Title : Piece of Lucifer

Writer and Author : Ahmad MahMudi

Disclaimer : Penulis sejujurnya bukanlah pemilik Naruto ataupun HS DxD. Apalagi game Final Fantasy, tidak mungkin aku mengclaimnya

CrossOver : Naruto, High School DxD, Final Fantasy VII, Final Fantasy Tactics, etc.

Genre : Friendship, Comedy, Drama, Romance, Family, Action, Weapon Art

Pairing : Naruto U. x Rias G.

Warning : Danger! Penulis Newcomer!

-Bab 6 The Past Memmories-

Wush! Angin segar menerpa wajah cantik Ino yang serius memandang kearah Naruto, mengibarkan poni yang menutupi wajahnya. Great Sword yang ia genggam erat dengan tangan kanannya siap untuk menebas sang lawan.

Narutopun begitu, wajahnya nampak santai namun dapat diketahui dari pandangannya yang begitu datar terdapat emosi yang menumpuk di pikirannya sampai-sampai ia tak dapat mengekspresikan kepiluannya. Tombak merah ditangan kanannya yang memancarkan cahaya merah darah cukup untuk mewakili perasaanya.

"Swung!"

"Ctas!"

Naruto menghilang dari pandangan kemudian telah muncul didepan Ino melakukan tusukan ke perutnya.

Ino memblock serangan Naruto mementalkannya agak sedikit kebelakang.

"Swush!"

Tanpa membuang waktu, begitu mendarat, Naruto langsung melakukan tolakan, melesat dan kembali melakukan tusukan kepada Ino.

"Ctas Ctas!"

Tusukan pertama, Tombak Naruto menuju perut Ino yang dapat diblock dengan mudah dengan nyilangkan pedangnya. Kemudian tusukan kedua, tombak Naruto menuju kearah kepala Ino yang kemudian diblock olehnya dengan menutupi wajahnya dengan pedanganya. Chance! Tombak Naruto tidak dipantulkan melainkan hanya ditahan oleh Great Sword Ino sehingga pantulan tombaknya sangat dekat dengan tubuh Ino.

Naruto menyeringai.

"Chance, Ino~"

Tusukan ketiga, tombak Naruto ditusukkannya dengan tenaga penuh kearah dada, tepatnya kearah jantung Ino.

"No no no! It's my chance, Naru-kun~"

Ucap Ino mengulas senyum.

"Tsingkk...!"

Ino memprediksi serangan Naruto dengan mengubah arah pedangnya menutupi dadanya. Namun, kali ini tangannya agak menjorok kedepan seperti akan menyerang Naruto sehingga ujung tombak Naruto hanya menggesek pedang Ino an berbelok melewati sisi kiri Ino.

Pertahanan Naruto terbuka.

"Cih! Fuck!"

Naruto mendecih tak suka ketika serangannya dengan mudahnya di prediksi oleh Ino. Dan kembali mengumpat ketika melihat Ino yang melakukan counter kearahnya.

Ino melakukan counter terhadap Naruto dengan menebaskan Great Swordnya horizontal kekiri, berniat membabat perut Naruto.

Panik, Naruto tidak dapat mengubah arah ujung tombaknya karena telah menggunakan tenaganya secara penuh dengan serangan itu tadi. Beruntung, ia dapat melakukan block dengan mengayunkan ujung tombak lainnya kebawah.

Namun, ternyata Ino tidak jadi menebasnya dan malah memutar tubuhnya kekiri melewati sisi kiri Naruto memberikan tenaga pegas terhadap Great Swordnya yang ia ayunkan diagonal dari atas ke kiri bawah hendak menebas punggung Naruto.

Mati langkah, hampir! Dengan ruang sesempit itu Naruto menjatuhkan tubuhnya kebelakang. Bersamaan dengan itu Naruto mengayunkan tombaknya kesisi kiri tubuhnya dimana Ino tengah berputar mencoba mengcounternya.

Tak hilang akal, Ino melompat melakukan salto ditempat kearah depan sembari mengayunkan pedangnya secara vertikal mengikuti gerakan saltonya kembali memberikan tenaga pegas terhadap Great Swordnya.

'Gawat!'

Tentu saja Naruto panik, serangan Ino yang satu ini jelas tidak akan dapat ia bendung. Gaya pegas yang diberikan Ino tentu akan menambah tenaga desak Great Swordnya, begitupun dengan ukuran, ketajaman, dan massa pedang besar itu yang benar-benar dapat mengoyak kulit Naga Legenda dalam satu kali tebasan, ditambah dengan gaya gravitasi yang sangat berpengaruh terhadap laju Great Swordnya. Belum lagi tenaga yang dikeluarkan oleh sang pemilik.

Keadaan Naruto sendiri sangatlah tidak menguntungkan. Dia dalam keadaan terbaring mati langkah tanpa ada kesempatan untuk menghindar. Tak ada pilihan lain, tangan kanannya yang menggenggam tombaknya gerakkan untuk melakukan block terhadap Great Sword Ino.

Akhirnya senjata mereka beradu.

"Dangk! Brak! Cras!"

"Hwak!"

Block yang dilakukan Naruto sia-sia, dengan mudahnya Great Sword milik Ino yang memiliki daya rusak tinggi menghancurkan blocknya mengoyak pinggang kanan Naruto hingga tengah perut. Kini nampaklah luka tebasan yang begitu dalam di pinggang kanannya. Naruto menjerit tercekat menahan nafas, kesakitan oleh luka itu.

"Tap! Duak!"

Tidak tanggung-tanggung, begitu kaki Ino menapak di tanah lapangan, ia dengan santainya langsung menendang kepala Naruto yang meringkuk kesakitan.

Tubuh Naruto yang penuh dengan luka terpelanting membaling melesat kearah gawang lapangan sepak bola itu.

"Tang!

...Brak!"

Kepala Naruto berbenturan sangat keras dengan mistar gawang menyebabkan tubuhnya terpelanting berbalik arah dengan balingannya tadi kemudian tubuhnya beradu dengan kekkai buatan Itachi. Tubuhnya kembali meringkuk lemas disamping kekkai.

Perlahan, Naruto mulai berdiri meskipun dengan wajah penuh rasa sakit dan darah yang membasahi tubuhnya. Energi berpendar jingga keluar dari tubuhnya bercampur dengan darahnya. Mata kirinyapun berubah, yang tadinya secerah langit tanpa awan, kini memancarkan hawa membunuh, iris merah darah dengan garis vertikal hitam. Tak lama kemudian luka dipinggangnya perlahan kembali seperti sedia kala. Tombak merah yang ia bawa pun mengeluarkan aura tak mengenakkan berwarna merah, tak terlalu tebal, tapi cukup untuk membuat seorang iblis tingkat menengah gemetaran.

Ino tersenyum lembut. Jika sudah begini, tidak mungkin bagi dirinya untuk menolak.

Pendar biru tua menyeruak dari tubuhnya. Ia hilangkan Great Swordnya, kemudian mengeluarkan Blade besar ditangan kanannya. Materia Blade, Nama pedang itu. Pedang yang digunakan oleh ayahnya untuk membunuh Sephiroth. Pedang ayahnya, pedang tanpa kekuatan khusus, tetapi memiliki segudang misteri.

Dari pedang itu ia mengeluarkan pedang lain yang kemudian ia pegang dengan tangan kirinya.

Naruto, yang emosinya tengah memuncak langsung melesat bak peluru sniper yang diluncurkan oleh seorang penembak jitu. Melakukan tebasan-tebasan super cepat dengan tombaknya.

Ino yang diserang dengan brutal tak mau mengalah, sesekali ia melakukan counter attack yang mematikan kepada Naruto.

Dapat dilihat dengan jelas, Naruto yang bertarung sebagai seorang penyerang menguasai jalannya pertarungan itu. Namun, jika dilihat dari banyaknya luka yang mereka peroleh, Inolah yang lebih diunggulkan. Dari brutalnya serangan Naruto ia hanya mendapat bebeberapa luka kecil ditubuhnya. Sedangkan Naruto selalu mendapat luka serius dikala Ino melakukan counter terhadapnya. Meskipun begitu, regenerasi super milik Kurama benar-benar dapat mengembalikan keadaan Naruto menjadi sedia kala dalam sekejap.

...

Sementara itu, beberapa pasang mata yang tengah menonton pertarungan mereka berdua menatap kagum terhadap epic battle itu.

Suigetsu dan Kazuma mengerang frustasi.

"Apaan pertarungan itu! Ini berlebihan, aku tidak dapat melihat sama sekali jalannya pertarungan mereka berdua! Kenapa bisa secepat itu!?"

"Aku tidak akan menggoda Ino-nee lagi setelah ini."

Hal yang mereka katakan memanglah tidak berlebihan, kecepatan tebasan mereka berdua memanglah tak dapat dilihat olah orang biasa, khususnya Naruto yang terlihat seperti hewan buas yang tengah berusaha untuk mecabik mangsanya. Bahkan, Madara dan Itachi harus mengaktifkan Sharingan mereka sampai tingkat mangekyou untuk melihat pertarungan itu dengan jelas.

"Cih! Aku ingin andil dalam pertarungan itu! Tapi, aku harus menghormati mereka berdua sebagai seorang Kesatria!"

Ujar Mordred berkomentar dengan kesal. Ia terlihat benar-benar kesal. Imagenya benar-benar berubah dari sebelum-sebelumnya yang terlihat berwibawa dari semalam. Asal kalian tahu, setiap weekend Sifatnya akan menjadi wibawa, dan di hari selain itu dia akan seperti preman. Mungkin didua hari libur itu, dia santai.

Mordred yang kesal, Kazuma dan Suigetsu yang frustasi, Uchiha dan Darkness yang dalam mode "Seriusan". Mari kita lihat si pemuja Jashin.

Seringai tajam terpampang jelas dimulut pucatnya.

"Huahahahahaha! Menarik sekali! Benar-benar menarik! Darah ada dimana-mana, huahahaha! Aku suka sekali saat Ino-chan menendang kepala Naruto-sama dengan santai nan keras, huahahaah-uhuk uhuk uhuk!"

"!"

Hidan panik, pita suaranya tiba-tiba tidak berfungsi. Dengan tergesa-gesa ia lari tergopoh-gopoh sempoyongan ke Dapur layaknya orang sekarat.

Seluruh eksistensi yang menyaksikan itu langsung sweatdrop berjamaah. 'Yang kayak gitu dikata raja Vampir?'mungkin begitulah yang mereka fikirkan.

"Dia bodoh."

"Dia bodoh."

"Gak waras."

"Pemuja Dewa Sesat."

"Payah."

"Sempak Hidan-san Warnanya apa ya?"

Tunggu, siapa yang nyeplos tadi? Ah sudahlah abaikan saja...

Disuatu ruangan bercorak jepang yang penerangannya hanyalah lilin-lilin yang digantung ditembok, terdapat empat orang iblis tengah duduk diatas bantal khas orang jepang dan satu iblis terbaring dihadapan mereka. Tiga diantara mereka adalah laki-laki dan satu yang lain adalah seorang wanita cantik bersurai dan beriris mata silver.

"Bagaimana perkembangan dari mereka?"

Tanya wanita itu seraya membelai pipi laki-laki yang tengah terbaring itu. Ia tersenyum lembut kearah laki-laki itu, dari wajahnya yang berseri-seri seperti itu, kelihatannya laki-laki itu merupakan seseorang yang berharga baginya.

"Kemampuan mereka semakin berkembang, Ibu, khususnya Naruto-kun. 'Makhluk' yang ibu tanamkan ketubuhnya kelihatannya telah menyatu dengan tubuh anak itu. Itu terbukti ketika ia tengah mengendalikan emosinya tanpa menyadari musuh yang tengah mengincarnya, saat itu makhluk itu berusaha untuk mengendalikan tubuh anak itu untuk menghindari serangan. Tapi, makhluk itu gagal, Ibu. Anak itu menolak. Ini membuktikan bahwa ia telah menjalin hubungan dengan makhluk itu."

Ujar salah satu lelaki yang rupanya adalah Lord Minato.

Wanita yang di sebut sebagai ibu oleh Lord Minato itu tersenyum kearah Minato. "Itu tidak masalah, hal itu dapat di urus setelah Sephiroth-kun telah sembuh."

Wanita itu kembali tersenyum sendu kearah lelaki yang tengah terbaring itu.

"Ibu, kapan kita akan melakukan upacara pengumpulan demonic power? Semua persiapan telah selesai."

Kali ini yang bertanya adalah lelaki ber iris sama seperti wanita itu, dia adalah Hiashi Hyuuga, pemimpin klan Hyuuga yang merupakan saudara Senju dan Namikaze.

"Iya ibu, semua persiapan sudah selesai, kami telah dapat memaksimalkan kemampuan lima keturunan dari tiga keturunan Ayah."

Nah, kalau ada Minato, tentulah ada Hashirama, seperti yang sebelumnya. Tapi kali ini, dia berkata dengan menampilkan wajah seriusnya.

"kita akan melakukannya secepatnya, tapi, sebelum itu aku ingin bertemu dengan Naruto-kun terlebih dahulu. Aku ingin melihatnya sendiri bagaimana perkembangan monster itu."

Ujar Wanita itu menerawang keatas.

"Ibu, aku ingin bertanya."

Ucap Hashirama, yang langsung diberi tatapan bertanya oleh Ibunya. "Kenapa Ibu tidak bekerja sama saja dengan Paman Rezevim untuk membangkitkan King Lucifer?"

"Aku membencinya." Ujarnya tanpa ragu.

Ketiga anaknya menatap bingung ibunya.

"Dia tidak setuju ketika aku memintanya membantuku untuk membangkitkan Sephiroth-kun. Aku tidak tahu alasan yang pasti kenapa dia tidak ingin membangkitkan adiknya sendiri. Tapi, akupun tidak setuju untuk membantunya merebut tahtanya sendiri. Jadi pada akhirnya, aku membentuk sendiri klan Lucifer cabang Senju yang merupakan garis keturunan Sephiroth-kun kemudian merencanakan kebangkitannya dengan kalian, anakku."

Ketiga anaknya itu mengangguk mengerti dengan keadaan Ibu mereka. Memang sudah bukan rahasia lagi kalau Ibu mereka memiliki konflik dengan Rezevim yang merupakan kakak dari suaminya.

"Jadi, bagaimana dengan ketiga saudara kalian yang lain?"

Minato mengangguk, mendengar pertanyaan ibunya. "Kami memiliki kabar baik, Ibu. Hizashi dan Arashi sudah mulai mau untuk menyerahkan Neji dan Gaara untuk menjadi anggota dalam upacara pembangkitan ayah. Jadi, jumlah anak yang akan menjadi peserta dalam pembangkitan itu menjadi tujuh."

Wanita itu tersenyum mendengarnya, dengan ini suaminya akan kembali hidup, tidak, tepatnya akan bangkit dari tidur panjangnya dalam waktu dekat. Merubah raut mukanya menjadi penasaran, Wanita itu kembali bertanya. "Lalu, bagaimana dengan Tobirama?"

Wanita itu begitu penasaran dengan anak yang satu itu, selama ia hidup anak itu adalah yang paling keras kepala. Yah, dia tidak menyalahkannya, salahkan dirinya yang menyuruh Minato untuk melakukan hal di luar batas itu yang menyebabkan Tobirama begitu membencinya meskipun dirinya tidak pernah mengutarakannya.

Minato menghela nafas lelah. "Nii-sama masih saja menolak, Ibu."

Ujar Minato menundukkan kepalanya dan memalingkan wajahnya agak kesamping meringis. Ia masih ingat dengan jelas tindakan yang ia lakukan dulu kepada kakaknya, tidak, tapi kepada calon istri kakaknya yang satu itu. Mungkin apabila dirinya tidak melakukan itu, kakaknya masih berkumpul dengan dengan mereka hingga saat ini. Tapi, mau bagaimana lagi, dulu selain dorongan dari ibunya, ia melakukan itu karena cinta dan nafsu yang berlebihan kepada calon istri kakaknya.

Melihat lagak anaknya yang terlihat sedih, wanita itu tersenyum sendu.

.

Dulu, Tobirama adalah anak yang begitu penurut, patuh, dan tegas. Tapi, dia sama sekali tak memiliki keterampilan dalam menggunakan sihir meskipun dirinya begitu ahli dalam menggunakan bermacam senjata. Tak ada yang meragukannya dalam menggunakan katana, sama halnya dengan ayahnya, Sephiroth, ia adalah monster katana. Bahkan banyak orang menganggap ia adalah reinkarnasi Sephiroth yang dianggap telah tiada oleh hampir semua orang.

Kaguya, nama wanita itu merupakan ibunya. Kaguya sangat mencintai anaknya yang satu itu sama besarnya dengan suaminya. Selain sifat dan kemampuan mereka yang hampir sama, rupa merekapun hampir sama. Ia hampir tidak bisa membedakan mereka berdua, kecuali warna mata dan potongan rambut mereka berbeda. Hal itulah yang membuat Kaguya tidak dapat menghalau rasa cintanya kepada Tobirama. Kaguya bahkan memiliki nafsu tersembunyi kepada anaknya sendiri. Tapi ia menahannya karena ia sadar, ia adalah ibunya. Tapi, mau bagaimanapun nafsu iblis tiada bandingannya.

Suatu ketika, anaknya itu telah menemukan cintanya. Seorang manusia biasa, seorang gadis cantik bersurai hitam legam berasal dari daratan timur tengah yang bahkan dapat di bandingkan dengan kecantikan permaisuri Lucifer. Sejak adanya gadis itu, anaknya mulai sering datang kedunia atas untuk menemuinya, meskipun masih patuh terhadapnya. Cemburu, Kaguya cemburu terhadap anaknya sendiri. Ia cemburu kepada gadis itu.

Ia yang terbakar api cemburu memerintahkan Minato yang notabenenya adalah Iblis tertampan ketika itu untuk mendekati dan merebut gadis itu dari Tobirama.

Minato yang sudah beberapa kali melihat gadis itu menerima perintah itu dengan senang hati. Benar, ia juga benar-benar jatuh cinta dengan gadis itu, jatuh cinta dengan gadis idaman kakaknya. Ia tahu benar hal yang ia hendak lakukan adalah salah. Tapi karena dibutakan dengan cinta, ia benar-benar melakukan hal itu. Peduli setan dengan konsekuensi yang akan muncul. Ia tidak peduli dengan apa yang akan terjadi pada kakaknya pada saat itu. Begitulah seorang iblis, EGOIS.

5 hari sebelum pernikahan kakaknya, Minato mulai mendekati calon kakak iparnya. Tobirama, tentu senang melihat adiknya terlihat akrab dengan calon kakak iparnya. Dia tidak tahu kalau adiknya memilki maksud tersembunyi ataupun rasa terhadap gadis itu, yang ia tahu, adiknya yang satu itu adalah yang paling baik dan jujur diantara saudaranya yang lain, ia tidak ingin berfikir macam-macam terhadapnya, positif thinking katanya.

Tepat pagi hari, sebelum pernikahan mereka, Tobirama mencoba menjenguk calon istrinya, penasaran karena beberapa hari itu ia dan gadis itu jarang bertemu sebab dirinya yang semakin sering mendapat misi dari ibunya, ia akan menanyakan keadaannya. Senyum terpatri jelas di mulutnya, ia benar-benar rindu dengan gadis itu, padahal Cuma 5 hari, namanya saja cinta pertama. Ia pegang erat-erat cincin yang akan ia gunakan nanti di upacara pernikahannya dengan si gadis. Cincin permata berwarna biru langit yang melambangkan betapa cerahnya cinta yang ia miliki.

Senyumnya semakin merekah ketika ia telah sampai didepan pintu kamar gadis itu. Tidak ingin membuang waktu, ia langsung membuka pintu kamar itu dengan pelan berharap cemas agar tidak mengganggu tidur gadis idamannya.

Tobirama terdiam melihat apa yang ada dibalik pintu itu.

"Klinting..."

Cincin yang ia pegang erat jatuh, kehilangan pegangan hangat tangan sang pemilik. Senyumnya perlahan memudar seiring naiknya tekanan energi yang secara sepontan ia keluarkan.

Apa yang terjadi?

Mari kita tilik,

Dengan mata kepala Tobirama sendiri, ia melihat calon istrinya dan seorang lelaki yang tidak lain adalah Minato, adiknya sendiri tengah tertidur diatas ranjang tanpa ditutupi sehelai benangpun. Cairan putih berada disekujur tubuh wanita itu, khususnya dari lubang kemaluan calon istrinya yang mengalirkan cairan putih, calon istrinya memeluk tubuh Minato dari samping dengan senyum senang dimulutnya. Dari hal itu saja Tobirama dapat mengerti dengan jelas apa yang telah mereka berdua perbuat. Dan lagi, dari yang ia lihat, mereka bukan kali ini saja melakukannya, itu terbukti dari cairan putih yang tanpa bercak darah sedikitpun, serta tidak adanya efek traumatis dari calon istrinya.

Tidak menyangka? Itu benar ia tidak menyangka Minato yang ia anggap sebagai saudara terbaik akan melakukan hal itu kepadanya. Sakit? Tentu saja, katakan padanya siapa yang tidak sakit hati ketika melihat dengan mata kepalanya sendiri calon istri, yang selangkah lagi akan menjadi istrinya ternyata telah melakukan persetubuhan dengan orang lain. Marah? Jangan ditanya, bahkan dalam hidupnya baru kali ini ia merasa semarah ini. Bahkan dulu ketika ia melihat dengan kepalanya sendiri kepala ayahnya dipenggal oleh Cloud, ia sama sekali tidak merasakan apa-apa. Beginikah kejamnya cinta? Beginikah rasa sakit yang ditimbulkan cinta? Ternyata anggapannya dulu tentang cinta itu menjijikkan benar-benar terbukti.

Sebenarnya, Minato masih tengah bangun ketika Tobirama berada di pintu. Tapi ia berpura-pura tidur untuk mengetahui apa yang akan dilakukan kakaknya dengan naiknya tekanan energinya. Ia cukup terkejut, baru kali ini kakaknya mengeluarkan tekanan energi sepekat ini. Tobirama yang ia tahu adalah seorang yang patuh terhadap ibunya, hampir tidak pernah menampakkan energinya, dan membunuh berdarah dingin tanpa menggunakan demonic power sedikitpun.

Tobirama menghela nafas kemudian kembali dan menutup pintu kamar itu dengan pelan supaya kedua pasangan itu tidak bangun.

.

"Ctang! Ctang! Ctang...!"

Ino menangkis seluruh tebasan Tombak berkecepatan gila Naruto. Meski begitu, energi yang terciprat dari tangkisannya tetap memberi efek lecet pada tubuhnya. Bahkan pada pakaiannya sudah terdapat banyak sekali lubang bekas sayatan, menampakkan kulitnya yang putih bersih dan mulus.

Keadaan Narutopun tidak lebih baik dari Ino. Tubuhnya penuh dengan luka tebasan yang secara cepat beregenerasi meski tidak secepat yang pertama tadi. Hampir seluruh energi sihirnya telah ia gunakan. Setiap ia beregenerasi cepat, kepalanya selalu pening karena efek samping cepatnya ia beregenerasi. Inilah kemampuan khusus dari sembilan hewan surgawi, dapat mempercepat regenerasi secara abnormal dengan mengorbankan cadangan energi inangnya plus miliknya sendiri untuk mempercepatnya.

Tanpa menunggu lama Ino langsung melesat kearah Naruto kemudian melakukan sabetan vertikal beruntun keatas dengan kedua blade ditangan kanan dan kirinya.

"Trang! Cras!"

"Swush!"

Sabetan pertama, Ino menggunakannya untuk membreak block yang dilakukan Naruto. Dan dengan waktu yang tepat, ia melakukan sabetan kedua menebas tubuh Naruto melemparkannya keatas dengan luka parah diperutnya.

Dan sekali lagi, Regenerasi abnormal kembali terjadi pada tubuh Naruto.

"Crsing!"

Ino kembali menggabungkan pedangnya ke pedang ditangan kanannya. Lalu melesat dengan cepat kearah Naruto kemudian kembali melakukan tebasan.

"Ctang!"

Naruto kembali memblock tebasan itu, tetapi ia malah semakin terlempar keatas. "Kenapa kau tidak menggunakan kemampuan dewi atau malaikatmu Ino? Serangan berbasic manusiamu tidak akan pernah dapat melukaiku."

Ujar Naruto menyeringai tajam. Bohong, jelas sekali itu bohong padahal ia tahu betul cepat atau lambat ia akan kalah. Terbukti ketika secara perlahan ia mulai lemas kehilangan banyak energi sihir.

"Swung! Swung!"

"Kau tidak perlu membohongiku Naru-kun. Kau yang dalam keadaan tidak tenang adalah musuh yang mudah untukku."

Ujar Ino seraya membalingkan Materia Bladenya diatas kepalanya. Dari dalam Materia Blade, keluar pendar biru tua ketika Ino membalingkan bladenya.

"Swush! Trangggggg!"

Materia Blade Ino yang berpendar Biru tua beradu dengan tombak Gae Bolg Naruto yang berpendar Merah.

"Limit"

Gumam Ino.

"Crangg!"

Ketika kedua senjata itu tengah beradu, tiba-tiba Materia blade kembali mengeluarkan enam pedang lain memencar mengelilingi Naruto. Satu diatas dan enam disekelilinginya.

"Ctang!"

Naruto menangkis serangan Ino yang melesat dari atas. Menyeringai karena dapat menggagalkannya.

"Jras!"

Ino berpindah pedang lain kemudian kembali melesat kearah Naruto dan kembali menebaskannya. Naruto tidak dapat memprediksinya. Terkena tebasan dari belakang.

"Jrash!"

Kembali Ino melakukan hal yang sama, melesat kepedang lain kemudian menebaskannya dengan cepat ke tubuh Naruto.

"Jrash Jrash Jrash Jrash!"

Ia melakukan hal yang sama berulang kali dari segala arah menggunakan seluruh bladenya.

Sekarang setiap blade Ino kembali ketempat semula mengelilingi Naruto. Tetapi pada setiap pedang itu, ada bayangan milik ino.

"Jrash! Jrash Jrash Jrash Jrash Jrash!"

Keenam bayangan Ino dengan beruntun kembali melesat kearah Naruto menebasnya dan menciptakan luka fatal padanya.

"Jrash!"

Ino melakukan Finishing dari atas bak sambaran petir berpendar biru pekat.

"Jeb Jeb Jeb..."

Keenam pedang Ino menancap ditanah membentuk lingkaran.

"Dup, Tap!"

Menapak ditanah tepat ditengah lingkaran pedangnya kemudian menangkap pedang terakhir dan mendongakkan kepalanya melihat kondisi Naruto. "Jika saja kau dalam keadaan tenang, Naru-kun, aku tidak yakin bisa mengalahkanmu dengan mode manusiaku. Tapi kau yang sekarang ini adalah Naru-kun yang lemah. Ketenangan adalah yang paling berbahaya darimu. Dan ketidak tenangan merupakan kelemahan bagimu."

Ujar Ino. Rambut pirangnya berkibar dengan indah diterpa angin malam dengan bulan purnama yang sudah condong disebelah barat. Kulitnya terlihat bersinar terkena sinar rembulan itu. Sesosok dewi telah menunjukkan bagaimana indahnya dirinya ketika malam. Putri dewi Venus, menunjukkan keagungan seorang dewi.

Naruto yang masih mengambang diudara perlahan menjaga jarak dengan Ino dengaan posisi berdiri. Efek regenerasi masih berfungsi padanya, meskipun sangatlah lambat. Pendar merah pada tombaknya mulai menebal. Tidak jelas apa yang akan ia lakukan.

Ino mengerutkan alisnya. Ia tahu apa yang akan dilakukan oleh Naruto. Yang jelas itu sangatlah berbahaya.

Aura merah dari sekitar lapangan itu tersedot oleh tombak milik Naruto berkonsentrasi pada senjata itu. Naruto mulai memposisikan tombaknya seperti akan melemparkannya kearah Ino. Mata kirinya menatap nyalang kearah Ino sebagai targetnya.

Sementara itu, Ino hanya mengulas senyum saja ketika tahu dirinya akan menjadi target serangan mematikan Naruto kali ini.

"Gae Bolg, tombak gila dengan kutukan mematikan yang benar-benar mengerikan. Tombakku, yang dengan mudahnya mengoyak tameng milik paman Ares. Tombak yang pernah membuat seluruh daratan Irlandia dilanda ketakutan. Tombak yang bahkan lebih berbahaya dari petir Zeus. Mengabaikan seluruh pertahanan berbasis sihir, tidak ada yang dapat aku lakukan untuk menahan serangannya kali ini. Ditambah kekuatan Kurama yang bahkan dapat mengalahkan dua kaisar naga sendirian. Dibidik dengan kemungkinan keakuratannya 99.99%, Ini benar-benar serangan pembunuh. Jika aku menghindar, itu hanya akan memudahkannya mengoyakku. Cara paling tepat untuk menghadapinya adalah menahannya langsung atau melakukan serangan dengan kekuatan yang sama terhadapnya."

Ucapnya seraya menyatukan kembali bladenya. Kemudian ia arahkan Bladenya kearah Naruto.

"Crang!"

Muncul kembali 6 blade-blade lain dari Materia Blade. Keenam pedang itu berputar dengan cepat didepan Ino, atau lebih tepatnya didepan Materia Blade yang diarahkan oleh Ino ke Naruto.

...

Itachi membelalakan matanya melihat tombak merah milik Naruto yang memancarkan pendar merah berbahaya. "gawat!"

Ucap Itachi panik.

Seluruh perhatian langsung tertuju kepada manusia api itu.

"Gaebolg! Tombak gila yang dapat menembus prisai dewa Ares. Seperti yang dikatakan Ino-chan, keakuratan bidikan tombak ini hampir 100% dan akan menjadi 100% apabila target malah berpindah tempat. Cukup tajam untuk meratakan satu kota apabila yang menggunakan senjata itu Naruto-sama. Ashu! Bahkan Claurusku tidak dapat dibandingkan dengan senjata itu."

Ujar Mordred menggertakkan giginya. Dia merasa jengkel saat menyatakan ada senjata lain yang lebih berbahaya dari pedangnya.

"Tapi bukankan Ino-nee menggunakan prisai?"

Tanya Kazuma bingung, menurutnya prisai yang dikeluarkan oleh Ino terlihat sangat kuat.

"Prisai itu memang kuat. Tapi sangat belum cukup kuat untuk menahan serangan ini. Belum lagi energi sihir Ino-chan yang sudah hampir kering. Jelas, serangan ini akan mengoyak pertahanan itu dengan sekali lewat!"

...

"Slash! Srak! Jlakk!"

Dalam sekejap Gaebolg menembus prisai dan tubuh Ino kemudian menancap ditanah menghilang meninggalkan pendar merah yang perlahan memudar.

"Bruk"

"ikh!"

Ino meringis kesakitan, tersungkur kesamping meringkuk dengan dada kanan yang telah berlubang mengeluarkan darah. Beruntung prisainya dapat sedikit membelokkan tombak itu sehingga tidak langsung mengenai jantung. Tapi tetap saja, paru-paru merupakan organ vital yang dimiliki oleh makhluk hidup. Ia meringis kesakitan, dari sela-sela giginya keluar darah segar. Tidak dapat menahan sakit, air mata merembes dari indra pengelihatannya. "itai, akh, s-sulit bernapas... itai..."

Rintihnya pilu menahan sakit, tangan kirinya meremas dada kanannya agar rasa sakit yang ia alami berkurang. Sulit bernafas meski berusaha, sulit bergerak meski meronta, sulit melihat meski berupaya. Bayangkan saja paru-parumu tertusuk tombak, pernafasan akan terganggu, kinerja jantung akan menurun menyebabkan otot akan sulit berfungsi, termasuk penglihatan akan memudar. Lalu kepalamu akan pusing karena darah yang terus berkurang sedangkan jantung malah memompa dengan kencang

Ironi, Ino yang notabenenya merupakan pemilik asli tombak Gaebolg malah mengalami situasi kritis karena senjata itu sendiri, belum lagi yang melukainya adalah orang yang ia cintai.

Dari sudut pengelihatan Ino yang mulai memudar, dia melihat sayup-sayup laki-laki pirang yang tidak lain adalah Naruto, orang yang ia cintai tengah lari tergopoh-gopoh kearahnya dengan ekspresi yang entah seperti apa, yang jelas Naruto tengah panik saat ini. Bibir ranum Ino mengulas senyum tipis dikala melihat Naruto. Menurutnya mendapat perhatian dari orang terkasihnya merupakan obat paling mujarab. Meski tidak mendapat cinta, dia mengharap suatu perhatian dari orang yang ia cinta, meski tak mendapat cinta, ia akan terus mencintainya, meski tak mendapat cinta, dirinya akan terus menemani Naruto yang sangat ia cinta. Walau Naruto terus dibohongi oleh cinta Naruto sendiri, Ino akan menjadi backup untuknya. Obat sakit hati, cinta semu, pelampiasan, memang seperti itulah peran Ino selama ini. Tapi apakah ia menolak, tidak, malah sebaliknya, ia malah senang. Ironi, cinta membutakannya.

Perlahan ia mulai menutup matanya dengan senyuman dibibirnya.

"N-Naru, O-oyasumi-nasai.."

Ucapnya terbata sesaat sebelum menutup matanya.

"Plup"

Ino kaget, ia merasa bibirnya tengah dikulum oleh seseorang. Ia merasakan energi mengalir dari bibir orang itu masuk ke tubuhnya. Pertanda orang itu tengah berupaya untuk menyembuhkannya.

"Srak!"

Ia terpaksa harus langsung membuka matanya ketika bajunya yang sudah banyak sayatan dirobek secara paksa.

Pipinya bersemu, bagaimana tidak? Orang yang menciumnya dan merobek bajunya ternyata adalah Naruto, ditambah dirinya dan Naruto dalam posisi intim, keduanya dengan tubuh setengah telanjang. Mungkin ia tidak akan malu kalau Naruto melakukan hal itu di tempat yang sepi. Tapi saat ini, mereka yang seperti itu, dilihat oleh Itachi dan yang lain. Siapa coba yang nggak malu melakukan hal itu ditempat umum?

Naruto malah mengulum bibir Ino dengan lebih ganas. Meremas dada kanan Ino yang terluka oleh tombaknya.

"Akh! Ukh!"

Desah Ino tak kuasa menahan hasrat yang diberikan Naruto.

Dari sisi Naruto, ia tidak asal mencumbu dan meremas dada wanita itu. selain karena hasrat sexnya terhadap Ino, ia mencumbu Ino dengan keras seraya mengalirkan energi penyembuh kepada wanitanya, selain itu, ia meremas dada kanan Ino dengan keras juga tidak asal. Itu dengan tujuan agar penyembuhan pada dada Ino menjadi lancar dan cepat menyebar keseluruh bagian payudara kanan Ino.

Tapi tetap saja, dimata orang, mereka tengah melakukan hal tabu.

Naruto menyeringai dalam cumbunya. Ia semakin melahap bibir Ino ketika luka di payudara Ino telah sembuh secara sempurna.

Ino melotot karena tidak siap dengan tindakan tiba-tiba dari Naruto. Tubuhnya mulai melemas karena efek penyembuhan tadi. Ia mencoba untuk membalas ciuman Naruto tetapi tak lama kemudian ia kehilangan kesadaran.

"Good night, My Angel."

Ucap Naruto menyudahi ciuman panasnya dan mengelus kening malaikat manisnya. Naruto tersenym pada dirinya sendiri, dia tidak pernah sepanik itu dalam hidupnya. Ia mencumbu Ino seakan itu adalah terakhir kalinya mereka melakukan hal itu. Jika saja orang yang ia cintai adalah Ino, Naruto yakin, dirinya telah bahagia sejak dulu.

"Eheheh.."

Ia terkekeh pada dirinya sendiri, pada nasibnya.

"Naruto-kun!"

Sebut Itachi mengacaukan lamunan Naruto.

"Iya?"

"Bagaimana keadaan Ino-chan?"

Tanya Itachi dengan raut wajah khawatir.

"Tenang saja, dia baik-baik saja, Aniki. Mordred, tolong bawa Ino ke kamarnya, ia perlu istira~"

"Grep,"

Itachi langsung menangkap tubuh Naruto yang tiba-tiba hampir ambruk.

"Kau juga membutuhkan istirahat, Naruto-kun..."

Ujar Itachi. "Lalu... inikah yang kau sebut dengan sekedar mengadu pedang?"

Lanjutnya memasang wajah jengkel penuh perempatan tak bertanggung jawab di dahinya. Alisnya berkedut dengan kelakuan si kuning tai itu.

Naruto nyengir dan memamerkan wajah tanpa dosanya. "gomen Aniki hehehehe..."

Itachi hanya bisa menghela nafas dan geleng-geleng tidak habis fikir dengan kelakuan Naruto.

"Hey!"

Tiba-tiba terdengar intrupsi dari arah dapur. Dan walla, pemuja Jashin telah kembali dengan pita suaranya yang sudah baikan. Seluruh direksi langsung diarahkan kearahnya.

"Yang digendong Mordred-chan tadi Ino-chan kan? Waw, penampilannya lebih bohay dari biasanya. Jashin-sama pasti suka dengan penampilannya."

"Klotak!"

Kepala Hidan langsung benjol terkena batu lemparan Naruto. Kelihatannya Naruto tidak terima dengan ucapan Hidan. Alisnya saja berkedut.

"Katakan pada dewa mesummu itu, 'Mati sana!'"

Semua yang ada di tempat itu langsung tertawa mendengar ucapan Naruto.

"Oiya, Hidan, tolong kau bereskan tempat ini ya..."

Ucap Itachi seraya mulai berjalan dengan menggendong Naruto.

"Oke"

Balas Hidan dengan semangat. "Siapa yang akan membantuku?"

"Karena kau tidak menonton pertandingan sampai selesai, kau akan membereskan ini sendirian."

"Oke!"

Balas Hidan tanpa basa-basi.

Lalu ketika Itachi dkk telah pergi dari sana, Hidan berkeringat dingin.

"Eh tunggu, yang benar saja, sendiri? Membereskan lapangan sepak bola yang porak poranda sendirian? WOI ITACHI! JANGAN BERCANDA!"

"WOY!"

"Woi ITACHI!"

"WOY!"

"KAAAMFREEEET!"

.

.

.

Bersambung...

Oke-oke, halooooo, minna! Kembali lagi dengan fanfic telatan oleh penulis yang sering telat :v

Baiklah, untuk Fanfic ini, penulis mencoba untuk merubah gaya penulisan. Entah enak dibaca atau malah lebih parah :v. Lalu, bener gak, kalo perkembangan fanfict ini terlalu lambat? Seenggaknya itu yang penulis temuin. Tolong beritahu, pembaca lebih suka konflictnya atau lebih suka romancenya atau malah actionnya. Penulis akan terus melakukan perbaikan, tapi telat hehehehe... kemudian, mungkin penulis akan membuat jalan cerita sendiri fanfict ini tanpa mengikuti jalan cerita HS DxD, karena jujur saja, penulis tidak pernah membaca novel yang bersangkutan ataupun versi animenya. Jujur saja, penulis kurang suka dengan HS DxD, alasannya simpel, Harem... entah kenapa penulis kasihan ama cewe-cewe yang di anime genre harem. Penulis selalu menggunakan sudut pandang cewe ketika nonton anime genre romance, padahal cowo... aneh bukan? Oke, jangan lupa review ya, ditunggu kritik dan sarannya... oiya terimakasih loh pada reviewer, terutama bagi yang memberi kritik dan saran. Oke, terimakasih telah membaca...

Sumimasen...