My Sister is Tsundere
CHAPTER: 2
Sebelumnya
"emmm…" Naruko mengangguk lemah, mungkin dia pasrah menikmati perlakuanku padanya?
Srett!?
aku membuka resleting rok milik Naruko lalu menurunkannya
'kawaiinya~' gumamku dalam hati melihat CD yang berwarna putih yang di atasnya terdapat gambar beruang "hmm… tidakku sangka Naruko-chan yang katanya sudah dewasa ternyata memakai pakaian dalam anak-anak?~" ucapku menggoda sambil tersenyum
"u-urusai!" gerutu Naruko memerah mengalihkan pandanganya kembali
"fufu…"
menurunkan kepala pandanganku beralih ke kaki jenjang putih mulus yang siap saji di hadapanku lalu dengan lembut aku membelai dan menggosokan jari di sekitar daerah terlarang miliknya mnnn~ yang membuat Naruko bergumam tidak jelas, merasa CDnya basah oleh cairan cintanya sendiri membuatku takut akan membuat susah jika dicuci(walaupun kami menggunakan mesin cuci) tapi tentu saja itu hanya akal-akalanku saja untuk melihat jelas 'daerah terlarang' miliknya yang saat ini tercetak mengembung karena basah tapi terhalang oleh kain tipis
"Naruko-chan kau sangat basah boleh aku melepaskanya?"
"j-jangan…ahh~"
"kenapa? padahal aku sudah melihat semua tubuh indah mu kecuali ini?" balasku heran sambil menggosok lembut object yang kumaksud
"karena i-itu memalukan" kata Naruko bernafas tersenggal-senggal sambil memegang ujung kain bawahanya
"jangan khawatir aku percaya semua bagian tubuh Naruko-chan pasti indah termasuk ini…" rayuku sambil menekan bagian sensitifnya
"enghh.." ia hanya mendesah
pelan-pelan aku membuka celana dalamnya seolah-olah membuka kado paling istimewa yang di dalamnya terdapat barang tak ternilai. Naruko yang sebelumnya masih memegang ujungnya perlahan melepaskanya dengan sedikit tidak rela
"ahh"
dan terpampanglah pemandangan yang membuat diriku tertegun kagum yang pasti membuat mayaritas kaum adam iri terhadapku. dimana bibir bawah milik Naruko yang berwarna merah muda mengkilat yang di basahi cairan berahi dan di sekitarnya tidak terdapat bulu kemaluan satu pun, yang mungkin ia rajin merawat dan mencukurnya
"ah…jangan" kata Naruko malu berusaha menutupi
"tidak apa-apa" memindahkan tangan Naruko yang menutupi bagian paling intim tubuhnya
"snifft"
aku mengendus berusaha menyesapi bau di hadapanku yang ternyata sulit di jelaskan oleh kata-kata tetapi ini adalah bau yang sangat memabukan membuat gairah berahiku naik cepat seperti menghisap sebuah obat berbahaya
"ahh geli" Naruko tergelitik pernafasanku
jilat*
menjilat kemaluan milik Naruko aku merasa ketagihan karena rasanya yang lumayan asin. "ahh!" Naruko seketika mengejang saat aku menjilat bagian yang menonjol seperti kacang yang mungkin dinamakan klitoris bagian paling sensitif para perempuan yang aku ketahui dari beberapa Novel Hentai yang kubaca
setelah mengetahui daerah terlemahnya aku menjilatnya berkali-kali lalu menyedotnya
"sluurp…
sluurp…
sluurp…"
"ahh~ Nii-chan Naruko mau keluar" melihat Naruko yang akan mencapai puncak ternikmatnya, aku memperkuat sedotanku terhadap klirorisnya
"sluurp!"
"ahhhh!…Nii-chan~ Naruko muncratt" Naruko mengejang sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi
lalu aku menyedot cairan cintanya dan menelannya "sluuurp!…glupp"
"hahh…hahh… Nii-chan tidak jijik?" Naruko bertanya sambil terengah-engah
"tidak, cairan ini sangat menggairahkan slupp…" ucapku sambil menjilat jariku yang basah karena Naruko dan menatapnya menggoda
Naruko yang melihat kelakuan nakalku sontak membuat wajahnya merona merah, yang menjadikan wajah manisnya tambah manis lagi dan itu membuatku tidak tahan untuk lebih bermain dengannya
lalu aku mengalihkan pandangan ke oppai miliknya yang entah mengapa aku tidak bosan-bosan karena bentuknya yang sempurna, besar dan kencang di sertai areloa yang berwarna pink kemerahan di sekitar putingnya yang saat ini sedang naik turun seakan menggoda untuk dihisap atau diremas, memajukan mulutku ke payudara kanan dengan gemas aku menghisap dan menggigit kecil puting miliknya sambil meremas payudara sebelah kiri
"ahhnn… Nii-chan geli~"
setelah puas aku mendekatkan wajahku ke wajah cantiknya lagi, kami mulai berciuman penuh gairah kembali dan menyudahi sampai pasokan oksigen habis
terengah-engah aku memandangi wajah menunduk milik Naruko yang mempunyai semburat merah dan mungkin saja dia dalam kondisi sedang terangsang
"Ruko-chan…" aku memanggilnya dengan panggilan sayang
"hmm?" wajah Naruko mendongak menatapku
sial, wajah sangat manis dan cantik aku tidak tahan lagi
"a-aku mencintaimu Naruko…"
benar, saya Namikaze Naruto mencintai adik perempuannya sendiri bukan perasaan cinta antara kakak dan adik tapi perasaan ingin memilikinya hanya untuk diriku sendiri
beruntung, adikku selama ini belum pernah mempunyai pacar dari yang aku lihat karena dia menolaknya tapi jika ada yang berani memacarinya akan kusewa pembunuh bayaran karena telah mengambil Naruko dariku
"t-tapi kita saudara Nii-chan" Naruko menundukan kepalanya kembali
"aku tidak peduli karena aku tidak ingin adikku yang manis ini diambil orang lain" ucapku tegas mengungkapkan perasaan yang selama ini kupendam
mengangkat dagunya sontak wajah Naruko langsung sangat memerah mungkin lebih merah dari buah tomat
"b-baka! siapa juga yang mencintai Nii-chan hentai sepertimu,tapi saat Nii-chan bersama gadis lain entah mengapa aku tidak suka" Naruko memelukku
sontak aku juga balas memeluknya walaupun sedikit khawatir dengan jawaban tsun-tsun miliknya yang membingungkan melihatnya bahunya sedikit gemetar tapi berubah menjadi hangat ketika mendengar ia tidak begitu suka untuk gadis lain yang bersamaku mungkin dia melihat saat aku bersama dengan penggemarku, yah mau bagaimana lagi sang Perfect memang tampan jadi banyak gadis yang mencoba mendekatiku, walaupun begitu gadis-gadis yang mendekatiku masih kalah manis dengan adikku Naruko-chan yang sedang cemburu itu super manis~
melihatnya sudah tenang dan merasakan niple Naruko di dadaku membuat pikiran mesumku datang kembali oh sepertinya pikiranku terinfeksi Eroge terlalu parah
"Naruko boleh aku memasukannya?" ucapku sambil mendorongnya lembut kebawah
"b-b-baiklah tapi lakukanlah dengan lembut karena ini pertama kalinya bagiku" terbata-bata Naruko menyutujuinya
Sepertinya ia adalah gadis bertipe tuan putri dan tentu saja aku akan memperlakukanmu dengan lembut Ruko-hime-chan
membuka resleting miliku yang saat ini masih mengebung dan membuatku kesakitan
"a-ah" Naruko sontak memerah melihat kejantananku yang mengacung tegak
"kau siap Naruko? ini akan sedikit sakit pada awalnya" ucapku sambil memposisikan diri
"B-baiklah" Naruko mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya
dengan perlahan aku mendorong penis yang berukuran sekitar 9 inci karena takut menyakitinya
"U-uh sempit" masuk setengah
"Ni-Nii sakitt" Naruko berucap sambil menggigit bibir bawahnya dan juga memelukku erat sampai-sampai punggungku terkena nyeri karena kuku jarinya yang menancap di punggungku
"T-Tahan Naruko" Menghiraukan rasa sakit di punggungku dengan sekali dorongan aku memasukan semuanya
""A-ahhh""
kami berdua serentak mendesah saat memasukan semuanya sekaligus, aku berhenti membiarkan adikku menyamankan dirinya saat ada benda asing yang memasuki dirinya
setelah beberapa saat merasa Naruko sudah nyaman dengan ritme pelan aku menggoyangkan pinggul
"mm..nii lebihh cepat" sontak aku hanya menuruti perkataannya dengan mempercepat ritme goyangan
"ahh...ahh...ahh..kimochi Nii-chan"
Plak!
Plak!
Plak!
"ahh...ahhh aku juga Naruko ini sangat nikmat ahh..ahhh"
melihat payudaranya yang besar menganggur bergoyang-goyang mengikuti ritme dengan gemas menyambar payudara kanannya menggunakan mulutku lalu menggigit dengan ringan sedangkan payudara kiri kuplintir putingnya
"nii-chan geli emm...ah"
setelah tiga menit memainkan payudaranya, aku lalu melepaskan mulutku dan menggantinya dengan kedua tanganku untuk meremasnya
"ahh...Na-Naruko aku hampir keluar.." desisku merasa ada yang akan meledak
"a-aku juga Nii-chan aku mau keluar" ucap Naruko dengan nafas tersenggal-senggal
mendengar adiku yang manis memberikan tanda bahwa ia akan ikut keluar dengan semangat aku mempercepat gerakan
"Na-naruko ayo kita keluar bersama" tawarku kepadanya
"u-uummm" gumam Naruko tidak jelas
merasa ada semacam dorongan yang semakin kuat dibagian bawah tubuhku, sontak dengan satu gerakan mendekapnya erat-erat sambil menutup mulutnya dengan bibirku serta menanam dalam-dalam kemaluanku
"mmppfff..."
Crooot!
Crooot!
Crooot!
tubuhku begetar-getar kenikmatan melepaskan semua cairan yang terpendam di dalam testis kemaluanku sedangkan Naruko mengalungkan kedua tangannya ke leher dan mengunci pinggangku erat-erat dengan kakinya seolah-olah tidak membiarkan setetespun air maniku keluar dari rahimnya.
setelah beberapa menit menikmati orgasme pertama kami aku berinisiatif menarik pelan-pelan penisku dari vaginanya karena takut ia masih merasa sakit sehabis berhubungan intim untuk pertama kalinya
Syuurr!
Syuurr!
Syuurr!
menggerakan tubuh ke samping sambil menyandarkan punggungku ke tembok aku memandangi tubuh terlentang Naruko yang terengah-engah payudaranya naik turun serta berkilau karena keringat dan melihat cairan kami berdua yang telah menjadi satu dengan darah keperawannan keluar dari vaginanya membuatku tersenyum tipis karena telah berhasil mengeklaim tubuh indah Naruko yang biasanya hanya bisa aku lakukan didalam mimpi saja
"Naruko-chan terima kasih" gumamku pelan
Perlahan-lahan Naruko bangkit dari posisi tidur terlentangnya membuat visiku bisa melihat tubuh proposalnya dengan jelas pandanganku menyapu area putingnya yang basah karena air liurku terlihat menggoda
melihat Naruko yang bergerak berbalik menunjukan punggungnya membuatku bertanya dalam hati apakah ia akan meninggalkanku secepat ini? bukankah seharusnya kita bermesraan setelah melakukan hubungan intim seperti bantal lengan contohnya yang biasa dilakukan oleh sepasang kekasih atau karena kita bukan sepasang kekasih resmi jadi ia langsung meninggalkanku? hmm entahlah karena setelah itu ia malah membuat pose menungging membelakangiku dan membuatku bisa melihat dengan jelas vaginanya yang berwarna cherry serta disekitar ada cairan menetes dari bibirnya yang merekah
"Naruko-chan?" heranku apa yang sedang ia lakukan
"satu kali lagi.."
"apa?" sejujurnya aku mendengar apa yang dikatakan adiku ini walaupun suaranya halus hanya saja aku harus memastikan apakah pendengaranku ini salah atau benar
"mm... satu kali lagi Nii-chan" kali ini ia mengatakannya lebih jelas dari sebelumnya walaupun wajah menjadi sangat merah sampai aku bisa mengintip melihatnya memerah dari belakang tubuhnya. hmm.. mungkin menggodanya sedikit akan terlihat menarik
"apa? seratus kali lagi? ckck sungguh tidak Nii-chan sangka jika Ruko-chan punya nafsu sebesar itu " seketika setelah mendengar perkataanku Naruko memerah hebat sampai menjalar kelehernya
" bukan Nii-chan no baka! sudahlah gak jadi" gerutu Naruko menurunkan pantatnya
"eitss Ruko-chan tidak boleh lari dari tanggung jawab karena membuat 'Adik' Nii-chan kembali bangun" jawabku cepat mengangkat serta meremas pantatnya yang elastis dan mulus bersiap untuk ronde kedua
TBC or END?
yup sekian dulu dari author gaje ini dan jika kalian bertanya kenapa update setelah bertahun-tahun itu karena author tidak memiliki device yang mendukumg setelah dulu rusak tapi tidak bisa beli lagi f*ck! menulis sambil ngelag di hp kentang bener-bener menyiksa kesabaran author jika bukan karena dulu masih tersimpan sampai sekarang filenya karena tinggal sedikit untuk menyelesaikai ceritanya mungkin udah gua lupain fanfic ini. yah apapun itu berharaplah author dapat device baru yang mendukumg untuk chapter berikutnya bye
Zer4Zer0 Out