I'm (not) Okay
By : Laurynaagatha
.
.
.
"Aku baik-baik saja, kau tak perlu khawatir padaku. Jika kebahagiaannya adalah kau dan bukannya aku, kenapa aku harus memaksanya untuk menyukaiku? Kau harus bisa membuatnya bahagia!" Senyuman itu merekah lebar di wajahnya. Tapi jauh di dalam hatinya, Minhyung mengakui bahwa ia benar-benar tersakiti.
Ada seorang siswa yang belakangan ini menarik perhatian Minhyung. Namanya Lee Haechan, dan dia merupakan adik kelas satu tingkat di bawah Minhyung. Orangnya manis dan ceria, penuh semangat juga selalu menebarkan aura kebahagiaan pada orang-orang di sekitarnya. Mungkin beragam sisi positif dalam diri Haechan itulah yang membuat Minhyung menyimpan perhatian lebih padanya.
"Jadi sekarang ini kau sedang menyukai seorang adik kelas? Dan dia merupakan anggota klub vokal yang sama denganku?"
Minhyung mengangguk mengiyakan pertanyaan yang dilontarkan oleh Jeno, salah seorang teman dekatnya. Haechan memang anggota klub vokal, dan Jeno juga tergabung dalam klub itu sehingga Minhyung tentu saja takkan segan meminta bantuan pemuda itu agar pendekatannya pada Haechan bisa berjalan mulus.
"Memangnya apa yang kau harapkan dari orang yang tak memiliki pengalaman cinta seperti diriku?" Jeno berucap santai, "Berpacaran saja aku belum pernah merasakannya. Apalagi harus membuat orang lain bisa pacaran."
"Eyy… aku bukan meminta saran tentang cinta darimu. Aku hanya ingin kau berusaha sedikit saja membuatku bisa dekat dengan Haechan. Misalnya kau berpura-pura mengajakku ke klub vokal, mungkin?"
"Kau ini anak klub basket, tak ada hubungannya dengan klub vokal."
"Berpikirlah sedikit, Jeno-ya. Apa kau tega membiarkanku merana karena cintaku yang takkan pernah bisa tersampaikan?"
Jeno berdecak. Rasanya ia lelah selalu direpotkan oleh temannya yang satu ini. Tapi entah kenapa ia tak pernah bisa jauh dari Minhyung sejak mereka saling mengenal ketika berusia tujuh tahun hampir sepuluh tahun lalu. Teman-teman mereka yang lain sampai menyebut mereka sebagai Tom & Jerry.
"Jeno-ya~"
"Besok," putus Jeno pada akhirnya, "Besok ada latihan bersama klub vokal dan klub dance. Bukankah klub vokal sudah meminta bantuanmu untuk melakukan rapp di festival sekolah nanti?"
Oh iya, Minhyung baru ingat, "Benar juga… kalau begitu besok aku harus latihan bersama kalian, ya?"
"Tentu saja! Gunakan itu sebagai kesempatan untuk mendekati adik kelas kesayanganmu itu!"
Senyuman Minhyung terkembang lebar. Ia berdiri dari duduknya dan mengusak gemas rambut Jeno hingga sang empunya rambut itu sendiri mengerang protes.
"Kau yang terbaik, Lee Jeno!"
~I'm (not) Okay~
Minhyung baru tahu kalau Haechan itu benar-benar tipe orang yang suka bicara. Padahal Minhyung hanya bertanya 'di bagian mana aku harus melakukan rapp nanti?' anak itu malah langsung nyerocos panjang lebar entah tentang apa, yang jelas melenceng jauh dari pertanyaan yang ia ajukan tadi. Tapi tentu saja tidak apa. Minhyung justru senang dia bisa mengobrol banyak dengan Haechan.
"…lalu setelah itu kucing peliharaanku melahirkan tiga ekor anak-"
"Haechan-ah, kapan Minhyung bisa berlatih bila kau terus mengajaknya bicara seperti itu?"
Haechan langsung mengerem kata-kata di mulutnya dan menoleh pada Jeno yang tadi menegurnya. Ia tersenyum kikuk dan bergumam kata maaf sembari membungkuk kecil, berbeda dengan Minhyung yang kini melempar tatapan tajam yang berarti 'apa-yang-baru-saja-kau-lakukan-bodoh' pada Jeno. Bisa-bisanya temannya itu tak menyadari kesempatan berharga Minhyung untuk mengobrol dengan Haechan tadi.
"Kau bantu Jaemin di sana. Dia sepertinya membutuhkanmu," Jeno menunjuk ke salah satu sisi ruangan di mana ada seorang pemuda yang tengah kerepotan membawa kardus-kardus yang entah berisi apa.
"Baik, sunbae!"
Setelah memberikan hormat bak militer pada Jeno, Haechan langsung melesat meninggalkan Minhyung dan Jeno. Kedua murid tingkat akhir itu kemudian sama-sama terdiam. Minhyung melirik Jeno sesaat sebelum menarik tubuh temannya itu dan memerangkap leher Jeno dengan lengannya.
"Uhukk! Apa yang-uhukk! Bodoh! Sesakkhh!"
"Kau yang bodoh, dasar kurang ajar!" balas Minhyung dengan cukup pelan namun penuh penekanan, "Kapan lagi aku bisa bicara banyak dengan Haechan?! Kau malah merusaknya! Aishh! Kenapa kau tiba-tiba jadi menyebalkan begini?!"
Dengan bersusah payah Jeno melepaskan diri dari kukungan Minhyung –hell ya, temannya itu 'kan anggota klub basket yang tentu saja memiliki stamina dan tenaga lebih, "Tidak perlu hampir membunuhku juga, 'kan!"
"Ck, aku benar-benar ingin mematahkan lehermu saat ini!"
Jeno memutar bola matanya, "Profesionalitas. Ingat itu, Lee Minhyung."
Minhyung menggeram kesal dan mengacak rambutnya frustrasi. Ia kemudian menghela napas panjang dan mengikuti langkah Jeno menuju sebuah lemari yang tersimpan di pojok ruang klub vokal ini. Jeno membuka lemari tersebut dan terlihat mencari-cari sesuatu di dalamnya sebelum kemudian memberikan beberapa lembar kertas pada Minhyung.
"Ini lirik rapp yang akan kau gunakan ketika tampil di festival nanti."
Minhyung menerimanya dan membacanya selama beberapa saat. Keningnya lalu mengernyit, "Ini liriknya? Ini sangat jauh dari model rapp yang biasa kugunakan. Akan sedikit sulit bagiku untuk menguasainya."
"Ada campur tangan Haechan di dalam lirik itu."
"Hohoho~ serahkan saja padaku. Lee Minhyung pasti akan menampilkan performa luar biasa di atas panggung nanti!"
Minhyung berbalik dan pergi menjauhi Jeno sembari membawa lirik tersebut di tangannya. Protesannya telah menguap entah kemana. Jeno terkekeh dan bergumam seraya menggelengkan kepalanya,
"Memang sejak kapan Haechan mengerti tentang rapp?"
~I'm (not) Okay~
Minhyung memang anggota klub basket, tapi ia memiliki bakat dalam hal rapp. Kakaknya adalah seorang rapper yang telah debut dengan nama yang banyak dikenal oleh publik, jadi dia pun sedikit banyak mengetahui dan menguasai beberapa hal tentang rapp. Jadi tak perlu heran bila pihak sekolah –atau dalam hal ini klub vokal- meminta bantuan Minhyung untuk mengisi acara di festival tahunan sekolah yang sekaligus menjadi acara perpisahan bagi murid-murid tahun akhir itu –festival terakhir baginya dan Jeno juga di SMA.
Dan Minhyung patut bersyukur karena berkat festival itu, ia jadi memiliki banyak waktu untuk dihabiskan bersama Haechan –walau hanya sekedar di ruang klub vokal ketika jam berlatih saja.
Cklek!
"Oh? Minhyung-sunbae! Akhirnya ada orang lain yang datang selain diriku!"
Senyuman tampan Minhyung berikan pada Haechan yang menyambut kedatangannya dengan ceria. Ia menutup pintu ruang klub dan berjalan mendekati Haechan yang tengah duduk di atas meja. Tak sopan memang, tapi biarlah. Untung Minhyung suka.
"Kau sedang apa di sini?"
"Kenapa sunbae bertanya seperti itu?" Haechan balik bertanya, "Tentu saja karena hari ini 'kan jadwalnya berlatih."
"Apa tak ada yang memberitahumu? Hari ini akan ada rapat guru, dan guru-guru meminta seluruh aktivitas klub hari ini diliburkan agar tidak menganggu jalannya rapat."
"Apa?!"
Kedua mata Haechan membulat lucu hingga Minyung gemas sendiri melihatnya. Pemuda yang lebih muda langsung mengeluarkan ponselnya dan mengutak-atiknya selama beberapa saat sebelum kemudian mengerang kesal.
"Argghh! Kenapa tidak ada yang memberitahuku?!" ia mengerucutkan bibirnya kesal, "Tahu begini aku pulang saja sejak tadi! Waktu istirahatku jadi terbuang sia-sia, 'kan!"
Minhyung tersenyum kecil, "Kalau begitu bagaimana kalau kita berlatih berdua saja agar waktumu itu tak terbuang sia-sia lagi?"
"Eh? Memang sunbae tak pulang?"
"Aku memiliki banyak waktu luang," Minhyung menjawab santai tanpa mau memikirkan tumpukan tugas di rumahnya yang tenggat waktunya jatuh pada esok hari, "Jadi apa kau mau pulang saja atau berlatih denganku? Jika kau ingin pulang, ayo kita pulang bersama saja."
"Hmm… karena aku sudah terlanjur ada di sini dan sunbae juga ada, jadi ayo kita berlatih saja! Aku akan mengajarkan sunbae cara mengatur artikulasi suara yang baik!" ucap Haechan semangat –mengesampingkan fakta bahwa ia sama sekali tak mengerti tentang rapp yang Minhyung kuasai.
"Baiklah. Dan bagaimana kalau nanti kita pulang bersama?"
"Eh?"
"Kebetulan aku mendapat kupon diskon pelajar di sebuah café."
"Setuju!"
Minhyung tertawa melihat antusias yang Haechan keluarkan. Anak ini memang penuh semangat juga penuh dengan tingkah lucunya. Tak heran kenapa Minhyung bisa suka. Dan… oh iya, ingatkan Minhyung untuk berterima kasih pada Jeno nanti. Berkat Jeno, ia bisa menghabiskan waktu berdua dengan Haechan seperti sekarang ini.
[Hari ini tidak ada latihan karena akan ada rapat guru. Aku sudah memberitahu anggota klub vokal lain kecuali Haechan. Datang saja ke ruang klub vokal dan aku jamin kau bisa menemukan Haechan di sana. Nikmati waktu kalian berdua.]
[Sebuah red velvet cake berukuran besar kupikir cukup sebagai ucapan terimakasihmu untukku.]
Jeno memang orang yang pandai memanfaatkan situasi, ya.
To Be Continued
For the first time, saya buat ff yang diambil dari kisah nyata yang aslinya emang pernah saya alamin. Ngetiknya aja sambil baper inget masa lalu:')
Fyi, tiap chapternya gak akan nyampe 2000 words, jadi tolong jangan protes soal chapter yang terlalu pendek ya~ filenya udah saya ketik sampai selesai, bakal susah kalau mau dipanjangin dan harus rombak ulang:')
Review?