I Really Like You, Hyung!
Author : Vkooksyubchim
Cast :
Park Jimin
Min Yoongi
Cast lain menyusul
Genre : M
Yaoi / Incest / BL (Boys Love)
(Jimin!seme x Yoongi!uke)
NOTE : Cerita ini murni punya saya, typo bertebaran, miskin bahasa sih, bila ada kesamaan cerita dengan yang lain, ya maklum mungkin itu hanya unsur ketidaksengajaan.
-DON'T LIKE DON'T READ-
((Happy Reading))
Chapter 1
"Hyung, bolehkah aku menciummu sebelum tidur?" Tanya Jimin sambil menyembulkan sedikit kepalanya yang berada diluar pintu kamar Yoongi dan berharap pada yang diberi permintaaan setidaknya mengangguk atau mengatakan ya padanya.
"tidur kau bocah" jawab Yoongi enteng sambil merapikan selimut kesayangannya untuk membalut tubuh kecilnya, setelah itu mematikan lampu yang berada di sebelah tempat tidur dan memposisikan kepalanya pada bantalnya yang empuk. Yoongi pun perlahan memejamkan matanya.
"yak, kenapa kau menyebutku bocah, aku sudah besar hyung"
"…"
"hyung"
"…"
"yak, mana ciuman sebelum tidurku hyung… hyung… apa kau sudah tidur?"
Entah sejak kapan yang diajak bicara pun hanya terdiam dan tetap memejamkan kedua mata lentiknya dan mencoba agar tak meladeni adik kesayangannya tersebut, Jimin pun langsung menutup pintu kamar Yoongi dengan perlahan dan lebih memilih pergi membiarkan kakaknya yang kini sudah menuju kealam tidur cantiknya
Yoongi tahu jika rasa sayang adiknya itu bukan rasa sayang pada seorang kakak pada umumnya, melainkan rasa sayang lebih ke sebagai seorang kekasih. iya tepat sekali, jimin memperlakukan kakaknya layaknya seorang kekasih, ia super protective pada Yoongi, ia sangat benar-banar menjaga Yoongi, memperhatikan Yoongi dan selalu bersikap lembut kepadanya. Jimin hanya berbeda 1 tahun dari Yoongi, tetapi tinggi anak itu melebihi tinggi Yoongi, ia bahkan sudah memiliki otot-otot kekar disana sini dan abs pada bagian tubuhnya, Jimin selalu menjaga bentuk tubuhnya agar terlihat menarik bagi Yoongi, sebelumnya ia bukanlah seorang lelaki yang bempunyai bentuk tubuh bagus seperti saat ini, melainkan demi Yoongi kakak tercintanya dan tersayangnya itu, ia rela melakukan apa saja, termasuk pergi ke gym setiap hari agar Yoongi tidak menganggapnya seperti seorang anak kecil lagi.
Sedangkan Min Yoongi, ia hanya seorang kakak yang memiliki tubuh yang biasa-biasa saja, tidak mempunyai otot-otot kekar disana sini seperti adiknya Park Jimin, perawakannya kecil, pundak yang sempit, lengan yang kurus dan bahkan ia tidak lebih tinggi dari Jimin. Oke Yoongi itu seperti seorang yeoja. Jika jimin terlihat tampan, mempunyai tubuh yang gagah dan mempunyai garis wajah yang tegas, tapi kenapa Yoongi sebaliknya, ia lebih terkesan imut dan cantik bila dibandingkan pada namja-namja pada umumnya. Sampai-sampai ia berfikir kenapa dirinya sangat berbeda dari adiknya itu, padahal mereka lahir dari ibu yang sama dan juga memiliki ayah yang sama, status mereka adalah adik kakak kandung, tetapi kenapa mereka berbeda?
.
.
"pagi eomma.. appa.." sapa Yoongi pada kedua orang tuanya sambil mencium pipi kanan dan pipi kiri eommanya lalu pipi gempil itu kembali menyapa pipi kanan dan kiri appanya. Setelah acara rutinitas paginya (cipika-cipiki) itu selesai ia duduk dan segera menyantap potongan roti selai strawberry kesukaannya yang berada di meja makan dengan lahap.
"mana adikmu?" Tanya eommanya padanya yang juga sedang menikmati sarapan paginya itu
"mungkin masih tidur, eomma.. ini kan hari minngu" jawab Yoongi langsung. Yoongi sudah hafal betul dengan kelakuan adik satu-satunya itu jika pada hari libur seperti ini Jimin selalu saja bangun siang, sepertinya Jimin sedang balas dendam karena setiap hari ia harus berangkat kesekolah pukul 06.00 pagi, dan mau tidak mau ia harus melakukan rutinitas itu karena mengingat ia sekarang sudah menjadi siswa tingkat akhir di Big Hit High School.
"mau ku bangunkan eomma?" tawar Yoongi pada eommanya
"tidak usah Yoongi. Eomma akan memberitahumu saja kalau negitu, bahwa untuk beberapa minggu ke depan eomma akan ikut appamu pergi ke luar negeri untuk menjalin kerjasama yang menguntungkan bagi perusahaan appa, kau tahu kan perusahaan app-"
"iya aku tahu eomma, ini bukan yang pertama kali buatku dan jimin untuk tinggal sendiri dalam rumah sebesar ini" kata yoongi yang segera memotong perkataan eommanya, ia juga masih focus pada sarapannya itu dan kini ia mengambil lagi beberapa potong roti keduanya,
"kau dan jimin tidak sendirian sayang, disini ada 3 ahjumma yang selalu siap untuk membantumu jika kau perlu sesuatu"
Yoongi tahu, jika ia perlu bantuan pasti ia akan meminta tolong pada salah satu ahjumma yang bekerja dirumahnya. Tapi bukan itu yang Yoongi maksud, ia hanya ingin jika kedua orang tuanya tetap berada disampingnya, mengurusnya dan memberikan kasih sayang yang cukup padanya dan juga Jimin. Walaupun saat ini Yoongi belum merasakan kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya itu dan sampai ketika ia telah menjadi laki-laki dewasa seperti sekarang.
Yoongi itu manja, Yoongi sangat berbeda dengan Jimin. Yoongi selalu saja berfikiran jika kedua orang tuanya itu terlalu mementingkan kehidupan bisnis saja, sampai-sampai mereka lupa dengan kewajiban dan memberikan kasih sayang yang cukup pada kedua buah hatinya yaitu Yoongi dan Jimin. Sekali lagi, meskipun sekarang umurnya sudah menunjukkan bahwa ia telah menjadi laki-laki dewasa tapi ia masih menginginkan kasih sayang itu dari kedua orang tuanya. Dan sebaliknya, bahwa jimin adiknya itu memiliki pemikiran yang cukup dewasa dari Yoongi, Jimin tak manja seperti Yoongi, Jimin mandiri dan Jimin dapat diandalkan kapan saja.
terkadang Yoongi sangat iri pada anak-anak yang seusianya dulu, karena mereka selalu mendapatkan kasih sayang yang penuh dari kedua orang tuanya. Tapi Yoongi dan Jimin tidak. Memang ia lebih beruntung dari sisi harta yang lebih dari cukup muntuk memenuhi kebutuhannya. Dulu mungkin sebagian anak-anak lain berfikir kalau Yoongi dan Jimin memiliki segalanya karena mereka anak orang konglomerat. Tapi nyatanya tidak, dari mereka kecil Orang tuanya selalu disibukkan dengan pekerjaan karirnya, dan sudah bisa ditebak jika yang mengurus dirinya dan adiknya saat itu adalah ahjumma-ahjumma yang sudah belasan tahun bekerja dirumahnya sampai ia dewasa seperti sekarang.
Bagi kedua orangtuanya perusahaanlah hal nomor satu yang harus mereka urus, mereka menjalin hubungan bisnis dengan orang-orang hebat di belahan dunia, maka tak jarang jika kedua orang tua Yoongi selalu melancong ke penjuru dunia agar dapat bekerja sama dengan klien tersebut. Karena jika tidak, mereka bisa kehilangan beberapa klien yang menurut mereka menguntungkan bagi perusahan. Jadi jika ada keuntungan yang seharusnya mereka dapatkan, maka kesempatan emas itu akan hilang begitu saja karena ada pesaing lain yang sudah mendahului langkah mereka.
Beberapa kali kedua orang tuanya itu selalu membujuk agar dirinya mengambil jurusan Manajemen Bisnis pada kuliahnya tahun ini, karena kedua orang tuanya ingin sekali Yoongi meneruskan perusahaan yang mereka kelola. Tapi Yoongi adalah Yoongi yang tetap dengan keras kepala mempertahan keinginannya. Ia kurang tertarik dengan pekerjaan-pekerjaan di kantor. Pekerjaan-pekerjaan seperti itu hanyalah pekerjaan yang membosankan bagi dirinya, padahal kedua orang tuanya adalah pebisnis yang handal. Ia lebih memilih pekerjaan yang membuat dirinya nyaman, merasa tak terbebani dan tentu saja membuatnya senang. Menurutnya pekerjaan seperti eomma appa nya itu bukanlah passionnya. Entah passion siapa yang mengalir dalam diri Yoongi karena Ia lebih tertarik pada pekerjaan-pekerjaan bermusik, seperti mengkomposer lagu, menulis lirik dan membuat lagu.
Jika Yoongi tidak mau meneruskan perusahaan yang orang tuanya kelola, maka kedua orang tuanya memberikan perusahaan itu untuk jimin sebagai penerusnya nanti. Dan jimin pasti mau, karena jimin juga memiliki keahlian dalam berbisnis. Menurut Yoongi mungkin jika setelah lulus dari senior high school nanti jimin akan meneruskan kuliah dengan mengambil jurusan Manajemen bisnis.
.
.
.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 08.00.
Jimin pun keluar dari kamarnya, ia segera menuju ke ruang tengah dan menghampiri kakaknya. Yoongi pun terkaget karena tiba-tiba saja dada telanjang jimin menghalau penglihatannya yang kini sedang menikmati acara televisi kesukaannya pada hari minggu itu. Ia hanya menggunakan handuk yang dililitkan di bagian pinggangnya, dan menampilkan lekukan-lekukan abs yang indah pada tubuh bagian atasnya. bulir-bulir air juga terlihat menetes melewati tengah dada bidang tersebut, diatas kepalanya kini pun juga sudah bertengger handuk kecil berwarna putih untuk mengeringkan rambut pirangnya yang basah karena kegiatan mandinya beberapa menit lalu.
"bisakah kau memakai pakaianmu dulu bocah sebelum kau kesini, dan astaga kau menghalangi acara televisi kesukaanku bodoh" protes Yoongi yang masih duduk bersila diatas sofa sambil memegang cemilan yang ada di tangannya dan berniat untuk memakannya. ia memiringkan kepalanya kekanan agar penglihatannya dapat melihat kembali acara kesukaannya tersebut tapi Jimin mencoba mengahalanginya, ia memiringkan kepalanya kekiri dan Jimin menghalanginya juga. Berulangkali Yoongi melakukan itu, tapi Jimin tetap menghalanginya. Begitulah sifat Park Jimin, ia selalu suka menjahili Min Yoongi, ia selalu suka menggoda Yoongi, ia selalu suka jika orang yang digodanya tersebut kesal dan tanpa sengaja mempoutkan bibir pirk tipis nya yang lucu. Membuat Jimin ingin segera melahap bibir tipis pink itu dengan lahap dan rakusnya.
"astaga hyung.. ini masih pagi kau tau? jangan memasang wajah imut dan menggoda seperti itu, jika kau tetap mempoutkan bibirmu, maka aku tak segan-segan melahapnya dengan rakus hyung, apa kau mau?" yak kalimat Jimin barusan membuat Bulu kuduk Yoongi merinding, ini bukan pertama kalinya Jimin melontarkan kata-kata seperti itu pada Yoongi, tapi kenapa setiap kali Jimin menggoda Yoongi, Yoongi akan selalu saja merasa malu dan wajahnya langsung berubah menjadi merah seperti saat ini.
"yak minggir kau bocah, jangan menghalangiku menonton televisi"
"siapa yang kau sebut bocah hyung?"
"kau bodoh, siapa lagi" interupsi Yoongi pada Jimin yang kini mencoba untuk mendorong tubuh Jimin agar menjauh dari hadapannya. Tapi bukan dorongan yang Jimin dapat dari Yoongi, melainkan suatu sentuhan dari tangan kecil Yoongi yang tak sengaja menyenggol junior kecil milik Jimin yang kini masih dalam balutan handuk bertengger dipinggangnya.
"oh astaga hyung.. kau sudah berani menggodaku duluan ternyata. ini masih pagi Hyung, dan kau sudah membangunkan adik kecilku didalam sana" wajah Yoongi semakin memanas mendengar kalimat-kalimat sensual Jimin, yang entah dari kapan Jimin sudah menunduk memposisikan wajahnya pada ceruk leher putih Yoongi, sehingga Yoongi kini dapat merasakan deru nafas hangat milik Jimin yang menerpa kulit leher bagian sampingnya. Ya Tuhan Yoongi berani bersumpah bahwa ia hanya tak sengaja menyenggol junior milik Jimin.
"Jim-Jimin aku tak sengaja menyenggol milikmu"
"tapi kau sudah menggodaku hyungku sayang. Apa kau tak melihat, aku tak memakai apa-apa sekarang, kecuali hanya handuk yang menutupi tubuh bagian bawahku?"
Glekk, Yoongi meneguk paksa cairan salivanya. Sesuatu yang seperti ini yang Yoongi tak mau, yang Yoongi takutkan. Yoongi sudah hafal benar dengan tingkah - tingkah seorang Park Jimin, Yoongi sudah bisa menebak apa yang setelah ini akan terjadi padanya. Yah terakhir kali Jimin menggodanya sama persis dengan kalimat-kalimat itu, Yoongi berakhir dengan mendesahkan nama-nama Jimin dengan sensual. Sudah bisa ditebak kalau Yoongi saat itu berada dibawah tubuh kekar Jimin tanpa sehelai benang yang menutupi tubuh bagian atas maupun bawahnya.
Awalnya Jimin menggoda dengan perkataan-perkataan sensual agar Yoongi merasa panas, meraba-raba bagian tubuh sensitive Yoongi agar Yoongi mulai merasa terangsang. Setelah itu Jimin memulai aksinya dengan mencium dan menjilat lembut bibir kenyal Yoongi, menjalar kebagian leher putih porselen milik Yoongi, turun kebagian dada Yoongi, perut ramping Yoongi dan sampai akhirnya mereka berdua melakukannya pada permainan inti.
Jimin selalu saja dapat menggagahi Yoongi dimana saja dan kapan saja yang Jimin mau, ketika saat - saat kedua orang tuanya sering pergi ke luar negeri untuk melakukan bisnis beberapa minggu, jimin akan merasa puas dan berjaya karena merasa bebas dan tidak perlu ada yang mengganggu permainannya bersama Yoongi ketika dirumah. dan pemuda yang lebih tua satu tahun itu hanya menerima perlakuan dari adik kesayangannya. Jujur saja Yoongi merasa bahwa dia juga menyukai sentuhan-sentuhan yang diberikan oleh Park Jimin. Hanya saja ia malu untuk memulainya, jikalau Jimin tidak menggodanya duluan seperti ini. Yoongi pasti sudah tersiksa tekanan batinnya. Yoongi tak habis pikir bagaimana bisa adiknya itu menggodanya habis habisan.
"aku bisa saja menelanjangimu sekarang juga sayang"
"jimm.. berhenti menggodaku"
"kenapa? Bukankah kau menyukainya sayang?"
"aakh.. hentikan jimm"
"simpan desahanmu nanti sayang, aku sangat menyukai desahanmu ketika kau berada di bawahku Hyungku sayang"
.
.
.
TBC or Delete
Annyeong..
Vkooksyubchim bawa FF baru, ceritanya tentang Minyoon lagi nih. Mana suaranya Minyoon?
Yang jadi seme tetep si Jimin dan yang jadi Uke juga tetep si Yoongi. Tapi bedanya mereka disini incest. Kenapa ya aku suka banget sama tipe-tipe Jimin yang bad boy gitu, terus Yoongi yang cantik plus menggoda. Suka aja gitu sama mereka. Manis, semanis gulanya Yoongi.
Maaf ya kalo ada yang kurang menarik sama cerita abal-abal ini, iseng aja sih nulis-nulis kayak ini buat ngisi waktu senggang.. eh nggak nggak deng tugas masih numpuk banyak itu dan masih otw dikerjain, hehe.. tapi apa boleh buat lah ya namanya juga lagi pengen nulis, suka berkhayal yang nggak". Halah halah
Oh ya buat FF pertamaku yang I'm Not Gay itu, yang nungguin update chapter 2 yang sabar ya sayang.. XD
Thanks banget buat kalian yang sudah baca, review, follow, favs FF aku yang I'm Not Gay. Thanks udah ngehargain karya abal-abal ini, maaf ya kalo NC disini kurang, aku juga kurang berbakat kalo nulis FFn NC sih.
Kalo suka sama cerita baru yang saya buat ini, tolong reviewnya ya.. juseyo ! bbuing bbuing!
Thanks For Reading
Paiipaaiii,
#VkookSyubchim
