Chapter 2

"aku bisa saja menelanjangimu sekarang juga sayang"

"Jimm.. berhenti menggodaku"

"kenapa? Bukankah kau menyukainya sayang?"

"aakh.. hentikan Jimm" lenguhan itu lolos begitu saja ketika Jimin semakin mengendus dan mendekatkan wajahnya pada leher samping Yoongi. Mengecup dan menjilat leher seputih porselen itu.

"simpan desahanmu nanti sayang, aku sangat menyukai desahanmu ketika kau berada di bawahku Hyungku sayang" oke Jimin semakin menjadi-jadi. Dan Yoongi hanya bisa menerimanya.

"aku selalu suka aromamu hyung, ini menenangkan" tangan kanan Jimin saat ini sudah bergerilnya menyusup kedalam kemeja Yoongi, mengusap lembut punggung kecil Yoongi. Sedangkan tangan kirinya perlahan mencoba melepaskan satu persatu kancing kemeja yang Yoongi pakai.

Setelah bibir tebal itu menjamah leher putih Yoongi, lalu ia bergerak ke bagian bibir tipis Yoongi. Jimin mengecup bibir merah muda itu berkali-kali. Menyesapnya dengan lembut dan sesekali ia menggigitnya, lidahnya menyusup dan mengabsen deretan gigi putih nan rapi pemuda yang lebih tua darinya itu. Yoongi pun juga tak kalah menggairahkan, kedua lengan kurusnya kini sudah berada pada leher Jimin, ia juga selalu menerima dengan senang hati cumbuan-cumbuan dari Jimin, membalasnya dengan ciuman lembut dan hangat.

Ciuman beberapa saat itu tiba-tiba terhentikan, hanya karena suara dering ponsel jimin yang berada pada meja sofa ruang tengah mereka. Jimin segera melepaskan ciuman itu dan segera mengangkat benda persegi empat miliknya.

"yak Jim, kau menghentikannya hanya karena sebuah ponsel yang berdering? Kau selalu saja membuatku kesal Jim!" protes Yoongi pada Jimin. Jujur saja Yoongi selalu tidak suka ketika adegan bercintanya dengan pemuda yang lebih muda itu tiba-tiba diganggu oleh seseorang, apalagi ini hanya karena sebuah ponsel yang berdering.

"sebentar hyung,"

.

.

"yak Tae kenapa kau mengganggu acaraku saja eoh?"

"maaf sekali Jim jika aku mengganggu acara bercintamu dengan hyung tersayangmu itu. tapi apakah kau tidak ingat jika sekarang kita punya janji? Aku sudah beberapa jam menunggumu Jim" yah itu bukan suatu kalimat kebetulan dari Taehyung, ia sudah mengetahui jika acara yang dimaksud oleh sahabatnya itu adalah acara bercinta dengan Yoongi.

"astaga, aku lupa Tae. Tadinya aku sudah mau bersiap-siap untuk berangkat. Tapi Yoongi hyung mulai menggodaku, sampai-sampai aku lupa jika aku ada janji denganmu"

"astaga Jim, kau pikir aku bodoh? Mana mungkin Yoongi hyung berani menggodamu duluan, yang ada kaulah yang memintanya untuk bercinta pagi-pagi begini"

"ya ya ya.. aku segera bersiap-siap, satu jam lagi aku akan sampai"

.

.

Jimin segera melangkahkan kaki menuju kamarnya. Membuka lemari pakaian dan mengambil kaos biru polos serta celana jins yang berwarna senada untuk dipakainya. Ia menyisir rambut pirangnya kebelakang dan menyemprotkan beberapa wangi-wangian manly yang khas pada tubuhnya dan juga tak lupa sepatu converse dan kacamata hitam sebagai tampilan akhirnya.

Perfect, yaaa Jimin selalu tampan dan terlihat manly di mata Min Yoongi. Hah yang benar saja. Yoongi juga ingin terlihat manly seperti Jimin, tapi pada kenyataannya dia tak bisa. Nasib malang seoran Min Yoongi .

"hyung, aku pergi dulu. Aku ada janji dengan Taehyung" kata Jimin pada Yoongi saat melewati ruang tengah, yang diajak bicara hanya diam dan menghiraukannya dan lebih memilih untuk menonton acara televisi yang tertunda beberapa saat lalu.

"hyung.."

"…"

"hyung!"

"…"

"hyung jangan mengabaikanku" tangan kanannya segera menarik dagu Yoongi keatas. Sehingga terlihat jelas jika raut wajah Yoongi saat ini sedang badmood dan kesal karena ulahnya beberapa saat lalu yang tiba-tiba menghentikan ciuman panas pada kakaknya itu. Iris hitam matanya juga menatap intens kedua mata Yoongi.

"apa sih?" yoongi dengan segera menampik tangan Jimin dari dagunya

"kau marah?" Tanya jimin yang kini sedang berjongkok menghadap Yoongi dengan kedua telapak tangannya menelungkup pipi gempil Yoongi.

"kau pikir sendiri saja" jawab Yoongi singkat

"kenapa kau harus marah sayang? hmm?" tanyanya lagi

"aku tidak marah jim, lepaskan" Yoongi berusaha menyingkirkan tangan adiknya itu dari pipinya, tapi tak bisa.

"kau terlihat sangat kesal saat aku mengangkat dering ponsel ku beberapa saat yang lalu hyung" kata Jimin sambil tersenyum, ia semakin mendekatkan wajahnya pada Yoongi sampai kedua hidung mancung mereka bertemu.

"sudah kubilang akuu tiiidd-" Chuu ~ Jimin mengecup bibirnya singkat

"Jim, apa kau tak dengar jika aku-" Chuu ~ jimin mengecupnya yang kedua kali

"astaga Jim aku ini tak maa-" Chuu ~ ketiga kali

"rah kenapa kau terus-" Chuu ~ keempat

"Jim, jika kau terus-" Chuu ~ kelima

"Jim, jangan membuatku kesal-" Chuu ~ keenam

"kau tak perlu berbohong. aku yakin kau pasti marah padaku hyung" ucap Jimin

"kau ini kenapa? Aku tak maarah Jiim-" Chuu ~ ketujuh

"ssstttt.. aku akan selalu mencintaimu hyung. Aku pergi dulu" Jimin segera berdiri dan mengecup lembut kening pemuda yang lebih tua darinya tersebut. Setelah itu ia menghilang dari hadapan yoongi

.

.

-Kafe Bangtan-

"yak disini, Park mesum" Jimin celingak-celinguk mencari asal suara yang sedang memanggil namanya. Ia menemukan sosok yang meneleponnya beberapa saat lalu sambil duduk menyeruput bubble tea yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia segera menghampiri makhluk alien itu.

"kau harus membayar waktu berharga yang sudah kubuang dengan sia-sia di kafe ini jim, kau tahu kan aku tak suka mengulur-ngulur waktu" protes Taehyung langsung pada Jimin

"cih asal kau tahu, kelakuan bodohmu saat menelponku tadi membuat Yoongi hyung marah padaku. untung saja dia-"

"apa? kau menyebutku bodoh? kau itu yang bodoh Jim, kenapa kau lupa dengan janjimu sendiri" potong taehyung cepat.

"tapi kan setidaknya kau bisa menelponku saat acara bercintaku dengan Yoongi hyung selesai bodoh" kata Jimin sambil memindahkan gelas bubble tea dari tangan Taehyung ke tangannya dan langsung meneguk cairan itu.

"ya mana ku tahu, oohh apa kau mau rencana ini aku batalkan?"

"astaga jangan Tae.. hanya kau yang dapat membantuku untuk menjalankan rencana ini" ucap Jimin pada Taehyung dengan mengepalkan kadua tangan di depan dadanya dan meminta permohonan pada sahabatnya agar tak membatalkan acara yang sudah ia susun beberapa hari yang lalu.

"kalau begitu gampang, kau harus minta maaf padaku Park mesum" ia tersenyum dan bibirnya membentuk seringaian kecil, oke sifat jahil Taehyung kini mulai muncul.

"baiklah, aku minta maaf Tae" kata Jimin sambil mengedipkan kedua mata sipitnya dengan lucu

Taehyung hanya memutar kedua bola matanya malas "aish.. jangan melakukannya lagi, kau terlihat menjijikkan. Aegyo itu tak cocok dengan badanmu yang berotot itu Jim"

"lalu?"

Iris mata Taehyung menatap tajam iris mata Jimin, memposisikan bokongnya dengan nyaman diatas tempat duduk, seolah-olah Taehyung ingin berkata serius kali ini. "apa kau masih menyimpan beberapa foto naked Yoongi hyung saat bercinta denganmu yang dulu sempat kau ceritakan kepadaku? Oh astaga sudah lama aku ingin melihatnya Jim, tapi aku takut mengatakannya padamu. pasti Yoongi hyung sangat cantik, sexy dan terlihat panas saat dalam keadaan seperti itu. Kau mau pemperlihatkannya kan?" heol.. jimin menganga mendengar perkataan yang keluar dari mulut Taehyung.

Dengan cepat ia langsung menoyor kepala alien itu kebelakang karena perkatan yang menurutnya tak masuk akal. "Yak mesum sekali kau.. kenapa harus yoongi hyung hah? apa kau mau ku kubur hidup-hidup sekarang juga? Berhenti bercanda Tae"

"apa? kau menyebutku mesum? Lalu bagaimana dengan mu Jim? Kau bahkan sering sekali menyetubuhi kakak kandungmu itu. Padahal aku ini kan hanya ingin melihat fotonya saja"

Jimin langsung membungkam asal suara itu dengan telapak tangannya "pelankan suramu bodoh. kau mau mati Tae?" perkataan Taehyung barusan membuat beberapa orang-orang di kafe itu sempat melihat Jimin dengan tatapan heran.

"dasar kau ini pelit sekali"

"bukannya pelit sekali, Yoongi hyung itu istriku. Tak seharusnya orang lain melihat keindahan dan kemolekan tubuhnya, kecuali aku"

asal kau tau saja, mana mungkin Jimin mau memperlihatkan foto naked hyung tercintanya itu pada seseorang. Yang benar saja, itu suatu hal yang mustahil. Ia super protective pada hyungnya itu. Jika Taehyung bukanlah sahabat baiknya, mungkin Jimin tidak mengatakan penolakan yang halus seperti ini, dan mungkin ia sudah melayangkan beberapa pukulan dan tinjuan pada wajah si alien itu.

"astaga, kaulah yang menyalahi kodrat. Ingat! Berapa kali aku harus bilang padamu, kau dan Yoongi hyung itu bersaudara, tak seharusnya kau mencintai dan menyetubuhi kakak kandungmu itu Jim, tak seharusnya kalian berdua melakukannya. Bukankah aku ini teman yang baik karena telah memperingatkanmu?" Taehyung benar-benar serius kali ini, dan mungkin omongan Taehyung barusan memang ada benarnya juga.

"yak Tae, kenapa kau membahasnya lagi? Ingat ! berapa kali aku harus bilang padamu, cinta itu tak memandang status. aku dan Yoongi hyung itu saling mencintai, dan yang bisa membahagiakan Yoongi Hyung hanyalah aku, bukan orang lain. Jika Yoongi hyunglah yang menjadi jodohku suatu saat nanti, kau bisa apa Tae? Ini semua sudah takdir dari Tuhan. jangan mengkompori hubunganku dengan Yoongi hyung. Sebaiknya kaulah yang harus mencari pasangan Tae. Bukankah aku ini teman yang baik karena telah memperingatkanmu?" oke, perkataan Jimin barusan juga ada benarnya.

"aish.. kenapa kau malah menyangkut-pautkan tentang pasanganku hah?. Ahh.. sudahlah, aku percaya saja denganmu jim. Mungkin lewat kedua orang tuamu lah kalian dapat dipertemukan dan menjadi sepasang kekasih seperti saat ini. Tapi? Apakah eomma dan appamu masih belum tahu dengan hubungan kalian?"

"Eomma appa masih belum mengetahui hubungan kami. Kau tahu sendiri kan aku selalu menunggu mereka berdua keluar kota maupun keluar negeri terlebih dahulu hanya untuk bisa bercinta dengan Yoongi hyung, selebihnya itu kami melakukannya secara diam-diam"

"ah iya-iya aku tahu Jim, kau pasti belum berani mengatakan kepada eomma appa mu dan kau pasti menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya, dasar cinta kalian itu memang rumit Jim astaga ya Tuhan aku bisa gila"

"astaga kenapa kita sekarang malah membahas ini Tae? Aku kan kesini untuk membahas rencana kejutan yang akan ku berikan pada Yoongi hyung nanti" oh dan bahkan mereka lupa apa yang akan mereka bahas pada pertemuan mereka di kafe ini.

.

.

.

-Yoongi Pov-

Ya Tuhan apa perasan cintaku pada Jimin selama ini salah? Kenapa aku begituu mencintainya, bahkan melebihi rasa sayang sebagai adik. Aku ingin memilikinya lebih. Aku tahu semua yang aku lakukan selama ini dengannya adalah suatu dosa yang besar. Tak seharusnya aku mencintai saudara kandungku sendiri. Tak seharusnya aku berciuman dengan bahkan sampai melakukan hubungan intim beberapa kali layaknya sepasang kekasih dengannya. Semakin hari aku semakin jatuh cinta padanya.

Berkali-kali aku berpikir seperti ini, mencoba mencari apa yang salah dengan diriku. Tapi aku tak kunjung menemukannya dan Justru aku merasa bahagia dia bisa memperlakukanku seperti kekasihnya. Perasaan ini muncul begitu saja sejak dia pertama kali masuk sekolah menengah atas, ia berubah menjadi seorang namja yang tampan dengan garis rahang yang tegas, bentuk tubuhnya sangat bagus. Dan sangatlah berbeda denganku. Kenapa ya Tuhan kenapa? Jika saja aku tidak dilahirkan seperti seorang namja normal biasanya mungkin aku dapat hidup seperti keluarga dengan adik dan kakak pada umumnya. Aku merindukan sosok keluarga yang seperti itu.

-Yoongi Pov end-

Tok tok

Yoongi mengusap cairan bening yang jatuh dari kedua mata lentiknya dengan cepat ketika ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya kala itu. "hyung, kau disini ternyata" kata Jimin langsung masuk kedalam kamar Yoongi dan langsung menghampiri Yoongi yang sedang duduk bersandar diatas tempat tidur dengan headset yang menggantung di telinganya. Ia menyamakan posisinya sama seperti Yoongi dan mendekatkan dirinya pada pemuda yang lebih tua satu tahun darinya itu.

"aku merindukanmu hyung" ia mengusak leher putih Yoongi dengan hidung mancungnya dan merasakan aroma camomile yang menguak keluar dari tubuh hyungnya itu dan Yoongi hanya bisa memejamkan kedua matanya.

"apa kau juga merindukanku juga hyung? " tanyanya kembali. ia semakin mendekatkan wajahnya ke arah Yoongi. Mengecupi dengan lembut tiap inchi wajah cantik itu.

"astaga kau terakhir bertemu denganku tadi pagi Jim, dan kau sekarang mengatakan merindukanku" jawab Yoongi sambil mendorong tubuh Jimin agar sedikit menjauh darinya.

Jimin memperbaiki posisinya, ia menyandarkan Yoongi pada dada bidangnya sementara ia mengeratkan pelukan pada pinggang kecil Yoongi.

"apakah kau masih marah hyung saat ada dering telepon yang mengganggu cara kita tadi pagi?"

"tidak" kata Yoongi ketus

"benarkah? Baiklah, aku minta maaf soal yang tadi"

"hmm.. Jimin" Yoongi mengerucutkan bibir cherry nya dengan imut dan memainkan jari lentiknya pada dada bidang jimin.

"apa sayang?" kata jimin sambil sedikit menunduk ke arah wajah yoongi

"apa kau tidak berpikir bahwa kita ini terlalu berlebihan? Aku merasa takut setiap kita bersama seperti ini, aku takut kalau eomma dan appa mengetahui hubungan kita, aku takut kalau mereka marah, mereka tidak setuju dengan apa yang kita pilih saat ini Jim"

"aku tahu sayang, ini memang hal yang sulit untuk dilakukan. Tapi kau tak perlu takut. Kita akan selalu bersama. Aku akan membuat semuanya baik-baik saja. Percayalah semua butuh proses dan waktu yang tepat untuk meyakinkan mereka berdua" Jimin semakin mempererat pelukannya pada Yoongi agar Yoongi percaya padanya sedangkan jari-jarinya saling bertautan dan menggenggam hangat tangan kecil yoongi.

"kau mempercayaiku kan sayang?" tanya Jimin dan hanya di balas anggukan lucu dari Yoongi

"baiklah, sampai mana ciuman panas kita tadi pagi? hmm?" pertanyaan Jimin itu seketika membuat wajah Yoongi memerah kembali. Ia berusaha menyembunyikan wajah malunya itu pada dada jimin.

Jimin sedikit merenggangkan rengkuhannya dari Yoongi dan memposisikan bantal bergambar kumamon yang tengah ia sandari itu dengan benar agar Yoongi dapat tidur diatasnya. "apa kau mau melanjutkannya sayang?" Yoongi hanya membalasnya dengan pukulan kecil pada dada Jimin yang saat ini tengah memayungi tubuhnya pada malam itu.

Jimin menyeringai dengan menatap Yoongi kemudian kedua tangannya bergerak melepas kaos biru yang dipakainya tadi dan membuangnya asal sehingga menampilkan lekukan-lekukan Abs yang indah pada perutnya itu. Yoongi pun langsung menggigit bibir bawahnya kuat-kuat karena astaga ya Tuhan demi apapun kenapa Jimin selalu terlihat tampan dan sexy pada saat saat seperti ini.

tatapan mata sipitnya itu tak lepas dari iris mata Yoongi. Ia semakin mendekatkan wajahnya pada Yoongi. Secara tak sadar kedua bibir mereka saling bertemu. Awalnya Jimin mengecup bibir ranum itu dengan sangat lembut, setelah itu menyesapnya, melahapnya dengan ganas dan sesekali memberikan jilatan-jilatan yang menggelikan pada Yoongi. Yoongi pun tak mau kalah dari Jimin, ia juga melahap bibir adiknya itu dengan sensual. Jemari lentiknya meremas kuat surai pirang milik Jimin, sampai-sampai Yoongi tak sadar jika tangan kekar Jimin kini sudah membuka kancing kemeja merah marunnya satu persatu dan membuangnya asal.

Merasa sudah tak ada pasokan udara lagi yang akan mereka hirup, kini Yoongi memukul dada Jimin serta memberikan isyarat agar Jimin segera melepaskan ciuman panas mereka dan segera mengambil oksigen yang banyak untuk paru-parunya.

"kau selalu terlihat sexy dengan nafas yang terengah-engah seperti itu dan astaga rambutmu yang terlihat lepek akibat keringat itu juga terlihat sexy, aku selalu menyukainya sayang " ucapnya sambil merapikan beberapa poni Yoongi yang berantakan dan lalu mencium dengan lembut kening kekasihnya itu

"Jimmm.. sentuh aku!" astaga suara serak Yoongi selalu membuat iman Jimin tergoda dan runtuh apalagi dengan nafasnya yang tak beraturan dan sekarang Yoongi yang meminta untuk dimasukinya duluan. Tubuhnya sudah mulai teransang karena godaan yang Jimin berikan. Jarang-jarang Yoongi yang memintanya duluan. Biasanya ia akan selalu menurut dan selalu menjadi makmum dari Park mesum Jimin itu.

"apa sayang? aku tak dengar"

"sentuh aku Jiimmmhh.."

"apa? katakan sekali lagi, aku tak mendengarnya sayang"

"janganh mempermaikanku bodoh, sentuhh akuu sekarang Jiimmmh.. jeball.." oh sungguh otak Min Yoongi yang tengah dibutakan oleh nafsunya sendiri.

"baru kali ini kau yang memintaku untuk melakukannya duluan hyung. Berhubung aku ini seorang adik yang baik maka aku akan menuruti permintaanmu. Bersabarlah sayang" Jawab Jimin dengan cengiran khas mesum diwajahnya

Jimin menyeringai kembali saat dia bergerak melepas gesper yang dikenakannya, lalu ia menarik resleting itu kebawah, membuka celana jinsnya dan seketika terlihat juniornya yang menyembul dibalik underwear putihnya itu dan segera melepaskannya. Setelah itu tangannya berpindah ke resleting celana yang Yoongi pakai dan tak lama kemudian Jimin berhasil menanggalkan semua pakaian yang Yoongi kenakan pada malam itu.

"wow kau sungguh menggodaku sayang, kenapa kau selalu terlihat cantik, hum?"

Jimin bergerak merapatkan tubuh mereka dan mengecupi setiap inchi wajah Yoongi kembali. Kini lidahnya menari-nari pada perpotongan leher putih Yoongi dan meneruskannya kebawah sampai ia berhenti pada dada Yoongi. Jimin menyesap nipple berwarna merah muda itu dengan kuat lalu tangan yang satunya ia gunakan untuk memelintir nipple Yoongi yang lain.

"aakkhh.."

Jimin mengecupi bagian-bagian tubuh putih pucat milik Yoongi. Sedangkan Yoongi hanya bisa terbawa suasana yang diberikan oleh Jimin. Merasakan ada ribuan kupu-kupu yang sedang terbang kesana kemari hinggap pada perutnya. Kedua tangannya kini juga sudah bertengger pada leher Jimin dan sesekali meremas surai pirang milik pemuda yang berada diatasnya itu.

"Jimmiinniehh.." Yoongi mendesah saat junior milik Jimin terbenam pada pusat tubuh bagian bawahnya itu

"apa sayangkuuuh Minh Yoongii?" kata Jimin tanpa melepas bibir tebalnya yang mengecupi tubuh putih porselen itu.

"toloongggghh.. lebihh cepat lagi Jimmh.. kumohonn" pinta Yoongi

"baiklah, aku hanya menuruti permintaanmu sayanghh.. maafkan aku jika ini terlalu sakit, kau bisa melakukan apa saja padaku agar dapat mengurangi rasa sakitmu itu" Jimin segera memaju mundurkan pinggulnya berlawanan arah dengan cepat pada Yoongi. Dan yoongi hanya dapat memejamkan kedua mata cantiknya, ia menikmati setiap pergerakan yang telah diberikan oleh Jimin.

"a-aah Jiminiiehh" pekiknya keras sehingga secara tak sengaja ia sedikit meringis dan mengeluarkan cairan bening dari matanya.

"kenapa? Apa terlalu sakit?" ia berhenti sejenak bertanya khawatir sambil mengusap cairan bening itu dari mata Yoongi.

Yoongi menggeleng dengan cepat "tidak, teruskan saja Jiimmhh"

"baiklah, aku mencintaimu sayanggh, maafkan aku" Jimin menangkupkan kedua telapak tangannya pada pipi merah Yoongi agar yoongi merasa lebih sedikit tenang.

"a-a-aah jiimmmhh" ia menghentikan kegiatannya lagi, merasakan sesuatu yang perih pada punggung telanjangnya itu akibat cengraman yang kuat dari pemuda cantik yang ada didepannya. "ma-maaf Jimmh, aku tak sengaja membuatmu terlu—"

"ssstttt.. tidak apa-apa justru aku yang minta maaf padamu sayang karena melakukannya dengan kasar" kini tangannya mengusap bibir lembut Yoongi. ini mungkin bukan yang pertama kali bagi yoongi. Tapi kenapa Yoongi selalu merasakan sesuatu yang perih jika junior milik Jimin itu melesat pada kejantanannya. Tapi dibalik rasa perihnya itu terdapat rasa yang tidak bisa digambarkan oleh kata-kata dan itu terlalu nikmat untuk dirasakannya.

"tidak Jimmm.. lanjutkan saja, aku menyukainya" ia segera menggigit bibir bagian bawahnya lagi.

"jangan kau gigit bibirmu seperti itu sayang, aku lebih suka mendengar desahan-desahanmu yang sexy nan menggoda itu"

.

.

"akkhh.. jimmhh" terdengan desahan Yoongi saat Jimin menumbukkan sesuatu yang di dalam tubuh bagian bawahnya itu dengan keras. Merasakan sesuatu jika miliknya didalam sana itu serasa penuh dengan junior milik Jimin.

"ooh kau benar-benar sangat sempitt hyungg.."

"jiimmhh akuh sudahh tidak.."

"sebentar sayangh.."

"Jimh.. akuuuh"

"kita keluarkan bersama-sama sayangghh- oohhh"

kemudian mereka mengeluarkan cairan putih kental itu secara bersamaan didalam sana. Jujur saja Yoongi merasa sangat senang bila ia bisa memuaskan dan menuntaskan birahi serta kebutuhan seks adiknya itu. merasakan bagaimana perjuangan seorang istri seperti ini. Tunggu? istri? Yup suatu saat nanti Yoongi akan menjadi istri dari suami yang dicintainya itu, yaitu Park Jimin.

"aku mencintaimu sayangghh" Jimin mendesah dengan erotis dan segera mendekap serta merengkuh tubuh kecil yoongi erat-erat.

"tapi aku tidak mencintaimu Jimm" bisik Yoongi dengan sensual

"astaga kau menggodaku hyung, apa kau mau jika malam ini terjadi beberapa ronde lagi?" goda Jimin pada Yoongi dan hanya dibalas senyuman yang manis dari sang kakaknya itu.

"tidurlah sayang. sebentar aku akan melepaskan milikku—"

"tidak Jim, tetap begini saja. Kumohon. Aku ingin kita tidur dengan keadaan kau tetap berada didalamku" Jimin hanya tersenyum dan menuruti permintaan dari kekasih gulanya itu. memeluk hangat tubuh Yoongi ketika malam menjadi semakin larut.

.

.

To Be Continue

Annyeong..

Astaga maafkan saya yang baru muncul membawakan chapter yang ke 2 ini. Maafkan author yang pemalas ini yah readers #kedipin mata. Habisnya aku bingung banget, mau nerusin apa nggak. aku nggak sempet buat lanjutannya karena setiap minggu ada beberapa deadline yang harus aku kumpulkan. Belakangan ini saya nugas terus guys. Tapi ya Alhamdulillah masih sempet update lagi.

Gimana menurut kalian lanjutan dari fanfic ini? Maafkan saya jika NC nya kurang hot atau kurang ngena dihati para readers, tapi aku udah berusaha banget untuk ngebuatnya. Maaf juga kalo tiap chapter 2-3K aja. Hehehe.. XD

Ooh ya Thanks banget yang udah review, yang udah sempetin ngebaca, Favs sampe Follow FF geje ini. XD hamsahamnida #plakk ngomong apasih

Thanks For Reading

Paiipaaiii,
#VkookSyubchim

Big Thanks to support:

Meanieseries1706, Guest, 07, RedMoonby, katarinamozelle, qwertyxing, tsundersuga, suga-sdck, dimonJung13, Park RinHyun-Uchiha, RenRenay, GestiPark, , rajim, ryuyaaa, anaknya minyoon.

Mind to Review?