capter 6

Naruto dan One piece bukan punya indrakun.

Rate : M

Warn : Gj, typo, OC, ancur, dll

Please don't read if you don't like

it"JUST FOR FUN"

Happy Reading.

…~XxX~…

"Kita akan berlabuh, bawa barang dan bekal yang menurut kalian penting saja. Kita berlabuh di belakang bukit di depan sana, agar kapal kita tidak di temukan angkatan laut.." Jelas Naruto.

Merekapun menepi dan di lanjutkan berjalan kaki ke arah kota di depan mereka, sementara peliharaan Vivi sudah lebih dulu berlari sendiri menuju kerajaan.

"Tunggu aku ayah, aku membawa orang orang hebat yang akan menyelamatkan kerajaan kita.." Ucap Vivi, dengan latar belakang empat orang bajak laut Red thunder.

sementara itu di tempat yang tidak di ketahui...

"Rencanaku akan segera berhasil di lakukan, dan sebentar lagi juga aku akan menguasai dunia. Hahahha..." Ucap sosok asing yang tidak di ketahui namanya...

~X~

Hari yang cerah sepanjang taun di alabasta, sudah sejak beberapa tahun lalu, hujan memang tak pernah terjadi di sini.

Naruto di ikuti empat gadis cantik, dengan surai yang bebada. Coklat, hijau, pirang keemasan, dan biru langit, empat warna surai dari empat gadis yang bebeda,yang saat ini berjalan bersama Naruto.

"Kurasa aku lapar, kita cari makan dulu sebelum melanjutkan perjalanan.."

Naruto memenggangi perutnya sembari menatap Vivi, tentu saja Vivi karena dia pasti tau dimana restouran di negaranya sendiri bukan?

Vivi yang mengerti arti tatapan pria tampan di depannya terlihat berpikir, setelah beberapa lama dia akhirnya menemukan apa yang dia pikirkan.

"Di depan sana ada sebuah rumah makan yang cukup terkenal di kota ini, kurasa kita bisa makan di sana..."

Vivi menunjukan jalan untuk menuju rumah makan tersebut.

Sementara itu, di sebuah rumah makan yang di tuju kelompok Naruto.

Di dalam rumah makan tersebut, terlihat seorang pemuda yang hanya menggunakan celana, dengan topi koboy, dan tato bajak laut Shirohige terlihat jelas di punggung kokohnya.

Pria barusan yang tak lain adalah Ace, sedang duduk di tempat makannya, namun tidak menghadap meja, dia menghadap ke seorang pria tinggi besar dengan jubah seorang wakil admiral.

"Jadi kau ke sini untuk menangkapku?.."

Ace bertanya dengan santai pada seorang pria yang merupakan seorang wakil admiral di depannya.

"Sebenarnya aku hanya ingin makan di sini, tapi aku tak akan membiarkan bajak laut seperti kalian berkeliaran dengan bebas, apalagi tepat di hadapanku.."

Wakil admiral tersebut terlihat sudah bersiap untuk menyerang, begitupun Ace, dia sudah siap dengan api di tangannya.

Semua pengunjung rumah makan sudah lari sejak tadi, sedangkan pemilik rumah makan terlihat sudah pasrah akan rumah makannya yang akan hancur.

Namun sebelum keduanya merang satu sama lain,

Srekkk

Pintu rumah makan tersebut terbuka, tentu saja hal tersebut mengalihkan pandangan ketiga orang yang tersisa di dalam rumah makan tersebut.

Naruto sebagai pelaku pembuka pintu, di ikuti empat wanita cantik di belakangnya. Dia berjalan tanpa menghiraukan Ace ataupun wakil admiral yang harusnya dapat dengan jelas ia lihat.

Vivi terkejut saat masuk kedalam rumah makan tersebut, bagaimana tidak, seorang wakil admiral terlihat berdiri dengan sikap menyerang menghadap ke arah mereka.

Namun berbeda dengan dirinya, Vivi bisa melihat Naruto dan ketiga kru nya terlihat acuh akan hal tersebut, apa mereka tak sadar jika mereka mungkin akan di serang, tapi dia hanya bisa mengikuti keempat orang di depannya.

Ace dan sang wakil admiral yang merasa sangat terhina terlihat menggeram. Bagaimana mungkin mereka tak di hiraukan kehadirannya sama sekali oleh lima orang yang memasuki rumah makan tersebut.

Tep

Naruto dan keempat gadisnya duduk di kursi yang sudah di sediakan di rumah makan tersrbut, memanggil sang pemilik rumah makan yang terlihat masih ketakutan, memesan beberapa makanan dan berbicara satu sama lain, dan tentu saja masih menghiraukan dua orang yang sudah sangat kesal.

"Woy kuning, apa apaan dengan sikap menyebalkanmu itu?! Apa kau tak mengingat siapa aku?.."

Ace berteriak ke arah Naruto, yang akhirnya memandang ke arahnya.

"Ah kau Ace, kemarilah kita makan bersama.."

Naruto menyauti teriakan Ace pada dirinya, tak lupa mengajak kenalannya itu untuk bergabung dengan dirinya.

Ace menerima tawaran Naruto, dia bergabung dengan kelompok Naruto, tapi masih ada satu orang yang semakin kesal karena kembali di acuhkan bahkan oleh orang yang tadi senasib dengan dirinya.

Kesabaran pria itu sudah sampai puncaknya, dan di detik berikutnya di melesat menyerang ke arah meja yang di tempati Naruto cs.

Duak

Tap

Duak

Blarrr

Pria tadi yang mencoba menghancurkan meja yang di tempati Naruto cs dengan pukulannya, harus di kejutkan dengan sebuah tangan yang menahan pukulannya dengan mudah, bahkan dia harus rela terpental saat sebuah pukulan lain mengenainya dengan telak, sampai dirinya menabrak dinding hingga hancur.

Dia akui pukulan itu cukup kuat, walau tak sampai membuatnya memuntahkan darah dari mulutnya.

Berdiri setelah memindahkan beberpa bongkahan dinding yang menimpanya, kemudian dia merapikan pakainya yang terlihat lusuh.

"Pukulan yang menarik, aku sangat kaget saat kau menahan pukulanku lalu membalasnya.."

Wakil admiral itu menatap Naruto yang menatap santai dirinya, dia tau siapa pemuda pemilik surai kuning tersebut.

"Uzumaki D Naruto, buronan angkatan laut yang memiliki harga kepala 165 jt, memiliki tiga kru yang dua di antaranya pemilik kekuatan logia. Entah keberuntungan atau kesialan karena aku bisa menjumpaimu di sini..."

Ucap pria yang menjabati wakil admiral tersebut, ia tau dia tak mungkin menang melawan mereka semua, apalagi Ace yang notabenya merupakan bagian dari Shirohige.

"Tak perlu berucap seperti itu, ini bukanlah lautan dan kita sedang berada di rumah makan saat ini. Kita singkirkan dulu formalitas musuh saat kita di lautan, kita nikmati makanan kita dan anggap tak pernah saling bertemu setelahnya.."

Naruto menawarkan sebuah kesepakan, yang tentu saja menguntungkan semua pihak.

Pria bergelar wakil admiral itu setuju. lagipua tak mungkin mengalahkan mereka semua, bahkan dengan seluruh pasukan yang di milikinya saat ini.

Tap

Pria bergelar wakil admiral itu duduk di meja lainnya, tak lupa memesan makanan yang merupakan tujuan awalnya dirinya di sini.

"Hoy pak tua!, siapa namamu? bukankah tak masalah jika hanya untuk bekenalan.."

Naruto yang di depannya sudah tersiap hidangan pesanannya bertanya pada pria bergelar wakil admiral tersebut, ingin mengetahui siapa pria tersebut sebelum memulai acara makannya.

"Smoker.. Itu adalah Namaku, suatu saat nanti aku yang akan menangkapmu bocah.."

Pria bergelar wakil admiral yang ternyata bernama Smoker mengucapkan namanya, juga mengucapkan tekadnya yang ingin mengkap Naruto.

"Baiklah, akan ku ingat.."

Naruto langsung menyantap hidangan di depanya, meninggalkan keheningan di rumah makan tersebut.

~X~

Yuba adalah salah satu kota yang menjadi bagian dari alabasta, kota yang di juluki kota oasis.

Di sanalah Naruto beserta seluruh krunya termasuk Vivi saat ini berada, Sejauh mata memandang hanya pasir yang dapat kau lihat, entah berapa jauh atau lama matamu memandang.

Brukk

Vivi jatuh berlutut di malam hari itu, kota yang dulu merupakan kota makmur di kerajaannya telah hilang. Bahkan dirinya tak dapat menemukan seorangpun sejauh matanya memandang. Dia menangis, menangisi semua yang terjadi pada tanah kelahirannya. Dia marah, sangat marah pada seseorang yang telah ia ketahui sebagai pelaku dari semua kesengsaraan di tanah kelahirannya.

"Crocodile!!!... "

Triakan Vivi membelah malam yang sangat sunyi di seluruh Yuba.

Naruto memeluk tubuh bergetar Vivi, menyalurkan kehangatan dan ketenangan untuk gadis bersurai biru langit tersebut.

"Tenanglah, tenangkan dirimu. Aku pasti akan membantumu, sebaiknya kita lanjutkan menyusuri daerah sini, mungkin ada orang yang masih tinggal.."

Ucap Naruto, membantu Vivi berdiri dan berjalan menyusuri setiap sudut kota hancur tersebut.

Dua jam mereka berkeliling, berharap menemui seseorang yang dapat mereka tanyai, karena menurut Vivi yuba merupakan markas dari pemberontak dan tak mungkin kosong.

Srekk

Srekk

Naruto mendengar sebuah bunyi yang cukup dekat dengan dirinya.

"Vivi, sepertinya ada orang di sebelah sana.."

Naruto menunjuk ke arah sebuah bangunan yang terlihat tak terlalu hancur.

Tap.

Tap

Naruto, vivi dan kru lainnya mendekat ke arah tersebut.

Terlihat seorang pria tua kurus krempeng sedang mencakul pasir, sepertinya sudah sangat lama dia melakukan hal tersebut, terlihat dari sebuah kolam besar yang sudah tercipta di sekitar dirinya.

"Vivi lihat, seperti yang ku katakan, ada seseorang di sini.."

Ucap cukup keras Naruto, memanggil Vivi yang masih cukup jauh di belakangnya.

"Ap-Apa kau bilang Vivi?.."

Kakek tersebut menghentikan pekerjaan, menatap ke arah Naruto yang baru saja menyebutkan nama Vivi.

Vivi akhirnya sampai di samping Naruto, menatap seorang kakek yang ada di bawah sana.

"Boleh kami bertanya? Bukankah seharusnya di sini merupakan markas para pemberontak? kemana mereka, sepertinya di sini sudah kosong.."

Vivi bertanya beruntun pada kakek tersebut, tak lupa menutup sebagian wajahnya dengan kain yang di gunakannya.

"Ka-Kau putri Vivi? apa kau tak mengenaliku? ini aku pamanmu.."

Ucap kekek tersebut dengan air mata yang mengucur deras dari matanya.

"Paman, tapi kau dulu gemuk? bagaimana sekarang kau.."

Vivi juga ikut menangis sembari berlari ke arah pamannya itu.

"Jadi apa yang sebenarnya terjadi paman? kemana para pemberontak itu pergi?.."

Vivi kembali menanyakan pertanyaan awalnya, berharap mendapat sebuah kejelasan yang ia inginkan.

"Mereka sudah meninggalkan kota ini enam jam yang lalu. Mereka menerima kabar bahwa kota di barat sana di serang oleh tentara kerajaan, mereka bermaksud untuk menolong.."

Jelas Kakek tersebut, menjelaskan semua pertanyaan yang di ajukan tuan putrinya.

"Kita harus segera mengejar mereka, kita pasti bisa menyusul jika berjalan cepat.."

Vivi berlari sembari menyebutkan permintaan pada Naruto, berharap pria itu mau mengabulkannya.

Brukk

"Tidak Vivi, malam ini kita beristirahat di sini. Besok kita langsung menyusul mereka.."

Naruto memeluk tubuh Vivi yang menabraknya, kembali menenangkan wanita bersurai biru langit yang tubuhnya kembali bergetar.

"Tapi tapi, aku mohon. Jika kita terlambat semuanya akan berakhir, aku mohon. Hiks hisk.."

Vivi menagis terisak di pelukan Naruto yang mencoba menenangkannya.

"Percayalah padaku Vivi, aku tak akan membiarkan semuanya hancur semudah itu.."

Bukk

Naruto mengucapkan kata kata penenang untuk Vivi, setelahnya memukul tengkuk gadis itu untuk membuatkan tak sadarkan diri, karena Naruto tau gadis di pelukannya itu sudah sangat kelelahan.

Kakek tua yang Vivi panggil paman hanya tersenyum melihat drama di depannya, dia tau pemuda yang saat ini tengah memeluk tuan putrinya adalah pemuda yang sangat baik, dia juga sadar tuan putrinya itu sudah sangat kelelahan, dan dia menyetujui tindakan yang di lakukan pemuda di depannya.

~X~

Pagi hari yang sangat panas di kota yuba, semua orang sudah bangun dari acara tidurnya kecuali Vivi yang masih terlelap di kasur miliknya.

Shett

Vivi langsung terlonjak dari acara tidurnya, dia langsung memandang ke sekelilingnya, kosong hanya itulah yang ia lihat.

Vivi langsung berlari keluar dari rumah tersebut, dia takut jika dia di tinggalkan di saat tidurnya.

Srek

Vivi membuka pintu dengan kencang, dan di depannya terlihat Naruto dan seluruh krunya yang menatap ke arahnya

Vivi berjalan dengan mata tertunduk ke arah Naruto, dan hal itu membuat semua pasang mata menatapnya dengan heran.

Tap

Tap

Tap

Bugghh

Tepat setelah Vivi berada di depan Naruto, Vivi langsung memukul wajah Naruto yang terlihat tak bergeming di depannya.

Tangan dirinya sakit, dia tak tau jika wajah pemuda di depannya sekeras itu saat dia pukul, namun itu sama sekali tidak menjadi pikirannya.

Vivi mengangkat wajahnya, memperlihatkan wajah cantik yang kini terlihat sendu. Air mata membanjiri mata gadis bersurai biru langit tersebut, dia marah, sedih, kecewa, dan juga prustasi.

Naruto masih tak bergeming, begitupun semua pasang mata yang melihat mereka.

Buggh

Buggh

Bughh

Vivi kembali memukuli wajah Naruto yang masih tak bergeming, tangisnya pecah, tubuhnya bergetar hebat, bahkan tangan yang ia gunakan untuk memukul wajah pria di depannya sudah kesemutan karena sakit yang di rasaknnya.

Plakk.

Sebuah suara tamparan menggema, membuat semua pasang mata melebar seketika. Pukulan yang di lakukan Vivi sudah berhenti, matanya melebar merasakan sakit yang teramat sangat di pipi kanannya, kesadarannya di paksa untuk kembali dengan paksa oleh pemuda kuning di depannya.

Brukk

Naruto memeluk Vivi yang masih shok di depannya, tanganya ia gunakan untuk mengelus surai dan punggung si gadis di dekapannya, mencoba menenangkan mental dan pisik si gadis yang terguncang hebat.

Dia tau apa yang saat ini di rasakan gadis di pelukanya, sebuah rasa tanggung jawab yang membebankan titik kesalahan pada dirinya seorang, menganggap semua adalah salahnya, dan itu membuat mentalnya yang belum cukup kuat terguncang.

"Tenanglah Vivi, ini semua bukan salahmu. Mustahil bagi kita untuk meniadakan korban dari apa yang sudah terjadi, berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, kau tidaklah sendirian, bahkan jika seluruh dunia meninggalkanmu kami masih ada di sini untuk bersamamu, kami adalah temanmu, jadi berhentilah mengaggap dirimu sendirian.."

Naruto mengucapkan kalimat menengakannya, memberitahukan jika gadis di pelukannya tidaklah sendiri, karena mereka adalah teman.

"Teman?!!.."

Mata Vivi kembali membulat mendengar ucapan pemuda yang masih memeluknya saat ini, bagaimana dia lupa pada teman temannya.

"Ya kita adalah teman, kita akan selalu ada bahkan jika seluruh dunia meninggalkanmu.."

Ucapan Naruto membuat empat pasang mata yang melihat mereka berdua tersenyum, dan membuat mereka semakin yakin jika pemuda itu adalah seorang yang sangat baik.

Vivi melepaskan pelukan Naruto pada dirinya, mengusap air mata yang sudah berhenti ia keluarkan, memamerkan senyuman termanis yang ia bisa pada pemuda di depannya, yang juga ikut tersenyum pada dirinya, dan setelahnya ia kembali memeluk pemuda di depannya itu.

"Terimakasih, terimakasih karena sudah mengaggapku sebagai temanmu.."

Ucap Vivi di balik dada bidang Naruto, jika kau dapat melihat wajah gadis itu saat ini, kau bisa melihat wajah seorang gadis yang memerah sepenuhnya.

~X~

Naruto beserta seluruh krunya juga Vivi saat ini sudah melanjutkan perjalanan mereka, bermaksud untuk langsung menuju kerajaan.

Di tengah padang pasir yang membentang sejauh manapun matamu memandang, sebuah kepiting raksasa terlihat melaju dengan sangat cepat di atas padang pasir luas tersebut.

Naruto beserta seluruh krunya saat ini tengah menunggangi kepiting raksasa tersebut, salahkan kepiting itu yang mencoba menyerang Naruto cs sehingga berakhir di hajar Naruto.

"Kurasa larinya jauh lebih cepat dari ini saat menyerangku tadi, Vivi coba kau lepas pakaianmu, sisakan saja pakaian dalammu.."

Ucap santai Naruto, sembari menatap lekat pada seluruh tubuh Vivi.

"Ap-Apa kau bilang, memang apa gunanya itu hah?!!.."

Vivi jelas marah akan apa yang di perintahkan Naruto padanya, manamungkin seorang wanita mau di suruh membukan pakainya dan hanya menyisakan pakaian dalamnya di depan seorang pria, apalagi jika pria itu..

Blushh

Wajah Vivi merona sepenuhnya, membanyangkan apa yang ada di pikiran terakhirnya.

"Sudahlah, lagipula hanya ada aku di sini, aku sudah terbiasa melihatmu dengan pakaian dalam di kapal saat kalian berjemur.."

Naruto mengucapkan itu tanpa merasa bersalah sedikitpun, bahkan dirinya menghiraukan aura membunuh dari ketiga krunya.

"Itu pakaian renang bodoh, pakaian renang dan pakaian dalam beda tau.."

Vivi menjawab dengan sewot ucapan Naruto yang tak bisa membedakan pakaian renang dan pakaian dalam.

"Memang apa bedanya? menurutku mereka sama, Kalian saja yang menganggapnya beda, jelas jelas pakaian renang dan pakian dalam itu sama.."

Naruto masih teguh akan pendiriannya, dia yakin jika pakian renang atau pakaian dalam itu sama.

"Aku tidak mau, kau saja yang membuka pakaianmu!!.."

Vivi kukuh tak mau, dia masih menjunjung harga dirinya di depan...

Blushh

Vivi kembali bersemu mencerna pikiran terakhirnya.

"Itu tak akan bereaksi, kau buka pakaianmu sendiri atau aku yang akan merobeknya secara paksa?!.."

Mata Vivi melebar mendengar ancaman pria di depannya, sungguh ia tak ingin membayangkan pria itu merobek seluruh pakaiannya.

"Ba-Baiklah, aku akan membukanya. Tapi kenapa aku harus membuka pakaianku?!.."

Vivi akhirnya menyerah, dia tak ingin pria kuning di depannya merobek seluruh pakaianya, itu sungguh memalukan kau tau!.

Sret

Vivi melepas semua pakaianya, menyisakan pakaian dalam berwarna biru di tubuhnya. Wajahnya sudah sangat merah, bahkan melebihi warna apel yang sudah matang.

"Ja-Jadi untuk apa aku membuka pakaianku? Aku sudah membukannya, jadi kau harus menjelaskannya!..".

Vivi menuntut penjelasan dari pria yang kini ia anggap mesum tersebut.

"Asal kau tau, kepiting yang kita naiki saat ini adalah seekor jantan, dan dia akan sangat senang jika melihat seorang gadis cantik yang hannya menggunakan pakaian dalam..."

Naruto memanggil kepiting yang mereka naiki untuk menengok pada Vivi,

Blushh

Seburat merah terlihat di wajah kepiting yang sudah sangat merah tersebut, dan di detik berukutnya, kepiting merah tersebut berlari dua kali lebih kencang dari sebelumnya.

"Kau lihat? Kurasa kecepatan kepiting yang kita naiki saat ini sebanding dengan apa yang kau lakukan, dan jujur aku sedang menahan diri untuk tidak menerkammu saat ini.."

Blushh

Wajah Vivi memerah sepenuhnya mendengar penjelasan terakhir pria di depannya, secepat kilat ia langsung mengambil pakaian yang tadi di lepaskannya, berlari ke arah belakang tiga kru Red Thunder yang memancarkan aura mematikan yang sepenuhnya di tujukan pada pemuda kuning bernama Naruto itu.

"Aku hanya berkata jujur, tenanglah, aku masih bisa menahan diriku kalian tau.."

Naruto berucap santai menjelaskan perkataannya tadi, mencoba menenangkan tiga gadis yang siap membunuhnya kapanpun mereka mau.

Vivi sudah selesai mengenakan kembali seluruh pakaian yang di lepaskannya tadi, memandang dengan blush Naruto yang masih dengan sikap santainya.

"Kita bicarakan ini lagi nanti, kita sedang kedatangan tamu saat ini.."

Naruto berucap tanpa mengalihkan pandangannya sama sekali, menghentikan kepiting yang mereka tunggangi, dan tepat setelah itu, sebuah tangan pasir menarik Vivi dari arah belakangnya.

Srett

Crassh

Naruto langsung melompat ke arah Vivi yang sedang di tarik oleh tangan pasir, menarik Vivi kedalam pelukannya dan membuat tangan pasir itu kembali tanpa hasil.

Tap

Naruto mendarat di pasir, tepat di depan dua orang berbeda gender yang menjadi dalang penyerangan pada mereka.

Tap

Tap

Tap

Margarite, Hina, dan Monet juga melompat dari atas kepiting, mendarat tepat di samping Naruto yang sudah melepaskan pelukkannya.

"Sebuah sambutan yang sangat ramah, namun kurang sopan karena tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu.."

Naruto berucap dengan santai, memandang datar dua orang berbeda gender di depannya.

Pria yang menjadi dalang percobaan penyulikan Vivi beberapa saat yang lalu menyeringai, memandang remah Naruto dan seluruh krunya.

"Kau cukup berani untuk ukuran bocah sepertimu, tapi sebaiknya kau serahkan tuan putri yang ada di sampingmu itu, tentu saja jika kalian tak ingin berakhir di sini.."

Pria tersebut yang tak lain adalah Crivodile sudah siap dengan sebuah tornado pasir kecil ditangannya, memamerkan kekuatan logia yang ia miliki.

" Aku akan memberikan peringatan awal pada kalian.."

husss

Crocodile melemparkan tornado pasir di tangannya pada Naruto dan seluruh krunya, menimbulkan sebuah tornado pasir besar yang menyerang ke arah Naruto no ichimi.

Dengan sigap Naruto dan seluruh krunya melompat menghindari tornado pasir tersebut, membuat tornado pasir tersebut terus melaju membelah padang pasir.

Vivi melebarkan matanya, ia kini mengerti siapa pelaku yang menyebabkan yuba terus di landa badai pasir terus menerus, dan ia sangat murka karena itu.

"Kau!! Jadi kau yang membuat yuba mendapat badai pasir selama beberpa tahun ini secara terus menerus?! Kurang ajar, ku bunuh kau!!.."

Vivi meronta dari dekapan Naruto, mencoba melampiaskan kemarahannya pada pelaku yang membuat negrinya di landa musibah.

"Haha kau benar tuan putri, aku yang melakukannya, dan aku akan mengakhirinya sekarang.."

Crocodile terlihat membuat beberapa tornado pasir yang seperti di buatnya tadi, melemparnya bukan ke arah Naruto no ichimi, justru ke arah yang tak jelas tujuannya.

Mata Vivi melevar sepenuhnya, dia tau arah yan di tuju beberapa tornado raksasa yang kini terus melesat membelah padang pasir, itu adalah kota Yuba, kota di mana pamannya yang beberapa jam yang lalu mereka berada di sana.

"Kau menyadarinya ya tuan putri, ya kau benar, itu adalah arah dimana yuba berada, dan akan ku pastikan seluruh yuba rata dengan pasirku.."

Crocodile berucap dengan seringai yang tak pernah lepas dari wajah yang memiliki luka jahitan tersebut, membuat amarah gadis bersurai biru langit itu mencapai puncaknya.

Bughh

Bughh

"Aku mohon, aku mohon lepaskan aku. Aku ingin membunuh keparat itu, aku mohon.."

Vivi meronta dengan seluruh kekuatan yang di milikinya, berharap pemuda kuning itu melepaskannya.

Naruto memasang wajah blank yang tak dapat di baca, dia memeluk Vivi semakin erat, tak berkata apapun dan hanya memeluknya erat.

Crocodile memandangnya remeh, merasa jika dirinya sudah menang, Robin hanya diam memandang penuh arti pemuda tersebut, Margarite hanya diam di tempatnya, Monet juga tak jauh berbeda dengan Margarite, Hina terlihat menundukan wajahnya.

Tak ada satupun dari seluruh kru Red thunder yang terlihat akan bergerak, mereka hanya diam seolah tak melihat apapun.

Apakah mereka tak memiliki rasa simpati seditpun pada Vivi yang terus meronta di pelukan Naruto? apakah mereka sudah terlalu ketakutan pada kekuatan yang di tunjukan Crocodile pada mereka? atau mereka memang tak memiliki maksud untuk membatu gadis bersurai biru langit tersebut?

Semua terlihat terlalu penuh misteri, apakah yang sebenarnya Naruto dan krunya pikirkan? entahlah, itu terlalu rumit untuk di jelaskan.

Tbc.

Assalammualaikum semuanya.

Baru update lagi hehe, sedikit males untuk nulis, dan ide yang mulai hilang karena terlalu banyak pikiran..

Di sini saya buat Smoker sudah menjadi seorang wakil admiral, namun saya masih bingung dengan kekuatan yang akan di miliki Smoker, apakah logia atau haki? mohon sarannya ya.

Sekian aja untuk kali ini..

Wassalam.. indrakun..