Shift Malam
Keitsurou Miyuna ®
Haikyuu! © Furudate Haruichi
A KuroTsuki Fiction. Hope You Like It. enJOY.
.
.
Jam dinding menunjukkan pukul dua dini hari. Toko tempat pemuda berkacamata kerja paruh waktu masih terang hingga waktu ini. Meski kantuk menyerang, mereka harus terjaga demi pelayanan.
"Selamat malam. Selamat datang di-" si kasir tidak menyelesaikan kalimat wajibnya saat melihat siapa yang datang.
"Tsukki, kok gak diterusin. Mana senyumnya?"
Pemuda berbaju biru bergaris putih menghela nafas. "Ada perlu apa kesini, Kuroo-san?"
"Heh? Ya mau jajan dong. Mau dijajanin juga?" si pembeli langganan mengedipkan sebelah mata.
Tsukishima memutar bola mata malas. Netranya mengikuti pergerakan Kuroo menuju rak minuman. Mengambil sebotol minuman bersoda lalu berjalan memutar. Ah, dia mengambil kripik kentang.
Berpura menata beberapa barang kecantikan dibelakang kasir, Tsukishima membalik badan. Bisa mampus, mau ditaruh mana mukanya kalau ketauan liatin si rambut ayam?
"Sendirian aja nih? Mana Yachi-chan?"
Basa-basi, Kuroo menyerahkan belanjaan ke depan.
"Udah pulang, tadi keliatan pucat gitu. Daripada entar kenapa-kenapa ya mending dia istirahat kan."
"Hooo.. gitu.."
Tsukishima dengan sigap membungkus barang setelah menyensor harga.
"Ada tambahan lain?"
Kuroo menggeleng.
"Ada kartu membernya?"
Kuroo mengangguk.
"Punya, tapi toko sebelah. Hehehe."
Tsukishima ingin menampar. Ah, salah dia juga sih pake tanya. Tapi itu kan standart perusahaan. Sebagai pegawai yang baik Tsukki harus selalu menerapkan, ya kan?
"Totalnya sembilan ratus lima puluh yen." ujarnya.
"Ngutang dulu ya." balas si raven.
Tsukishima mendelik, lalu menyingkirkan barang yang dia pegang. "Kuroo-san, kau sekarang miskin?"
Kuroo terkekeh senang. "Bercanda Tsukki, kau menggemaskan sekali."
"Tch." si rambut pirang berdecih pelan. "Jadi bagaimana?"
Kuroo merogoh kantong dan mengeluarkan dompet, membuka dan mengambil uang yang tersimpan. Sengaja berlama-lama. Oh, sepertinya dia mau pamer.
Tsukishima yang memperhatikan, melirik gambar dalam dompet Kuroo. Tak lama kemudian semburat merah menguasai pipi, semerah buah ceri saat musim bersemi.
Kuroo memasang fotonya! Foto mereka berdua lebih tepatnya.
"Nih uangnya." Kuroo tersenyum girang.
Tsukishima segera memproses pembayaran dan memberi kembalian. "Terimakasih telah berbelanja. Silahkan datang kembali."
"Tenang saja, aku pasti kembali untukmu." goda si hitam.
Kantong kresek diserahkan.
Namun Kuroo tak beranjak pergi. Tsukishima menatap heran. "Nggak pulang?"
"Ih, Tsukki kok ngusir sih, kutemenin sampe pagi ya?"
"Hah?"
Dengan santainya, Kuroo membuka camilannya.
"Kan kasian Tsukki sendirian. Lagian besok aku libur sayang."
"Tidak perlu Kuroo-san, aku sudah biasa seperti ini."
"Tapi aku yang gak biasa Kei." goda Kuroo –lagi.
"Gimana kalo ada apa-apa, ada orang mesum yang godain, atau kau diculik olehnya. Tidak!" lanjut Kuroo dengan alaynya.
Tsukishima menatap jengah pemilik mata raven. "Bukannya kau yang mesum Kuroo-san?"
Kuroo melirik kanan dan kiri kemudian mendekat.
"Kau mau mencobanya disini? Aku sih tak masalah." bisik Kuroo.
.
.
END
/YHAAA KALIAN MAOOO APAAAA