Disclaimer Masashi Kishimoto

Story by Echyrtdm

WARNING!!

pair Sasuke x FemNaruto

Chapter 6

6 tahun kemudian...

Seorang gadis berambut pirang pucat tengah mengamati desainnya. Ia hanya perlu menambahkan beberapa lagi detil di bagian dada. Desainnya terlihat rumit namun mengesankan. Itu rancangan yang akan ia promosikan musim ini. Gadis itu melirik arlojinya. Masih pukul sepuluh malam. Biasanya ia akan tidur larut malam jika menyangkut desainnya. Ia mulai meregangkan otot otot tangannya. Membuat sketsa, terkadang membuat jari jarinya begitu kaku dan luwes dengan tidak sengaja.

Dia mulai merapikan beberapa peralatan kerjanya. Lalu melirik sebentar ke arah handphonenya. Tidak ada email masuk dari Sasuke. Mungkin Sasuke sedang sibuk sekarang. Semenjak Sasuke menjadi CEO di Uchiha Corp, Sasuke menjadi super sibuk. Jarang memberi waktu untuk kekasihnya, Shion. Sasuke sebenarnya juga ingin rileks sebentar dan meluangkan waktu untuk Shion. Tapi keadaan membuatnya sulit mengatur waktu.

Mereka hanya bisa bertukar email atau sekedar video call untuk melepas rindu. Walau begitu, Shion tetap senang melakukan semua ini. Baginya, jarak bukanlah penghalang untuk hubungannya bersama Sasuke. Ia percaya Sasuke tidak akan mengingkari kepercayaan yang ia berikan padanya. Ia yakin itu.

Ia mematikan lampu ruang kerjanya. Lalu mengambil tas kerja dan beberapa dokumen berisi sketsa kajian yang akan ia promosikan. Ia keluar dari kantor dengan keadaan yang tidak terlalu sepi. Ada yang bekerja lebih larut malam di banding dirinya. Ia menuju parkiran, lalu mendekati mobilnya kemudian masuk. Ia menyalakan mobil, lalu melenggang ke jalanan padat New York malam itu.

Sasuke dan Shion berada di wilayah yang berbeda. Terkadang Sasuke akan memesan tiket ke New York untuk menemui Shion ketika ia libur. Sasuke bahkan akan menyelesaikan segala pekerjaan yang menumpuk hanya demi bertemu dengan Shion. Kadang Shion berpikir. Mengapa Sasuke begitu mempertahankannya. Tetapi mengapa setelah sekian tahun membina hubungan, kata kata pertunangan tidak pernah terlontar dari pihak Sasuke.

Melihat betapa gigihnya Sasuke untuk selalu bersama Shion, bukankah harusnya Sasuke segera mengikat Shion dengan sebuah pertunangan? Tapi Sasuke tidak pernah sekali pun membicarakan tentang pertunangan, terlebih pernikahan. Walau Shion tidak mengharap menikah cepat cepat, tapi ia juga butuh kepastian bukan?

-pray and hope-

Suara riuh memenuhi arena latihan bela diri. Disana ada beberapa orang yang sedang meringkuk kesakitan Sang Titania menyeringai iblis. Setelah sekian lama, ia bisa kembali meregangkan semua otot ototnya. Pekerjaannya memang menuntutnya melakukan pekerjaan seperti ini. Tapi membuat para juniornya meringis dan meringkuk adalah hal yang menyenangkan.

Dia kembali melakukan gerakan awal, lalu tangannya memberi aba aba kepada semua orang disana.

"Siapa lagi yang ingin melawanku?" tanyanya angkuh.

Semua orang yang berada disana,para juniornya hanya menggeleng kepala keras keras dan tidak berhenti menggeleng. Seakan akan jika mereka berhenti menggeleng sebentar saja, Titania akan meremukkan beberapa tulang mereka.

Beberapa senior angkatan Titania, seperti Nara Shikamaru, Rock lee, dan Inuzuka Kiba hanya menggeleng pelan. Mereka tidak habis pikir. Mengapa Titania begitu bersemangat hari ini? Titania memang selalu bersemangat setiap hari. Tapi, semangatnya kali ini lebih gila. PMS? Mungkin begitu...

"Mengapa hari ini kau terlalu menggila, Naru?" tanya Kiba.

Naruto -Titania hanya nyengir kuda menanggapi pertanyaan si Inu. Ia melangkah pelan mendekati teman teman seangkatannya. Lalu duduk bersila di depan Shikamaru. Rambutnya sudah lepek terkena keringat dan debu. Tapi ia hanya masa bodoh sambil memperbaiki ikatan rambutnya yang berantakan dan terlihat kendor.

"Selagi aku senggang, aku melatih diri menjadi lebih kuat. Apa itu salah?" tanya Naruto kembali.

Pertanyaan itu membuat si jenius seperti Shikamaru bungkam.

"Kau itu sudah kuat, untuk apa berlatih terus menerus?" Kiba menimpali.

"Pisau tajam, tidak selamanya tajam, Kiba. Jika tidak di asah, ia akan berkarat dan jadi tumpul bukan?" ujar Naruto.

"Kau benar Naru,"

-pray and hope-

Malam itu ketika Sasuke pulang lebih awal dari kantor, ibunya langsung mengajaknya untuk makan malam bersama. Dia merasa ada hal buruk yang akan terjadi. Tidak biasanya ibunya akan se antusias ini hanya untuk sekedar makan malam. Ia mengecek beberapa laporan yang ia bawa dari kantor sebentar, lalu melihat beberapa e-mail masuk dari kekasihnya. Kekasihnya begitu sabar dengan dirinya yang super sibuk. Bibirnya mengulum senyum tulus mengingat seperti apa wajah kekasihnya jika sedang ngambek. Tapi lamunan Sasuke buyar ketika ibunya memanggilnya turun untuk makan malam.

Disana semuanya berkumpul. Itachi tidak lagi sendiri. Disampingnya telah ada anggota Uchiha yang sudah tidak baru dan tidak asing lagi. Itu kakak ipar Sasuke, Izumi Uchiha. Mereka satu persatu memulai mengambil nasi lalu lauk lainnya. Sesuai adat Uchiha, mereka makan tanpa berbicara. Tapi usai makan, Mikoto mulai membuka suaranya.

"Sasuke, ada yang kami katakan padamu."

Sasuke tahu, tidak mungkin suatu kebetulan keluarga ini bisa berkumpul bersama sama jika tidak ada tujuan tertentu. Dan ia rasa ia tahu apa yang akan dikatakan oleh sang ibu selanjutnya.

"Ini mengenai perjodohanmu dengan Naru..."

"Cukup bu, jangan bahas itu lagi!" sahut Sasuke.

"Diam dan dengarkan! Jangan menyela perkataan ibu saat sedang bicara Sasuke!" Mikoto menggertak menahan amarahnya.

"Baik, akan ku lanjutkan. Keluarga Namikaze telah memutuskan perjodohanmu dengan Naru secara sepihak. Dan kaasan akan tetap menjalankan perjodohan itu. Apapun yang terjadi." ucap Mikoto tegas.

"Tidak bisa, aku sudah punya kekasih bu." jawab Sasuke.

"Gadis bermarga Akasuna itu? Kaasan tahu betul siapa dirimu Sasuke. Kau kesal karena perjodohanmu dengan Naru, kau mencari orang lain untuk melampiaskannya. Dan ia adalah gadis Akasuna itu, benar bukan?"

Sasuke diam. Selama ini ia memang kesal dengan perjodohannya dengan Naruto. Tapi, untuk melampiaskan semua itu kepada Shion...

Ia tidak pernah berpikir sejauh itu! Yahh kau benar benar naif Sasuke.

Mungkin ia belum menyadarinya saja.

"Semenjak keluarga Namikaze membatalkan perjodohan itu, kaasan tidak pernah lagi mendengar kabar tentang Naru. Semua detektif bayaran Itachi juga sama. Seolah olah Naru hilang di telan bumi." ujar Mikoto sendu.

"Kaasan mohon Sasuke. Pikirkanlah ini baik baik. Kau tahu apa yang kaasan maksud bukan? Beristirahatlah. Kaasan akan membersihkan meja makan ini."

Keheningan menyapa setelahnya. Fugaku, sang kepala keluarga bahkan enggan berbicara walau sepatah dua patah kata. Itachi dan Izumi pun juga tidak jauh berbeda. Seolah olah perkataan Mikoto mutlak bagi mereka.

-pray and hope-

Naruto memandang lurus dari balkon apartmentnya. Ia merasa ada seseorang yang sedang membicarakannya. Telinganya berdengung sedari tadi. Apa telinganya mulai bermasalah? Entahlah...

Dari arah luar, ia mendengar suara Kiba memanggilnya. Ia berbalik menuju pintu, lalu membukanya. Di hadapannya kini sedang ada beberapa orang yang akan mengunjungi parade festival. Ada Gaara, Neji, dan Shikamaru. Mereka seperti badut menurut Naruto. Lihatlah mata mata yang berkantung itu! Hell!! Sangat menggelikan. Akhirnya Naruto membiarkan mereka masuk ke apartmentnya.

Sampai di dalam apartment, Naruto tertawa terbahak bahak. Bagaimana ia tidak tertawa? Mereka bertiga datang dengan wajah super kusam dan kantung mata mereka seperti maskara luntur. Mereka terlihat menyedihkan. Naruto bahkan sempat geleng geleng kepala karenanya.

"Ada apa kalian kemari huh?" tanya Naruto santai.

"Kami mendengar kabar kau kecelakaan! Ya tuhan! Jantungku hampir saja lepas dari tempatnya kau tahu! Dan kau enak enakan di apartment!" bentak Kiba geram.

"Hei hei...diam dulu Kiba! Kau harus bicara sambil bernapas! Jangan seperti di kejar anjing!" jawab Naruto.

Gaara memegang erat kedua bahu Naruto. Membuat Naruto mendongak untuk menatap Gaara.

"Kau tidak apa apa Naru?" tanya Gaara.

"Kalian ini kenapa! Kalian lihat? Aku baik baik saja kan?"

"Tunggu sebentar, tadi kalian bilang aku kecelakaan bukan? Aku memang sempat mengalami kecelakaan, tapi itu bukan kecelakaan serius. Aku hanya terpeleset di kamar mandi. Tapi aku baik baik saja." ujar Naruto.

Mereka bertiga hanya saling pandang. Lalu Gaara berdehem sebentar. Kiba dan Shikamaru hanya menghela napas. Makhluk kuning menyebalkan di hadapan mereka ini memang tidak tahu tidak peka jika sedang di khawatirkan oleh para sahabatnya.

"Siapa yang memberitahu kalian tentang berita heboh ini? Jangan bilang jika itu paman ku."

Dan ketiga pemuda di hadapannya hanya diam tanpa menjawab apapun.

"Paman mesum itu..." ujar Naruto gemas.

Naruto menyuruh para teman temannya untuk mandi secara bergantian. Sementara itu Naruto menyiapkan makan malam untuk mereka. Naruto memang sering membuat makanan untuk para teman temannya yang menginap di apartmentnya. Apartment milik Naruto cukup luas untuk di tempati beberapa orang. Walau teman temannya harus tidur di ruang tamu beralaskan futon saja. Naruto akan tidur di ranjang king sizenya. Mereka seperti sosok penjaga bagi Naruto.

Apartment Naruto memiliki satu ruang tamu, satu kamar utama dan satu kamar tamu, lalu kamar mandi luar dan kamar mandi di kamar utama. Juga ada ruang makan dan ruang untuk bersantai. Apartment Naruto memang minimalis. Tapi di dalamnya cukup lengkap. Ruang tamu cukup luas di bandingkan ruangan lainnya. Maka dari itu, Naruto terkadang tertidur di ruang tamu dengan televisi yang masih menyala. Kebiasan buruknya tidak berubah.

Setelah teman temannya selesai mandi. Naruto menyuruh mereka bergegas untuk makan malam. Dan seperti biasa, Kiba selalu minta nambah. Neji dan Gaara hanya geleng geleng kepala. Walau mereka akui, seganas apapun Titania, ia tetap gadis yang pintar mengurus rumah. Tipe istri idaman bukan?

-pray and hope-

Pagi ini jalanan Shibuya cukup padat. Sasuke bahkan harus mengumpat beberapa kali ketika kendaraan di depannya berhenti mendadak. Macet sepanjang 3 km membuatnya tidak bisa berkutik. Di seberang sana ia melihat sosok gadis berambut pirang bermata shapire tengah mengumpat. Sama persis dengan apa yang ia lakukan tadi. Bukankah gadis itu Naruto?

Sasuke terus menerus menatap gadis tesebut. Hingga akhirnya sang gadis meneriakinya juga.

"Jangan memandangku seperti itu tuan!" ujar sang gadis.

Sasuke membeku.

'Tuan?' batin Sasuke.

Apakah gadis yang berada di dalam mobil itu bukan Naruto. Tapi ciri fisik mereka sama. Kulit putih dan mata shapire itu jelas jelas adalah Naruto.

"Dobe..." desis Sasuke.

TBC