~ Namikaze Naruto ~
.
.
.
.
.
Disclaimer : Naruto hanya milik Masashi Kishimoto
Genre : Adventure, Fantasy, Romance(maybe)
Rated : M
Warning : AU, OOC, Miss-typo(s), dont like? dont read then
Pairing : Naruto x …
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~ Chapter 3 –
Naruto bangun dari pingsannya. Sedangkan Yui belum. Dia masih bingung apa yang baru saja terjadi. Bertarung melawan dua Naga. Tiba-tiba ditembak dengan bola api yang besar. Tapi kenapa dia masih hidup?
Hal itu yang membuatnya semakin penasaran dan bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi.
"Oh, bocah manusia. Kau sudah bangun rupanya!"
Suara itu, yang membuatnya sedikit ketakutan. Dengan susah payah dia menoleh, mendapati dua Naga sedang memperhatikannya. Seketika kekhawatiran kembali datang, dia masih belum bisa melawan mereka berdua saat ini. Melarikan diri pun mustahil.
"Tenanglah bocah, kami berdua tidak mau melawanmu lagi. Tadi kami hanya mengetes kemampuanmu saja, dan mulai saat ini kami berdua akan melayanimu!"
Kedua maga itu lalu tunduk pada Naruto. Dia semakin bingung sekarang. Namun dari perkataan mereka, nampak tidak ada kebohongan sama sekali. Itu yang dipikirkan Naruto.
"Benarkah?"
"Tentu saja, kami sebagai bangsa Naga tidak mungkin berbohong."
Hmm, ada yang aneh dari perkataa mereka.
"Kalian bilang bangsa Naga? Apa mungkin kalian dulu adalah Naga asli?"
"Tentu saja, kami dulunya Naga bersaudara. Kami menjadi batu begini karena kalah melawan master. Dia sangat kuat sekali, bahkan dia tidak menggunakan separuh dari kekuatannya untuk mengalahkan kami."
Mereka berdua lalu mengingat hari dimana mereka menantang Naga misterius Ungu. Mereka mengira bahwa dengan kerja sama tim, akan membuat mereka menang. Namun mereka salah, tanpa diduga, mereka berubah jadi batu waktu itu. Dan saat itu juga, mereka menjadi penjaga di tempat ini. Tak keluar dan terus berada dalam kebosanan.
Hingga mereka bertemu manusia, Naruto yang mengusir kebosanan mereka dengan bertarung. Tanpa diduga, Naruto merupakan orang yang dipilih Naga itu.
Naruto kemudian mendengarkan cerita dari mereka. Bahwa Naga itu begitu kuat, bahkan sebuah benua bisa dia musnahkan dalam sekali serang. Mengetahui itu, dia kembali berpikir. Siapa sebenarnya Naga itu, kenapa dia mau menolong orang lemah sepertiku?
"Lalu, di dalam pintu besar itu ada apa?" Naruto mulai berani bertanya soal pintu yang membuatnya penasaran sampai-sampai harus dijaga.
"Oh soal pintu itu. Yah, di dalamnya disebut Perpustakaan Waktu."
"Perpustakaan Waktu?" Tanya Naruto bingung sekaligus heran.
"Master yang menyebutnya begitu, katanya di dalam sana ada milyaran buku yang dikumpulkan master dari seluruh dunia. Dari ribuan tahun yang lalu sampai sekarang. Lalu alasan disebut waktu karena di sana kau bisa membaca buku sampai beratus-ratus tahun dalam waktu yang singkat. Master juga menyebutkan bahwa waktu seratus tahun sama dengan satu tahun si dunia ini."
Naruto merenung sejenak, jika yang dikatakannya benar. Maka dia bisa berlatih di sana dan bisa menjadi yang terkuat dalam waktu singkat.
"Tapi bukankah itu artinya aku akan menjadi tua?"
"Hahaha, kalau soal itu tubuhmu hanya berkembang selama waktu di dunia ini. Artinya meski kau tinggal di sana seratus tahun, tubuhmu hanya berkembang selama setahun," jelas kembali salah satu Naga.
Itu merupakan kabar baik baginya. Akhirnya dia bisa berlatih dan membaca buku kuno di dalam sana. Yang mungkin dia bisa mendapat Kemampuan Bela Diri peringkat tinggi. Kesempatan besar ini tidak boleh dia sia-siakan.
"Bocah, apa pilihanmu? Apa kau mau keluar dari sini atau masuk ke dalam Perpustakaan Waktu? Tapi perlu kau ingat, Perpustakaan itu hanya bisa dibuka kembali setelah kamu tinggal di sana lebih dari seratus tahun!"
"Apaaa? Jadi aku tidak bisa keluar? Lalu bagaimana dengan makanannya? Aku bisa mati kelaparan di sana!"
"Bocah, kamu akan tahu nanti setelah masuk ke dalam. Sekarang, tentukan pilihanmu!"
Tanpa basa-basi lagi, tentunya dia memilih, "Aku pilih masuk ke sana!"
"Pilihan yang bagus sekali bocah. Semoga kamu bisa betah di sana. Dan jadilah kuat, akan sangat mengecewakan jika kamu lemah. Pastinya master akan kecewa denganmu!"
"Tentu saja, aku pasti akan menjadi orang terkuat di seluruh dunia. Kita lihat saja nanti setelah kami berdua keluar dari sana!"
""…..""
"Bocah, ternyata kau punya tekad yang tinggi. Ingat ini bocah, semakin tinggi tekadmu, semakin susah untuk menggapainya. Maka kamu harus punya usaha yang kuat untuk mewujudkannya."
Naruto mengangguk, "Ya, aku tahu itu!"
"Bagus, kurasa kami mengerti kenapa master memilihmu. Selamat bertemu lagi seratus tahun lagi. He he…"
Mereka berbalik ke tempat mereka semula, menutup mata dan menjadi batu yang keras tanpa kehidupan lagi. Retakan yang tadi perlahan hilang, mereka menjadi patung yang bagus, tanpa retakan dan cacat. Sungguh Naga misterius itu benar-benar menajubkan.
Tanpa sadar, Naruto memuji kehebatan Naga itu.
Untuk sekarang, yang dia harus lakukan membuka pintu ini dengan cara yang sama dan berhasil. Naruto segera masuk sembari menggendong Yui yang masih pingsan. Wajahnya yang imut membuat Naruto lega, jika tidak ada gadis ini mungkin hidupnya akan kesepian.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hal pertama yang dilihatnya begitu banyak ruangan melingkar dan menjulang ke bawah, itu artinya saat ini dia berada di lantai atas, setiap lantai memiliki buku yang tersusun rapi. Begitu besar sehingga Naruto mungkin harus menggunakan tangga untuk mengambil buku paling atas.
Dia berjalan, melihat tangga untuk turun ke bawah. Sangat lama dia berjalan sampai-sampai dia merasa lelah. Sebenarnya ada berapa lantai di ruang ini? Dia bertanya pda dirinya sendiri. Terasa dia menghitung lantai yang dia lewati, totalnya sudah seratus lantai yang dia lewati. Saat ini dia sudah berada dia lantai paling bawah.
Di sana dia tidak menemukan rak-rak buku, namun hanya pintu besar tanpa lubang. Saat dia mencoba membukanya, pintu terbuka dengan mudah. Di depannya terhampar pohon-pohon yang besar, tanaman-tanaman merambat yang buahnya sudah matang. Di bawahnya ada sungai kecil yang mengalir, warnanya biru menyejukkan seperti air yang tadi dia minum. Dan benar saja, rasanya sama.
Ternyata air ini berfungsi memberi energi pada tanaman dan pepohonan agar cepat tumbuh dan berbuah.
Sekarang Naruto mengerti maksud kedua Naga tadi. Rupanya di sini ada kebun yang setiap hari menghasilkan buah yang lezat. Itu jelas setelah Naruto mencicipinya.
Naruto tidak khawatir lagi soal kelaparan di sini selama seratus tahun. Malahan dia bersyukur menemukan tempat langka ini. Dan hanya dia saja yang bisa memasuki tempat ini.
Yui masih tidur, selama itu Naruto membaca buku dari lantai dua. Beberapa buku belum bisa dibacanya, dikarenakan bahasa yang digunakan tidak bisa dipahami. Untuk itulah dia harus mempelajarinya dulu, tapi itu tidak masalah, dia masih punya banyak waktu di sini.
Selama di sini, mereka tidak tahu berapa lama waktu telah berjalan. Hal ini membuat Naruto kesusahan dan mendesah. Setiap kali dia menguap, dia akan tidur di samping Yui. Lalu bangun setelah beberapa jam.
Beruntung, Yui juga ikut bangun. Perut mereka yang belum diisi berbunyi, saling pandang lalu tertawa. Mereka memanggang daging yang sebelumnya mereka bawa, lalu memakannya dengan lahap. Ada suka cita terpasang di wajah mereka.
Setelah selesai, mereka minum di kebun yang ditemukan Naruto. Di sana juga mereka mencicipi buah yang sudah matang. Hasilnya begitu mengejutkan mereka, buah-buahan itu sangat lezat dan manis. Sempat terlintas di benak pikiran Naruto, jika dia menjualnya, mungkin akan laku keras dagangannya.
Namun dia tidak seegois itu, bagaimanapun juga dia ingin menjadi orang nomor satu di dunia.
Itu sudah pasti, dia harus berusaha keras dan lebih keras.
Mereka puas, rasa lapar telah hilang. Mereka kemudian membaca buku, mempelajari, lalu mengamalkannya. Di awal memang sulit, namun dengan ketekunan yang kuat, mereka menjadi terbiasa.
Naruto berbudidaya, berlatih Pola Prasasti, Pola Persenjataan, dan Ketrampilan Bela Diri. Sayangnya dia tidak bisa mempelajari Ketrampilan Bela Diri, dikarenakan di tempat ini tidak ada gulungan.
Sedangkan Yui juga berbudidaya, dan berlatih untuk menjadi Alkemis. Begitulah saran dari papanya. Dengan senang hati dia menerimanya.
Karena Naruto berpendapat, bahwa satu orang tidak bisa mempelajari semuanya. Harus dibagi-bagi dengan orang lain.
Jadi seperti itulah, bagaimanapun Alkemis juga dibutuhkan. Untuk masa depan mereka, harus menjual barang-barang yang nantinya dibuat. Meski bukan perkara mudah, mereka tetap berusaha semaksimal mungkin.
Dari beberapa buku yang telah dibacanya. Dia menemukan sesuatu yang menarik, nama sungai itu disebut Sungai Tanaman Kehidupan. Karena hanya pada tanaman lah yang memiliki efek luar biasa. Tapi bukan berarti makhluk lain tidak, faktanya Naruto dan Yui tidak haus dan tidak lapar setelah meminumnya.
Saat di sana, Naruto tak henti-hentinya membuat alat menggunakan Pola Persenjataan. Banyak sekali Persenjataan Rahasia yang dibuatnya, tentu saja untuk dirinya sendiri, juga untuk Yui. Dia masih belum kepikiran untuk menjualnya. Bagaimanapun, kalau jatuh ke tangan yang salah. Akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Pembunuhan, perampokan, dan kejahatan lainnya. Lebih parahnya lagi, mungkin senjatanya akan dipakai buat perang.
Hal itu menjadi kekhawatiranmya sendiri.
Lupakan hal itu, sekarang waktunya baginya membuat Gulungan Persenjataan menggunakan Pola Persenjataan. Bahan yang digunakan cukup mudah, berasal dari serat pohon khusus. Untuk tintanya dia membuat dari sari buah-buahan. Hasilnya cukup mengejutkannya, meski baginya masih buruk. Tapi tidak terlalu buruk juga. Jadi dia bisa menjualnya.
Tak lupa dia juga membuat jam agar tahu waktu yang telah dilewati. Dia terkejut bahwa mereka berdua sudah tinggal dan berlatih di sini selama dua puluh tahun lebih.
Waktu untuk keluar masih lama. Mereka kembali fokus pada pekerjaan mereka masing-masing.
Waktu selalu berjalan kadang cepat atau kadang lambat. Tak terasa Naruto dan Yui di sana sudah hidup selama seratus enam puluh tahun. Di dunia luar mungkin hanya terasa 1,6 tahun. Namun bagi mereka berbeda. Setiap detik, menit, jam, hari selalu mereka gunakan untuk budidaya bela diri dan berlatih hal lainnya.
Kebun yang menjadi tempat dimana sumber makanan mereka sekarang masih penuh, seolah tidak pernah berkurang sama sekali. Namun malah bertambah, itu dikarenakan mereka menanam kembali bibit yang mereka dapatkan dari hasil memetik buah.
Naruto menguap beberapa kali sebelum akhirnya bangun dari tidurnya yang pendek. Sehari dia hanya tidur selama dua sampai tiga jam. Sedangkan Yui seperti kebanyakan manusia biasa pada umumnya.
Bagaimanapun juga, Yui masih kecil. Naruto tidak mungkin memaksanya untuk tidur seperti dirinya. Lagi-lagi dia tersenyum akibat melihat wajah imut dari Yui. Sudah tak terhitung jumlahnya dia tersenyum, dia merasa senang sekali. Punya gadis yang menjadi putrinya, terkadang dia membayangkan Yui yang sudah besar.
Pastinya kecantikannya akan semakin bertambah. Namun, dia tidak mungkin untuk menyayangi lebih dari seorang ayah dan anak saja. Itu karena baginya sangat mustahil, apalagi dia tidak mengerti sama sekali akan hal itu.
Karena tidak ingin menganggu tidurnya Yui, Naruto lekas berjinjit dan pergi. Dia menuju ruang disebelah ruang yang ada kebunnya di dalam. Di ruang itu begitu gelap gulita, tidak ada cahaya apapun. Semakin dia masuk ke dalam, tubuhnya terasa ditekan ke bawah. Tekanannya begitu luar biasa kuat, namun baginya untuk sekarang tidak masalah. Berbeda dengan dulu saat pertama kalinya dia masuk, dia sudah tidak bisa berdiri, bernapas saja susah.
Beruntung dia masih bisa keluar hidup-hidup. Jika tidak, untuk apa dia berlatih di sini jika ajallah yang menjemputnya.
Tempat yang gelap seperti inilah hal yang menyenangkan baginya, tanpa ada cahaya, dia masih bisa merasakan sekitarnya. Kira-kira lima ratus meter darinya berdiri sekelompok Magical Beast tipe serigala. Bulu-bulunya berdiri seperti tanduk, mata merah menyala, di tubuhnya teraliri percikan listrik kecil.
Setidaknya mereka ada lima. Jika itu Naruto yang dulu, mungkin akan memakan waktu yang lama untuk mengalahkannya. Namun sekarang dia berbeda, dia sudah menjadi sangat kuat. Bahkan jika itu ratusan para ahli bela diri, belum tentu mereka dapat mengalahkannya.
Meski Naruto tidak bisa melihat dengan jelas, namun keempat elemen miliknya bisa merasakan keberadaan mereka. Menggunakan imajinasi di otaknya, dia sedikit bisa menggambarkan bentuk mereka.
Dua dari mereka merasa bahwa ada yang mendekat, bergegas mereka berlari ke arah Naruto sambil memamerkan taring yang tajam diselimuti petir kecil. Naruto tidak menghindar, juga tidak takut. Tubuhnya mulai memancarkan api yang berputar-putar, terus sampai membentuk tornado yang besar. Dia menggabungkan Elemen Api dan Angin untuk menciptakannya, Tornado Api sebagai Naruto pusatnya.
Kedua Magical Beast itu tertarik dan tidak bisa melepaskan diri, akibatnya Magical Beast itu berputar mengikuti arah putaran tornado. Tak lama berselang, tubuh mereka tercabik-cabik, darah segar memancar, mereka pun mati seketika.
Ketiga serigala yang melihat itu ketakutan, berbalik hendak melarikan diri. Namun tentu saja Naruto tidak akan membiarkannya, tornado api mulai memecah menjadi tiga bagian, lebih kecil dari yang tadi. Ketiga tornado itu mengejar mereka, tertangkap, mereka menjerit sejadi-jadinya sebelum tubuh mereka tercabik-cabik dan memancarkan darah yang banyak, lalu menjadi genangan darah.
Tak lama setelah Naruto membunuh mereka berlima, Tornado Api perlahan berhenti berputar dan menghilang. Kemudian dia menghela napas, bersyukur bahwa dia sudah bisa menguasai kemampuan yang diciptakannya ini.
Yah sebenarnya dia masuk ke sini hanya untuk menguji coba kemampuannya tadi, masih ada kemampuan yang ingin dia uji coba. Tapi untuk saat ini dia memilih keluar dari tempat ini, dia begitu khawatir pada Yui. Itu karena jika Yui tidak menemukan papanya di dekatnya, bisa-bisa dia menangis keras selama berjam-jam. Hal itu yang membuat repot Naruto.
Sesampainya, dia menghela napas. Beruntung Yui belum bangun. Dia kemudian mengambil apel di sebelahnya, lalu memakannya. Rasanya manis, lembut di lidah, dan yang pasti bisa menghilangkan lapar sementara dan dahaga.
Sejak awal dia tiba di tempat ini, dia masig bingung dengan pohon-pohon dan tumbuhan di kebun. Pasalnya mereka berbeda dengan yang biasanya ditemukan di dunianya. Selain bentuknya yang aneh, menurut beberapa ensiklopedi yang dibacanya, pohon dan tumbuhan itu tidak bisa tumbuh di dunia luar.
Padahal Naruto ingin menanamnya di kebun rumahnya. Sepertinya keinginannya harus pupus di sini.
Dalam renungannya. Yui kemudian, menemukan papanya di dekatnya. Dia tersenyum cerah, lalu memeluk papanya. Sontak Naruto terkejut, renunagnnya tiba-tiba buyar, dan dia melupakannya.
Setelah mereka berdua bangun, mereka kemudian meneruskan apa yang biasanya mereka lakukan kemarin. Namun kali ini untuk terakhir kalinya, karena setelah mereka bersiap-siap. Mereka akan meninggalkan tempat ini, menuju dunia luar yang akan mereka jelajahi.
Penuh akan petualangan, pertarungan, dan segala hal yang tidak mereka sangka-sangka.
Sudah tiba waktunya, mereka telah berkemas diri. Tak lupa memetik buah-buahan untuk perjalanan mereka.
Naruto berdiri di depan pintu, mengkonsentrasikan seluruh keempat elemennya. Lubang di pintu bercahaya, lalu pintu terbuka dengan cara bergeser ke kanan dan ke kiri. Mereka kemudian keluar, mendapati kedua Naga masih berada di tempatnya, menutup mata.
Kedua Naga itu membuka mata, melihat Naruto yang sepenuhnya telah berubah. Auranya menjadi lebih kuat, bahkan sangat jauh dari mereka berdua.
Bahkan meskipun kedua Naga itu menyatukan kekuatan mereka, mereka tidak yakin dapat mengalahkan orang di depannya ini. Tak hanya itu, gadis bernama Yui itu juga, meski di bawahnya Naruto. Ia masih akan menjadi sesosok mengerikan jika bertarung.
Jadi yang bisa mereka berdua lakukan hanya menunduk penuh kekalahan.
"Lama tidak bertemu ya, bocah? Kau sudah menjadi kuat sekarang, apa yang akan kau lakukan setelah ini?" Tanya salah satu dari mereka, merendahkan nadanya.
"Hmm," pikir sejenak Naruto, "aku sudah memutuskan akan berpetualang ke seluruh dunia, masih banyak misteri yang tidak kumengerti."
"Begitukah? Kau harus hati-hati, masih banyak orang yang mungkin lebih kuat darimu, bocah!"
"Aku tahu itu, tapi aku masih punya kartu as lain, ha ha ha~"
""….?""
"Baiklah, kurasa itu yang bisa kami katakan. Sekali lagi, berhati-hatilah, bocah. Jangan suka membuat musuh, lebih baik membuat teman!"
"Terima kasih, kami mengerti. Kalau begitu, sampai jumpa lagi, semoga kita bisa ketemu lain kali!"
Naruto dan Yui berbalik sambil melambaikan tangannya, kemudian mereka menghilang di kegelapan.
"Aniki, apa kau juga merasakannya?"
"Hmm, tentang apa?"
"Tentang mereka akan menjadi yang terkuat di seluruh dunia ini, dan mungkin mereka akan tahu tentang dunia ini."
"Yah, kupikir juga begitu."
"Kita hanya bisa berharap mereka berdua akan selamat dari marabahaya."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Naruto dan Yui sekarang sudah sampai dimana mereka bertemu dahulu. Tempat ini tidak berubah sedikitpun, masih sama seperti yang ada di ingatannya. Mereka berhenti di sini sejenak, Naruto berpikir dalam otaknya. Mungkin stalaktit di sini bisa dia jadikan bahan untuk membuat senjata.
Untuk itulah, Naruto berkali-kali memotong stalaktit yang ada. Sedangkan Yui menunggu dengan sabar sembari memakan buah apel yang mereka simpan.
Keras, seperti dugaan Naruto. Bebatuan di sini sangat keras, untuk membentuknya butuh tenaga keras. Beruntunglah dia memiliki Elemen Bumi, sehingga dia tidak kesusahan saat membentuk bebatuan itu menjadi sebuah belah pedang. Kira-kira panjangnya satu meter, tak lupa dia juga menambahkan Pola Prasasti agar nantinya dapat mendukung dalam pertempuran.
Setiap Pola Persenjataan yang dibuat berbeda-beda, sesuai jenis senjata dan bahannya. Kebetulan dia menemukan sedikit bahan api di dalam batuan tadi, jadi dia membuatnya agar dapat mengeluarkan api saat digunakan. Senjata ini sangat cocok dengan orang yang tipe elemennya api.
Untuk itulah, sesampainya dia di Provinsi Tengah, dia akan menjualnya guna mengumpulkan uang jika suatu saat diperlukan.
Tak terasa dia sudah bekerja enam jam, ada tiga pedang yang berhasil dia buat. Maka dari itu, dia menyimpannya untuk dijual. Dia lalu menghampiri Yui yang sedang berbudidaya, Yui membuka mata.
Mereka kembali tersenyum bersama, entah ini apa. Mungkin karena kebiasaan mereka dulu saat berada di Perpustakaan Waktu itu.
"Papa, kita akan kemana setelah ini?"
"Kita akan menuju kota di Provinsi Tengah. Kudengar ada banyak toko-toko di sana, aku tidak sabar untuk ke sana."
"Papa, mungkinkah di sana banyak orang?"
"Ya, tentu saja. Apa kau takut?"
"Tidak," Yui menggelengkan kepalanya, "Yui tidak takut, malahan Yui ingin melihat orang lain selain papa."
"Begitukah?" Naruto tersenyum kecut mendengarnya, "yah kalau begitu, ayo kita pergi?"
Yui mengangguk sembari menjawab, "Ya."
Yui tak lupa untuk memegang tangan papanya. Mereka kemudian keluar dari gua bersama-sama.
Cahaya mentari menerpa mereka, dedaunan hijau berjatuhan layaknya hujan. Mereka menggunakan telapak tangan untuk menghalangi cahaya yang menyilakukan. Bagaimana tidak, mereka berada di dalam Perpustakaan Waktu untuk waktu yang lama, setidaknya seratus enam puluh tahun. Bukanlah waktu yang sedikit bagi mereka, terkadang mereka bosan di sana. Berpikir agar waktu berjalan lebih cepat dari biasanya.
Mereka bersama-sama menghirup udara segar, begitu segar hingga mereka telah berdiri lama di mulut gua. Mereka tersadar saat ada daun yang mengenai tepat di wajah Naruto.
Lalu setelah itu mereka berjalan menuju timur. Dalam perjalanan mereka berhenti beberapa kali karena Yui dengan berbinar-binar memandangi bunga-bunga dan hewan-hewan di sekitar.
Pohon-pohon saling memberikan pelindung dari teriknya matahari dengan daun-daun yang lebat, sehingga membuat mereka tidak kepanasan. Walau begitu, meski panas sekalipun, Naruto masih bisa membuat angin sejuk di sekitarnya.
Tak terasa hari sudah sore, matahari mulai menenggelamkan dirinya di balik pegunungan. Beruntung mereka sudah menemukan gua untuk mereka tinggali. Namun gua ini sedikit aneh. Warnanya biru, banyak kristal es di mana-mana, juga dingin. Jika mereka masuk ke dalam, udaranya semakin dingin.
Dengan terpaksa Naruto menggunakan elemen apinya untuk menghangatkan tubuhnya dan Yui. Tak lama berselang, langit mulai gelap. Yui sudah menguap, lalu tidur di pangkuan Naruto. Sedangkan dirinya masih terjaga, dia tidak boleh tidur. Karena mungkin saja akan terjadi suatu hal yang gawat saat dia tidur.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued !
A/N :
*Stalaktit* : Sejenis Endapan Kapur yang menggantung turun dari atap Gua* (search aja di google :p)