawab sosok yang dipanggilnya hyung

"Siapa?" tanya Hongwon

"Aku" Hongwon secara reflek memutar kursinya dan menatap tak percaya pada dua orang di hadapannya ini

"Hyung kalian?" Hongwon merasakan kata-katanya tercekat di tenggorokannya dan tak bisa keluar

"Kita kenapa?" heran Chulgu menatap Swings dan Hongwon dengan pandangan polos lalu mengerling pada Swings membuat Hongwon semakin tak percaya saja dan melebarkan matanya

"Hentikan, dia pasti sedang berpikir yang aneh-aneh" ujar Swings

"Memang Swings hyung tau yang aku pikirkan?" tanya Hongwon kemudian

"Iya memang kenapa?" balas Swings seraya mendengus

"Memang apa yang aku pikirkan?" tanya Hongwon lagi

"Kau tau dia memang sudah ikut wamil, sudah berkelana di jalanan tapi kadang otaknya masih sama dengan anah tk jangan memaksaku mengatakannya sekarang" ujar Swings

"Hyung benar, Chulgu hyung hanya besar tubuhnya tapi otak anak TK" ujar Hongwon membenarkan perkataan Swings

"Apa kau bilang?!" seru Chulgu yang mendengar perkataan Hongwon

"Itu kenyataan" ujar Hongwon

"aduhh"

"Abaikan dia dan ikut aku" ajak Swings segera menarik Chulgu meninggalkan Hongwon yang masih mengelus kepalanya akibat di pukul Chulgu

"Jangan terlalu kasar dengan anak TK hyung!" seru Hongwon seraya terkekeh dengan keras. Dia menghela napas berat dan terdiam memandang komputernya. Setelah beberapa saat berpikir akhirnya dia memilih mematikannya dan pergi setelah menuliskan note di layar computer tersebut.

.

Hongwon menolehkan kepalanya sedikit mengintai apa ada orang yang berkeliaran di studio. Dia harus bisa lolos dari Swings kalau ingin bisa datang ke acara nanti. Hongwon berjalan dengan mengendap sambil sesekali menengok ke belakang untuk melihat dimana Swing dan Chulgu pergi tadi.

"Kenapa kau mengendap-endap seperti pencuri?" langkan kaki Hongwon terhenti saat suara Chulgu menyapa gendang telinganya. Hongwon membalik tubuhnya dan menatap Chulgu yang juga menatapnya dengan sebelah alis terangkat.

"Aku harus pergi sampaikan salamku untuk Swings hyung, bye Chulgu hyung" ucap Hongwon dengan cepat dan segera melesat pergi menuju pintu keluar bahkan sebelum Chulgu bisa memproses perkatannya.

"Ya! Ige mwoya?" Chulgu membalik badanya dan menatap Swings yang tengah membaya memo dari Hongwon lalu menghela napas berat

"Ada apa memang?"

"Lupakan"

"Hongwon titip salam untukmu"

"Aku akan meremaskannya saat dia kembali" dengus Swings

"Jangan begitu kejam" sahut Chulgu

"Terserah"


Hongwon mengatur napasnya setelah berlari keluar dari gedung agensi milik Swings. Dia yakin kalau Swings tengah menggerutu sebal saat ini. Dia akan mengurusnya nanti yang penting dia harus siap-siap untuk hari ini. Mata Hongwon melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 13.20 dan dia memilih mencari taksi untuk pulang dan bersiap. Dia harus bisa tampil baik dihadapan Mark karena tujuan utamanya menghadiri undangan ini adalah untuk bertemu dengannya.

Kini Hongwon duduk di bangku pinggir jalan menunggu taksi seraya mendengarkan beberapa lagu. Dia duduk cukup lama untuk menikmati siang yang terasa sejuk ini sejenak. Dia segera berdiri saat ada taksi yang lewat dan memilih segera pulang. Selama perjalana Hongwon hanya diam menatap jalanan. Senyumnya terkembang setiap mengingat semua moment manis yang pernah dilaluinya bersama Mark. Bahkan saat masa canggung karena berbagai artikel di media saat mereka pertama bertemu di audisi HSR.

"Terima kasih" ucap Hongwon saat taksi yang ditumpanginya sampai di tujuan. Dia memilih turun sedikit lebih jauh dari gang rumahnya. Dia ingin menikmati perjalana sejenang sebelum sampai di rumah.

"Apapun semua harus diperbaiki dan aku akan mendapatkanmu lagi" ujar Hongwon memberikan semangat pada dirinya sendiri


Mark diam dan berusaha mengatur adrenalinnya. Hatinya merasakan sebuh letupan aneh sedari tadi. Dia tak boleh terlihta terlalu bahagi atau yang lain akan menaruh curiga padanya. Matanya sedari tadi tak bisa lepas dari Yuta, Jaehyun dan Taeyong juga Johnny. Mungkin saat menatap Taeyong Yuta dan Jaehyun dirinya anak merasa lebih tenang, tapi kalau Johnny rasanya semua perasaannya diaduk-aduk. Bahkan dirinya berusaha menghindari kontak dengan Johnny sebisa mungkin.

"Jadi apa manajer hyung sudah memberikan ijin?" tanya Taeyong pada Mark

"Iya sudah"

"Sampai jam berapa?" sahut Johnny ikut bertanya

"12 malam"

"Aku ingin bertemu dengan Hamin sebelum dirimu berangkat" lanjut Johnny kemudian

"Nanti akan aku sampaikan pada Hamin hyung" sahut Mark seraya menghela napas

"Kalau bisa kau sudah di rumah sebelum aku pulang" ujar Johnny lagi semakin membuat pundak Mark turun kebawah

.

Mark melirik jam dinding di tempat acara yang menunjukkan pukul 17.48. Dirinya hanya bisa menghela napas padahal Hamin bilang akan menjemputnya pukul 19.00. Dia tak yakin bisa sampai dorm tepat waktu. Bahkan kesempatan untuk siap-siap saja dia tak yakin. Mark mengeluarkan ponselnya dan meberi kabar pada Hamin kalau hyungnya ingin bertemu denganya terlebih dahulu. Namun, Mark terdiam sejenak karena mengingat jadwal Johnny dan Jaehyun yang menjadi penyiar.

"Ayo semua persiapan pulang" seru sang manajer membuat semua anak NCT bersiap-siap

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Taeyong berjalan di sebelah Mark

"Johnny hyung bilang ingin bertemu dengan Hamin hyung nanti" jawab Mark dengan lesu

"Johnny dan Jaehyun segera siap-siap ke tempat siaran" seru sang Manajer lagi membuat Mark melirik sang hyung

"Hyung kami akan pulang dulu, aku tak bawa baju ganti" sahut Johnny membuat Mark kembali menghela napas

"Cordy nuna?" tanya sang Manajer

"Stocknya habis" balas sang cordy

"Baiklah"

.

Semua member NCT 127 segera pulang menuju dorm. Beruntungnya hari ini mereka tak mendapatkan jatah latihan sehingga setelah acara mereka bisa sedikit bersantai di dorm. Yuta duduk di deret bangku paling belakang bersama Taeyong dan terlihat begitu seru dengan ponsel Taeyong. Mereka seolah mengabaikan keberadaan member lain yang juga satu mobil dengan mereka. Namun, saat Jaehyun melirik mereka Yuta mengangkat jempolnya yang dibalas anggukan dari Jaehyun. Mark sendiri lebih terlihat tengah melakukan meditasi karena dia berusaha keras untuk tak terlihat begitu 'terlalu' bahagia.

Van mereka sampai di gedung dorm pada pukul 19.03 dan Mark hanya bisa menghela napas berat. Dia mengedarkan pandangannya dan menemukan Hamin baru saja turun dari sebuah taksi. Tanpa berpamitan Mark segera menghampiri Hamin yang cukup terkejut melihat kehadirannya. Mark menarik tangan Hamin untuk menuju member lain tanpa permisi.

"Aku akan bersiap sebentar" ujar Mark menitipkan Hamin pada Johnny yang sudah menyambutnya dengan senyuman. Langkah Mark terhenti dan berbalik menatap Taeyong yang memasang wajah tegasnya.

"Dan jangan menyakitinya" ujar Mark menatap pada Taeyong yang hanya bisa mendengus

"Tidakkah Johnny hyung harus segera bersiap?" tanya Taeyong mengalihkan perhatiannya pada Johnny

"Jaehyun sedang bersiap lebih dulu" jawab Johnny sekenanya

.

Hamin merasa sedikit tak nyaman karena pada kenyataannya Taeyong masih saja mengawasinya dengan tatapan tajam. Meski Johnny menyambutnya dengan begitu baik dan beberapa member lain juga sama kalau ada yang mengintimidasi rasanya tak enak. Setelah menunggu sekitar 20 menit akhirnya Mark keluar. Hamin bersyukur karena Mark keluar tak lama setelah Johnny akan bersiap-siap.

"Aku berangkat dulu" seru Mark segera menarik Hamin untuk keluar dari dorm

"Ingat pesan Johnny hyung, Hamin-shi" seru Dooyoung membuat Mark mendengus dan Taeyong serta Yuta memberinya death glare gratis

"Ah nde" sahut Hamin sebisanya

"Maaf kita jadi terlambat" ujar Mark saat mereka kini berjalan keluar dari gedung dorm Mark

"Acaranya baru akan dimulai pukul 20.00 jadi tak perlu khawatir" balas Hamin membuat Mark bisa tersenyum

"Syukurlah"

"Lakukan yang terbaik, selesaikan semuanya dengan baik juga" ujar Hamin memberikan semangat dan senyum terbaiknya

"Hyung tak perlu khawatir"


Hongwon melirik jam tangan yang dikenakannya sudah menunjukkan pukul 18.47. Dia memilih berangkat sebentar lagi karena jujur saja dia merasakan gugup yang tak terdefinisikan. Dia menatap pantulannya di cermin lalu tersenyum kaku. Dirinya merasa sedikit aneh karena mengenakan pakaian sedikit lebih rapi dari biasanya.

"Ayolah, kau harus bisa dikondisikan nanti" gumam Hongwon seraya menyentuh dada bagian kirinya. Perhatian Hongwon teralihkan saat ponselnya berdering. Dahinya mengernyit bingung saat Yongjun menghubunginya.

"Ada apa?" tanya Hongwon dengan malas

"Iya aku akan datang" jawabnya dengan malas

"Baguslah jangan sampai terlambat" Hongwon mendengus mendegar balasan dari Yongjun

"Iya cerewet" balasnya ketus dan segera menutup panggilannya

Hongwon memilih keluar dari kamarnya dan segera berangkat. Dirinya sudah berpamitan kepada orang tuanya yang sedang tidak di rumah. Jadi dia sedikit beruntung karena tak perlu diintrogasi oleh appanya karena berpenampilan sedikit berbeda dari biasanya.

"Baiklah hari ini semua harus selesai dan aku akan mendapatkanmu lagi" ujar Hongwon menyemangati dirinya sendir

"Apapun caranya" lanjutnya sambil tersenyum miring menunjukkan senyum menyebalkannya


Yongjun menatap beberapa anak-anak HSR sudah berkumpul. Dirinya melirik Soorin dan Byeongho yang sedang asyik mengobrol dengan anak-anak yang lain. Dirinya cukup gelisah menunggu orang yang sedari tadi belum kelihatan. Dia mendecih saat melihat Yunho yang sedari tadi mengikuti kemanapun Jaemin berjalan. Apalagi kalau sudah ada Seonjae.

Setelah merasa menunggu di depan terasa membosankan Yongjun memilih duduk di bangku yang tak jauh dari pintu masuk. Mata Yongjun mengikuti sosok yang baru saja memasuki ruangan. Dia bergidik melihat penampilan sosok tersebut yang menurutnya terlalu berlebihan.

"Apa yang kau perhatikan?" sebuah suara yang begitu familiar menyapa gendang telingnya membuat Yongjun mau tak mau mengalihkan perhatiannya.

"Ahh si gadis Moon" ujar sosok tersebut saat tau arah pandangan Yongjun

"Jangan asal bicara" dengus Yongjun mendengar ucapan Hongwon

"Yang Hongwon sudah datang!" perhatian Hongwon teralihkan saat mendnegar namanya diserukan dengan keras

"Aish kau terlalu cepat memanggil namaku" dengus Hongwon saat melihat Gyuhyeon berseru heboh saat melihatnya. Hongwon meninggalkan Yongjun yang masih saja diam menghampiri anak-anak yang lain. Yongjun sendiri mengabaikan Hongwon yang meninggalkannya dan beralih pada ponselnya yang bergetar. Matanya menatapa barisan kata dikirim oleh sosok yang ditunggunya.

"Sudah kuduga" dengus Yongjun menarik perhatian dari kawannya

"Jangan lemas begitu, kenapa kau terlihat tak bersemangat sekali?" ujar Jaemin

"Dia pasti merindukan seseorang" balas Byeongho dengan senyum jahilnya

"Jaga mulutmu" sarkas Yongjun melirik tajam Byeongho

"Uggh aku takut" sahut Yunho ikut memanasi

Plak

"Aduh! Kenapa kau memukulku?" keluh Yunho setelah mendapat pukulan sayang dari Jaemin

"Berhenti menggodanya" dengus Jaemin

"Baiklah, apa Mark akan datang terlambat?" tanya Soorin yang mengalihkan pandangannya pada Yongjun

"Sepertinya iya, sekarang sudah pukul 7 lebih" jawab Jaemin sekenanya karena Yongjun sendiri sedang memikirkan orang lain yang tak lain dan tak bukan yang kini tengah bersama Mark


Hongwon duduk di meja bar sambil mengamati teman-temannya yang sedang mengoborl dan bercanda. Sejujurnya dia juga ingin tapi, karena tujuan utamanya untuk menemui sosok yang sampai saat ini belum datang dia jadi bosan. Dia memilih untuk sendirian dari pada nanti moodnya memburuk. Hongwon menerima sirup dari seorang pelayan yang kini tersenyum padanya.

"Kenapa oppa sendirian saja?" tanya Jihyo mendekati Hongwon yang sendirian di depan meja bar

"Apa itu menjadi masalah saat aku sendirian?" tanya Hongwon dengan nada malas

"Tentu saja tidak, hanya saja terlihat aneh" ujar Jihyo dengan memberikan senyuman menggoda

"Tak ada yang aneh bagiku" sahut Hongwon malas

Hongwon masih berusaha bertahan dengan meladeni obrolan tak pentingnya berasama Jihyo. Dirinya sebenarnya ingin pergi dan meninggalka anak itu hanya saja menurutnya itu tak sopan. Mata Hongwon beredar dan dia cukup terkejut saat matanya sudah beradu pandang dengan milik sosok yang ditunggunya. Mereka sama-sama diam sampai perhatian Hongwon teralihkan karena panggilan dari Jihyo. Mark sendiri juga mengalihkan pandangannya karena teman-temannya menyapanya. Sebagian juga bersiul menggodanya karena dia datang bersama Hamin.

"Aku tak menyangka kau akan menjalin hubungan dengan Hamin" ujar Seonjae yang tanpa diduga oleh Mark dan Hamin sama sekali

"Apa yang kau katakan" heran Hamin mendengar perkataan dari Seonjae

"Kau tak perlu malu mengakuinya" sinis Hongwon melirik tajam pada Mark yang berusaha tetap tenang

"Mark aku permisi dulu" ujar Hamin dengan tidak sopannya meninggalkan dirinya begitu saja. Okay bukan apa-apa masalah cara bicara Hamin yang begitu lembut membuat semua yang sedang mengerubunginya malah menyorakinya.

"Okay hentikan, acara akan segera dimulai" tegur Jaemin membuta yang lain kembali sibuk dnegan urusan masing-masing

"Apa acara belum dimulai?" tanya Mark berusaha menenangkan dirinya sendiri

"Acara diundur 1 jam" Mark menganggukkan kepalanya mendengar jawaban dari Seonjae. Matanya beredar dan kembali beradu tatap dengan Hongwon yang juga menatapnya. Entah kenapa Mark jadi merasa tengah diintimidasi. Tatapan yang diberikan Hongwon sedikit lebih tajam. Mata Mark beredar lagi dan dia menangkap Hamin yang tengah mengikuti Yongjun ke belakang panggung. Mark terdiam dan kemudian matanya melebar dan dia menutup mulutnya sendiri.

"Aku permisi sebentar" ujar Mark dan meninggalkan kerumunan. Dia mencari keberadaan Soorin, Byeongho, Yunho atau juga Jaemin. Dia ingin bertanya pada mereka. Langkah Mark terhenti saat suara famliar Soorin menyapa gendang telinganya. Dia diam menatap panggung kecil yang sudah disiapkan teman-temannya sambil tersenyum.

.

"Hai Mark, masih sibuk?" tanya Soorin menyapa beberapa nama mereka dan Mark hanya melambaikan tangannya saat namanya di sebut.

"YoungB? Apa dia masih hidup?" Mark melirik Hongwon yang hanya tersenyum dan mengangkat gelas jusnya. Kemudian dia melirik si gadis Moon yang duduk di sebelahnya. Dia hanya menatap remeh padanya lalu kembali memperhatikan Soorin yang ada di depan. Setelah mendengarkan Soorin berbicara beberapa kali Mark hendak memilih pergi tapi langkahnya terhenti karena saat berbalik dia menemukan Hamin sudah ada di hadapannya.

.

"Sepertinya aku butuh bantuanmu" ucap Hamin membuat Mark mengernyit bingung

"Aku?" tanya Mark menunjuk dirinya sendiri dan Hamin hanya menganggukkan kepalanya. Mark akhirnya memilih mengikuti Hamin yang berjalan menuju belakang panggung.

.

Mark terdiam tak mampu mengucapkan sepatah kata melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini. Dia mengalihkan pandangannya pada Hamin yang hanya mengangkat bahunya. Kemudian Mark hanya bisa mengusap wajahnya kasar dan mendengus sebal.

"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Mark dengan nada frustasi

"Maaf" ucap Chenle sambil menundukkan kepalanya

"Aku tidak butuh kata maaf, aku butuh penjelasan" dengus Mark yang merasa ini benar-benar bencana

"Johnny hyung" lirih Jisung

"Apa?" seru Mark memotong dan mengusap wajahnya dengan kasar

"Mark jangan memarahi mereka" sela Hamin yang tak tega juga

"Aku akan pulang sekarang" ujar Mark dengan tiba-tiba membuat rekan yang lain juga Chenle dan Jisung menatap tak percaya padanya

"Acara baru mulai dan kau sudah mau pulang?" tanya Yongjun dengan nada tak percaya

"Aku harus mengantar mereka, dan sepertinya Johnny hyung memang tak sepenuhnya mengijinkan aku pergi" ujar Mark dengan lemah

"Aku akan mengantar mereka" usul Yongjun

"Tidak usah" tolak Mark

"Mark hyung" panggil Chenle membuat Mark berusaha dengan keras untuk tak mengeluarkan emosinya saat ini. Kalau boleh jujur dirinya ingin menangis dan berteriak dengan kencang.

"Kita duduk dan bicarakan baik-baik" ajak Yongjun yang sepertinya melihat raut frustasi Mark


Kini Mark duduk bersama Chenle dan Jisung juga Hamin dan Yongjun serta Soorin. Mark hanya diam membuat yang lain cukup canggung membuka suaranya terutama Chenle dan Jisung. Mereka ingin bercerita yang sesungguhnya tapi karena Mark terlihat begitu marah dan kecewa mereka tak berani membuka suara.

"Minumlah dulu" ujar Jaemin

"Terima kasih"

"Sekarang ceritakan bagaimana kalian bisa sampai disini?" ujar Yunho

"Sebenarnya, Yuta hyung yang meminta kami datang kemari" ucapan Jisung sukses membuat Mark menatap mereka tak percaya.

"Karena Yuta hyung tau kalau Johnny hyung akan menyuruh member lain yang datang kemari" sela Chenle dengan kalimat cukup berantakan

"Maksudmu?" tanya Mark merasa sedikit bingung dan otaknya menjadi lambat berpikir

"Jadi sebenarnya Johnny hyung meminta bantuan member lain untuk datang kemari mengawasi Mark hyung, tapi karena Yuta hyung tau makanya dia menyuruh kami yang datang kemari" jelas Jisung

"Tapi tetap saja kalian masih terlalu muda" keluh Mark kemudian

"Kami hanya jalan-jalan di sekitar sini tadi dan karena banyak para perempuan diluar Yongjun hyung menolong kami" terang Chenle lagi kenapa Yongjun sampai membawa mereka masuk

"Lalu sekarang bagaimana?" tanya Yunho memecah perhatian

"Aku tetap harus memulangkan mereka" jawab Mark

"Hei kau bisa selesaikan dulu masalahmu setelah itu baru pulang" sahut Soorin sambil tersenyum

"Kurasa semuanya memang harus berakhir" ujar Mark

"Dan membuat usaha kami semua sia-sia" sahut Yongjun dengan nada begitu datar membuat Mark benar-benar tak tau harus menjawab apa

"Maaf" lirih Mark seraya menundukkan kepalanya

"Mark hyung" panggil Chenle seraya meraih tangan Mark memberikan keyakinan


Hongwon mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Mark. Setelah pergi dengan Hamin tadi dia masih belum kembali dan hal itu membuatnya menjadi gelisah sendiri. Hongwon melirik sekilas Jihyo yang masih setia duduk di sebelahnya. Sebenarnya dia ingin pergi mencari Mark tapi, dia sudah berjanji akan tampil nanti. Hongwon meraih gelas minumnya dan menenggaknya. Dia hampir saja tersedak dengan tidak elitnya saat melihat Mark yang kembali bersama Hamin. Dia meremas gelas itu saat melihat Hamin yang terlihat seperti tengah mencium pipinya dari sudut pandang Hongwon.

"Apa yang sebenarnya menarik perhatianmu?" tanya Jihyo yang penasaran dengan arah pandangan Hongwon sedari tadi

"Tak ada yang menarik disini" balas Hongwon dengan nada yang terkesan dingin

"Benarkah, sayang sekali" sahut Jihyo sambil tersenyum manis berusaha menarik perhatian Hongwon

"Berhenti menggodaku" dengan Hongwon merasa jengkel karena terus digoda oleh Jihyo

"Kurasa itu terlalu kasar" balas Jihyo

"Memang karena aku tak tertarik sama sakali" ujar Hongwon dengan cueknya

"Sepertinya aku mengganggu acara mengobrol kalian" sela Mark yang tiba-tiba sudah ada di meja Hongwon dan Jihyo

"Yahh memang mengganggu" dengus Jihyo

"Bisa aku pinjam ini sebentar?" ujar Mark melirik Jihyo

"Kau tak perlu minta ijin padanya" jawab Hongwon seraya menarik Mark menjauh meninggalkan Jihyo yang mendengus sebal. Apalagi Mark sempat berbalik dan menyeringai padanya.

.

Hongwon masih menarik tangan Mark dan mencari sudut ruangan yang sekiranya sepi. Kini dia berbalik dan menatap Mark yang juga menatapnya. Dia memejamkan matanya menahan rasa yang begitu membuncah dihatinya.

"Aku kira satu pelukan bukanlah hal yang sulit" ujar Mark menatap Hongwon dengan begitu banyak rindu disana

Hongwon membawa Mark dalam dekapannya dan dia bisa merasakan Mark yang membalas pelukkannya. Tak lama memang namun itu cukup untuk menyampaikan bertapa mereka saling merindukan satu sama lain. Hongwon meraih pipi Mark dan menghapus air mata yang terjatuh disana.

"Kita harus keluar dari sini" ajak Hongwon

"Kau tak bisa meninggalkan pesta begitu saja" balas Mark yang tahu akan aneh kalau Hongwon tiba-tiba hilang dari acara

"Kita harus bicara banyak hal" ujar Hongwon berusaha meyakinkan Mark kalau dirinya tak apa harus perngi dari acara

"Kurasa tak harus semua dibicarakan" balas Mark seraya tersenyum hangat

"Kita hanya perlu berjuang bersama" lanjut Mark kemudian masih dengan senyumnya

"Aku kira kau sudah bersama Hamin" celetuk Hongwon membuat senyum jahil Mark terkembang

"Bahkan aku kira kau sudah pergi kencan dengan si gadis Moon" balas Mark sambil memberikannya seringaiannya

"Kau bercanda?" tanya Hongwon dengan nada mengejek

"Itu yang dia katakan di sekolah" terang Mark sambil tersenyum miring

"Itu menggelikan, dan jangan pergi lagi dengan Hamin" balas Hongwon dengan nada cemburu

"Sayangnya aku hanya bisa keluar dengan aman saat bersama Hamin hyung" ejek Mark membuat Hongwon langsung mendengus

"Lalu kau pikir aku membahayakan?" dengus Hongwon membuat Mark merasakan hatinya semakin menghangat karena bisa bercanda lagi dengannya

"Kurasa memang iya" balas Mark dengan senyum jahilnya

"Aku merindukanmu sangat" ujar Hongwon kembali membawa Mark dalam dekapannya

"Aku juga" bisik Mark

.

"Ohh dimanakah YoungB?" tanya Soorin yang kini ada di atas panggung. Dia sengaja melakukannya untuk mengganggu acara lepas kangen yang dilakukan Hongwon dan Mark. Dia tau acara mereka berjalan dengan lancar. Masalahnya bukan ada pada mereka tapi orang-orang disekitar mereka.

"Apa kau sedang berkencan disudut ruangan YoungB-ah?" tanya Byeongho menambahi yang sukses membuat anak-anak yang lain bersorak

"Aku harus pergi dulu" bisik Mark segera meinggalkan Hongwon yang hanya bisa pasrah dan segera menuju panggung

"Apa kalian begitu rindu padaku?" tanya Hongwon yang tersenyum serta melirik Mark

"Iya aku sangat rindu padamu!" seru Yunho yang sukses membuatnya mendapatkan pukulan sayang dari Jaemin.

"Sayangnya aku tak merindukanmu" balas Hongwon membuat semua terkekeh karena balasannya

"Yah aku tau karena kau hanya rindu pada satu orang" ujar Byeongho yang sudah mengerling pada Mark


Mark diam dengan senyum mendengarkan percakapan mereka di atas panggung. Dia kini ada di belakang panggung menemani kedua adiknya yang sibuk dengan ponselnya masing-masing. Dia tau Yongjun akan tampil bersama dengan Hongwon makanya dia menggantikannya menjaga Chenle dan Jisung.

"Senyumlah Yongjun-ah" ujar Mark pada Yongjun yang menaiki panggung. Dia tau ada yang mengganggu pikiran Yongjun makanya dia terlihat lebih diam.

"Kenapa Hamin hyung disini?" tanya Mark heran karena Hamin memilih ada di belakang panggung

"Tak apa, merasa lebih baik?" balas dan tanya Hamin

"Terima kasih" ucap Mark seraya tersenyum

"Kau terlihat lebih berseri daripada tadi" ujar Hamin yang sukses membuat Chenle meletakkan ponselnya dan menatap Hamin. Dia tak suka cara Hamin memuji Mark karena di telinganya itu terkesan seperti tengah menggodanya.

"Bukankah Mark hyung sudah berbaikan dengan Hongwon hyung?" tanya Chenle ikut menyela obrolan Mark dan Hamin

"Eoh, kami hanya sudah berbicara tadi" jawab Mark merasa sedikit tak nyaman dengan cara Chenle bertanya

"Kalau begitu hyung tak boleh tersipu karena orang lain" ujar Chenle dengan nada sebal membuat baik Mark dan Hamin jadi canggung. Mark tak pernah menduga kalau Chenle akan mengatakan hal seperti itu. Jisung yang sedang bermain game saja sampai menatap tak percaya padanya dan mengabaikan gamenya.

"Apa salahnya dengan hal itu? Bukankah Mark terlihat lebih baik?" tanya Hamin pada Chenle yang malah menatapnya dengan memicingkan matanya

"Okay Chenle kau tak boleh bersikap seperti itu" ujar Mark dengan nada tak enak karena tingkah Chenle

"Lagipula Mark memang lebih manis kalau tersenyum lebih banyak" lanjut Hamin sengaja menggoda adik Mark ini

"Hyung!" desisi Mark karena mulai merasakan hawa tak enak yang menyelubungi Chenle

"Kalau saja aku tak sedang berusaha memperjuangan orang lain pasti aku sudah merebutmu" ujar Hamin sukses membuat Mark menatapnya tak percaya. Beda lagi dengan Chenle yang menatapnya dengan berapi-api sedang Jisung hanya bisa menghela napas berat.

"Aku tak menyangka kau memiliki adik yang sep—" bisik Hamin pada Mark setelah melihat bagaimana reaksi Chenle

"Permisi hyung bisa pindah" sela Chenle dengan tidak sopannya membuat Mark terpasksa menuruti permintaan Chenle. Hamin yang melihat hal tadi cukup menahan tawa sebelum sosok yang kini duduk disebelahnya benar-benar mencekiknya.

.

"Sebuah pernyataan yang tak pernah disangka eoh" semua kepala mengalihkan perhatiannya pada Yongjun yang tengah tersenyum dan juga Hongwon yang hanya diam. Dalam hati Mark merutuk sebal begitu juga Hamin.

"Aku kembali ke depan dulu" ujar Hongwon setelah tersenyum pada Chenle dan Jisung mengabaikan tatapan dari Mark

"Okay aku ke belekang sebentar" sahut Yongjun yang segera menuju pintu keluar di belakang

"Aku pergi dulu" pamit Hamin segera mengikuti arah Yongjun keluar

"Kenapa semua jadi pergi?" gumam Chenle merasa heran

"Kalian disini, jangan kemana-mana atau membuat rusuh" ancam Mark menatap tajam kedua adiknya


Mark mencari keberadaan Hongwon dalam kerumunan teman-temannya. Dia berusaha terlihat biasa saja supaya tak ada yang curiga. Mata Mark kemudian memicing saat menemukan Hongwon yang kembali di tempeli si gadis Moon. Dia mendengus dan berjalan menuju dua manusia itu.

Sreet

Mark dengan tidak sopanya menarik gelas minum Hongwon. Dia kemudian melirik tak suka pada Jihyo yang menatapnya tak suka.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Hongwon menatap bingung Mark yang memasang ekspresi tak suka

"Kenapa hyung minum?" tanya Mark mengabaikan pertanyaan Hongwon dan tatapan tak suka dari Jihyo

"Aku haus apa salahnya aku minum" heran Hongwon

"Itu tadi hanya air putih Mark–ssi" sahut sang bartender membuat Mark mengalihkan pandangannya sedangkan Hongwon hanya bisa tersenyum melihat tingkah Mark.

"Mark-ssi apa sebenarnya yang kau lakukan?" tanya Jihyo menatap tak suka dan merasa terganggu dengan kedatangan Mark

"Aku mau mengambil milikku" jawab Mark menatap sinis pada Jihyo yang hanya bisa melebarkan matanya tak percaya apalagi saat Hongwon yang meninggalkannya dengan merangkul Mark.

"Kita bicara di luar" bisik Hongwon dan Mark melirik Jihyo sinis

"Tunggu, Chenle dan Jisung?" tanya Mark kemudian

"Kita bisa ajak mereka" ujar Hongwon sambil tersenyum

"Memang tak apa?" tanya Mark lagi untuk memastikan

"Tentu saja mereka adik-adikmu bukan" balas Hongwon dengan gemas


Byeongho menyenderkan kepalanya di pundak Soorin yang tengah tersenyum melihat kepergian Hongwon dan Mark. Dia sungguh berharap kalau memang hubungan keduanya bisa berakhir dengan baik. Yunho sendiri dengan tak punya malunya kini tengah memeluk Jaemin yang anteng dengan ponselnya.

"Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan dengan acara ini?" tanya Yunho menatap kepergian Hongwon dan Mark sambil menyamankan diri dalam memeluk tubuh Jaemin

"Tentu saja tetap kita lanjutkan" jawab Soorin dengan senyumnya

"Aku juga mau seperti mereka?" gumam Byeongho menatap sendu arah Hongwon dan Mark pergi

"Tidak direstui hubungannya?" tanya Jaemin dengan kejamnya

"Bukan begitu" balas Byeongho dengan nada merajuk

"Lalu?" tanya Yunho meliriknya

"Bisa mesra-mesra dan manja-manja" ujar Byeongho tersenyum menatap Soorin yang hanya menaikkan sebelah alisnya

"Aku sudah bosan melihatmu yang bertingkah manja setiap saat" balas Soorin dengan kejamnya

"Aish Soorin hyung~~" rengek Byeongho pada Soorin yang kini meninggalkannya hendak menuju stage. Dia kemudian menatap tajam Yunho dan Jaemin yang terlihat mengejeknya dengan menahan tawa mereka


Mark berjalan dengan tenang di sebelah Hongwon seraya memperhatikan Jisung dan Chenle yang berjalan di depan mereka. Dia melirik Hongwon yang terseyum melihat apa yang dilakukan oleh Chenle dan Jisung. Hati Mark terasa lebih hangta melihat senyum itu terkembang lagi di bibir Hongwon. Rasanya begitu lama tak melihatnya tersenyum seperti saat ini.

"Aku tahu aku tampan tak perlu menatapku sampai seperti itu" ujar Hongwon dengan senyum menyebalkannya

"Yah hyung memang tampan apalagi kalau sedang tersenyum" balas Mark yang malah memberikannya senyuman manisnya hingga Hongwon hanya bisa berusaha untuk tak menerkamnya saat ini

"Kau itu, aku benar-benar merindukanmu" gemas Hongwon mengapit hidung Mark yang membuatnya menerima pukulan sayang di lengannya

"Hyung pikir aku tidak?" balas Mark seraya mengusap hidungnya yang memerah

"Kau selalu terlihat tersenyum di semua acara" terang Hongwon mengutarana pemikirannya

"Aku tak mungkin terlihat sedih dihadapan para fans" balas Mark menatap sendu pada Hongwon yang hanya bisa tersenyum

"Kau benar dan setelah ini kau harus tersenyum lebih tulus lagi" ucap Hongwon seraya memberikan semangat pada Mark

"Hyung apa kita akan pulang?" tanya Jisung menoleh pada Mark dan Hongwon yang begitu asyik mengobrol dan melupakan kedua anak manusia yang berjalan di depan mereka

"Apa kalian sudah mengantuk?" tanya Hongwon menimpali pertanyaan dari Jisung

"Belum, bisa kita membeli jajanan?" tanya Chenle dengan menunjukkan ekspresi memohonnya

"Tentu saja" jawab Hongwon dengan senyum di bibirnya

"Jangan menuruti kemauan Chenle" sahut Mark yang tahu bagaimana jalan pikiran Chenle

"Apa salahnya?" tanya Hongwon heran, dia hanya ingin bisa lebih dekat dengan keluarga Mark di sini

"Dia akan menguras kantong hyung" sahut Jisung menjawab rasa heran Hongwon karena Mark berusaha melarangnya

"Aku bisa meminta bill nya dan memberikannya pada manajermu" balas Hongwon dengan santainya

"Dasar" dengus Mark kemudian

"Makanlah dengan baik" ujar Mark menasihati Jisung dan Chenle yang kini mulai memakan snack yang ada di depan mereka

"Kalian mau kemana?" tanya Jisung menatap Mark dan Hongwon yang sudah pergi menjauh dari mereka

"Hanya duduk disana sebentar" jawab Mark menunjuk Hongwon yang sudah duduk tenang di salah satu kursi

"Jangan kemana-mana" peringat Mark kemudian dan baik Chenle maupun Jisung hanya menunjukkan tanda ok dari tangan mereka

.

Mark duduk di sebelah Hongwon yang kini diam menatap ke depan. Dia tersenyum dan mengalihkan pandangannya pada Mark. Dia merasakan hatinya kembali bergemuruh. Bisa bersama Mark dengan jaran sedekat ini membuatnya merasakan bunga sakura yang saling berlomba bermekaran.

"Maaf" ucap Mark membuat Hongwon lansung menatapnya sambil tersenyum

"Tak perlu minta maaf karena tak ada yang salah di antata kita" balas Hongwon yang mengerti Mark masih merasa semua permasalahan ini berasal dari dirinya

"Tapi aku memutuskan melepaskan hyung" lanjut Mark kemudian dengan menundukkan kepalanya

Hongwon meraih dagu Mark masih dengan tersenyum, dirinya tak menyangka kalau mereka akan sama-sama begitu menyalahkan diri mereka masing-masing "Aku juga sama, memilih melepaskanmu bukan? Jadi berhenti menyalahkan dirimu sendiri" ujar Hongwon

.

Mark tersenyum dan memeluk Hongwon. Dia merasa begitu rindu padanya karena tak bisa saling bertukar kabar satu sama lain. Dia semakin mengeratkan pelukkannya saat merasakan Hongwon juga membalas peukannya "Aku merindukan hyung" bisik Mark yang menumpukan dagunya di pundak Hongwon

"Aku jauh lebih rindu padamu" balas Hongwon sambil tersenyum dan menikmati pelukan mereka

"Yah aku tahu itu" balas Mark sambil tersenyum dan dia yakin Hongwon pun sama

"Aku ingin selalu bisa begini denganmu" sahut Hongwon seraya menghela napas sejenak. Dia menjauh melepaskan pelukannya pada Mark. Menatap wajah Mark cukup lama sampai dia menyadari semburat merah mulai menjalari pipi Mark. Dia menangkup pipi Mark lalu mengecup keningnya dengan sayang. Hongwon cukup tahu situasi dan kondisi karena ada Jisung dan Chenle yang bersama mereka, jadi dia tak berani melakukan hal lebih dari itu.

"Bisakah kita mencobanya bersama?" tanya Hongwon melirk Mark yang masih sibuk menenangkan detak jantungnya

"Yah kita akan mencobanya bersama" balas Mark tersenyum pada Hongwon

"Apapun yang akan terjadi?" tanya Hongwon lagi dan Mark tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. Dia sudah menyakinkan dirinya untuk ini semua. Dia sudah mengambil sebuah pilihan dan dia memilih untuk berjuang bersama Hongwon. Biarkanlah jika orang lain mengatakan dia egois. Dia memang harus memiliki sisi egois itu setidaknya untuk kebahagiaannya.

"Terima kasih untuk tak menyerah akan cinta kita" ucap Hongwon mengaitkan tangannya dengan tangannya pada jemari Mark

"Bukankah aku pernah bilang jika cintaku padamu tak akan pernah hilang?" tanya Mark yang tersenyum melihat bagiaman tangan mereka saling bertaut satu sama lain

"Yah aku percaya akan hal itu karena hatiku masih terjaga untukmu" balas Hongwon yang kini menatap Mark dengan senyum kelegaan. Setidaknya Mark bersedia berjuang bersamanya. Hongwon tersenyum dan beranjak dari posisinya "Sebaiknya kita pulang sekarang" ajaknya menarik tangan Mark

"Kenapa?" tanya Mark heran karena sejujurnya dia ingin menghabiskan sedikit lebih banyak waktu bersama Hongwon

"Kau lupa dengan adik-adikmu?" tanya Hongwon

"Hyung benar" jawab Mark akhirnya mengikuti Hongwon yang berjalan menuju tempat Jisung dan Chenle


Johnny menatap malas pada Jaehyun yang kini tengah menariknya entah kemana. Dia memang sudah berjanji akan menemani Jaehyun pergi jalan-jalan tapi, kalau jalan tidak jelas begini dia juga merasa jengkel sendiri. Langkah kaki Johnny terhanti membuat Jaehyun reflek berbalik dan menatap padaya.

"Apa sebenarnya yang sudah direncanakan oleh kepalamu?" tanya Johnny membuat Jahyun hanya menghela napas

Jaehyun memutar bola matanya karena Johnny masih diam di tempatnya saat dia mengajaknya kembali berjalan "Ayo ikut aku, sepertinya kita juga butuh bicara" ucap Jaehyun berusaha menahan diri untuk tak mendengus sebal

"Bicara apa?" tanya Johnny seraya menaikkan sebelah alisnya tak begitu yakin. Dia merasa hubungannya dengan Jaehyun baik-baik saja dan tak ada masalah

"Aku kira otak hyung bisa berjalan lebih cepat dari yang pernah aku bayangkan" ujar Jaehyun dengan senyum miring menyebalkan miliknya

"Kau ikut membantu mereka?" tanya Johnny menatap tak percaya pada Jaehyun yang masih diam. Dia benar-benar tak pernah menduga hla ini. Jaehyun orang yang dia percya bekerja sama dengan Taeyong dan Yuta.

"makanya bukankah aku bilang kita butuh bicara" ujar Jaehyun kemudian dengan mendengus sebal

"Dan bukankah aku sudah menjelaskan semua kekhawatiranku padamu dan juga alasan kenapa aku melarang mereka?" tanya Johnny dengan nada sedikit lebih tinggi dari sebelumnya.

.

Okay karena Johnny tak bisa dibawa ke tempat yang lebih nyaman akhirnya Jaehyun mengalah. Dia menghela napas dan memejamkan mataya untuk pengendalian diri "Apa hyung tak bisa merasakan atau setidaknya melihat rasa sakit itu?" tanya Jaehyun menatap tepat pada mata Johnny. Hanya ini cara agar Johnny mau mendengarkannya, mengunci pandangan matanya selama mungkin

"Itu akan sembuh dengan sendirinya" balas Johnny yang akhirnya memilih mengalihkan pandangannya dari tatapan Jaehyun.

"Apa hyung akan membiarkannya menahan semua rasa sakit itu?" tanya Jaehyun dengan disertai dengusan yang terkesan mengejek. Hal itu sukses membuat Johnny kembali menatapnya dan sebelum Johnny membuka mulutnya untuk bicara dia lebih dulu menyela "Apa hyung?, jangan berani menyelaku!" ancam Jaehyun

"Cukup Jae" pinta Johnny karena merasa ini tak perlu dilanjutkan lagi

"Jangan egois hyung, ini kehidupan Mark" ucap Jaehyun mengabaikan permintaan Johnny

"Aku tidak egois aku hanya peduli padanya" sanggah Johnny tak terima

"Dengan melukainya?" tanya Jaehyun lagi dan Johnny hanya diam tak memberikan jawaban "Kenapa hyung tak belajar dari masa lalu yang sudah pernah terjadi" lanjut Jaehyun yang membuat Johnny mengepalkan tangannya dengan kuat

"Hentikan Jae!" desis Johnny berusaha memberi peringatan. Dia tak ingin lepas kendali dan melukai sosok di hadapannya ini. Namun, sayang Jaehyun masih belum ingin berhenti. Dia masih melanjutkannya meski tau ini akan melukai Johnny. "Jujurlah hyung sebenarnya rasa itu masih ada di hatimu bukan?" tanya Jaehyun dengan nada meremehkan meski sebenarnya dia juga sakit menanyakan hal ini

"Aku bilang hentikan!" bentak Johnny akhirnya dengan menatap tajam Jaehyun yang tersenyum getir melihat bagaimana reaksi yang ditunjukkannya

"Rasa yang selama ini masih kau simpan untuk Yutmmpphh" perkataan Jaehyun terpotong saat Johnny lebih memilih membungkamnya supaya Jaehyun menghentikan perkatananya. Dia akui perasaannya untuk Yuta tak bisa terhapus sepenuhnya karena mereka adalah satu grup. Namun, dia tahu hatinya sudah memilih Jaehyun sebagai tempat dia berlabuh saat ini. Dia tak suka dan tak mau melihat pancaran sedih itu dari mata Jaehyun.

"Kau tahu menghapusnya sepenuhnya bukanlah hal mudah, tapi kau juga tahu bahwa sekarang semua hatiku hanya milikmu" bisik Johnny di depan bibir Jaehyun dengan mataya yang perlahan terbuka menatap manik milik Jaehyun

"Lalu kenapa kau masih ingin memisahkan Mark dari Hongwon?" tanya Jaehyun masih belum mau menyerah

"Jae~~" desah frustasi Johnny

"Kau bisa berusaha mengenalnya dulu, dia pun sama seperti Taeyong hyung yang pernah memiliki masa lalu yang kelam" ujar Jaehyun yang memutar otaknya untuk meyakinkan Johnny

"Itu—"

"Hyung tidak ada kehidupan orang yang isinya tentang kebaikan saja, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan dan mereka pantas mendapatkan maaf juga pengampunan bukan?" sela Jaehyun dengan cepat sebelum Johnny mengeluarkan sebuah sanggahan lagi

"Percayalah padaku, aku berani menjamin bahwa Hongwon akan bisa menjaga Mark" lanjutnya kemudian dengan tersenyum semanis mungkin

"Tetap saja semua tak semudah itu" keluh Johnny membuat Jaehyun menahan diri tak mendegus sebal

"Sama hal dengan kau yang—" ujar Jaehyun lagi berusaha memengaruhinya lagi

"Baiklah aku akan berusaha menerimanya" sela Johnny sebelum Jaehyun kembali mengungkit masalahnya bersama Yuta

"Sungguh?" tanya Jaehyun dengan menunjukkan pandangan berbinar. Sejujurnya dia ingin menunjukkan seringaiannya tapi sekarang bukanlah saat yang tepat. Dia sudah melakukan perhitungan yang begitu pas sehingga sudah menduga kalau Johnny pasti bisa ditaklukkan

"Iya" ketus Johnny membuat senyum Jaehyun terkembang

"Jangan berlaku jutek padanya" Jaehyun berucap seraya tersenyum polos seperti anak-anak dan menarik Johnny agar mau menatapnya

"Itu tergantung" balas Johnny cuek

"Hyung!" seru Jaehyun menujukkan wajah merajukanya

"Iya iya" balas Johnny dengan pasrah membuat Jaehyun tersenyum manis padanya

"Padahal Hamin jauh lebih baik dari Hongwon" gerutu Johnny membaut Jaehyun benar-benar mulai kehilangan kesabarannya

"Johnny hyung!" serunya dengan jengkel sambil memukul lengan Johnny

"Iya, aku akan berusaha menerimanya" balas Johnny akhirnya mengalah sebelum Jaehyun berbuat jauh lebih anarkis lagi

.

Cup

.

Jaehyun tersenyum dan meninggalkan Johnny yang mematung. Dia tak pernah berani mencium Johnny lebih dari pipinya dan sekarang dia benar-benar malu sudah menciumnya di bibir. Johnny yang menyadarinya kini tengah tersenyum lebar yang malah terkesan menakutkan bagi siapa yang melihatnya.

"Jadi kau sudah semakin berani eoh!" seru Johnny berjalan mengikuti Jaehyun yang hanya menggelengkan kepalanya. Setidaknya dia sudah berhasil untuk membuat Johnny mau menerima hubungan Hongwon dan Mark

"Sepertinya aku bisa mendapatkan lebih dari sekedar ciuman karena persetujuan yang kita buat" ujar Johnny saat kini mereka sudah berjalan bersama dengan Jaehyun yang hanya memasang wajah datanya

"Aku tak membuat persetujuan apapun dengan hyung" balas Jaehyun karena tak mau berurusan lebih jauh dengan Johnny yang pastinya akan meminta hal aneh-aneh

"Benarkah?" tanya Johnny seraya menaik turunkan alisnya

"Akan aku adukan pada Taeyong hyung" ancam Jaehyun berusaha melepasakan tangan Johnny yang ada di pinggangnya

"Adukan saja" balas Johnny dengan santainya

"Kalau begitu pada Yuta hyung" ancam Jaehyun lagi

"Silakan" dengan senyum menyebalkan Johnny membalas Jaehyun

"Dasar menyebalkan" dengus Jaehyun akhirnya karena semua ancamannya tak mempan

.

Senyum Johnny terkembang melihat Jaehyun yang mulai merajuk. Mengerjainya itu hal yang menyenangkan, tapi kalau membiarkannya lama-lama merajuk itu bukan hal yang baik. Johnny menyusul Jaehyun yang berjalan meninggalkannya sebagai aksi merajuknya. Sebuah pelukan Johnny berikan pada Jaehyun membuat anak itu menghentikan langkahnya "Terima kasih sudah mencintaiku" bisik Johnny membuat Jaehyun malah memutar bola matanya malas. Dia terlalu hapal kalau hyung yang juga merangkap jadi kekasihnya saat ini sangat pandai menggombal

"Jangan menggombal" ketus Jaehyun dan Johnny hanya tersenyum mendengarnya

"Aku sungguhan" ucap Johnny dengan nada berusaha meyakinkan

"Ya ya ya terserah" ucap Jaehyun tak acuh dan berjalan meninggalkan Johnny karena jujur saja dia berusaha meredam gemuruh detak jantungnya


Kondisi dorm NCT tidaklah setenang yang direncanakan. Hal ini terjadi karena hyun tertua mereka yang bereaksi diluar dugaan setelah menyadari dua magnae mereka menghilang. Taeil terlihat begitu frustasi dan mengomel sana sini dengan paniknya.

"Taeil hyung tenanglah, Chenle dan Jisung akan baik-baik saja" ujar Doyoung akhirnya merasa bosan dan menarik sang hyung untuk duduk berkumpul dengan para dongsaengnya yang lain. Taeil yang mendengar penuturan dari Doyoung menatapnya tajam meski tak terlihat menakutkan.

"Kau bercanda mereka tiba-tiba tak ada di dorm dan tak ada yang tahu mereka kemana! Bagaimana aku bisa tenang" ujar Taeil dengan nada frustasi karena otaknya sudah membayangkan hal-hal aneh dan buruk terjadi pada dua magnaenya

"Mereka ikut Mark" celetuk Winwin dengan santainya karena tak tega juga melihat hyungnya khawatir sedari tadi

"Apa?" tanya Taeil melotot pada Winwin

"Taeil hyung tenanglah dulu" ucap Haechan berusaha ikut menenangkan. Dia sejujurnya berharap dua hyungnya yang sedari tadi ada di kamar yaitu Taeyong dan Yuta mau keluar dan memberikan penjelasan.

"Apa yang sebenarnya sedang kalian rencanakan?" tanya Taeil menatap adik-adiknya nyalang

"Membuat Mark menjadi lebih baik" sahut Yuta yang akhirnya keluar dari kandang

"Kalian!" seru Taeil menunjuk pada Taeyong dan Yuta yang berdiri berdampingan

"Tenanglah hyung semua akan baik-baik saja" sahut Jeno yang sedari tadi diam saja akhirnya merasa jengah juga

"Membiarkan Mark menjalin hubungan dengan seorang berandal?" ujar Taeil dengan nada berapi-api membuat semua adiknya diam memutar bola matanya. Doyoung mendengus sebal dan duduk di sebelah Taeil seraya merangkul pundaknya.

"Selama dia bisa membuat senyum Mark kembali akan aku pastikan dia tak akan macam-macam, jadi hyung tak perlu khawatir" terang Doyoung dengan santainya tak menyadari ekspresi tak nyaman dari Taeil yang seolah ingin mengulitinya

"Bagaimana aku tak kha—"

"Karena kita yang akan menjaminnya" ujar Yuta menyelanya sebelum sang hyung mengeluarkan sanggahan lain. Kini dia ikut mendudukkan diri di sebelah kiri Taeil dan juga merangkul pundaknya sambil tersenyum menyebalkan

"Lalu Johnny?" tanya Taeil menyuarakan perasaan tak nyamannya

"Tak perlu memikirkannya, kami sudah memiliki seseorang yang akan mengurusnya" ujar Taeyong dengan smirknya yang menyebalkan

"Siapa?" tanya Taeil merasa penasaran

"Oh ayolah hyung" dengus Haechan yang merasa otak Taeil berjalan terlalu lambat

"Jae?" tebak Taeil tak yakin

"Menurut hyung?" tanya Yuta dengan menaik turunkan alisnya

"Sejak kapan?" tanya Taeil lagi dengan mata melotot tak percaya tebakannya benar

"Kita tanyakan itu pada mereka nanti" jawab Yuta sambil tersenyum manis

"Tapi bukankah Johnny menyukai Yuta?" tanya Taeil dengan polosnya sukses membuat suasana menjadi begitu tegang. Yuta sendiri menelan ludahnya dengan cukup sulit saat melihat wajah Taeyong yang menjadi kaku. Setelah mendengus sebal Yuta beranjak dan menyusul Taeyong yang sudah pergi begitu saja

.

"Kau urus Taeil hyung aku harus bicara dengan Taeyong" ujar Yuta pada Doyoung dan meninggalkan para member yang hanya bisa menggelengkan kepalanya

"Apa aku salah bicara?" tanya Taeil dengan tampang polosnya membuat para member yang lain hanya bisa menghela napas. Mereka kadang tak pikir habis dengan hyung tertua mereka ini.

"Kau kadang terlalu jujur hyung" ujar Haechan dengan santainya kini merebahkan diri di karpet ruang tengah

"Lalu sekarang bagaimana dengan Chenle dan Jisung?" tanya Taeil lagi yang hanya dibalas dengusan oleh pada member

"Mereka akan pulang dengan Mark" sahut Doyoung jengah

"Lalu manajer hyung? Agensi?" pertanyaan Taeil kembali terlontar membuat yang lain jadi gemas

"Hyung kau terlalu khawatir, kita akan mengurusnya bersama" balas Haechan yang dengan keras menahan emosinya kini menggigit bantal

Okay Yuta merasa jengkel sendiri sekarang. Saat satu masalah selesai kenapa masalah lain malah menghampirinya. Dia tak berniat menyalahkan Taeil tapi dia mengatakan sesuatu yang seharusnya sudah tak diungkit lati. Yuta mengikuti Taeyong yang masuk ke kamarnya. Dia mendudukkan diri di sebelah Taeyong yang masih diam.

"Tak perlu katakan apa-apa" sela Taeyong bahkan sebelum Yuta membuka mulutnya untuk bicara

"Tapi—" dalam hati Yuta mengumpat kasar karena Taeyong yang menyelanya bicara. Dia kadang merasa senang kalau Taeyong dalam mode merajuk, tapi kalau kadar merajuknya tinggi itu juga menyebalkan.

"Hanya aku atau memang masih ada yang lain?" tanya Taeyong dengan nada datar dan tatapan yang sama datarnya. Yuta hanya bisa menghela napas kalau sudah seperti ini, dia mendengus sebal dan membalas pertanyaan Taeyong "Kau menanyakan hal yang sudah kau ketahui jawabannya"

"Bagus, dan jangan coba berpaling" balas Taeyong dengan semirknya membuat Yuta hanya bisa face palm

"Kapan aku melakukannya?" tanya Yuta dengan ketus, kini jadi dia yang merasa emosi

"Aku kan bilang jangan coba" jawab Taeyong dengan santainya

"Baiklah, tidakkah sekarang kita harus menjemput anak-anak" tanya Yuta berusaha mengalihkan topik supaya tak membahasa hal yang sama lagi

"Baiklah" setuju Taeyong dan meraik Yuta keluar kamar begitu saja.


Mark melirik Jisung dan Chenle yang beberapa kali sudah menguap menahan kantuknya. Kemudian dia melirik Hongwon yang juga meliriknya. Sepertinya mereka memikirkan hal yang sama. Perhatian Mark teralihkan saat suara Chenle menginterupsinya. Mark menatap Chenle yang terlihat lebih mengantuk dibandingkan Jisung.

"Biarkan aku menggengdongnya, dia terlihat begitu mengantuk" ucap Hongwon yang merasa tak tega melihat Chenle yang sepertinya begitu lelah dan mengantuk

"Apa tidak merepotkan?" tanya Mark merasa tak enak, pasalnya dorm mereka masih sedikit lumayan jauh dan dia juga tau Chenle itu berat. Hongwon hanya tersenyum melihat bagaimana ekspresi tak enak Mark. Dia mendekat pada Chenle dan segera menggendongnya di punggung

"Hanya beberapa puluh meter lagi bukan?" tanya Hongwon sambil menatap Mark dan menyamankan gendongannya pada Chenle

"Tapi apa memang masih lama?" tanya Jisung kemudian menyela

"Jisung juga mau digendong?" tanya Mark merasa kasihan juga pada Jisung

"Tidak usah aku masih sanggup berjalan kok" tolak Jisung sambil tersenyum, dia tak mau merepotkan Mark dia juga tau kalau dia berat. Lagipula dia tak selelah dan semengantuk Chenle sampai tak sanggup berjalan

Mark dan Jisung berjalan lebih dulu sedang Hongwon mengikuti mereka seraya menggendong Chenle di punggungnya. Dia tersenyum mendengarkan setiap obrolan yang dibicarakan Mark dan Jisung untuk menahan kantuknya Jisung. Sebenarnya anak itu juga sudah mengantuk, tapi dia tak mau menyusahkan Mark maka dia berusaha menahan kantuknya. Tak jarang juga Hongwon ikut menyahuti obrolan mereka dan tertawa bersama.

Sepuluh menit terlewat dan gedung dorm NCT sudah terlihat dan hanya tinggal beberapa langkah lagi. Hongwon menghentikan langkahnya saat melihat Mark juga menghentikan langkahnya. Dia memandang lurus ke depan dan menemukan dua hyungnya Mark sedang menatap pada mereka. Hongwon mencondongkan tubuhnya dan berbisik pada Mark agar terus berjalan.

.

"Kau baru pulang Mark?" tanya Jaehyun dengan senyumannya dan juga mengerling pada Hongwon yang tersenyum canggung karena ada Johnny yang sedari tadi menatapnya.

Mark berusaha serileks mungkin meski kin ada Johnny di hadapannya. Dia yakin kalau setelah ini hyungnya akan mengomel panjang padanya karena pulang tak bersama Hamin dan membawa dua magnae mereka pula. "Johnny dan Jaehyun hyung juga baru pulang?" sapa Mark berusaha berbasa-basi di tengah rasa gugupnya

"Seperti yang kau lihat" jawab Johnny sekenanya membuat Jaehyun yang ada di sebelahnya mencubit lengannya hingga dia menatap pada Jaehyun yang hanya menatapnya datar. Johnny mendengus dan kembali menatap Mark yang menatapnya bingung

"Bagaimana bisa Chenle dan Jisung bersamamu kalau tadi kau berangkat berdua dengan Hamin?" tanya Johnny kemudian yang melirik Hongwon karena ingin melihat reaksinya setelah menyebut nama Hamin

"Kami atau tepatnya temanku bertemu dengan mereka ketika sedang pergi keluar" terang Hongwon sambil tersenyum sebaik mungkin.

"Lalu?" tanya Johnny lagi masih merasa belum puas

"Dia membawa mereka ke pesta temu kangen karena dia tau kalau mereka adik Mark" ujar Hongwon dan memperhatikan bagaiman perubahan ekspresi dari Johnny yang terlihat tak suka

"Kau membawa mereka ke tempat pesta?" tanya Johnny dengan nada tak percaya membuat Mark sedikit was-was kalau saja Johnny memarahi Hongwon

"Sepertinya Johnny hyung salah paham" sela Mark berusaha memberikan pengertian dia sempat melirik pada Jaehyun yang terlihat tenang dan menopang tubuh Jisung

"Maksudmu Mark?" tanya Johnny

"Hyung" sahut Jaehyun merasa Johnny menggunakan nada terlalu tinggi pada Mark

"Jadi acara temu kangen tadi hanya ada acara makan bersama dan juga penampila para tamu undangan jadi tak ada hal yang aneh-naeh dan lagipula mereka hanya menunggu di backstage karena panitia tak mau membuat tamu yang lain tak nyaman dan khawatir" terang Hongwon berusaha menjelaskan dan memberikan gambaran membuat Johnny berpikir untuk memberikan sanggahan guna memojokkan Hongwon

.

"Ada apa ini?" tanya Yuta yang melihat rekan-rakannya berkumpul di depan gedung

"Kenapa kalian berkumpul disini?" tanya Taeyong lagi menatap heran

"Astaga, bagaimana Chenle bis tertidur seperti itu? Dia pasti berat ayo kita ke dalam saja" ujar Yuta saat melihat Chenle yang tertidur di punggung Hongwon. Dia sudah menarik tangan Hongwon hendak mengajaknya masuk sayang Johnny menghalanginya

"Yuta!" panggil Johnny membuat semua yang ada disana menahan napas terutama Mark. Okay dia tak mau terjadi pertumbahan darah di antara para hyungnya. Yuta sendiri masih menunggu apa yang akan dikatakan Johnny karena menahannya mengajak Hongwon masuk.

"Biar aku yang bawa Chenle saja dan Taeyong bawa Jisung dia terlihat sudah mengantuk sekali sepertinya" ujar Johnny yang dalam hati juga merutuki perbuatannya. Jaehyun yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum lega setidaknya Johnny tak melakukan hal yang tak sempat dibayangkannya. Hongwon menyerahkan Chenle pada Johnny dan kemudian melirik Mark yang masih diam dan memperhatikan hyungnya.

"Jangan masuk terlalu larut Mark" ucap Johnny yang sudah melangkah menuju gedung apartemen mereka. Taeyong, Yuta dan Jaehyun saling melirik dan kemudian mereka tersenyum.

"Johnny hyung yang terbaik!" seru Yuta dan segera menyusul hyungnya itu mengabaikan bagaimana ekspresi dari Taeyong dan Jaehyun yang hanya bisa face palm menghadapinya. Jaehyun menoleh pada Mark dan Hongwon lalu tersenyum dan menggumamkan kata selamat untuk mereka.

.

"Istirahatlah dan tidurlah yang cukup" ucap Hongwon tanpa diduga oleh Mark. Dia langsung melirik jam tangannya dan masih terlalu sore untuk pulang sebenarnya. Mark hanya diam membuat Hongwon sedikit khawatir.

"Baiklah aku akan istirahat dengan baik, hyung juga ya" balas Mark memberikan senyumnya

"Itu sudah pasti" ucap Hongwon dengan semangat

"Semoga sukses untuk audisimu di SMTM dan juga kelulusanmu nanti" ujar Mark memberkan semangat

"Kau juga semangat untuk comeback mu nanti dan jangan sampai kelelahan" ucap Hongwon seraya tersenyum pada Mark yang juga tersenyum padanya. Hongwon memilih melangkah pergi setelah mengecup kening Mark sebentar. Namun, tanpa diduga Mark menahan lengan Hongwon dan memeluknya. Hongwon sendiri tak merasa keberatan akan hal ini karena sejujurnya kalau bisa dia ingin menghabiskan sepanjang malam ini dengan Mark.

"Aku harus pulang Mark" bisik Hongwon membuat Mark mau tak mau melepaskan pelukannya

"Hati-hati" ucap Mark sambil berusaha tersneyum sebaik mungkin. Hongwon hanya menganggukkan kepalanya dan segera berbalik membuat Mark hanya bisa menghela napas.

"Mark" panggil Hongwon dan dia berhasil mencuri satu kecupan dari bibir Mark yang kini tengah mematung. Setidaknya malam ini mereka akan sama-sama terlelap dalam mimpi yang indah.

.

.

.

.

Chapter terakhir sengaja aku publish sekalian. Semoga kalian tak merasa kecewa dengan endingnya. Terima kasih banyak sudah menunggu cerita ini. Terima kasih sudah like fav dan coment. Maaf tidak pernah membalas coment kalian bahkan sampai cerita berakhir. Senang bisa berbagi cerita dengan kalian semua. Ini adalah fic berchapter pertama yang berani aku publish mendapatakan respon dari para reader seperti kalian membuatku begitu senang. Semoga di kemudian hari bisa membawa cerita yang lebih baik lagi

Big Thanks To : Yeseul Nam, Na Iqbaal, wakaTaeYu, Beside of You, Lee9900, jungkalista, leenatasha, NOREN UHUY, Tabifangirl, BlueBerry Jung, Min Milly, nacoco, xoxojung00, anisamanoban, nrlyukkeuri96, BunnyDy, kiyo, chittaphon27, Oxeye, Zxxd11, babu keluarga lee, wafertango, swagchiken, Park RinHyun-Uchiha, Miss xk, KUKI, guest and others

.

.

.

Lovely peace Byun14/Yui