Uzushiuogakure adalah sebuah desa yang menutup dirinya dari desa desa lain di dunia Shinobi. Mereka hanya membuka ikatan dengan desa kerabat mereka, yakni Konohagakure. Namun hal tersebut berubah ketika seorang Uzukage (pemimpin desa Uzu) muda naik menjabat menjadi yang keempat. Anak muda yang beru berusia 24 tahun tersebut adalah seorang prodigy Uzumaki yang terkenal dengan penguasaan sepuluh Sumi-kyō dan keahlian Fuinjutsu yang hebat. Yondaime Uzukage muda yang memiliki kharisma tinggi, tenang, ramah, baik terhadap semua orang serta dikenal sangat pandai dalam bertarung itu bernama Uzumaki Naruto.

Naiknya Uzumaki Naruto sebagai Yondaime Uzukage membuat Uzushiogakure membuka hubungan dan kerja samanya dengan desa desa lainnya, termasuk sebuah Negara Iblis yang dipimpin seorang Ratu bersifat dingin dan memiliki kemampuan menyegel setan serta memprediksikan kematian seseorang. Naruto yang mengunjungi Negara tersebut pertama kali langsung jatuh hati begitu bertemu dengan sang Ratu dalam sebuah jamuan yang mewah. Pertemuan dua hati yang suci pun terjadi, dengan hidupnya gerbang Saiken yang berada di wilayah barat Uzushiogakure, sang Uzukage pun datang melamar Ratu dari Negara Iblis, dan lamaran tersebut diterima dengan rasa cinta yang besar.

Dua pemimpin menyatu, namun kekuatan keduanya yang besar membuat takut desa desa Shinobi lainnya, dan akan menjadi awal dari sebuah bencana untuk Uzushiogakure..

Uzushiogakure telah hancur, namun sang Uzukage tetap berusaha bangkit demi kebangkitan desa dan cinta sucinya. Uzumaki Naruto secara heroic menaklukkan 5 desa besar, mengumpulkan orang-orangnya dan kembali memeluk istrinya dalam kehangatan.

Kedua pemimpin itu kembali bersatu, dan kekuatan keduanya mengalahkakan desa desa Shinobi lainnya, dan menjadi awal dari kebangkitan untuk Uzushiogakure!

Naruto by Masashi Kishimoto

The Uzukage Hiden: Princess from Land of Snow by Doni Ren and Icha Ren

(Based The Uzukage main story)

This Story for Naruto Lovers, and for Anella Gathra

Pairing : NaruShion

Rate : T+

Genre : Adventure, Romance

Warning : Typo, Abal abal, Gajeness, Kacau, Tata Kata Aneh Aneh, OOC, DLL

Normal POV

Strong n Smart!Naru

Older!Naru

Older!Shion

.

.

.

Summary: Shion mendapatkan dua tiket untuk menonton Film The Adventure of Princess Gale secara mengejutkan. Mengajak suaminya, Yondaime Uzukage, keduanya menonton serial Film terfavorit di Negera Api tersebut dengan artis terkenal Fujikaze Yukie. Keduanya tidak tahu akan terbawa konflik Negeri Salju, sebuah negeri yang menantikan musim semi namun tak kunjung datang.

Cerita ini bersetting 1 tahun 5 bulan pasca insiden penghancuran Uzu 17 Oktober lalu.

Chapter 1: Fujikaze Yukie

Rombongan Negeri Iblis yang terdiri atas 3 pelayan Ratu, 5 pengawal, 4 pembawa usungan dan Ratu Negeri Iblis sendiri baru saja meninggalkan Ro no Kuni untuk melanjutkan perjalanan menuju Uzushiogakure. Di dalam usungan tersebut, Ratu Negeri Iblis Shion-sama sedang duduk tenang sambil memejamkan mata bonekanya. Senenandung kecil dan manis keluar dari mulutnya membentuk irama yang begitu indah.

Setelah menyelesaikan urusan bilateral antara Negeri Iblis dan Negeri Ro, Shion akan kembali menuju Uzu, tempat dimana suaminya berada. Pembangunan Uzu sudah hampir menyelesaikan dasar-dasar desa mereka, dan sepertinya Uzu akan terus berkembang karena dana pembangunan yang diberikan 5 desa besar sebagai bentuk permintaan maaf atas insiden 17 Oktober lalu menjadi katalisator pembangunan desa tersebut. Uzu benar-benar bangkit dari keterpurukan mereka.

"Wahai rombongan pembawa usungan kemewahan, bisa anda berhenti sebentar untuk mengikuti permainan saya…"

Shion membuka matanya dan mengintip sejenak dari balik kain usungan mewahnya yang berwarna merah dengan ukiran benang emas. Di samping jalan yang mereka lalui, ada sesosok kakek tua dengan topi bundar jerami yang duduk di depan meja usang sambil melempar dadu di tangan kanannya. Beberapa orang mengerumuni kakek itu dan mendesah kecewa. Shion menjadi sedikit lebih penasaran.

"Jangan perdulikan, tetap jalan…tujuan utama kita adalah mencapai Uzu sebelum malam hari." Pemimpin rombongan yang merupakan ketua pengawal Ratu memberikan instruksi dengan nada tegas. Shion juga tidak terlalu memperdulikannya, dia kembali menutup kain usungannya sebelum kakek tua itu menyebut sesuatu yang membuat keinginan hatinya melunjak.

"Hadiah utama, dua tiket gratis menonton perdana Film The Adventure of Princess Gale yang dimainkan artis terkenal Negera Api, Fujikaze Yukie…"


Usungan itu segera berhenti di depan kerumunan permainan dadu tersebut, membuat beberapa orang di sana segera menepi dari tengah meja dan menatap takjub sesosok wanita yang keluar dari usungan mewah dan anggun. Ratu Negeri Iblis memakai gaun putih dengan balutan kain melebar berwarna emas di lehernya, juga kalung yang berkilauan saat ditimpa sinar matahari. Jangan lupa mahkota yang tersemat di kepala bersurai pirang kelabunya. Shion duduk sopan di depan meja sang kakek dan mata bonekanya menatap datar kakek tua tersebut, sementara para pengawal langsung membentuk barikade mengelilingi Ratu sambil menatap wajah para orang awam yang meneguk ludah melihat wanita beraura ningrat mau mengikuti kedai keliling permainan dari seorang kakek tua.

"Maaf Jiji…apa benar hadiah utamanya…" Shion menatap enam lambang desa di atas meja sang kakek "…Apa benar hadiah utamanya adalah dua tiket gratis menonton The Adventure of Princess Gale?"

"Dengan segala hormat Yang Mulia, saya dengan ikhlas membiarkan pengawal anda yang gagah memenggal kepala saya jika saya berbohong," kakek tua itu menunjukkan dua tiket bioskop dari balik kimono lusuhnya "Ini adalah bahan rezeki saya dan dengan dua tiket ini pasti bisa menarik orang-orang agar mau bermain di kedai permainan keliling sederhana saya."

"Shion-sama…jika kita terlalu lama-"

"Aku akan bermain!" kata Shion dengan nada datar. Namun iris matanya sedikit berbeda, ada getaran semangat di sana.

Menonton film favoritnya berdua bersama Naruto…itu-

"Shion-sama?"

'KENAPA AKU MEMBAYANGKAN MUKA BEGO HENTAI ITU!' Shion menoleh ke arah pengawalnya dengan tatapan horor, walaupun ada semburat merah di kedua pipi putih tersebut "Berikan aku uang untuk memainkan ini, Pengawalku yang gagah…"

Tentu saja ketua rombongan tidak berani membantah, apalagi Shion-sama memintanya dengan wajah datar namun dihiasi aura menyeramkan ala preman.

Permainan itu sederhana. Shion hanya harus memilih genap dan ganjil saat dadu dilemparkan. Permainan dengan biaya 12 Ryo itu ditentukan dengan hasil dadu yang dilemparkan. Nah…Shion akan meletakkan 12 Ryo di salah satu 6 lambang desa di meja kakek tua tersebut. Dari pojok kiri atas sampai pojok kanan bawah, ada lambang desa Konoha, Kiri, Iwa, Suna, Kumo dan Uzu. Jika tebakan Shion tepat dan dia meletakkan uangnya di salah satu lambang desa tersebut, maka saat kakek tua itu membuka lambang desa yang terbuat dari plastik perekat dari meja, akan diketahui hadiah apa yang didapatkan Ratu Shion. Tanpa pikir panjang, Shion meletakkan 12 Ryo di lambang Uzu dan menyebutkan angka ganjil.

"Boleh saya tahu kenapa anda memilih ganjil, Yang Mulia?" tanya kakek tua itu sambil melempar dua kali dadu di tangan kanannya.

"Karena angka ganjil akan memutuskan sesuatu, misalnya 2 berbanding 1…3 berbanding 2. Angka genap akan membuat suatu pertimbangan lagi, misalnya 2 berbanding 2…3 bebanding 3…"

"Owh, alasan yang sangat menarik." Kakek tua itu terkekeh pelan, dia melempar dadu itu di atas meja dan dadu tersebut berguling lima kali lalu menunjukkan butir 5.

Ganjil…tebakan Shion tepat.

"Waah, Shion-sama hebat juga."

"Benar."

"Ternyata hoki Shion-sama kuat ya."

Ketua rombongan berdehem agak keras untuk mengingatkan para pelayan Ratu agar tidak terlalu antusias dengan hasil tersebut. Sang ketua masih saja terus memikirkan waktu mereka sampai di Uzu nantinya. Tidak mungkin dia membuat Kage paling ditakuti di elemental Dunia Shinobi, Yondaime Uzukage, mondar-mandir di gerbang desanya karena cemas. Cemas karena istrinya yang belum sampai dan ternyata istri tersebut sedang asyik bermain dadu…

'Sungguh Yondaime Uzukage akan menyegelku dengan Jutsu Fuin-nya…' kata Ketua Rombongan dengan wajah sweatdropped.

"Hm…anda mempunyai bakat menjadi penjudi, Yang Mulia…" kakek tua itu memandang wajah para pengawal yang mulai memasang ekspresi tidak suka. Kakek tua itu harus berhati-hati mengatakan tentang Ratu Negeri Iblis karena para pengawalnya sudah satu kali melangkah, menandakan mereka sedikit tidak suka Sang ratu dikatakan memiliki bakat sebagai penjudi "Heheh…maaf jika perkataan saya lancang Yang Mulia."

"Tidak apa-apa, tolong buka plastik berlambang Uzu itu, jiji…" Shion sepertinya tidak terlalu peduli, matanya masih terfokus pada uang yang ia pertaruhkan.

"Baiklah…" kakek tua itu menggeser uang Shion ke arah lambang desa Kumo di sebelah kanan lambang Uzu, lalu membuka plastik itu ke atas.

"Boleh saya bertanya lagi? Kenapa anda memilih Uzu, Yang Mulia?"

Shion memandang datar kakek tua itu, lalu pupil mata bonekanya kembali memandang kertas plastik yang sudah setengah terbuka.

"Karena desa itu adalah kebanggaan orang yang kucintai."

Beberapa pengawal menundukkan kepalanya, begitu juga para pelayan. Jelas saja mereka tidak akan men-cie cie-kan Ratu Tsundere mereka, tetapi mendengar kalimat itu keluar dari mulut Shion-sama

"Ah…anda-"

Mata Shion melebar, dari balik plastik lambang Uzu itu tertulis dengan jelas kalimat "Selamat anda mendapatkan hadiah utama". Shion memandang sang kakek tua dengan pandangan penuh suka cita. Mata bonekanya berbinar senang.

"Shion-sama…selamat menikmati tontonan anda dengan orang yang anda cintai." Kata si kakek tua sambil tersenyum senang.

.

.

.

Rombongan itu datang ke Uzu ketika waktu menunjukkan pukul 7 malam. Sang pemimpin rombongan sudah pasrah jika ia dimarahi pemimpin keempat Uzushiogakure. Saat sampai di gerbang desa, Uzumaki Konan yang bersandar di salah satu daun pintu besar gerbang desa sambil melipat kedua tangannya langsung bergerak mendekati rombongan. Dia memberi anggukan sekilas kepada ketua rombongan lalu meminta izin dengan sopan kepada Shion untuk memeriksa keadaan sang Ratu.

""Na-Naruto, maukah kamu-"

"Shion-sama, bolehkah saya-"

"…"

"…"

"…"

"Apa yang anda lakukan di dalam, Shion-sama?"

Tidak ada jawaban. Konan mulai khawatir. Tadi dia mendengar istri sahabatnya itu seperti berbicara dengan seseorang.

"Shion-sama?"

"…"

"Shion-sama?!"

Naruto yang baru saja berkeliling desa segera muncul di depan gerbang dengan Sunshin cahayanya yang indah menghiasi suasana malam. Dia segera berjalan cepat mendekati usungan ketika Konan bolak-balik mengelilingi usungan sambil melontarkan pertanyaan berisi kata "Shion-sama?!"

"Ada apa Konan?"

"Y-Yondaime Uzukage-sama?!" Konan jelas terkejut. Sementara ketua rombongan langsung berdiri tegak dengan wajah sedikit tegang. Naruto segera memiringkan kepalanya ketika Konan langsung duduk dengan tumpuan lutut kanannya di tanah.

"Sudah kubilang jangan terlalu formal, Konan…"

"Maaf Naruto-sama, saya sebagai Komandan Militer Uzu harus melakukan penghormatan kepada Uzukage yang menganugerahkan saya amanah ini. Sebelumnya maaf, saat saya memanggil Shion-sama dari dalam usungan, beliau tidak menjawabnya sedikitpun…" Konan menahan napasnya, begitu pula para pengawal, pelayan dan pembawa usungan "Saya tidak berani memeriksa ke dalam karena akan melanggar etika kesopanan kita. Saya tidak bisa membukanya sebelum Shion-sama mengizinkan."

"Kekakuanmu memang fantastis." Kata Naruto sambil menghela napasnya. Sang Uzukage membuka kain usungan itu dan melihat Shion duduk tegak dengan wajah memerah. Naruto memiringkan kepalanya dengan wajah polos.

"Shion, kau-"

"MaukahKauNontonFilmBersamaku, HENTAAAAI!" dan itu diucapkan sembari kaki kanan sang ratu menerjang wajah menawan sang Uzukage.

Sungguh, yang Naruto dengar dengan jelas adalah kata Hentai saja. Sementara ketua rombongan menutup mata dan mengatupkan kedua rahangnya rapat-rapat. Dia benar-benar akan disegel jika tertawa saat itu juga, apalagi keterlambatan mereka adalah tanggung jawabnya.

Ketua rombongan tidak tahu bahwa Naruto seharian ini tidur di kursi Kage-nya.

.

.

.

Keesokannya Naruto disibukkan dengan beberapa permintaan dari beberapa Negeri dan Daimyo untuk misi-misi kelas tinggi kepada ninja-ninja Uzu. Pamor Uzu naik pasca kebangkitan heroik mereka. Penilaian para klien kepada Desa Uzu berubah, mereka menganggap kapasitas ninja-ninja Uzu sebagai desa shinobi kecil mampu menyaingi kualitas ninja-ninja 5 desa besar, bahkan ada yang menganggap lebih dari 5 desa tersebut. Para klien berpikir bahwa ninja-ninja Uzu tentu berada dalam pengawasan Uzukage terkuat mereka, dan dengan bimbingan dari Yondaime Uzukage maka kualitas para ninja Uzu sudah tidak perlu diragukan.

"Misi mengawal Daimyo Negeri Beruang…"

"Menghancurkan markas kelompok pencuri Jutsu, yakni Shige no Hara…"

"Mengawal Haruhi-hime, putri tunggal Daimyo Negeri Beras,"

Naruto meletakkan kertas permintaan itu di sisi kiri mejanya, tempat dimana permintaan yang diinginkan klien ia tolak. Mata Naruto terlihat menajam membaca permintaan berikutnya,

"Mengawal artis papan atas Negera Api, Fujikaze Yukie…"

Naruto terdiam sejenak, lalu meletakkan kertas permintaan itu di meja bagian kiri.

.

.

.

Naruto yang sedikit berkeluh kesah karena tidak bisa mendampingi istrinya akibat kesibukannya sebagai Uzukage langsung bersyukur ketika mendapatkan pesan dari pengawal pribadi sang Ratu. Isi pesan itu tentu saja membuat Naruto bersemangat.

"Shion-sama ingin bertemu anda di Taman Uzu, pukul 8 malam."

"HOAAAAAA!" Naruto mencuci kepala merahnya dengan shampo kualitas tinggi dari 17 bunga langka di Gunung Matari. Sang Uzukage menggosok setiap inci tubuhnya dan menggosok giginya penuh semangat. Dengan lebaynya dia menghembuskan uap napasnya ke cermin lalu membersihkan cermin tersebut dengan telapak tangan kanannya. Wajah tampan itu menyeringai tipis.

'Mungkin Shion ingin melakukan 'itu' di Taman, khekhekhe…jangan tertawa Naruto, Kuso! Jangan tertawa..' Naruto tertawa sambil berkacak pinggang "HAHAHAHAHAHA! MALAM PERTAMA…" Naruto memandang horror ke cermin dan ekspresi psikopat muncul di wajah tampannya "Aku…datang!"

Sungguh adegan tadi benar-benar tidak cocok dilakukan. Tetapi Naruto tidak peduli Rate: T atau M. Dia akan menjadikan debut malam pertamanya tak akan pernah dilupakan sang istri hingga mereka bercucu-cicit.


Bertemu di Taman Uzu sudah menjadi kebiasaan bagi Naruto dan Shion jika ingin membicarakan sesuatu. Hanya saja pola pertemuan mereka pasti dikarenakan tak sengaja, seperti Naruto yang jalan-jalan di malam hari mengelilingi desanya dan bertemu Sang Ratu yang senang duduk di taman tersebut. Polanya hampir seperti itu.

Malam ini sedikit berbeda. Sang Ratu penuh keangkuhan meminta Naruto untuk bertemu dengannya di Taman Uzu dan Yondaime Uzukage dengan segala pemikirannya soal malam pertama langsung menyimpulkan bahwa istrinya ingin melakukan kewajiban sebagai suami-istri.

"Silahkan duduk, Uzukage-sama…"

Naruto memandang istrinya. Memakai gaun tidur berwarna putih dengan panjang hingga betis kaki, lalu membaluti gaun tidur putih itu dengan jaket tebal berwarna krem cerah dengan bulu berwarna putih bersih di bagian lehernya. Simpel namun menawan. Naruto yang memakai jas hitam dengan kemeja putih serta celana panjang hitam hanya merutuki penampilannya yang terlalu bersemangat.

Malam itu hanya ada beberapa pasang muda-mudi di Taman Uzu, biasanya para remaja akan pulang sebelum pukul 9. Naruto memang membuat instruksi kepada warganya untuk tetap menjaga keamanan serta membatasi hubungan terlalu berlebih antara remaja Uzumaki, demi penjagaan moral warga bersurai merah tersebut.

"Terima kasih atas undangannya, Shion-sama."

"Terima kasih atas kedatangannya."

Naruto duduk di samping istrinya lalu mengetukkan jari telunjuknya ke kursi. Baik, dia akan mengatakan apa?

"Naruto, kau suka menonton?"

"Hm? Menonton apa dulu? Aku dulu saat berlatih bersama Sandaime Hokage suka-"

"Aku tidak menanyakan masa lalumu…"

"Ugh, itu pemotongan kalimat yang menyakitkan."

Naruto tersenyum dan memandang istrinya. Benar-benar non-ekspresif. Lampu di atas kepala mereka memberikan efek jingga yang indah di kepala merah Naruto dan kepala pirang kelabu Shion.

"Jadi, ada apa kau mengundangku?"

"Kau suka menonton?"

Naruto mendengus pelan "Cukup suka, aku suka sekali drama-"

"Aku tidak menanyakan tentang genre yang kau suka."

'LAGI-LAGI?!' Naruto menunduk drop. Perkataannya lagi-lagi dipotong istrinya dengan cepat serta dingin.

"Na-Naruto…kau tahu soal Film The Adventure of Princess Gale?"

Naruto mengangkat kedua tangannya dan menaruhnya di belakang kepala. Punggungnya bersandar di sandaran kursi taman tersebut. Beberapa pasang muda-mudi Uzumaki lewat di depan mereka dan memberikan sapaan penuh penghormatan. Naruto dan Shion membalasnya dengan senyuman, walaupun Sang Ratu terlihat tidak tersenyum.

"The Adventure of Princess Gale? Yang dibintangi Fujikaze Yukie kan?"

Mata Shion melebar. The Adventure of Princess Gale adalah sekuel dari Beginning of Princess Gale, film yang sukses besar di lima Negara besar dengan bintang utamanya adalah Putri Fuun yang diperankan artis paling Top Negara Api, Fujikaze Yukie.

"Kau tahu Naruto?"

"Ahahaha," Naruto tertawa renyah. Kedua matanya membentuk lengkungan U terbalik tanda dia tertawa lepas "Semua pria pasti sangat menyukai kecantikan dan keberanian Fuun-hime," Naruto memandang Shion yang balas memandangnya dengan mata boneka melebar.

'Apa pujianku kepada Fujikaze Yukie membuatnya cemburu, jadi kalau begitu…'

"Tetapi wajah boneka Shion-sama tetap selalu ada di hatiku-"

Naruto terkapar di bangku taman dengan kepala berasap. Shion melipat kedua tangannya di depan dada dan memalingkan wajahnya dengan rona merah padam. Sang Uzukage yang tak mengerti arah pikiran istrinya langsung duduk tegak lalu memandang Shion yang masih meragukan sesuatu.

"Apa ada sesuatu yang kau inginkan?"

"E-eh?!" Shion langsung berdiri tegak. Benar…jika dia tidak bisa melakukannya secara langsung maka akan dilakukan rencana B.

"Hujan Paruh Waktu!"

Naruto tidak mengerti dengan kata-kata istrinya, namun itu sebenarnya kode kepada Ketua Rombongan yang dipaksa Shion ikut dalam Rencana B-nya. Sang ketua rombongan datang berlari mendekati Shion sambil mengatakan bahwa sang Ratu melupakan tiket menonton Film The Adventure of Princess Gale. Shion menerimanya lalu menyerahkannya kepada Naruto.

"Apa?"

Wajah Shion merah padam "Te-terima saja!"

"Tunggu dulu," Naruto menyeringai tipis "Sebenarnya kau ingin mengajakku menonton Film ini kan-"

Naruto kembali terkapar di kursi taman. Istrinya langsung berjalan cepat meninggalkan Naruto dengan wajah merah padam. Di tangan kirinya ada tiket satunya lagi, yang sebenarnya tadi akan ia berikan kepada Naruto sebagai rencana awal. Sayangnya Shion masih belum mampu mengeskpresikan dirinya.

'Apa aku yang salah?' batin ketua rombongan sambil memandang sang Uzukage yang tepar dengan kepala berasap.

.

.

.

Keesokannya Naruto bersama Shion melakukan perjalanan plus bulan madu mereka menuju Hi no Kuni. Di Negara Api itu ada bioskop paling terkenal seantero dunia Shinobi, sebuah bioskop yang katanya dibangun pertama kali diantara Negara-Negara besar lainnya. Pengawasan Uzu diserahkan kepada Nagato, untuk keamanan langsung Naruto serahkan kepada Konan. Keduanya pun meninggalkan Uzu dengan menunggang kuda putih yang dipelihara di kuil gerbang Fuutari.

"Bawa oleh-olehnya!" kata Nagato sambil melambaikan tangannya. Dia senang akhirnya Naruto-Shion punya waktu untuk berbulan madu. Dia cukup kasihan kepada temannya tersebut karena semenjak pernikahan mereka 17 Oktober lalu, Naruto dan Shion tidak pernah mencurahkan kasih sayang dengan penuh kedamaian karena situasi memaksa keduanya.

Dengan bangkitnya Uzu dan kemenangan epic sang Uzukage, Naruto dan Shion banyak membuktikan sesuatu kepada semua orang di elemental dunia Shinobi terutama 5 desa besar…

'Yondaime Uzukage dan istrinya tidak bisa dihentikan, bahkan dengan Ramalan Rikudou Sennin…' batin Nagato sambil tersenyum tipis "Konan, kau tidak meminta oleh-oleh?"

Konan yang bersandar di daun pintu gerbang Uzu mendengus pelan. Wanita bersurai biru itu membuka matanya yang dari tadi tertutup tenang.

"Mereka berdua sampai di sini dengan selamat sudah membuatku bahagia," Konan memandang langit yang berwarna cerah, secerah warna mata Naruto "Itu adalah oleh-oleh terbaik…"


Perjalanan menuju Negara api cukup memakan waktu tiga hari bagi keduanya. Naruto terus singgah di penginapan desa-desa atau sebuah kota, demi mempernyaman istirahat istrinya. Yang unik dari tempat istirahat mereka, Shion selalu memesan dua kamar. Itu berarti Yondaime Uzukage tidak dapat kesempatan untuk mencicipi rasanya malam pertama…

"Ta-tapi aku kan suamimu…" gumam Naruto dengan tangan kanan bergetar dan tubuh membungkuk sweatdropped ketika Shion kembali memesan dua kamar di Hotel berkelas di Ibukota Negara Api. Lokasinya 700 meter dari Gedung Bioskop Negara Api. Shion memalingkan wajahnya tanpa peduli sang suami menangis di meja resepsien hotel sambil ditenangkan resepsionis hotel tersebut.

"Besok adalah waktunya…" kata Shion memotong daging Chess lada hitamn-nya dengan wajah datar, entah wanita ini senang atau tidak bersemangat, tetapi dia mengatakan hal yang ia sukai tetap dengan non-ekspresif "Aku tak sabar."

Naruto meletakkan garpunya di piring dan meminum jus jeruk yang ia pesan. Keduanya kini sedang ehem, Dinner di Restoran Hotel yang memiliki interior berkilauan. Langitnya mengkilat berwarna emas, memantulkan bayangan meja-kursi dan orang-orang di atasnya seperti kaca. Ada banyak tiang besar berwarna emas gelap yang diukir spiral dengan tulisan kanji "Api" di tengah tiang. Lampunya adalah sebuah lampu mewah raksasa dengan butiran-butiran Kristal di atasnya. Di setiap sudut ruangan dan tiang-tiang ada lampu berkepala trapesium yang memancarkan cahaya berwarna jingga. Di dinding restoran terpampang foto para Daimyo, terdahulu dan sekarang, juga para keluarga bangsawan. Yang unik, di beberapa sudut dinding juga terpampang lambang desa Konoha, foto Senju Hashirama hingga Sarutobi Hiruzen. Semua foto dibingkai dengan bingkai berwarna dark silver serta hiasan berukir emas yang mengkilap diterpa cahaya jingga lampu restoran. Bagian meja dan kursinya tertutup taplak kain berwarna emas muda. Di bagian depan restoran ada kolam air seluas 100 meter persegi. Beberapa tamu hotel tampak sedang bersenang-senang di kolam dengan air biru jernih tersebut.

"Dari mana kau mendapatkan dua tiket gratis itu Shion?" tanya Naruto sambil mengetukkan jari telunjuknya di meja bertutup taplak emas muda tersebut. Shion mengunyah dengan anggun makanannya lalu memandang datar Naruto.

"Aku memenangkan suatu permainan."

"Wow…" Naruto tersenyum tipis "Boleh diceritakan bagaimana sampai kau bisa ikut permainan tersebut?"

"Hm…aku hanya menemukan kedai permainan keliling di jalanan, Naruto. Yang membuatku tertarik adalah hadiah utamanya,"

"Tiket menonton The Adventure of Princess Gale itu ya?"

Shion menganggukkan kepala lalu kembali fokus ke makanannya "Dua tiket…karena dua tiket juga." Gumam sang Ratu sangat pelan sehingga Naruto tidak terlalu mendengarnya dengan jelas.

"Eh? Apa Sh-"

"Lu-lupakan!" Shion memotong daging sapi berlumur bumbu lada hitam dan butiran keju itu dengan cepat "Apa kau sudah mandi Naruto?"

'Tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan,' Naruto langsung menyeringai tipis ketika pikirannya kembali menuju ke 'sana', "Belum Ratuku…apa kau ingin mandi bersama-"

Shion menyumpal mulut Naruto dengan potongan terakhir dagingnya. Sang Uzukage langsung keselek daging berlumur lada itu dan tepar di atas kursinya dengan gaya tak elit.

Bagi Naruto dan Shion, menikmati makan malam disertai alunan musik Jazz yang dimainkan para penghibur hotel benar-benar menenangkan pikiran. Kedua suami-istri sekaligus pemimpin itu saling membicarakan masalah politik yang terjadi di seluruh elemental dunia shinobi. Tidak luput pembicaraan tentang kematian 5 Kage yang tragis. Topik pembicaraan beralih ke arah keluarga, seperti Sara yang meminta oleh-oleh tentang makanan khas Negara Api, juga Karin yang meminta oleh-oleh keponakan baru. Naruto dan Shion saling berbicara dan saling tertawa, walaupun Shion sendiri hanya tersenyum sangat tipis bahkan jika orang memandang kedua sejoli itu, Sang Ratu sepertinya tidak tepat berbicara dengan Yondaime Uzukage yang dipenuhi aura keramahan dan kewibawaan. Tetapi membuang segala hal di luar ekspresi mereka, keduanya adalah pasangan hebat yang mampu bangkit setelah pernikahan mereka dihancurkan.

Naruto menggendong punggung istrinya yang tertidur di meja makan restoran karena kelelahan dan dihiburi musik jazz yang mengalun lembut. Suara biola, terompet dan saxofon menjadi latar musik ketika Yondaime Uzukage menaiki tangga berkarpet merah menuju lantai 3, tempat di mana dia dan Shion menyewa dua kamar.

Nomor 321 dan 322…Naruto membuka kamar nomor 321 dan merebahkan istrinya di ranjang dengan lembut. Dia duduk di samping ranjang istrinya dan mengelus pelan surai pirang kelabu Shion. Dia benar-benar ingin tidur di samping Ratu angkuh tersebut…tetapi Naruto paham bahwa istrinya belum siap untuk tidur satu ranjang dengannya.

"Heh…memang wanita super Tsundere. Ck…kenapa kau berhasil memikatku Ratu Negeri Iblis." Naruto berdiri dan keluar dari kamar nomor 321 dengan wajah datar. Saat menutup pintu kamar Shion, mata tenangnya menajam.

.

.

.

Pukul 10 pagi, premier The Adventure of Princess Gale akan segera ditayangkan serentak di seluruh bioskop Negara Api sebagai film yang paling ditunggu-tunggu. Naruto memacu kuda putihnya yang diberi nama Lin dengan cepat. Sang istri memeluk pinggangnya sambil menutup mata kanan. Rambut pirang kelabunya yang biasa tergerai, ia ikat ponytail dengan ikat rambut berwarna putih abu-abu. Poni depan sang Ratu disisir ke kanan sehingga sedikit menutupi mata kanannya. Ada beberapa helai rambut manis di kedua pipi sang Ratu, yang melayang lembut ke belakang karena gerakan cepat kuda Yondaime Uzukage.

"Se-sekarang pukul berapa?" tanya Shion sambil memegang erat pinggang Naruto. Suara sang Ratu sedikit bergetar gugup karena harus berdekatan dengan sang Uzukage.

"9 lewat 50 menit!" jawab Naruto singkat.

"Bisa…bisa dipercepat Naruto?"

"Siap Yang Mulia!"

Shion menggembungkan sedikit pipinya. Wajah angkuhnya terlihat imut. Mereka berdua sampai di Bioskop tertua Negara Api dan segera mengikat Lin di tempat pengikatan kuda. Naruto mengelus kepala kuda putih itu lalu berlari di belakang istrinya yang sudah bersemangat masuk ke dalam bioskop.

"Oh ya, tiketnya ada di kantong tepi Lin!" Naruto berbalik menuju Lin lalu mengambil dua tiket bioskop tersebut di tepi kantong kulit coklat di sisi kanan tubuh Lin. Shion melambaikan tangannya dan meneriakkan nama Naruto untuk cepat membawa tiket tersebut. Sang Uzukage menyeringai tipis. Dia begitu senang melihat istrinya benar-benar ekspresif hari ini.

"Naruto, cepatlah-"

"Aku sudah di sini, Ratuku…"

Yondaime Uzukage berdiri di samping Shion dengan wajah tenang. Mata penjaga yang memeriksa tiket melebar. Dia tahu cahaya indah yang memunculkan sosok bersurai merah jabrik dengan mata biru langit.

"Jangan-jangan anda…"

"Yondaime Uzukage," Naruto meletakkan kedua tiket itu di atas meja pemeriksa tiket "Dan istrinya…"

.

.

.

Setelah dikejutkan dengan Hikari Sunshin berkelas ala Yondaime Uzukage, semua pegawai bioskop tentu saja memandang takjub dua sejoli yang diceritakan terpisah akibat serangan tanpa ampun 5 desa besar, yang bahkan meluluhlantakkan desa Yondaime Uzukage.

Jika ada yang mengatakan bahwa Yondaime Uzukage dan Ratu Negeri Iblis adalah pasangan serasi penuh hawa tinggi, maka orang akan membenarkannya sekarang. Shion duduk paling depan dengan wajah datar non-ekspresifnya dan Naruto setia menemani istrinya tanpa menghilangkan aura kepemimpinannya. Semua pegawai berbisik-bisik takjub. Inti dari semua bisikan itu setuju bahwa Yondaime Uzukage dan Shion-sama adalah pasangan yang cocok.

"Ternyata kau meletakkan fuin Hikari Sunshin-mu di pakaianku, Yondaime Uzukage…"

Naruto tersenyum tipis lalu memandang layar bioskop. Tanda film akan dimulai muncul di layar bioskop. Sang Uzukage tertawa renyah lalu menghembuskan napas pelan.

"Sebagai perlindungan utamamu saja…"

"Aku senang kau melakukannya." Kata Shion, masih dengan wajah datar. Naruto sedikit melongo mendengar perkataan istrinya yang tidak terdengar malu. Saat itu film dimulai dan menampilkan pertarungan Putri Fuun bersama pengawalnya melawan penjahat yang bernama Mou. Naruto cukup senang melihat akting Fujikaze Yukie, benar-benar menjiwai dan menggambarkan perasaan karakter yang diperankannya.

Naruto teringat misi yang diminta klien kepada Uzu untuk mengawal Fujikaze Yukie, kenapa artis itu harus dikawal?

Film itu selesai dengan menayangkan adegan epilog bahwa Film ketiga adalah Film terakhir dari Princess Gale atau Fuun-hime. Jelas saja sang sutradara ingin menamatkan trilogi film Princess Gale dengan epic. Naruto memandang sekilas bahwa film terakhir akan diadakan di suatu lokasi, dan Fuun-hime akan mengadakan perjalanan menuju lokasi tersebut sebagai penutup Trilogi Princess Gale.


"Hyaaah…aku puas." Shion tersenyum tipis, membuat wajah bonekanya terlihat manis "Kau lihat tadi bagaimana Fuun-hime beraksi, Naruto? Dia benar-benar pemimpin yang hebat."

Naruto tersenyum lalu mengacungkan jempolnya. Jadi dia tahu kenapa Shion menyukai Film Trilogi Princess Gale…sosok Fuun-hime adalah seorang pemimpin wanita, Fuun-hime bersama orang-orang yang dipimpinnya bertujuan untuk mencapai segala sesuatu yang mereka impikan. Fuun-hime seperti inspirator untuk Shion.

Naruto tertawa pelan lalu menganggukkan kepala dua kali.

"Menurutku kau dan Fuun-hime sama, Shion…"

"Eh?! Apa itu benar?"

"Bedanya, kau sedikit lebih menggemaskan." Kata Naruto sambil tiba-tiba mencubit pipi tembem Shion. Sang Uzukage langsung melompat-lompat kesakitan karena terjangan dahsyat sang Ratu di selangkangannya. Jackpot…

"Hm…kau mau boneka?" tanya Naruto saat memandang toko penjual boneka di tepi jalan. Saat ini mereka tidak mau cepat-cepat kembali ke hotel. Menikmati suasana ibukota Negara Api benar-benar mententramkan.

"Bukankah kau telah memberikanku boneka saat di Kumo?"

"Yang itu beda, sekarang adalah boneka dari Negara Api. Sekaligus oleh-oleh juga untuk Karin, Sara, Konan dan Nagato."

"Nagato perlu boneka?"

Naruto memasang wajah sweatdropped "Sepertinya iya…"

Keduanya memilih beberapa boneka beruang kecil untuk Sara dan Karin. Naruto dan Shion cukup bingung saat memilih boneka untuk Konan. Suatu boneka, untuk seorang wanita yang memiliki kekakuan serta keformalan yang sangat tinggi. Boneka apa yang cocok untuk seorang Konan?

Jalanan di depan toko boneka cukup ramai. Di jalan cabang ibukota tersebut, berdiri banyak toko serta kedai makanan. Beberapa pedagang terlihat sedang menarik gerobaknya ataupun mengangkut sekarung beras dan bahan makanan lainnya. Suara pedagang yang mempromosikan dagangannya ikut meramaikan suasana di salah satu jalan cabang Ibukota Hi no Kuni tersebut.

Naruto memandang sebuah boneka landak hitam di salah satu sudut etalase. Saat dia memikirkan apakah boneka itu cocok atau tidak untuk Konan, suara derapan kuda terdengar berirama di gendang telinganya.

"Sepertinya itu cocok, Naruto…"

Naruto memandang arah pandang Shion. Tepat. Boneka landak hitam di salah satu sudut etalase menjadi pilihan Shion juga. Apakah itu artinya memang mereka sudah sehati? Dirinya dan Shion sudah terkoneksi satu sama lain?

"Boneka untukmu?" tanya Naruto kepada istrinya ketika sang penjaga toko mengambilkan boneka landak hitam itu dari etalase. Shion memilih sebuah boneka kecil yang cocok dijadikan hiasan kunci. Sebuah boneka mini dari figure Fuun-hime. Naruto tersenyum dan dengan cepat mengambilkan boneka mini itu dari etalasenya.

"Pak, yang ini satu…"

Suara derapan kaki kuda semakin jelas di telinga Naruto. Itu bukan lagi langkah tenang, tetapi suara tapak kuda yang berlari cepat ke depan, mendekati mereka…

"Arigatou…" kata penjaga toko sambil membungkukkan badannya. Naruto dan Shion ber-ojigi juga tanda membalas ojigi penjaga toko dengan sopan. Saat keduanya keluar, suara derap kaki kuda itu semakin dekat.

'Menuju ke sini!' Naruto menoleh ke kanan. Seekor kuda berada di samping kanan mereka hanya berjarak sepuluh langkah saja. Sangat cepat. Shion yang berada di sisi kanan Naruto dan dekat dengan kuda langsung memejamkan matanya. Sang Uzukage segera menarik istrinya ke belakang ketika kuda itu melewati mereka. Boneka landak hitam Konan tersangkut di bagian kait kantong kuda di sisi perut kirinya. Shion memandang gelisah ketika tahu hadiah untuk Konan terbawa oleh kuda tersebut.

'Seorang wanita…' Naruto memandang penunggang kuda tersebut. Tampak familiar.

"Naruto, bo-boneka Konan…"

"Kita tidak akan membiarkannya lepas!" Naruto langsung menggendong punggung istrinya. Kedua tangan Shion langsung terkalung di leher suaminya, dengan barang belanjaan yang tergenggam di kedua tangannya. Mata Naruto menajam.

"Aku sudah menghabiskan 80 Ryo untuk boneka itu, dan mana mungkin kubiarkan sahabatku kehilangan oleh-olehnya…" Naruto berlari cepat tanpa aba-aba hingga Shion sedikit menutup matanya. Jaket hitam sang Uzukage berkibar pelan dan kalung di depan dadanya bergerak pelan ke belakang akibat kecepatan lari Yondaime Uzukage. Kuncir kuda Shion bergerak-gerak pelan ketika Naruto menambah kecepatan larinya.

"Dia berbelok ke kanan di simpang empat!"

Naruto melirik cepat ke kanan. Dia berlari memasuki gang sempit, melompati dua kotak kayu dan bergerak cepat keluar memotong jalan. Iris matanya memandang cepat ke sekelilingnya. Mereka sekarang berada di blok pasar buah. Kuda itu berlari di depannya menuju arah pukul 6.

'Kuso!' Naruto langsung berlari kembali dengan kecepatan tinggi. Dia meliuk-liuk cepat menghindari warga yang berlalu lalang di jalanan pasar buah, melompati sebuah gerobak berisi tomat dan tanpa sengaja menabrak seorang pemuda yang membawa dua kantong jeruk di depannya. Jarak antara Naruto-Shion dan kuda itu belasan langkah lagi, tetapi karena menggendong Shion beserta barang belanjaan mereka, langkah Naruto terasa lambat karena pertambahan beban di punggungnya.

"Awas Naruto!" kata Shion memperingatkan ketika di depan suaminya seorang ibu-ibu sedang menarik satu gerobak berisi buah apel. Naruto berputar ke kanan lalu mengambil sebuah apel dari gerobak.

"Minta bu…" kata Yondaime Uzukage seenak jidat lalu melempar buah apel itu ke depan. Dengan cepat dia berlari mengejar apel tersebut lalu menendangnya menuju kuda coklat yang berlari di depan mereka. Saat menendang buah apel itu, Yondaime Uzukage juga langsung menandai buah apel itu dengan Fuin Hikari Sunshinnya.

'A-Apel?!' batin penunggang kuda itu kebingungan ketika sebuah apel berputar melesat di sisi kirinya.

"Permisi!" Naruto muncul tiba-tiba di atas buah apel itu dengan balutan cahaya indah sehingga penunggang kuda itu terkejut. Wanita itu tidak bisa mengendalikan laju kudanya dan jatuh ke kanan bersama kuda coklatnya. Boneka landak hitam yang tersangkut di kait kantong kuda terpental dua kali lalu tergeletak di dekat kepala wanita tersebut. Naruto menurunkan Shion dari punggungnya dengan napas terengah-engah. Berlari mengejar seekor kuda cukup menghabiskan energi tubuhnya. Sementara Shion langsung mendekati wanita penunggang kuda itu untuk meminta maaf.

"Ma-maafkan kami, di kait kantong kudamu tersangkut…" ucapan Shion terhenti. Mata bonekanya melebar ketika tahu siapa wanita yang tergeletak di jalanan bersama kuda coklatnya.

"Apa yang kalian lakukan terhadap klien kami!"

Naruto memandang cepat sekelilingnya. Dia tersenyum tipis ketika empat ninja Konoha mengelilingi mereka dengan kunai teracung.

Sarutobi Asuma, Maito Guy, Uchiha Obito dan sepertinya pemimpin tim tersebut, Akimichi Chouza.

"Jadi Fujikaze Yukie adalah klien kalian," Naruto memandang artis paling terkenal di Negara Api itu bangkit perlahan dengan wajah kesal "Suatu keberuntungan bertemu dengan idolamu, bukan begitu…Shion-sama?"

Tentu saja keempat ninja Konoha itu terkejut. Yondaime Uzukage bersama istrinya tanpa sengaja mulai memasuki cerita tentang putri dari Yuki no Kuni.

TBC

AN:

Salah satu fic yang menceritakan kejadian pasca kebangkitan Uzu. The Uzukage Hiden: Princess from Land of Snow mengambil ide utama dari Naruto Movie 1, dengan beberapa pengubahan oleh authornya.

Apakah TBT akan di-up? Ane harus fokus menyelesaikan project ini dulu baru memulai kembali TBT. The Uzukage adalah fic dengan project besar yang sudah direncanakan dan semoga rencananya terealisasikan.

So, please reviews and wait for Chapter 2

Tertanda. Doni Ren