KAU MAU PERMEN?

.

.

Mingyu x Wonwoo

Meanie

.

.

Genre : friendship

Length : oneshoot

Rated : K+

.

PERHATIAN

Tokoh milik Tuhan YME, agensi dan orang tua mereka. Aku hanya meminjam nama mereka. Cerita dan alur berasal dari pemikiran aku.

Cerita ini hanya fiktif sebagai penghibur untuk para pembaca. Apabila ada kesamaan alur seperti penulis lainnya dan cerita seperti di dunia aslinya, mohon dimaafkan.

.

.

Selamat membaca!


Matahari mulai meredup diiringi pergerakannya yang akan kembali ke peraduan. Langit berubah menjadi jingga keemasan, dihiasi sinar-sinar dari arah barat bagaikan tirai raksasa. Angin sore hangat berhembus.

Di tengah kecerahan sore itu terdengar sayup-sayup isak tangis seorang anak laki-laki. Ia duduk di sebuah ayunan seorang diri di sebuah taman. Taman itu telah sepi, menyisakan dirinya seorang. Tubuh kecilnya bergetar menahan isak tangis dan angina sore yang baginya terasa dingin.

"Appa…. Eommaaa…" racaunya gemetar. Kedua tangannya menangkup wajah mungil imutnya yang basah karena air mata.

"Hey adik kecil…" sapa seorang anak laki-laki lain. Yang menangis mendongak, mendapati senyuman secerah matahari sore dan semanis kembang gula kesukaannya.

"Kau mau permen?" tawar anak lelaki manis itu. ia mengeluarkan beberapa permen berbagai rasa dari keranjang yang ia bawa. "Mau stroberi atau coklat atau jeruk atau…" si manis terlihat menimbang-nimbang, memandang sebuah permen lollipop besar berwarna pelangi.

"Ini saja! Special untukmu agar tidak menangis lagi." Katanya sambil mengeluarkan sebuah lollipop besar berwarna pelangi. Si kecil menerima permen itu ragu-ragu. Ia teringat larangan ibunya agar tidak menerima pemberian orang asing.

"Tenang saja. Permen itu aman untukmu. Aku yang membuatnya sendiri lho." Kata si manis. Si kecil menatap si manis sejenak, lalu beralih ke permen lollipop besar di tangannya.

"Kenapa kau sendirian di sini? Kau tersesat? Kemana orang tuamu?" Tanya si laki-laki manis itu. si kecil menggeleng pelan. Raut mukanya kembali sedih.

"Eh eh.. jangan menangis. Maafkan aku. Cup cup~ ini aku beri kau permen satu lagi." Ucap si manis, lalu memberikan sebuah permen lollipop yang lebih kecil berwarna merah muda. "Oh iya, siapa namamu?"

"…Min… Gyu…" jawabnya lirih, sehingga yang dapat didengar hanya kata 'Gyu'.

"Baiklah, Gyu! Namaku Wonwoo, tapi kau bisa memanggilku Wonie. Begitulah adikku memanggilku, appa dan eomma juga." Wonie berjongkok di depan Mingyu, sambil menampilkan seulas senyum manis kepada Mingyu. Mingyu terdiam, memandangi wajah Wonie yang terlihat sangat manis ketika tersenyum. Seketika kesedihannya sedikit reda.

"Wo-Wonie… Wonie bisa membuat permen?" Tanya Mingyu. Wonwoo mengangguk semangat.

"Tentu! Ibuku yang mengajarinya. Lagipula ini adalah hari spesialku. Jadi, tadi Wonie membagi-bagikan permen buatan Wonie ke tetangga. Mereka bilang permen Wonie enak lho." Kata Wonwoo bersemangat. Kemudian ia mulai bercerita tentang betapa susahnya membuat permen seperti itu. sesekali ia tertawa mengingat betapa lucunya saat pembuatan permen ini.

"Gyu mau permen buatan Wonie lagi. Boleh kan?"

Wonwoo mengangguk mantap. "Tentu saja! Wonie akan membuatkan permen untuk Gyu yang banyaaaak!" ia merentangkan tangannya ke udara, membuat gesture betapa banyaknya permen yang akan ia buat.

Satu jam berlalu tanpa terasa. Mingyu masih di posisi yang sama, sedangkan Wonwoo telah duduk di ayunan sebelah Mingyu. Kedua anak itu banyak diam. Kadang-kadang Wonwoo memberikan gurauan yang membuat Mingyu tertawa, sehingga lupa kesedihannya. Permen berwarna merah mudanya telah habis sejak beberapa menit lalu. Tinggal permen special dari Wonwoo, permen pelangi itu.

Tiba-tiba terdengar teriakan seorang wanita memanggil Mingyu. Wanita itu berlari memeluk Mingyu. Mingyu membalas pelukan wanita itu, sambil menggumamkan kata-kata bahwa ia tadi ketakutan sendirian di situ.

"Eomma… dia Wonie. Tadi Wonie menemani Gyu di sini." Ucap Mingyu sambil menunjuk-nunjuk Wonwoo.

"Terima kasih, Wonie. Kau baik sekali mau menjaga anakku. Entah bagaimana aku harus berterima kasih." Ucap ibunya Mingyu.

"Tidak apa-apa. Yang penting Gyu sudah tidak menangis lagi."

"Kalau begitu maukah kau kami antar pulang sampai ke rumahmu? Ini hamper malam, tidak baik kau pulang sendirian." Tawar ibunya Mingyu.

Wonwoo menggeleng pelan."Tidak usah. Aku bisa pulang sendiri, Bibi. Lagipula rumahku hanya beberapa blok dari sini."

Mingyu melepas pelukan ibunya. Ia berlari memeluk tubuh Wonwoo yang jauh lebih tinggi darinya, kepalanya menengadah menatap wajah Wonwoo sedih. "Ayo pulang bersama kami, Wonie."

Wonwoo mengelus kepala Mingyu. "Tidak, Gyu. Sebaiknya kau pulang bersama ibumu. Tuh, dia sangat merindukanmu. Pulanglah, aku bisa pulang sendiri."

Ibunya Mingyu menarik lengan Mingyu. Ia membungkuk sejenak kepada Wonwoo sambil mengucapkan terima kasih beberapa kali, lalu berjalan menuju mobilnya.

Wonwoo melambaikan tangannya ketika mobil Mingyu meninggalkan tempat itu. Mingyu melongokkan kepalanya ke jendela. Wonwoo masih berdiri di taman itu, hingga ia tidak terlihat lagi dari pandangan Mingyu ketika mobilnya berbelok di tikungan.

Mingyu masih melihat ke luar jendela. Dalam hatinya ia berharap bisa bertemu Wonwoo lagi. Kemudian atensinta teralihkan ke permen pelangi di tangannya. Ia tersenyum.

Dan ketika Mingyu beranjak sedikit lebih dewasa, ia baru menyadari bahwa Wonwoo adalah cinta pertamanya.

.

.

.

.

END


Cuap cuap penulis!

Hai hai! Hobi kembali dengan FF Meanie. Lama tidak membuat FF SEVENTEEN.

Berhubung sekolah memberiku libur selama seminggu, jadinya aku sempat-sempatkan buat FF ini. Rencananya aku akan membuat "Drabble Collection Meanie Fanfiction" dan masing-masing chapter yang aku buat akan saling berhubungan. Tapi, masalahnya waktuku untuk membuatnya tidak banyak. Jadi, aku upload satu cerita ini dulu. Mungkin nantinya akan di reupload menjadi satu kesatuan sama FF Meanie lainnya.

Kritik, saran dan sebagainya masih dibutuhkan. Terima kasih yang sudah follow/favourite/review di FF sebelumnya. Dan terima kasih sudah menungguku yang WB cukup lama.

Arigatou Gozaimasu! Gamsahamnida!