Sekumpulan slice of life Sosial Class

Episode 7

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : [ Naruto x Sakura ]

Rated : M

recehan anak IPS

Hari ini hari selasa, dan entah kenapa diluar kelas udara terasa sangat panas. Panasnya sinar matahari begitu galak rasanya menyinari bumi. Bahkan beberapa rumput yang tak tahan akan hukuman pecut sinar matahari ini kian mulai melayu dan kering.

Lihatkan, bahkan karena terlalu teriknya sang surya menjajah bumi. Beberapa siswa kelas XI IPS 2 yang ingin membolos, sebab tidak ada guru yang mengajar di jam pelajaran terakhir. Malah betah tinggal lebih lama didalam kelas yang notabena berisi dua pendingin udara yang siap menyejukan setiap raga siswa/i yang menetap didalamnya.

Yah, namanya juga tidak ada guru. Otomatis pelajaran di jam terakhir ini kosong dan penghuni kelas XI IPS 2 bebas bisa melakukan hal apa saja yang mereka mau. Hanya saja 'Bolos' menjadi satu kata yang enggan terucap dari bibir-bibir lambe anak XI IPS 2 hari ini.

Beberapa siswa dan siswi memilih untuk mengobrol bersama teman mereka. Tak sedikit pula diantaranya, ada yang sibuk bermain game. Bahkan untuk kumpulan para lelaki di kelas ini sudah lengket menyerbu sudut pojokan belakang kelas, untuk bersama-sama menonton sebuah film yang mampu membuat mereka menjerit nikmat bersamaan(?).

Lain halnya dengan genk PARI alias (Perkumpulan Anak Rumpi IPS), besutan para kaum hawa sosialita anak XI IPS 2 yang paling hits satu sekolahan. Para membernya terdiri dari empat bidadari cantik bertubuh aduhay, dan tentu saja mereka berempat adalah siswi yang paling tenar di satu angkatan, bahkan kakak kelas mereka saja kalah tenar darinya.

Member genk PARI yang sudah tersertifikasi memiliki tanda pengenal ada : Sara, Shion, Guren, dan Sakura.

Mereka semua sudah duduk anteng, dengan bentuk melingkar di bangku milik Shion. Mereka sedang melaksanakan rapat penting, atau lebih tepatnya bisa kita sebut mereka berempat tengah melaksanakan sidang paripurna untuk menyelesaikan masalah dari salah satu sahabat mereka yang terkena musibah ditikung oleh pelakor!

"Jadi beneran tuh, Sasuke sudah digaet sama pelakor sekarang?!" Gadis berambut hitam lengkap dengan poni menjuntai di samping pelipis, terlihat sengit bertanya pada gadis merah yang hampir berkaca-kaca ingin menangis.

Sara Auroran, gadis baik yang paling kalem dan tentunya juga cantik itu, mengangguk lesu. Hal yang membuatnya kurang mood untuk masuk ke sekolah hari ini, masih ada hubunganya dengan peristiwa kandasnya kisah asmaranya bersama Sasuke Uchiha anak XI IPS 1 tepat di hari minggu, kemarin lusa.

"Si anak ayam itu, benar-benar playboy ya!!" Singgung Shion, makin menjadi-jadi.

Pasalnya ia juga ikut geram dengan kelakuan Sasuke yang sudah membuat Sara menangis puluhan kali semenjak dua minggu yang lalu. Hubungan Sasuke dan sahabatnya-Sara memang sering putus-nyambung. Rumornya sih karena si Sasuke selalu kepergok selingkuh.

Sara yang sangat menyukai Sasuke, selalu bisa memaafkan tabiat busuk kekasihnya itu. Hanya saja, untuk kali ini. Sara tidak bisa berbuat apa-apa, karena Sasuke sendiri sudah tegas pada keputusannya akan membawa kemana akhir dari hubungan percintaan mereka.

Dan puncaknya kemarin lusa. Sara benar-benar sedih dan kecewa, setelah Sasuke meminta putus darinya. Alhasil semua member anggota genk PARI, kompak menginap di rumah Sara, sambil menghibur hati gadis malang tersebut. Anggota genk PARI saat itu belum tau alasan pasti mengapa Sasuke meminta putus dari Sara.

Namun Sakura, Guren dan Shion sih sudah bisa menebak jika putusnya kisah cinta Sara itu, karena Sasuke selingkuh lagi.

Dan benar'kan tebakan mereka!

Hari ini, tanpa ada rasa bersalah si Uchiha malah sudah mempublish photo profil pacar baru di akun media sosialnya.

Hal itu memancing keributan di lingkungan KHS. Gosipnya tersebar dengan cepat. Para official fans Sasuke yang mengatas namakan diri mereka dengan sebutan : 'The Mrs Tomato' jadi patah hati semua. Rasanya mereka sudah pernah patah hati dan galau berjamaah saat Sara di tembak oleh Sasuke dulu. Dan belum genap sehari fans 'The Mrs Tomato' bernapas lega dan bahagia, sekarang mereka dipaksa gigit bantal lagi. Setelah Sasuke mengumumkan gadisnya di instagram kepunyaanya.

"Si keparat itu! Aku tidak akan memaafkannya... Berani sekali dia selingkuh lagi!" Cerca Guren semakin panas.

Gadis yang duduk di samping Sara hanya bisa menepuk pelan pundak sahabatnya, guna menguatkan dan memberi semangat. Dia adalah Sakura Haruno.

"Siapa sih pacarnya Sasuke yang sekarang?" Tanya Sakura heran. Setelah dari tadi dia hanya diam, mendengarkan Guren dan Shion saling sahut-menyahut mencaci maki Uchiha yang tampan itu.

"Ino Yamanaka... Aku dengar dia siswi kelas X IPA 4" Cicit Sara begitu pelan.

"Jadi, pelakornya itu adik kelas?"

"Iya Sakura..." Balas Sara lagi.

Guren yang mendengarnya sontak menggebrak meja. Shion bahkan kaget karenanya dan kumpulan anak cowok dipojokan juga menatap horror kearah Guren. Pasalnya mereka kira orang yang menggebrak meja itu adalah seorang guru. Bisa berabe jadinya jika, komplotan mereka kepergok menonton film berkonten dewasa didalam kelas.

"Wow~ Jangan ngamuk Guren"

"Sabar Guren! Jangan hancurkan properti sekolah.."

Sakura dan Shion mencoba untuk menurunkan tegangan tensi dari leader mereka. Maklumlah karena Guren yang umurnya paling tua jadi mereka berempat sepakat jika di gank PARI, Guren'lah yang pantas menjadi ketuanya.

"Ini sudah keterlaluan! Tidak bisa rasanya aku membiarkan Sara terus-terusan sedih gara-gara pelakor itu... Sialan! Nggak tau diri banget ya, tuh cewek... Hobi banget ngerebut pacar orang!"

"Guren.. Bagaimana kalau kita labrak aja'tuh adik kelas.. Sekalian juga kita balaskan dendamnya Sara ke mereka" Ujar Shion dengan ide briliannya. Hidung Guren yang awalnya kembang-kempis hampir meledak karena emosi, kini mulai menenang.

"Aku setuju!" Balas Sakura dengan cepat dan tanggap.

"Ho'o baiklah, aku juga setuju dengan idemu Shion.. Dan Sara, kau tidak perlu khawatir, nanti kita akan balaskan dendammu padanya... Setelah bel pulang, kita langsung saja serbu si pelakor itu ke kelasnya!!!"

"Aku juga dengar rumor jika, kebanyakan anak cewek dikelas X IPA 4 sering mencontek cara berpakaian kita. Mereka bahkan membuat gank perkumpulan yang sama seperti kita.." Shion mengalihkan pembicaraan ke topik lain. Yang sebenarnya juga lebih penting dari topik 'Ditikung Pelakor' dari musibah yang menimpa Sara.

"Oh iya aku juga baru ingat! Beberapa hari lalu. Rasanya aku memang pernah melihat anak kelas X , entah itu anak IPA atau IPB pokoknya aku lupa... Yang jelas intinya, mereka sengaja memakai barang-barang yang mirip sekali dengan aksesoris milik kita" Sakura kembali berbicara setelah ingatannya berhasil memutar mundur memorinya ke beberapa hari yang lalu.

"Tukang jiplak tuh mereka! Emang dasar cewek-cewek sok cantik!!.. Sok mau niru kita lagi, dasar produk kw!" Kali ini benar, hati Sara sudah sedikit mulai menghangat berkat hiburan dan dukungan dari teman-temannya. Ia juga ikut mencaci siswi kelas X IPA 4 yang telah membuat hidupnya kacau.

"Nyontek kok sampek segitunya sih! Kalau memang anak kelas X IPA 4 pelakunya... Itu tandanya mereka sudah mengibarkan bendera perang pada kita guys! Jika dibiarkan pasti mereka akan jadi semakin ngelunjak nanti!! Pokoknya fixs mereka harus diberi pelajaran tata krama dari kita!.. Sekalian aja kita mushanin kelas mereka!!!" Besut Guren berapi-api. Semangat 45-nya berkobar garang, gadis itu bahkan naik ke atas bangkunya seolah sedang memimpin pasukan yang sudah siap untuk bertempur.

"Yeeeiii... Aku setuju!!!" Sorak Shion begitu semangat. Tak kalah hebohnya dari sang ketua genk.

"Benar! kita singkirkan, enyahkan lalu musnahkan semua pelakor dan para penjiplak kw yang ada disekolah ini!!"

"Kita hancurkan mereka sampai berkeping-keping!!" Sara menutup orasi sakral mereka. Dan dengan kompaknya mereka berempat saling pandang, lalu meloloskan tawa nista yang mampu mengundang Shinigami paling seram dari neraka ke dalam kelas.

--

--

Selebrasi kegembiraan mereka, sudah lewat beberapa detik lalu.

Uzumaki Naruto yang sudah bosan menonton film di pojokan akhirnya menepi ke bangku milik Shion. Siapa lagi yang ia tuju disana, selain kekasihnya.

"Sakura-chan" Panggil Naruto.

Cekikikan kecil yang mewarnai para gadis di bangku milik Shion seketika senyap. Semuanya tertuju pada tubuh tegap seorang remaja sintal yang melambai lembut untuk Sakura.

Gadis emerald sedikit mendongkak, ketika mendengar namanya dipanggil oleh pujaan hatinya.

"Iya, kenapa sayang?"

"Ke kantin yuk" Ajak Naruto.

Belum sempat rasanya Sakura menjawab, Guren malah sudah menyambar umpan yang Naruto sebar.

"Ke kantin saja minta dianterin... Kau manja sekali Naruto!.." Cela Guren dengan tidak enaknya.

"Kenapa kau protes? Dasar nenek lampir kurang belaian.."

"Apa katamu! Katakan sekali lagi supaya aku bisa menjambak rambutmu!! Dasar duren sialan.."

Sakura hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Naruto dan Guren yang selalu ribut bila mereka bertemu. Emosi Guren akan gampang naik level dan ia juga akan cepat berubah jadi galak jika Naruto, sudah punya ancang-ancang akan membawa Sakura kabur dari perkumpulan mereka.

Ups!!.. Hal yang membuat Guren selalu kesal pada Naruto, adalah karena rasa irinya yang selalu melihat kemesraan Naruto dan Sakura didalam kelas.

Maklum saja karena Guren itu kan sedang LDR-an dengan kekasihnya. Jadi mereka jarang bertemu dan selalu dilanda rindu. Tidak seperti pasangan Naruto dan Sakura yang hampir setiap hari bisa lengket berduaan, kemana-mana selalu bareng!

Well, akhirnya Sakura bisa berdiri dan keluar dari tempat duduk melingkarnya. "Mau beli apa?"

"Minum" Jawab Naruto singkat.

"Hmm.. Baiklah aku ikut"

Naruto mengangguk pelan. Matanya meneduh saat melihat gerak-gerik Sakura yang sedang mengambil ponselnya dan meletakannya di saku baju kemeja putih, tepat di depan dada kirinya.

"Teman-teman.. Aku ke kantin dulu ya" Pamit Sakura pada Shion, Guren dan Sara.

"Iya, jangan lama-lama tapi.. Sudah mau bel pulang nih.. Ingat, kita masih punya urusan penting Sakura" Jelas Guren sambil menatap sengit lelaki jabrik, yang sepertinya sudah tidak sabar untuk membawa Sakura pergi dari kelas.

"Siapp.. Aku tidak akan lama kok"

Naruto yang gemas, langsung saja menarik pergelangan tangan Sakura untuk mempercepat langkah mereka menuju ke kantin. "Ayo Sakura.."

--

--

--

Diluar kelas, Naruto sudah mengalungkan lengannya pada bahu kecil Sakura. Ia merapatkan jaraknya, mumpung koridor sepi. Jadi tak masalah jika Naruto sedikit bermesraan dengan Sakura.

Sesekali bahkan Naruto sedikit mencuri-curi pandang, pada ponsel besar yang tersemat di saku baju gadisnya. Andai saja Naruto bisa menggantikan posisi ponsel itu, pasti rasanya hangat dan sekaligus nikmat bisa berada dekat dengan pucuk melon gadisnya yang menggoda.

Puas mencuri pandang, kini Naruto sontak memicing sebentar. Setelah ia memperhatikan dengan seksama sudut kemeja Sakura.

Naruto menemukan sesuatu yang janggal. Apa-apaan itu!

Kenapa belahan dada kekasihnya tercetak jelas dari balik seragam sekolah yang ia kenakan?

Sepertinya Sakura hari tidak memakai tank tops, dan parahnya lagi dalaman bra berwarna hitam dihiasi renda brokat pada pucuk atas cup-nya juga terlihat jelas!

Hm! Naruto merutuk dalam hatinya. Andai saja ia tau jika Sakura tidak mengenakan tank tops seperti biasanya maka ia bisa meminjamkan jas KHS kepunyaannya pada Sakura.

Seingat Naruto tadi gadisnya sudah mengenakan jas almamater miliknya sendiri. Tetapi Sakura sepertinya menyingkirkan balutan jas resmi KHS dari tubuhnya, karena hawa udara di Konoha hari ini cukup panas. Jadi mungkin dia tidak kuat lama-lama memakai jas.

Lagipula lama-kelamaan Naruto justru, mulai menikmati pemandangan segar yang tersaji. Dimana matanya bisa dengan bebas melihat lekukan tubuh gadisnya dari balik kemeja putih tipis hampir transparan yang dikenakannya.

Naruto malah makin senang, rasanya dirinya nanti akan bisa dengan mudah melecuti pakaian Sakura. Lalu dengan gemas menerkamnya tanpa ampun. Yah, itu bisa saja terjadi, jika mereka sudah berada di dalam satu ruangan yang tertutup.

Khukhukhu!... Memikirkannya saja sudah membuat kelapa Naruto seperti tersengat listrik kecil yang aktif dengan ingatan beberapa scene film birunya dan sensasi geli menggelitik kuat perutnya.

"Ada apa?" Tanya Sakura. Karena sedaritadi mereka hening dan Naruto senyum-senyum mesum sendiri tanpa membaginya pada Sakura.

"Tidak ada apa-apa.. Nanti sepulang sekolah kau mau'kan mampir kerumahku dulu?"

Sakura nampak berpikir dengan tawaran Naruto. Sedangkan lelaki yang masih memeluk penuh bahunya itu, selalu menebar senyum mencurigakan ketika bersamanya.

"Hmm.. Baiklah, sekalian saja kita kerjakan pr prakarya yang kemarin... Tugas itu dikumpulnya hari jumat loh~" Balas Sakura dengan imutnya.

"Okee sayang" Naruto spontan memajukan wajahnya dengan semangat.

Untungnya Sakura cepat berpaling, kalau tidak. Hampir saja pria pirangnya berhasil mencuri ciuman disekolah. Apalagi di koridor yang akan mereka lewati, menjadi tempat berpapasan dengan Iruka-sensei di depan sana.

--

Sampai di kantin, Naruto membeli sebuah minuman isotonik, dan Sakura membeli susu kotak rasa vanila.

Mereka duduk sebentar di meja kantin. Suasana kantin lumayan ramai, karena kebetulan juga ada pasukan kakak kelas XII IPS 1 disana.

Si ketua osis, Hatake Kakashi beserta teman-teman sekelasnya sangat ribut. Canda tawa mereka rasanya bahkan sampai menembus ke lantai dua gedung sekolah. Naruto tidak mau mengakrabkan dirinya dengan kakak kelas IPS itu, ia memilih duduk anteng di depan kekasihnya yang sibuk menyedot susu vanila sampai kedua pipinya menggembung.

"Ngh?" Lenguh Sakura, emeraldnya agak membulat namun tetap terpaku pada layar datar ponselnya.

"Kenapa Sakura-chan?"

"Yah... Sialan, kenapa rapat osis harus diadakan hari ini sih!" Keluh Sakura.

Pasalnya pemberitahuan akan diadakannya rapat osis hari ini, cukup mendadak. Dan pengumuman itu baru saja dikirim oleh sekertaris utama dari pengurus inti osis, melalui pesan singkat di grup chat media sosial mereka.

Naruto menaikan sebelah alisnya, ketika Sakura mulai menggerutu. "Rapat untuk apa lagi? Bukannya kau sudah selesai jadi osis sayang?"

"Belum, semester dua aku akan mundur... Dan kata Rin senpai, rapatnya hari ini diadakan sepulang sekolah jadi sepertinya aku tidak bisa mampir kerumahmu..."

"Hee!! Kenapa tidak jadi?" Labrak Naruto tidak sabaran.

"Rapatnya pasti sampai sore Naruto.." Balas Sakura dengan hembusan napas beratnya.

"Bolos saja, lagipula mereka akan membahas apa lagi sih? Aku rasa sudah cukup event yang kalian buat bulan lalu.. Itu sudah sukses besar, osis mau buat kegiatan apa lagi sekarang!" Sungut Naruto. Dirinya melirik tajam kumpulan anak-anak kelas duabelas IPS. Terutama sapphire Naruto tertuju tajam pada ketua genk mereka yang merangkap jabatan sebagai ketua osis di KHS.

Bisa-bisanya si ubanan itu meminta seluruh anggota osis untuk mengikuti rapat bodohnya! Gara-gara itu, Naruto jadi harus menunggu Sakura selesai dari tugasnya mengikuti rapat tersebut. Sungguh menyebalkan!

"Entahlah... Nanti ya, aku akan coba mengikuti setengah jalan dari rapatnya... Selesai pembahasan inti aku akan minta ijin pulang.." Tutur Sakura dengan lembut. Ia bisa membaca wajah Naruto yang awalnya kisut-kecewa, akan ditinggal rapat olehnya.

"Yasudah aku akan menunggumu.. Jangan lama-lama" Wanti Naruto, sambil mengamit jemari Sakura yang bebas diatas meja.

"Iya tentu saja.."

--

Ketika sudah sampai di depan kelas, setelah perjalanan kembalinya sepasang kekasih yang paling serasi di kelas IPS itu dari kantin. Bel pulangpun berbunyi nyaring.

Semua siswa dan siswi berhamburan, mencomot tas mereka hendak pulang kerumah. Lumayan lah, dapet ngadem di kelas tanpa adanya guru yang mengajar. Jadi otak anak-anak XI IPS 2 bisa pulang dengan keadaan enteng tanpa beban.

Sakura dan Naruto kembali ke tempat duduknya. Mereka merapikan tas, tapi yang terlihat justru hanya Sakura'lah yang merapikan buku-bukunya ke dalam tas.

Sedangkan Naruto?

Jangan tanya lagi! Bocah Uzumaki ini, tidak pernah membawa buku-bukunya pulang. Jadi tas kecil yang ia bawa hanya dimuat oleh sebongkah powerbank, smarthpone berukuran layar 5,5 inci, dompet kulit kesayangan dan kunci motor vespa miliknya.

"Sakura..." Naruto menepuk pelan pundak gadis yang lebih pendek darinya itu.

Sakura memajukan dagunya, pertanda ia menunggu kalimat Naruto yang selanjutnya.

Lelaki pirang yang tampannya tiadatara itu sedikit berbisik di telinga Sakura. Napas panasnya sukses membuat kulit leher Sakura jadi merinding. Dan sontak saja setelah Naruto berbisik wajah Sakura sudah memerah. Semerah buah tomat dan stroberi yang sudah masak.

"Benarkah!!" Seru Sakura panikan.

Naruto mengangguk semangat. Paras cantik Sakura tertutup sempurna oleh bedak merah alami berupa blushing yang tidak bisa ditahan akibat bisikan Naruto.

"Makanya ini dipakai... Aku tidak mau ada laki-laki lain yang menikmatinya" Titah Naruto sambil kerkikik geli. Karena kepanikan Sakura yang imut dimatanya. Bahkan gadis itu bisa refleks menutupi bagian dadanya sendiri dihadapan Naruto.

"Arghh!!... Kenapa tidak bilang dari tadi. Baka!!!" Kesal Sakura yang mulai manyun dan ngambek.

"Habisnya tadi'kan aku ingin melihatnya... Tapi jika orang lain yang ikut melihat 'itu mu' baru tidak boleh!" Kekeh Naruto. Telapak tangannya mengacak gemas rambut Sakura hingga berantakan.

"Tetap saja... Harusnya bilang dari tadi!" Masih bertampang ambekannya. Sakura cepat-cepat mengenakan jas KHS nya. Seperti suruhan Naruto.

"Barusan juga sudah aku bilang" Ujar Naruto begitu enteng, bahunya bahkan terangkat singkat.

"Mesum!" Lebel itu akhirnya keluar untuk Naruto.

"Uh.. Kau makin imut saat mengatakannya, aku makin tidak sabar untuk membawamu pulang, lalu memakanmu~"

Ucapan Naruto sengaja di cadelkan. Remaja jabrik khas rambut duren itu senantiasa mencubit gemas kedua pipi chuby kekasihnya.

"Ishh!!.. Naruto, awas ya..!!"

"Hehehe... 'ampun' sayang" Naruto nyengir sambil membentuk kedua jarinya menyerupai huruf v'

"Sakura!!"

Naruto menoleh cepat ketika bentakan cempreng memecah kegembiraannya ketika berhasil membuat kekasihnya ngambek. Sedikit berdecak kesal, akhirnya Naruto menggulirkan matanya malas.

Itu Guren! Gadis berbibir hitam yang sudah berdecak pinggang menunggu Sakura bergabung bersama gank mereka.

"Oh iya.. Sekarang waktunya ya, ok tunggu aku!"

"Mau kemana?" Heran Naruto.

Sakura buru-buru memakai tas ranselnya, dan sedikit menepuk punggung lebar Naruto sebelum pergi bersama komplotan cewek ter'hits di KHS itu.

"Ada sedikit urusan... Aku duluan ya sayang, nanti akan aku telpon jika rapatnya sudah selesai" Tutup Sakura, dan ia melangkah cepat untuk menyusul Guren, Shion dan Sara keluar kelas.

"Hei, Sakura!!..." Seru Naruto dari bangku belakang. Bahkan Sakura sebenarnya masih bisa mendengar erangan tersebut, hanya saja ia memilih fokus untuk mengikuti langkah Guren dan kawan-kawan menuju ke kelas X IPA 4.

"Wah, benar-benar menyebalkan!!" Naruto mencak-mencak sendiri. Apalagi ia tidak ikut osis. Apa yang akan dia lakukan sambil menunggu Sakura pulang?

Untung saja Naruto sayang Sakura. Jika tidak! Mungkin saja sudah dari dulu Naruto mencelubkan putri sematawayang dari paman Kizashi itu ke kawah gunung Fuji karena terlalu sering membuat dirinya jengkel setengah mati, saat menunggu Sakura selesai membereskan urusan-urusan tidak penting bersama teman-temannya.

--

--

Didalam riuhnya suasana koridor KHS, empat gadis modis membelah lautan manusia yang ada. Dengan sekali kibasan tangannya, siswa dan siswi yang menghalangi jalan mereka langsung menepi hingga menempel pada tembok.

Genk yang paling hits dan berkuasa tengah lewat disepanjang koridor yang akan mengarahkan mereka ke tujuannya, yaitu kelas X IPA 4.

"Kawaiinyaa~"

"Hai cantik..."

"Gurennn senpai Wo Ai Ni~ Aku cinta padamu!!"

Beberapa seruan nyaring dari para penggemar genk PARI XI IPS 2, semakin menambah ramai suasana koridor. Bahkan tak jarang adik kelas cowok khususnya yang 'tidak tau diri' juga ikut mengintili empat senpai cantik yang tergabung juga dalam persatuan organisasi tingkat siswa alias anggota osis-KHS.

"T'ch menggelikan" Simbingan tajam dari Guren tak menghentikan yuforia adik-adik kelas yang memuji kecantikannya dan langsung mengutarakan perasaan mereka.

"Wah itu ya, Shion senpai... Pacarnya Utakata senpai kan? Kakak kelas XI IPA 1 yang ganteng itu loh!"

"Oh iya dia ya, cantik banget!!"

"Ish! Judes banget sih jadi orang... Sok kecantikan tuh mereka kalo kita puji-puji! Dasar senior sombong!"

"Sakura senpai cantik ya~"

Berbagai pujian bahkan ejekan juga santer terdengar. Kali ini pelakunya adalah adik kelas cewek yang mendiami kelas X IPB. Tinggal satu blok lagi Guren, Sara, Shion dan Sakura akan sampai di kelasnya para pelakor sekolah.

Ketika Guren berhasil menatap tajam siswi yang sengaja mencaci maki keberadaan mereka di lantai sekolah yang dominan dihuni oleh kelas X. Gadis berseragam KHS, berambut orange terang itu nyalinya langsung ciut. Dia yang mengatai Guren dan kawan-kawannya 'sosok kakak kelas judes dan sombong' sontak memalingkan wajahnya dan pura-pura tidak melihat mereka.

Padahal jika sampai gadis itu bermain mata dengan Guren. Pastinya tidak ada lagi kata ampun untuknya. Guren tak akan segan-segan menarik kerah kemejanya dan membuat perhitungan yang panjang dengan pelaku cibiran itu.

"Pengejut! Beraninya menghujat dibelakang... Kalau berani sini maju kedepan!" Seru Guren pada gadis berambut orange cerah tadi.

"Guren ayolah kita fokus saja mencari si pelakor itu... Nanti dia keburu pulang" Ujar Sara yang juga sebenarnya terganggu dengan ejekan adik kelasnya tadi.

"Baiklah jika itu maumu... Aku akan mengampuninya kali ini"

"H'm lagipula kita harus cepat.. Ada rapat osis setelah ini kan?" Sambung Sakura dengan wajah inocetnya.

--

Skip beberapa menit kemudian.

BRAAKKKK!

Pintu kayu geser yang ada disana dibuka dengan kasar. Benar itu kelasnya, lebel plakat kayu yang menunjukkan nama kelas 'X IPA 4' adalah sasaran genk PARI.

"Siapa yang bernama Ino Yamanaka di kelas ini?"

Hanya tersisa kurang lebih sepuluh orang siswi yang sedang membersihkan kelas disana. Sepertinya mereka adalah anak-anak yang mendapat jatah piket harian di kelas itu.

Guren sudah berkoar seperti singa. Malah tatapan heran dan bingung yang ia dapati dari kumpulan adik kelasnya itu.

"Aku tanya sekali lagi, siapa yang bernama Ino Yamanaka disini?" Beo Guren untuk yang keduakalinya.

"Ino?" Akhirnya mereka'pun merespon seadanya.

Sara sudah menggebu-gebu, matanya meneliti tajam setiap siswi yang ada. Sayangnya gadis yang ia cari sepertinya tidak ada di kelas ini. Seingatnya Ino Yamanaka yang sudah menjadi kekasih baru mantan pacarnya itu memiliki ciri yang percis sama seperti Shion. Dimana gadis itu memiliki rambut pirang pucat yang panjang, mata aquamarin lalu kulit putih bersih.

Kenapa Sara bisa tau percis rupa 'pelakor' yang merenggut mantan pacarnya?

Iya, karena Sara sempat menstalking pelakor itu setelah Sasuke tak sengaja menge-tag fotonya di salah satu akun media sosialnya.

"Iya! Ino Yamanaka... Anak X IPA 4!" Garang Guren yang sudah tak tahan melihat kelemotan adik kelasnya dalam menjawab pertanyaannya.

"Ino Yamanaka siapa? Dikelas kami tidak ada yang namanya Ino Yamanaka Senpai" Ucap mereka.

DOENG!!..

Otomatis kerutan besar langsung muncul didahi Guren. Sama halnya dengan sang ketua. Para anggota dari genk PARI muncul dengan ekspresi keterkejutan yang berbeda-beda, Sara malah menganga lebar. Shion membeku dengan wajah heran dan Sakura yang mengernyit tidak paham.

"Masa'sih? Ino Yamanaka itu kan anak kelas X IPA 4!! Masak kalian tidak tau teman kalian sendiri!.." Cibir Sara pada akhirnya ia angkat bicara.

"Ini aneh! Sepertinya kita salah alamat.." Bisik Shion pada Sakura.

"Entahlah aku belum paham" Balas Sakura kemudian.

Dan kedua gadis itu membiarkan Guren serta Sara yang menyelesaikan kebingungan yang terjadi.

"Serius senpai.. Dikelas kami tidak ada siswi yang bernama Ino Yamanaka" Kekeh salah satu siswi.

"Ah..? Apa benar!!" Kilah Guren masih tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Kalau senpai masih tidak percaya, coba saja lihat daftar absensi yang ada di meja guru itu.."

Keempat gadis cantik itu sontak mengerumuni meja guru, yang ada di pojok kiri ruangan. Tepat sejajar dengan pintu masuk.

"Ish! Tidak mungkin!!!..."

"Ino Yamanaka... Ino Yamanaka... Ino Yamanaka... Ino!!.." Jemari Guren naik turun meneliti setiap nama yang tertera di daftar absensi tersebut. Naasnya tak ada nama target mereka yang terekam melalui skrining matanya.

"TIDAK ADA..!!" Heboh Shion.

Tanpa sadar Sara sudah menjambak rambutnya sendiri. "INI TIDAK MUNGKIN!!"

"AH? KENAPA JADI BEGINI...!!!" Erang Guren memekakkan satu ruangan.

"Yaampun, kita salah orang!" Sesal Sakura yang ikut merasa sesat telah memfitnah seorang gadis yang belum tentu mereka ketahui bikas, sikap dan rupanya seperti apa.

"Yah... Lalu sekarang bagaimana?"

Guren menggigit jemari lentiknya, guna berpikir sejenak. Tidak mungkin'kan mereka langsung melongos pergi dari kelas yang hampir mereka kacaukan ini.

Apalagi melihat tatapan adik kelasnya yang tersirat akan ejekan 'Kakak kelas aneh' mengarah tepat pada genk PARI, membuat Guren khawatir jika pamor mereka akan jatuh di hadapan adik kelasnya.

"Memangnya ada urusan apa senpai berempat dengan Ino Yamanaka?" Tanya siswa yang penasaran dengan sosok orang yang dicari oleh senpai pentolan anak IPS tersebut.

"Oh tidak! Kami tidak punya urusan apa-apa dengannya hahaha~" Garing Guren dengan wajah keterpaksaan.

"Seingatku ya.. Dulu aku kenal dengan seseorang yang namanya Ino Yamanaka, kami sempat berteman tapi setelah lulus Junior High kami berpisah dan sepertinya dia tidak bersekolah di KHS.." Pernyataan lantang dari gadis berambut coklat pendek itu makin membuat Guren salah tingkah. Terutama Sara juga yang bertampang menyesal karena telah keliru memberikan informasi kepada teman-temannya.

Suasana seketika krik krik. Bagaikan padang rumput yang hanya dihuni oleh suara jangkrik yang iseng.

Guren memandang Sara dengan horror. Shion dan Sakura sontak saling toleh-menoleh. Ok fixs mereka merasa agak malu sekarang.

Bisakah seseorang menyeponsori mereka berempat untuk terbang ke bulan dengan pesawat Nasa yang elit?

"MAAFKAN AKU... Ayo kita pergi dari sini!!" Sara mendorong tubuh Guren, Shion dan Sakura agar segera menghilang dari kelas X IPA 4 yang tak berdosa itu.

"Kau berhutang banyak penjelasan untuk kami!!" Terror menakutkan dari manik hitam pekat kepunyaan Guren membuat Sara gemetar dan senyum hambar tergores tipis di wajahnya.

"Hehehe... Maaf-maaf aku akan coba perbaiki kesalahanku yang sudah memberikan info yang salah. Ternyata Ino Yamanaka si 'pelakor' itu tidak bersekolah disini... Tapi sepertinya dia memang benar mendapat kelas X IPA 4 di sekolahnya yang asli.." Tutur Sara selengkap-lengkapnya.

Guren mendesah. Sakura dan Shion juga sama mereka menghembuskan napas berat. Rasanya penggerebekan mereka gagal total. Malahan mereka tidak membidik target yang tepat. Salah sasaran, meleset dan pastinya kejadian ini memalukan untuk diingat.

"Yah, setidaknya kita masih harus menghadiri rapat osis'kan?" Rupanya ingatan Sakura masih begitu tajam tentang rapat yang harus mereka hadiri hari inu.

"Aduh.. Aku malas sekali untuk ikut~" Keluh Sara yang sudah mulai down kembali gara-gara aksi mereka tadi.

"Aku juga... Sebenarnya sih, aku sudah ada janji dengan Kabuto untuk jalan berdua.. Kebetulan dia libur hari ini"

"Cieee~ Akhirnya dapet jatah jalan ya~" Sara menyenggol pinggang Guren sambil menggoda kakak tertuanya itu.

Guren tersenyum dengan semburat merah yang makin terlihat ketika ia akan membayangkan kencannya dengan Kabuto nanti. Wow!! Jarang-jarang para anggota genk PARI bisa melihat ketua mereka blushing hebat begini. Saatnya mengabadikannya!!

Sakura kemudian melirik Shion penuh harap. Satu-satunya sohib yang belum berargumen dengan alasannya.

"Hehe.." Shion tertawa canggung karena sebenarnya dirinya juga malas untuk ikut rapat osis tersebut.

"Jadi?" Tuntut Sakura, hanya kepada Shion.

"Aku juga~ Aku tidak ikut rapat ah... malas tau Sakura, aku sih langsung ingin pulang untuk tidur"Balas Shion.

Putri Haruno itu akhirnya menyerah. Ia menggeleng singkat dengan sikap teman-temannya yang mendadak tidak bersemangat. Kekompakan yang menularkan kemalasan sepertinya sebentar lagi akan bermuara ke pada Sakura juga.

Rasanya tidak mungkin Sakura akan mengikuti rapat hari ini, karena tidak akan seru rasanya jika hanya dirinya yang hadir dari keempat genk PARI yang sudah menjadi anggota osis tetap dari kelas sepuluh semester dua.

Mereka berempat sekarang berjalan beriringan di koridor yang lenggang. Tidak sesesak yang tadi. "Yasudah deh, aku juga mau pulang saja.." Putus Sakura kemudian.

"Yah, memang lebih baik sekarang kita pulang saja... Nanti kita cari tau lagi siapa sebenarnya si 'pelakor' Ino Yamanaka itu!" Koar Guren kembali tersulut dengan api kecil.

"Ok aku setuju~"

"Baiklah aku akan stalking lagi. Aku pastikan kali ini info si pelakor tidak akan salah lagi!.."

"He'mm.. Kabari saja, jika pelakor itu sudah ketemu.. Ayo kita pulang"

--

--

--

Di dekat Loby KHS.

Sakura mengetuk-ngetukan jarinya diatas meja marmer loby yang sudah kosong tersebut. Hanya ada seorang cleaning sevice yang membersihkan pintu kaca otomatis didepan sana.

Emerald Sakura memicing ketika panggilannya selalu dirijek oleh kekasihnya. 'Dimana Naruto?' Batinya.

Karena tak kunjung diangkat, Sakura kemudian menunduk semakin dalam guna mengetikkan sebuah pesan singkat kepada pacarnya.

BHAAAAAAA!!!!

KYAAAAA!!!...

Tanpa diduga, Naruto berseru kencang dan memeluk tubuh Sakura dari belakang. Meskipun gadis itu memakai tas ransel. Tapi pelukan Naruto bisa begitu erat membelilit tubuhnya.

Alhasil Haruno Sakura juga ikut berteriak kencang tadi. Bahkan napasnya memburu karena terkejut dikageti dari belakang oleh Naruto.

PLAK!

Sakura dengan ganasnya menampar bahu Naruto.

Baginya sungguh tidak lucu jika Naruto tertawa kencang ketika dirinya harus menahan detak jantung yang hampir copot karena kaget. Untungnya Sakura tidak mengalami heart attack karenanya.

"Jahat sekali~" Renggut Naruto yang meringis menahan geplakan maut kekasihnya yang lagi-lagi mulai ngambek.

"Orang yang jahat itu kau! Kenapa sih kau suka sekali mengagetiku, itu tidak lucu tau!"

"Hahahaha... Habisnya aku suka melihat wajahmu yang menegang kaku begitu ketika kaget hahaha... Harusnya aku memotomu tadi"

Naruto sibuk bergulat dengan tawanya sampai tak sadar Sakura mulai marah.

"Uh~ Lihatlah wajah unyu'mu itu saat ngambek, benar-benar menggemaskan sayang..." Goda Naruto semakin keras.

"Isshh... Kau menyebalkan!" Sakura menginjak kaki Naruto dengan gemas. Hingga lelakinya mengaduh cukup lantang.

"Auch! Sakitt..." Geram Naruto.

"Ayo kita pulang!" Mutlak Sakura. Dan Naruto pasrah menyeret kakinya untuk berjalan, mengikuti punggung Sakura didepannya.

Lagi-lagi karena untung Naruto begitu menyayangi Sakura. Jadi ia tidak bisa mencekik gadis yang sudah membuat kakinya berdenyut nista ini!.

--

--

Perjalanan Pulang.

Sakura menggelayut manja pada pinggang kekasihnya. Yah, perjalanan pulang dengan sepeda motor vespa kesayangan Naruto memang yang paling nikmat.

Demi memecah suasana keheningan, Naruto yang iseng akhirnya bertanya pada gadisnya. Kenapa bisa ia pulang cepat hari ini. Apakah Sakura tidak jadi mengikuti rapat osis itu?

"Memangnya kau tidak jadi ikut rapat?" Singgungnya.

Gadis yang sibuk menenggelamkan wajahnya pada punggung kokoh lelaki jabrik itu menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Oh begitu.. Jadi ya, kau mampir kerumahku sekarang" Senyuman kegirangan tercetak begitu lebar diwajah lelaki yang mempesona dengan mata biru sapphirenya.

"Jadilah... Kita'kan akan membuat tugas prakarnya.." Tegas Sakura.

"Ok sayang~..."

Tanpa aba-aba Naruto sudah menambah kecepatan laju motornya. Tangannya memutar stang motor begitu kuat. Yuhuuu.. Waktunya pulang, dan Naruto sudah tidak sabar untuk mengurung Sakura didalam kamarnya siang ini!

END.

--

--

Wow.. Berkutat dengan fic lama itu menyusahkan ya :7 haha.. tidak apa-apa lah sekali-sekali juga. maaf jika ada typo dan kosakata bahasanya agak monoton hehe :3

Ega ucapkan terimakasi banyak buat semua readers yang udah mampir di sini... dan juga salam NS dari ega, kalian yang membaca fic ini pasti kangen berat sama couple NS kita yang greget dan ngegemesin ini hihihi.. yaampun ega kangen banget...

Skrol ke bawah lagi dikit aja~ semangat :3

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

Alasan lain kenapa fic ini ratednya M

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

Omake!

Didalam rumah Naruto.

Hari ini benar, Naruto mengajak Sakura pulang kerumahnya. Tentu saja dengan maksud lain, ia sudah tidak tahan untuk melahap bulat-bulat tubuh mungil kekasihnya dalam balutan kenikmatan duniawi hihihi...

Ditambah dengan ketidak hadiran Kushina dirumah juga semakin membuat Naruto mantap untuk bisa langsung menggagahi Sakura dalam satu hentakan keras.

"Auch~... Sakit sayang!"

"Maaf ya Sakura, apa yang itu terlalu keras?"

Beberapa rembesan suara berupa erangan dan desahan(?) sampai terdengar ke keluar dari sebuah kamar di kediaman Uzumaki.

Pasalnya sang pemilik kamar itu, saat ini sedang melakukan satu hal bersama kekasihnya didalam sana.

Sepertinya sebentar lagi mereka akan segera menemui puncak akhir dari kegiatan yang sedang mereka lakukan.

"Aahhh... Terlalu dalam Naruto!" Si gadis membentak pacarnya masih dengan suara agak bergetar(?).

"Maaf Sakura-chan, habisnya punyaku kan panjang..." Sesal si tuan rumah yang tak tega melihat kekasihnya kesakitan. Ini adalah pengalaman pertama mereka melakukan kegiatan yang mendebarkan sekaligus menguras tenaga ini.

"Naruto... Keluarkan~ Aduh sakitt, kita mulai lagi dari awal!!"

"Sudah terlanjur masuk sayang... Kita lanjutkan saja, nanti jika diulang. Bisa-bisa kau akan sakit lagi-"

"-Auch! Sial.. Yang ini dalam sekali bagaimana caranya kembali..?" Umpatan maskulin yang keluar dari bibir ranum remaja sintal itu membuat gadis bersurai pink kian memanas.

"Sudah aku bilang... Ulang dari awal!" Sengit Sakura dalam mode on.

"Aahh~ menyebalkan... Terserah kau saja!... Jika sakit jangan salahkan aku! Ku'robek saja semuanya ya!!?" Ancam Naruto. Karena menurutnya keputusan kekasihnya ini terlalu merepotkan.

"Tidak akan! Jika kau bisa memasukkannya dengan benar lalu menariknya sampai habis, maka aku tidak akan sakit baka!.. Dan jangan coba-coba berani untuk merobeknya!!" Ancaman Sakura ini juga tak kalah menyinggung Naruto.

"T'ch sialan... Aku benci ini!..."

"Tarik Naruto... Tarikkk lebih jauh!"

"Sakura-chan ini kepanjangan, lihatlah benangnya jadi kusut tidak berbentuk.. Akan aku potong habis semuanya!!"

Didalam kamar yang bernuansa lembut dan dingin tentunya, dua anak manusia sedang bertarung dengan ego masing-masing.

Dimana remaja perempuan berparas ayu mulai merajuk. Ia meniup-niup ibu jarinya yang tidak sengaja di tusuk oleh sebuah jarum. Sedangkan tangan lainnya yang selamat dari luka itu, memegang kain perca yang akan dipakai untuk membuat tugas kerajinan bersama sang kekasih.

"Kasihan kalau dipotong, belinya'kan lumayan mahal.. Tarik ulang semuanya"

Tipe orang pelit dan hemat itu beda tipis. Dan Sakura berada di antara kedua tipe orang tersebut. Dia beranggapan jika benang dan kain perca sisa dari bahan-bahan pakaian yang tidak terpakai akan sayang jika dibuang.

Padahal mereka berdua tadi membelinya hanya dengan harga yang tak sampai menyaingi mahalnya segelas es teh manis dikantin sekolah.

"Seperti yang kau bilang pekerjaan kita ini, sudah salah... Sekalian saja kita robek sampai habis, gunakan lagi kain yang lain!!"

Naruto sudah memegang gunting untuk merobek-robek kainnya. Tapi Sakura dengan cepat menyita benda tajamnya.

Akhirnya Naruto pasrah menarik benang yang ia pakai untuk menyulam sebuah pola diatas kain perca tersebut.

Tugas prakarya yang akan mereka buat adalah sebuah taplak meja yang berbahan dasar kain perca, sisa-sisa industri pakaian dan untuk mempercantik tugas mereka. Naruto dan Sakura ingin menyulam sebuah pola bunga mawar merah di tengah-tengah taplak meja tersebut.

Ini merupakan pengalaman pertama bagi mereka untuk melakukan aksi menyulam bersama-sama.

Naruto yang kekeh ingin mencoba lebih dulu menjahit pola yang mereka buat. Membuat Sakura mau tak mau meng'iya'kan saja keinginannya.

Karena tak terbayang sulitnya meniru bentuk pola dan kedodolan Naruto dalam hal menjahit. Alhasil Sakura yang diutus untuk memegang pola malah harus menderita karena beberapa kali Naruto tak sengaja menusuk jari-jari kekasihnya dengan jarum hingga berdarah.

Sungguh kasihan nasib Sakura. Dan ketika giliran Sakura yang ingin menggantikan Naruto menyulam pola mereka. Benang merah yang mereka pakai justru menyangkut kusut dan saling membelilit antar pola satu ke-pola yang lainnya. Intinya tidak bisa dipakai lagi. Naruto jadi menggerutu kesal dan ia sangat benci mengerjakan tugas kesenian prakarya ini. Rasanya ingin merobek habis semuanya!!

"Makanya aku bilang juga apa! Ayo ulang semua.. Tapi jangan dipotong lagi kainnya.. Kan'kasihan bahannya kalau di buang-buang!"

"Hn." Balas Naruto singkat tanpa minat, kupingnya sudah panas mendengar kecerewetan Sakura. Matanya lalu terpaku penuh untuk menarik benang-benang merah yang tersangkut di beberapa pola.

Sakura yang aneh mendengar jawaban satu kata dari Naruto jadi sedikit bersalah.

Bagaimanapun juga Sakura tidak sepatutnya membentak Naruto karena lelaki itu sudah beberapa kali berhasil menusuk tangannya.

Ketidak-tahuan Naruto akan hal menyulam, harusnya bisa dimaklumi oleh Sakura. Karena tidak mungkin rasanya Naruto bisa ahli menyulam, sedangkan dalam kesehariannya lelaki itu tidak pernah melakukan pekerjaan tersebut.

Terbersit sedikit rasa bersalah jadinya, dan Sakura ingin mencairkan suasana saat melihat wajah Naruto yang tertekuk kusut demi menyelesaikan tugas kelompok mereka.

"Kau marah padaku?" Iseng Sakura. Karena benar ketika Naruto berhenti bicara, rasanya sepi sekali. Maksudnya tidak ada hal yang bisa membuat Sakura bersemangat untuk mengerjakan sulamannya.

"Ti-dak.."

"Iya kau marahh~ Tidak apa, mengaku saja..." Lagi-lagi Sakura mencoba menggoda Naruto. Tapi sepertinya remaja jabrik itu sudah tidak memiliki selera humor seperti tadi. Dan sekarang wajah Naruto begitu serius menatap lurus emeraldnya.

Sakura tertegun sekaligus merasa gugup, tumben sekali sapphire Naruto menerang tajam kearahnya. Pasti ini pertanda jika Naruto benar-benar marah pada Sakura. Mam tu de pus -Mampus!

"Aku tidak marah... Justru-" Sakura reflek menjauh. Namun Naruto berhasil menggenggam tangan kanannya.

Naruto diam sesaat namun hal yang memacu detak jantung Sakura adalah ketika Naruto meniup dan mencium sayang ibu jari dan jari telunjuk Sakura yang terluka.

"-Aku kasihan padamu.. Tusukan jarum ini pasti sakit kan? Kemarilah biar aku obati.."

Blush!!...

Sakura sukses membisu dan memerah untuk yang keduakalinya hari ini.

Sungguh tidak terpikirkan bagi Sakura, untuk hari ini ia bisa melihat Naruto yang sangat imut saat mencium tangannya yang luka. Dan perkataan lembut lelakinya seperti anastesi pembius hati sampai meleleh.

'Oh my god Naruto.. Kenapa kau begitu so sweet!' Iner Sakura yang hampir pingsan.

"Aku minta maaf ya..." Naruto membuka laci di bawah meja belajarnya. Lalu ia langsung membuka plaster luka untuk kekasihnya yang masih duduk bersila di lantai, lengkap dengan alat-alat menyulam mereka yang masih berantakan.

Naruto menarik tangan Sakura lebih dekat padanya. Ia berjongkok sedikit. Dengan telaten dan kecakapan PMR bekal dari Junior High, luka di ibu jari dan jari telunjuk Sakura sudah terbebat rapi oleh plaster.

Sakura tertangkap basah tak berkedip memandang wajah Naruto yang lumayan dekat saat mengobatinya. Lelaki jabrik itu menyeringai dan secepat kilat ia berhasil menyambar ranumnya belahan bibir pink yang menggoda.

Ciuman Naruto terasa lembut, hingga tak sadar Sakura malah sampai memejam untuk menikmati setiap sentuhan manis dari bibir kekasihnya.

Hanya beberapa detik mereka bercumbu, Sakura agak sedikit kecewa karena Naruto sudah menarik kepalanya. Lepas sudah ciuman mereka. Naruto memberikan hadiah senyuman manis, sebelum ia kembali bersuara.

"Pacarku tidak boleh terluka lebih dari ini. Nah.. Dan sekarang giliranmu yang menyulam Sakura-chan, biar aku pegang polanya. Tusukan saja jarumnya.. Tidak apa-apa-"

Arghh!! Ajhgekwqtrien...

Sakura kehabisan kata-kata!!

"-kita selesaikan tugasnya sekarang juga, lebih cepat lebih baik! Dan sehabis ini aku ingin kita bermain di atas ranjang sampai puas... Kau mau kan Sakura?"

--

Really END!

Ups! Kerecehan yang sia-sia...

Chuuu~ :3