οOο

Disclaimer

Naruto © Masashi Kishimoto

.

World War

Bab IV : Tetsu no Kuni

οOο

Pesan tentang makhluk aneh datang saat tengah hari. Mulanya yang masuk dalam komputer utama Markas Perserikatan Shinobi adalah email bersubjek 'Bahaya!'.

Beberapa penerjemah kode langsung dipanggil untuk menerjemahkan isi pesan dari Konoha. Pesan berkode sudah jadi hal wajib jika menyangkut urusan antar negara. Sudah sejak lama, sejak jaman berkirim pesan lewat elang. Dulu, kode-kode di segel lewat kekkai dan dibuka dengan kerumitan tinggi. Sekarang, dengan semua teknologi canggih, kode-kode dalam pesan penting masih terus diterapkan untuk mengecoh mata-mata. Itu merupakan prosedur standar dasar dalam mengirim pesan yang sifatnya rahasia.

"Ada serangan di Desa Kusa! Manusia menjadi mesin pembunuh brutal tanpa kesadaran setelah terkena gigitan!"

Para penerjemah mengira itu merupakan kode yang belum terenkripsi, yaitu pesan bersandi. Nyatanya pesan itu sama sekali tak berkode. Mereka berasumsi itu merupakan masalah baru seperti penjahat yang mengembangkan jutsu baru. Hipotesa tersebut mengambang selama beberapa saat.

Waktu mereka habis digunakan untuk mencari arti dari pesan yang sudah jelas isinya. Alih-alih disebarkan kepada desa tersembunyi lainnya, pesan itu tersendat dalam Markas Utama Serikat Shinobi. Semua kelimpungan mencari jawaban yang ada di pelupuk mata.

Sampai beberapa jam kemudian datang pesan kedua dengan lampiran sebuah video amatir merekam sebuah kejadian yang sangat mengerikan.

'Bahaya! Terjadi serangan di Desa Kusa! Perkuat benteng pertahanan kalian! Lebih baik menggunakan serangan jarak jauh, dan jangan sekali-kali melakukan perlawan jarak dekat! Mereka tidak berpikir, hanya menyerang! Makhluk ini buas dan brutal!'

Pesan kedua masih memiliki informasi yang sama tapi dengan detail yang cukup signifikan ditambah bukti video yang cukup valid. Setelah pesan kedua diterima, pesan itu segera diteruskan kepada desa tersembunyi yang berada dalam naungan Serikat Shinobi.

Video milik Sai telah disebarkan ke berbagai penjuru. Layar-layar LED, bahkan media berita membahas masalah yang sedang aktual tersebut. Kepanikan besar segera menyerang umat manusia.

Berbagai rumor telah dihembuskan. Mayat hidup itu sekarang punya nama-nama yang diciptakan oleh masyarakat sendiri. Edo tensei, zombie, hantu yang dikutuk dan beberapa istilah lain untuk mempermudah penyebutannya.

Konoha kembali mengirim pesan. Kali ini pesan tersebut datang dengan tanda tangan Sang Pemimpin Serikat Shinobi : Nara Shikamaru. Shikamaru meminta agar desa-desa segera mengirim perwakilan diplomasi mereka. Beberapa desa non serikat pun turut diundang.

Di hari kejadian, Markas Serikat Shinobi dibanjiri pesan-pesan yang datangnya dari beberapa kalangan. Lebih banyak pesan berlabel misi meminta perlindungan. Orderan datang tanpa terkendali. Dikirim dari petinggi-petinggi daerah yang langsung membuat antisipasi perlindungan diri. Tapi semua pesan yang berisi kepanikan itu tidak lebih penting daripada pertemuan yang akan diadakan nanti malam.

Untuk kali ini, Serikat Shinobi mengabaikan permintaan misi dengan prioritas utama mengacu pada Kekacauan yang tengah terjadi. Paranoid masyarakat kini seperti sumbu yang telah disulut. Begitu mereka tahu ada api yang siap membakar mereka, kecemasan pun langsung menyebar begitu saja.

Shikamaru datang lebih cepat daripada perwakilan diplomasi yang lain. Ia harus menyiapkan semuanya terlebih dahulu sebelum pertemuan antar perwakilan daerah dimulai. Pertemuan ini tidak memiliki jadwal pasti. Yang jelas pertemuan akan segera dimulai jika perwakilan inti desa Perserikatan Shinobi telah hadir.

Ia datang bersama Sai dan istrinya. Temari, istrinya itu dulunya adalah duta dari Sunagakure, perwakilan dari negara angin. Kemampuannya dalam bidang ini tak perlu diragukan lagi. Ia memiliki peran penting dalam tubuh Serikat Shinobi, sama seperti Shikamaru.,

Hari ini ia tak sekedar datang untuk menemani suaminya tapi datang sebagai simbol diplomasi dua desa ; Sunagakure dan Konohagakure. Suna dan Konoha sudah melupakan konflik berdarah yang telah terjadi di masa lampau. Mereka sudah menjadi sekutu, perdamaian telah merubah segalanya.

"Gaara." Sapanya saat bertemu sang adik.

Kazekage ditemani saudaranya baru saja tiba di Markas Serikat Shinobi.

"Hanya Gaara saja? Aku tidak disapa?" Kankuro merengut sebal. Hari ini ia ditunjuk sebagai Diplomat Sunagakure menemani kazekage.

Biasanya Temari akan tertawa, tapi situasi cukup genting saat ini, sehingga ia terus menguarkan aura keseriusan. "Bagaimana keadaan Desa Suna?"

"Masih belum ada kabar soal makhluk itu. Kurasa mereka belum mencapai wilayah negara angin," kata Gaara tenang.

"Tapi mereka sudah menyebar di Amegakure. Aku mendapat laporannya beberapa jam yang lalu dari Uchiha Sasuke. Kuharap kau sudah mengambil tindakan preventif." Shikamaru menimpali.

Gaara mengangguk. "Kau tahu sendiri bagaimana tingkat pengawasan dan keamanan benteng di Sunagakure. Tapi, tidak begitu dengan desa lain di kawasan negara angin. Akibatnya orang-orang berbondong-bondong untuk mengungsi. Kami sekarang sedang memperketat penyeleksian para imigran."

Shikamaru menghela napas. "Sejujurnya itu bukan tindakan yang cukup bagus. Tapi bicara soal kemanusiaan, rasanya sangat kejam kalau kita menutup akses bagi para pengungsi."

"Sebenarnya makhluk apa ini?" Tanya Kankuro yang dibalas dengan angkatan bahu dan hening yang mengudara.

"Um, Sakura memiliki analisa soal kejadian ini." Kata Sai memecah keheningan.

Semua kepala sekarang mengalihkan atensi padanya.

"Analisa soal apa?" tanya Shikamaru. Ternyata ada informasi yang belum diberitahukan Sai padanya.

"Sebelum terjadi hal-hal semacam itu, kami mendatangi Hōzukijo dan Klinik Kesehatan Kusagakure. Ada beberapa kejadian—"

"Kami datang!" Uzumaki Naruto dan Uchiha Sasuke kini berada dalam satu ruangan bersama mereka. "Aku bertemu dengannya tadi, dia memutuskan untuk ikut karena memiliki informasi yang akan disampaikan dalam rapat nanti." tunjuknya pada Sasuke.

"Kukira kau bakal tidak datang, Sasuke?" celetuk Shikamaru.

"Ada hal yang perlu kusampaikan, selanjutnya aku langsung akan pergi."

"Sakura belum ketemu?" tanya Shikamaru.

Sasuke tak acuh pada pertanyaan Shikamaru. Ia menatap kosong teja yang kini mendominasi langit sore.

Atensi Shikamaru beralih pada sang hokage. Melihat raut muka Naruto yang menyedihkan membuat Shikamaru menyimpulkan bahwa Sasuke belum bertemu istrinya.

Dalam seperempat hari, Sasuke sudah tiba di sekitar wilayah perbatasan hutan negara api. Ia menggunakan elang kuchiyose untuk mempersingkat perjalanannya.

Mulanya ia mendengar suara raungan dari arah depan, jadi ia mulai bersikap waspada. Ia mengarahkan kuchiyosenya untuk terbang menuju sumber suara. Sampai akhirnya, dari atas elangnya ia melihat mereka. Makhluk itu setengah berlari setengah menyeret langkah, meski begitu kecepatannya di atas batas manusia normal.

Sasuke mengambil kusanaginya dan mencengkeramnya erat di tangan kanannya. Dalam sepersekian detik, ia sudah melompat dari elangnya yang menukik turun dan menapaki dahan pepohonan lalu meluncur untuk memijak tanah. Ia langsung menyabetkan pedangnya pada tubuh makhluk-makhluk itu.

Tidak ada perlawanan berarti ; tidak ada senjata, elemen, ataupun jutsu tertentu. Makhluk itu menyerangnya dengan liar saja tanpa pergerakan terencana. Makhluk itu berdatangan menyerang Sasuke, disambut oleh kusanaginya yang terus membuat jejak pada kulit kelabu mereka.

Tapi mereka tidak menyurutkan serangan bahkan lebih ganas. Luka yang dibuat Sasuke tak membuat mereka kesakitan, bahkan tampak tak berarti sama sekali.

Dengan jumlah total sebanyak itu, Sasuke sudah tidak mungkin lagi menyerang dengan tangan kosong. Serangannya bahkan tak membuat mereka sekedar meringis kesakitan. Saraf mereka tampaknya putus sehingga tidak bisa lagi merasakan apapun.

"Katon : Gokakyu no Jutsu."

Api langsung menyebar membakar hutan. Bunyi kemeretak kayu yang dilahap api mulai membaur dengan raungan menjadi simfoni kematian. Suhu udara meningkat dengan cepat. Makhluk itu pun ikut terbakar.

Sesaat Sasuke mengira serangannya berhasil, tapi nyatanya makhluk itu kembali bergerak dengan kecepatan yang sama untuk menyerangnya. Api yang berkobar tak membuat langkah mereka terhenti.

Jangankan api yang membakar tubuh mereka, luka tebasan yang membuat organ mereka berjatuhan dan luka tebas yang membuat kaki dan tangan mereka lepas pun tetap tak mempengaruhi mereka. Mereka masih merangkak bahkan menggeret tubuh yang bersimbah darah menggerus tanah. Seperti mereka sudah tak punya rasa sakit lagi. Gigi-geligi mereka berusaha menerkam dan menggigit tubuh Sasuke.

Sasuke tak punya waktu untuk memusnahkan semua makhluk itu. Jadi ia memanggil kembali elangnya dan terbang menjauhi gelombang mayat hidup yang datang dari barat laut. Ia akhirnya melesat menuju barat daya.

Sepanjang jalur yang dilaluinya dipenuhi oleh mayat hidup. Kata-kata Sai kembali terngiang, bahwa tak ada yang bisa selamat melawan makhluk-makhluk itu. Ia kembali memikirkan Sakura.

Ia mencari jalur bebas mayat hidup. Itu malah membuatnya menjauhi Kusagakure. Ia melihat asap pekat membumbung di kejauhan. Ia mengarahkan haluan hewan kuchiyosenya untuk terbang menuju sumber asap. Akhirnya ia tiba di Amegakure.

Kondisi Amegakure benar-benar mengerikan. Api membumi hanguskan hampir separuh isi kota. Ada beberapa gedung yang runtuh seperti habis terkena ledakan. Sepertinya memang tadi ada beberapa peledak yang diaktifkan. Jalan beton dan aspal di penuhi oleh organ-organ yang bertebaran seperti serpihan debu dan kotoran. Bau busuk dan daging yang hangus menjadi polusi udara di desa itu. Di sepanjang tempat yang Sasuke amati dari udara, dipenuhi oleh mayat hidup. Sasuke pikir sudah tidak mungkin ada yang hidup jika semua tempat dikuasai oleh makhluk itu.

Ia yang biasanya menggunakan elang untuk berkirim pesan, sekarang menggunakan ponsel Sai untuk mempersingkat waktu dan membunuh jarak agar pesan langsung diterima Konoha.

Sasuke memutar haluan elangnya untuk pergi ke pertemuan para kage di Tetsu no Kuni. Di perjalanannya, matanya menangkap balon udara milik Konoha.

Jam 9 malam, akhirnya para kage berkumpul juga. Tanpa membuang waktu lagi, Shikamaru segera membuka pertemuan.

"Kalian sudah mendapat pesan yang telah pihak Konoha kirim. Jadi langsung saja kita akan membahas hal ini."

"Sebenarnya mereka ini apa?" tanya pria kurus berkacamata yang merupakan pemimpin Desa Kiri.

Shikamaru melirik Sai, mengode bahwa sekarang adalah waktunya untuk memberi penjelasan. Mendapat sinyal itu, Sai yang berdiri di samping Shikamaru langsung membuka suara.

"Beberapa hari yang lalu, aku dan tim medis Konoha mendapat tugas di Kusagare. Karena sebuah kejadian, tim medis kami dimintai bantuan untuk menolong beberapa Penjaga Penjara Hōzuki yang terserang penyakit. Menurut pengamatanku ciri-ciri penjaga penjara yang sakit sama dengan ciri-ciri anak-anak Desa Kusa yang terserang suatu penyakit. Keesokan harinya semuanya tiba-tiba meledak tak terkendali. Mereka datang dan membuat seluruh penduduk menjadi seperti mereka dalam waktu singkat. Aku tidak mengerti secara pasti, sebab semua analisa berada di tangan Sakura."

"Lalu dimana Sakura-san? Kita bisa memintanya untuk menjelaskannya," tanya satu-satunya pemimpin desa bergender perempuan di ruangan itu.

Sai menggeleng, ia melirik Sasuke sekilas.

"Tunggu dulu, apa maksudmu Sakura sudah–" Gaara tadinya tidak mengerti percakapan antara Sasuke dan kakak iparnya. Sekarang semuanya menjadi jelas.

"Apa hubungan dari orang yang sakit dan kerusuhan yang terjadi di Kusagakure?" Shikamaru bertanya.

"Mereka jadi agak buas dan liar setelah mengalami kejang-kejang. Mereka menggigit-gigit udara kosong. Ciri-ciri mereka hampir sama seperti makhluk itu."

"Bisakah kau jelaskan lagi kronologi kejadiannya? Kali ini lebih detail, kami membutuhkan informasi yang valid."

"Kemarin aku dan tim Sakura mendatangi Hōzukijo, kami mendapati beberapa penjaga terlihat sakit. Aku tidak tahu observasi seorang medic nin sedetail apa? Yang jelas di mataku, kondisi mereka sangat aneh. Aku beberapa kali mendengar tulang yang bergemeretak seolah-olah tulang-tulang mereka saling menggesek dan bisa patah sendiri." terang Sai memulai kronologi kejadian.

Ia tidak tahu soal tubuh penjaga yang dingin ataupun warna mata yang memudar. Sebab seperti katanya tadi, penilaiannya berbeda dengan seorang medic nin. Jadi informasi itu terlewat untuk disampaikannya.

"Sakura meminta kepala penjara untuk memberitahu tentang apa yang terjadi sebelumnya. Menurut informasi, sebelum penjaga sakit terjadi serangan di Hōzukijo. Sakura menuntut detail peristiwa hingga para penjaga bisa seperti itu, supaya ia bisa menentukan langkah medis yang akan ia ambil. Tapi, kepala penjara menolak permintaannya."

"Kenapa?" Naruto yang sedari tadi diam berusaha mencerna diskusi kini ambil suara.

Sai mengangkat bahu. "Entahlah? Kurasa ada yang ditutupi dari kejadian sebelumnya."

Semua orang mengerutkan kening. Ada banyak petunjuk yang masih abu-abu.

"Kami pun meninggalkan Hōzukijo setelahnya. Kami bermalam di Kusagakure. Sore harinya ada kejadian pula yang mengharuskan kami pergi ke klinik kesehatan disana. Keadaan yang kami dapatkan tak jauh beda. Bahkan terlihat lebih parah. Anak-anak diikat ke bangkar-bangkar mereka. Mereka diisolasi dalam salah satu kamar dan dikunci dari luar. Tidak ada dokter yang mau menangani mereka. Aku melihat ketakutan di mata para perawat.

"Seorang anak bahkan tangannya lepas dan ia dibiarkan terikat begitu saja tanpa penanganan. Bisa kalian bayangkan itu? Sorot mata mereka liar. Anak itu berusaha menggigit Sakura seolah-olah Sakura adalah mangsanya. Mereka terlihat seperti hewan predator yang sedang dalam musim berburu."

"Apa kondisi Penjaga Hōzukijo juga seperti mereka?" Kurotsuchi bertanya.

Sai menggeleng. "Tidak, tapi ciri fisik mereka hampir terlihat sama. Seperti kejang-kejang juga tonjolan-tonjolan tulang yang akan merobek kulit itu. Kulit mereka juga sedikit aneh. Warnanya kelabu. Anak-anak itu bergerak tak terkendali, sedang penjaga penjara dalam keadaan tak sadarkan diri."

"Lalu bagaimana dengan serangannya?" tanya Darui, sang raikage kelima.

"Serangannya terjadi saat pagi hari datang dari arah barat. Aku tidak tahu dari mana asalnya, tapi aku yakin makhluk itu sejenis dengan Penjaga Hōzukijo dan anak-anak di klinik. Cara mereka menggila benar-benar sama."

"Apa tidak ada cara untuk menghentikan mereka?" Gaara mencari konklusi permasalahan mereka.

"Mereka tidak memiliki rasa sakit, juga tidak memiliki pemikiran. Karena itulah makhluk itu berbahaya. Aku membakar mereka dengan api. Tapi mereka masih bertahan." Sasuke ikut dalam pembicaraan. Sekarang waktu yang tepat untuk melaporkan apa yang ia lihat.

"Dan siapapun yang mereka gigit akan berubah menjadi seperti mereka. Karena itulah lebih bijak menghadapi mereka dengan serangan jarak jauh. Tapi seperti kata Sasuke-kun, bahwa serangan jarak jauh seperti api, angin atau elemen seperti itu tidak membuat mereka mati. Karena itu mereka disebut sebagai mayat hidup," tambah Sai.

"Tapi bukan berarti serangan kita benar-benar tidak mempan. Mereka disebut mayat karena memiliki tubuh. Karena itu kita hanya perlu menghancurkannya tanpa tersisa. Mereka bukan edo tensei yang wujudnya bisa kembali utuh," kata Sasuke. "Masalahnya adalah apakah mereka benar-benar pantas dibunuh? Maksudku, bisa saja mereka dalam kendali jutsu. Sehingga kita hanya perlu membunuh sang pengendali. Dengan begitu kita tidak perlu membunuh orang yang tidak bersalah."

"Sasuke-kun benar, sampai sekarang mereka hanyalah korban dari sebuah gigitan. Kebanyakan dari makhluk itu adalah penduduk sipil. Mereka bukan edo tensei yang berasal dari orang mati, mereka dulunya juga seperti kita. Kita tidak mungkin membunuh mereka kan? Lagipula kita masih belum benar-benar mengetahui hal ini dengan jelas. Jadi, kita tidak bisa mengambil keputusan yang gegabah." Sai berargumen.

"Lalu apakah kita tidak akan bertindak?" tanya seorang pemimpin dari desa kecil di Negara Hi.

"Karena itulah, sekarang kita akan membuat rencana." Gaara menyambut pertanyaan itu dengan ketenangannya. "Hal terbaik untuk saat ini adalah memperketat benteng pertahanan masing-masing desa."

"Mereka sudah menyebar ke Amegakure. Amegakure sudah hancur begitu pula dengan Kusagakure. Kita anggap dua daerah itu sebagai zona merah yang berarti zona berbahaya, sedangkan daerah disekitar zona merah kita tandai sebagai zona kuning. Zona kuning berada di level waspada karena serangan bisa terjadi sewaktu-waktu. Kemudian daerah di luar zona kuning kita tandai sebagai zona hijau yang artinya zona siaga. Dan yang paling penting adalah daerah aman, zona putih. Zona putih kita tandai di wilayah yang berada di lepas laut." Sasuke mengungkapkan pemikirannya.

Shikamaru memberi kode pada beberapa orang untuk menyiapkan peta hologram. Sebuah peta tiga dimensi membentang di atas meja rapat.

"Baiklah zona merah adalah Amegakure dan Kusagakure." Kata Shikamaru sambil menandai daerah tersebut dengan titik merah yang berkedip-kedip di peta hologram.

"Zona kuning adalah perbatasan Tsuchi no Kuni, Hi no Kuni , serta perbatasan Kaze no Kuni. Kemudian juga Takigakure, Ishigakure dan Tanigakure."

Titik kuning pun menyebar di daerah yang di tunjuk Shikamaru.

"Zona hijau adalah Kaminari no Kuni, bagian dalam dari Tsuchi no Kuni, Hi no Kuni dan Kaze no kuni serta desa-desa seperti ; Konohagakure, Sunagakure, Kumogakure, Iwagakure, Otogakure, Yukigakure dan Yugakure."

Titik hijau lebih banyak tersebar dibanding titik merah dan kuning dalam peta hologram.

"Dan zona di luar daratan empat negara besar merupakan zona putih, kita pusatkan zona putih pada Mizu no Kuni."

Dan peta hologram di lengkapi dengan titik putih yang sudah berkedip di daerah laut lepas.

"Berarti kita akan memusatkan pertahanan utama pada zona kuning," kata Darui.

Shikamaru menatap Sasuke sejenak kemudian mengangguk.

"Lalu apa fungsi zona putih, dan apa maksudnya?" tanya Chōjuro yang mana desanya berada di zona putih.

"Zona putih adalah zona yang mungkin tidak akan diserang makhluk ini. Menurut pengamatanku, mereka tidak memiliki akal, jadi daerah lintas laut mungkin tidak dapat dilalui makhluk-makhluk ini. Zona putih bisa kita jadikan area pengungsian para penduduk sipil bila situasi benar-benar tidak terkendali." kata Sasuke.

Rapat terus berjalan hingga tengah malam. Setelah keputusan dibuat, para perwakilan desa langsung kembali ke desa masing-masing. Situasi yang genting tidak memungkinkan bagi mereka untuk menginap.

"Kau akan pergi lagi?" tanya Naruto.

Semua sudah akan kembali menggunakan Balon Udara Konoha.

"Hn," gumam Sasuke menjawab pertanyaan Naruto.

Sasuke memanggil elang kuchiyosenya. "Maaf, aku tidak bisa membantu. Awalnya ini soal urusan pribadi tapi kali ini aku harus mencari Sakura juga untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas tetang hal ini. Aku akan secepatnya kembali."

Naruto memberi senyum pengertian miliknya. Waktu telah merubah segalanya. Jika dulu dia akan berteriak dengan cengiran lebarnya agar Sasuke harus membawa Sakura kembali. Kali ini dia hanya bisa menepuk pundak Sasuke dan berkata, "Semoga berhasil!"

Rombongan Konoha dan Sasuke akhirnya berselisih jalan. Mereka membelah langit malam bersama tujuan mereka masing-masing serta harapan akan nasib yang lebih baik.

oOo

A.N : well yang ngarep sasusaku romantis maaf ya ini fokus sama aksinya. Tapi janji ntar bikin moment sweet, tapi mau fokus sm tragedy sm angst dulu. Dan Sasukenya kok lebih mentingin desa daripada Sakura. Well, aku mau bikin karakter seperti yg om MK buat, Sasuke bukan gak sayang tapi dia harus lebih bijak. Toh melindungi desa sama seperti melindungi Sarada. Dan kata Sasuke 'Istriku bukan wanita lemah!" kepercayaannya pada Sakura jauh lebih besar dibanding ketakutannya kalau Sakura kenapa-kenapa, meskipun Sasuke jg khawatir. Nanti Sakura juga gitu kok, memilih desa dibanding kepentingan pribadinya.

oOo

Terima Kasih kepada :

Ibnu999, wowwoh . geegee, Andromeda no Rei, fans papasasu, ohshyn76, keren616, comet cherry, ceexia, fujiwara, Fujiwara Koharu, Nona Musim Semi

Untuk yang fav fol,

Dan untuk yang mau baca :)

oOo

Salam dari Bumi Majapahit

Oreo Ivory