Warning!

Cerita mengandung unsur BxB

Cerita murni hasil otak sendiri

HOW TO LOVE

Cast :

Jeon Jungkook,

Kim Taehyung,

Park Jimin

Others

Pairing :

KookV ! slight MinV

Genre :

Tentukan sendiri :D

Rated : T - M

Author : Taejeon (92L)

Namja x Namja, Yaoi, Typo Bertebaran

-check disc out-

DL!DR!

~ Enjoyed ~

.

.

Seoul Nov 1999

Tap

Tap

Tap

"ku mohon kau harus segera membawa Tae pergi dari sini Kim ahjumma" ucap seorang yeoja yang lagi menggendong seorang anak kecil dalam dekapannya ke seorang yeoja yang juga sedang menggendong anak kecil lainnya,

Napas keduanya berburu karena langkah buru buru yang mereka ambil untuk menuju sebuah pintu rahasia yang berada dibalik lemari di dekat dapur,

"bagaimana dengan anda nyonya?" ucap Kim ahjumma menatap sang majikan dengan raut khawatir,

"aku tidak perduli apa yang akan dilakukannya kepada ku, yang penting bagi ku Tae selamat, dan Kim ahjumma_ " ada sedikit rasa ragu sang majikan untuk melanjutkan ucapannya, tapi didalam hatinya yang lain mengatakan dia harus mengatakannya,

" bisakah kau_ menukarkan Tae dengan putra mu kepada ku?" Kim ahjumma membelalakkan matanya tidak percaya dengan penuturan sang majikan yang menginginkan putra tunggalnya yang ada pada gendongnya untuk ditukar,

"aku mohon Kim ahjumma, kalau mereka tidak melihat Tae, mereka pasti menyadari aku menyembunyikan Tae tidak jauh dari sini, dan mereka pasti akan menemukan mu nantinya" lanjut sang majikan dengan menarik pelan lengan Kim ahjumma,

"bagaimana dengan Jungie? Kalau aku memberikan putra ku kepada mu, mereka pasti akan membunuh putra ku juga" ucap Kim ahjumma dengan nada tidak percaya dengan permintaan sang majikan, dan membiarkan air matanya keluar begitu saja,

"aku berani menjamin, putra mu pasti tidak akan terbunuh, mereka hanya disuruh agar membunuh ku dan mengambil Tae dari ku, ku mohon ahjumma, ku mohon" sang majikan mengusap ngusap kedua telapak tangannya sendiri memohon dengan air mata dan keringat yang sudah menjadi satu diwajah cantiknya,

"tapi nyonya Jeon, bagaimana mereka tau itu anak mu bukan anak ku, mereka pasti akan membunuhnya juga kalau mengetahui itu bukan tuan muda Tae"

"tidak ahjumma, mereka sama sekali tidak tau tentang wajah atau pun nama Tae, mereka hanya mengetahui aku memiliki seorang putra, mereka hanya menginginkan putra ku yang akan menjadi penerus keluarga Jeon" sesekali ia melirik kearah belakangnya,

suasana di dalam kediamannya begitu gelap hanya cahaya bulan yang perlahan masuk dari celah celah jendela, lampu sengaja dimatikannya biar bisa membawa keluar putranya menjauh. Menjauh dari orang suruhan sang suami yang ingin membawa putranya.

"ku mohon rawatlah Tae seperti anak kandung mu sendiri, dan pergilah, menjauhlah dari Seoul, aku sudah menyiapkan semuanya untuk mu dan Tae, kau hanya perlu datang kemari dan pergi ke alamat ini" memberikan secarik kertas yang tertulis beberapa alamat didalamnya,

Sreak

Ciiittt

"cepatlah ahjumma, mereka sudah sampai, ku mohon" jantungnya berasa dicabut karena mendengar suara beberapa mobil yang berhenti didepan rumahnya,

Kim ahjumma menyerahkan anak kecil yang ada digendongannya ke sang majikan, dan mengambil anak kecil yang lainnya dari dalam gendongan sang majikan.

Seperti diberi obat bius kedua bocah itu tidak terganggu bahkan terbangun dari tidur nyenyak mereka.

"ku mohon, anggaplah Tae sebagai Jungie mu, dan sayangilah dia ahjumma, kalau kau ingin menceritakan tentang ku kepadanya, bilang kepadanya aku sangat menyayanginya" mencium kening putranya untuk terakhir kali,

"maafkan eomma Jungie" Kim ahjumma juga mencium kening putranya untuk terakhir kalinya 'mungkin', dengan air mata yang terus mengalir dari matanya,

"maafkan aku karena tidak bisa menceritakan tentang mu pada Jungie" membukakan pintu rahasia yang sudah dibuatnya, sebuah pintu yang menembus jauh dari rumahnya, pintu yang menembus ke ladang ilalang di dekat sungai,

"terima kasih Kim ahjumma atas semuanya" ucapnya sebelum menutup pintu itu dan membiarkan Kim ahjumma membawa putranya.

.

Kim ahjumma menelusuri jalan rahasia yang sudah disiapkan untuknya. Setelah keluar dari terowongan gelap yang hanya diberikan penerangan senter ditanggannya,

Kim ahjumma mencari mobil yang sudah disiapkan untuknya. Matanya menangkap subuah mobil di dekat sungai yang tertutup beberapa jerami.

Kim ahjumma meletakkan Tae yang digendongnya dengan beralasan kain diatas tanah lembab itu, menurunkan jerami jerami yang menutup mobil itu dengan tergesa gesa.

Setelah semua jerami berhasil di turunkan, Kim ahjumma mengambil Tae dan mengendongnya, masuk kedalam mobil dan menjalankan mobilnya menjauh dari sana, menuju alamat yang diberikan majikannya tadi padanya.

.

Other side

mendorong lemari itu untuk menutupi pintu rahasia yang dibuatnya, berjalan ke arah Jungie yang diletakkannya diatas meja makan, dan berlari kecil kearah kamarnya.

Membersihkan air mata dan mata bengkaknya dengan polesan make up tipis, membaringkan dirinya ditempat tidur dengan Jungie disampingnya, seolah olah tidak ada yang dilakukannya beberapa menit yang lalu.

Brak

Suara pintu yang didobrak membuat Ny. Jeon bangkit dari tidurannya, dan mendapati tiga orang namja bertubuh besar mendekat kearahnya,

"apa yang kalian lakukan dirumah ku!" ucap nyalang dan mendekap erat Jungie kepelukannya, seorang namja berjalan kesisi kanannya berada, merebut paksa Jungie dari dekapan ,

"apa yang kau lakukan, kemarikan putra ku!" menarik narik lengan namja itu agar melepaskan Jungie,

seorang namja yang lain datang menghampiri dan menahan tubuhnya agar tidak berontak,

"lepaskan! kembalikan putra ku! Kembalikan Jungie ku!" berontaknya yang mencoba melepaskan dirinya,

"le_"

Dor!

Suaranya terhenti kala seorang namja yang ada disamping kirinya menembak bagian perut , namja yang tadi memegang melepaskan peganggannya, membiarkan tubuh terjatuh kelantai dan mengeluarkan darah segar yang cukup banyak,

"aku akan membawa tuan muda dan kalian urus pemakaman untuknya " ucap seorang namja yang menggendong Jungie, dibalas anggukan dari kedua namja yang lainnya, dan namja itu berlalu pergi meninggalkan dua namja lain dan tubuh yang berlinang darah,

"aku akan membereskan kekacauan ini, kau kembalilah" itu suara namja yang tadi menembak , yang dibalas anggukan dari temannya.

.

.

"saya sudah menidurkan tuan muda dikamarnya tuan" panggil saja namja yang tadi mengendong Jungie adalah Lee Do Joon, Dojoon menundukan badannya kearah yang diketahui sebagai yang lagi duduk dimeja kerjanya,

"bagaimana dengan wanita itu?!" masih sibuk mengerjakan pekerjaannya tanpa menatap yang diajak bicara,

"seperti permintaan anda tuan, kami membunuhnya" untuk beberapa detik terkejut, tapi tidak berlangsung lama karena ia segera merubah ekspresinya, melepas kacamata yang bertengger di hidungnya,

"ternyata dia tetap keras kepala, tidak mengijinkan ku mengambil putranya, bahkan anak itu juga putra kandung ku" menyambar gelas yang berisi wine dan berjalan kesisi jendela tidak jauh dari meja kerjanya,

"apa aku salah hanya mengambil putra ku dan menjadikannya pewaris JN Corp kedepannya" meneguk wine yang ada ditangannya, dan menatap lurus kedepan jendela yang hanya menampilkan pemandangan gelap gulita,

"tidak tuan, tentu anda tidak salah sama sekali" Dojoon mencoba memberanikan dirinya untuk menjawab penuturan ,

"kau benar, kalau begitu pergilah, dan panggil Cha ahjumma untuk merawat Jungkook mulai sekarang" perintahnya kepada Dojoon

"Jeon Jungkook, nama yang bagus untuknya" gumamnya dan meneguk kembali winenya,

"baik tuan" setelah berucap dan membungkuk sembilan puluh derejat, Dojoon berlalu pergi dan menjalankan tugas yang diberikan kepadanya.

.

.

Jeon jungkook bocah sepuluh tahun anak dari pengusaha ternama dari JN Corp, Jungkook di didik untuk tidak peduli dengan sekitarnya.

Jungkook juga terkenal dengan perwatakan yang dingin dan tegas, itu salah satu ajaran dari sang ayah yang menyuruhnya.

Jungkook tidak mempunyai teman yang akrab dengannya, karena tidak ada yang berani hanya untuk sekedar mendekat padanya,

bayangkan saja, bagaimana sorang bocah sepuluh tahun yang dikelilingi dengan banyak namja berpakain jas hitam rapi dengan kaca mata hitam selalu berada disisinya, bahkan siapa pun takut hanya untuk sekedar menyapa atau menegurnya.

Jungkook hanya memiliki seorang hyung tiri yang juga tinggal dirumahnya, Jeon Jae Hae. hyung yang bertaut lima tahun dengan usianya.

Walaupun Jungkook memiliki seorang hyung, dia tidak pernah menyapa bahkan mengobrol dengan hyungnya, sang ayah tidak mengijinkan jungkook untuk bergaul dengan siapa pun termasuk hyungnya.

Karena sikap sang appa yang terlalu menyayangi Jungkook – menurut Jahae, Jahae jadi membenci keberadaan Jungkook.

.

.

~ Chapter 1 ~

.

.

Daegu Feb 2016

Namja manis dan tampan 'bersamaan' baru saja hendak keluar dari rumahnya kalau saja tidak menangkap suara sang eomma memanggilnya,

"Taehyung-ah, kau mau kemana?"

"aku hanya ingin menemui Jihyo, eomma" teriak Taehyung yang sedang mengambil sepatu converse hitamnya di rak sepatu dekat pintu masuk,

"ucapan perpisahan?" sang eomma mendekat kearah Taehyung yang lagi memakai sepatunya dengan terpincang pincang 'kesusahan',

"sepertinya begitu eomma" akhir Taehyung setelah menyelesaikan memakai sepatunya, Taehyung mengambil tas yang dipegang eommanya, memakai tas ransel hitam itu,

"aku pergi eomma, dan mungkin aku akan kerumah Yoongi hyung setelahnya" Taehyung mencium kedua pipi sang eomma yang dibalas dengan ciuman kening untuk Taehyung,

"eomma akan membuatkan bekal untuk kau bawa nanti" senyum hangat terpatri diwajah cantik sang eomma yang dibalas dengan anggukkan antusias dari Taehyung.

Taehyung melangkahkan kakinya keluar rumah untuk bertemu Jihyo ke tempat yang sudah mereka rencanakan sebelumnya.

.

.

.

"Oppa!" teriak seorang yeoja berparas cantik, ketika melihat namja manis dan tampan 'waktu bersamaan' masuk kedalam caffe, namja itu tidak lain dan tidak bukan adalah Taehyung,

Taehyung tersenyum ke arah sang pemanggil dan beralih ke tempat yeoja itu, mendaratkan bokongnya duduk berhadapan dengan yeoja itu,

"apa kau sudah lama menunggu Jihyo-ah" tanya Taehyung yang dibalas dengan gelengan kepala dari Jihyo,

"tidak oppa, aku juga baru sampai, lebih tepatnya dua puluh menit yang lalu, kk" Jihyo terkekeh diakhir kalimatnya mengatakan - dua puluh menit yang lalu,

"kau ini" tangan taehyung terangkat untuk mengusap lembut surai kecoklatan jihyo dan mengacaknya lembut, Jihyo hanya menjulurkan lidahnya lucu,

.

"oh ya oppa, apa oppa jadi pergi ke Seoul hari ini?" Jihyo menyesap orange jus miliknya dan menatap Taehyung yang baru selesai mengunyah bibimbap pesanannya,

"eum, aku akan pergi jam enam sore, dan ada yang ingin ku sampaikan pada mu Jihyo-ah" Taehyung menatap obsidan coklat milik sang kekasih,

kalau kalian ingin tau, Jihyo dan Taehyung sudah berpacaran kurang lebih dua tahun, waktu itu Taehyung masih sekolah menengah dan Jihyo yang saat itu adalah hoobaenya,

"apa oppa akan bilang, kita harus mengakhiri hubungan kita mulai sekarang?" buliran krystal yang entah kapan sudah menggenang di kedua mata Jihyo,

"maafkan aku Jihyo-ah" Taehyung menautkan jemari jemarinya dengan jemari Jihyo yang berada diatas meja, menatap penuh dengan permintaan maaf ke Jihyo yang sudah menitikkan air matanya,

"aku harap kau menemukan namja yang lebih baik dan lebih beruntung karena memiliki mu, namja yang akan selalu berada di sisi mu" menggengam erat kedua jemari Jihyo,

"oppa hikss" lirih Jihyo dengan isakan tangisnya yang keluar,

"maafkan aku Jihyo-ah" Taehyung beralih duduk di sebelah Jihyo, membawa Jihyo ke dalam dekapan hangatnya, menenangi tubuh begetar Jihyo yang sudah menangis di dadanya, membiarkan air mata Jihyo membasahi kemeja yang dikenakannya,

"maafkan aku" ucap Taehyung bagai mantra agar Jihyo tenang, Jihyo semakin memegang erat sisi kemeja Taehyung,

"oppa hikss kau jahat" Jihyo memukul pelan dada Taehyung tanpa menjauhkan kepalanya yang masih bersandar didada Taehyung,

"oppa, kenapa kita harus putus, bukannya kita bisa pacaran jarak jauh, aku akan menyusul mu ke Seoul kalau aku libur, jadi untuk apa kita berpisah?" ucap Jihyo yang sudah mulai tenang dari sebelumnya,

"tidak Jihyo-ah, aku tidak ingin mengikat mu seperti itu, kau bebas memilih orang yang akan menjadi kekasih mu, aku tidak ingin kau merasa terbebani karena masih memegang cinta kita"

"aku sama sekali tidak terbebani oppa, aku berjanji akan mempercayakan hati ku hanya untuk mu, aku tidak akan membiarkan siapapun mengganti posisi mu dihati ku oppa" Jihyo menarik tangan Taehyung dan menggenggamnya kuat,

"maafkan aku Jihyo-ah, tapi aku ragu apa aku bisa mempercayakan hati ku hanya untuk mu" taehyung mengigit bibir bawahnya karena sebenarnya bukan itu yang ingin dikatakannya,

"jadi oppa, maksud mu_" Jihyo melepaskan tautan tangannya dengan Taehyung,

"ah sudahlah!, aku menyerah membujuk mu yang keras kepala seperti ini oppa" Jihyo mengempaskan punggungnya kebelakang sanderan bangkunya,

"mungkin kau benar oppa, aku harus cepat mencari pengganti mu" entah kenapa Jihyo menampilkan senyuman hangatnya setelah berucap, Taehyung menatkan alisnya bingung melihat perubahan Jihyo,

sungguh Jihyo itu susah ditebak, walaupun mereka sudah dua tahun berpacaran, tapi Taehyung masih belum bisa mengetahui karestik Jihyo yang terkadang absurd menurutnya, Jihyo itu tipe yeoja yang susah ditebak.

"maafkan aku" Taehyung menundukkan kepalanya,

"sudahlah oppa, jangan meminta maaf terus, dan aku punya permintaan untuk mu oppa" Taehyung mendongakkan wajahnya, menatap Jihyo

"bisakah setelah ini kita berteman? dan oppa mengijinkan ku untuk mengunjungi mu ke Seoul?" Taehyung dengan cepat menganggukan kepalanya dan bergumam 'tentu saja dan terima kasih' karena Jihyo selalu bisa mengerti dirinya.

.

.

.

"Yoongi-ah, kau harus menjaga Taetae demi ahjumma, kau mengerti?!" Kim ahjumma membantu sang anak yang sibuk memasukkan barang barangnya kedalam mobil Yoongi,

"nhe ahjumma, aku akan menjaga Taehyung dari apa pun" yoongi menepuk nepuk dadanya, seraya bangga dengan kepercayaan Kim ahjumma yang menitipkan anaknya Kim Taehyung pada dirinya,

"terima kasih Yoongi-ah, ahjumma senang mendengarnya" Kim ahjumma menepuk pundak Yoongi yang dibalas dengan senyuman gula dari Yoongi,

"eomma, berhentilah menganggap ku ini anak kecil, aku sudah besar dan bisa menjaga diri ku sendiri" Taehyung mengerucutkan bibirnya lucu,

tidak terima dengan sang eomma yang selalu meminta tolong pada siapa pun yang dekat dengannya agar selalu menjaganya dan mengawasinya,

'aku tau kau sudah besar tuan muda, aku hanya takut kalau kau bertemu dengan orang yang sudah membunuh ibu kandung mu' batin Kim ahjumma menangis pilu mengingat masa lalu,

"eomma tau sayang kau sudah besar, tapi eomma hanya khawatir dengan sikap ceroboh mu itu" Kim ahjumma mendekat dan memeluk tubuh kurus Taehyung, mengusap lembut punggung Taehyung,

"eomma, kau tidak perlu khawatir, lagian kalau aku tidak mengambil kesempatan beasiswa ini, mungkin aku akan menyesal nantinya, dan bahkan aku juga sudah mendapatkan pekerjaan part time" Taehyung mengeratkan pelukannya ke sang eomma, ia akan sangat merindukan pelukan hangat sang eomma untuk beberapa lama,

Taehyung duduk disebelah Yoongi yang duduk dibangku kemudi, Taehyung membuka kaca mobilnya, menyembulkan kepalanya keluar hanya untuk sekedar melihat sang eomma yang masih mendadainya,

"haaa... aku pasti sangat merindukan eomma" taehyung menghela napas panjang sebelum menutup kedua matanya, Yoongi hanya melirik sebentar dan setelah itu fokus mengemudi.

.

.

.

"apa kau benar baik baik saja tinggal sendiri Taehyung-ah" ucap Yoongi sambil membantu Taehyung mengangkat barang bawaannya, menuju kamar apartemen sederhana yang disewa Taehyung dari uang tabungannya sendiri,

"tenang saja hyung, aku baik baik saja, aku bahkan tidak bisa merepotkan mu terus terusan" setiba sampai di Seoul, niat Yoongi ingin membawa Taehyung tinggal di apartemen miliknya yang mewah harus pupus,

karena Taehyung yang katanya sudah memesan sebuah apartemen sederhana yang tidak jauh dari kerja part timenya dan juga tempat kuliahnya.

Taehyung itu sudah terbiasa hidup mandiri dan selalu tidak ingin merepotkan orang disekitarnya.

"tapi Tae, eomma mu sudah menitipkan mu pada ku" Yoongi menahan tangan taehyung yang ingin memasukkan kunci pintu apartemennya,

"tidak apa hyung, jangan khawatir, kalau sesuatu terjadi pada ku, aku akan segera menghubungi mu" Taehyung melepaskan tangan Yoongi yang menahan tangannya, memasukkan kunci dan membuka perlahan pintu apartemennya.

Yoongi sudah menyerah dengan keras kepala yang dimiliki Taehyung untuk ikut dengannya, jadi Yoongi mengekori Taehyung masuk kedalam apartemen sederhana milik Taehyung,

Yoongi mengedarkan pandangannya menelusuri setiap sudut apartemen yang akan ditempati Taehyung kedepannya.

Ruangan yang tidak terlalu luas seperti apartemen miliknya dengan tempat tidur ukuran single.

"aku tau kau lelah hyung, pulanglah, letakkan saja tas ku diatas tempat tidur, maaf hyung, aku tidak bisa mengantar mu dan terima kasih karena sudah mengantar ku" ucap Taehyung tanpa menoleh ke Yoongi, karena aktifitasnya mengeluarkan semua barang bawaannya dan mulai menyusunnya,

"baiklah Tae, hubungi aku kalau kau membutuhkan sesuatu" Yoongi meletakkan tas yang berisi pakaian Taehyung diatas tempat tidur, seperti yang di katakan Taehyung tadi padanya,

"kalau begitu aku pulang" Yoongi menepuk pundak Taehyung, yang dibalas dengan anggukkan dari Taehyung,

.

.

.

TBC

.

oke aku balik lagi bawa cerita yang lainnya . .

semoga ada yang menyukainya :)

ditunggu reviewnya :*

dan maaf kalau ceritanya gaje dan banyak typonya..