WARRIOR FROM THE HEAVEN
Chapter#1
JENIUS YANG JATUH
Rate: T
Genre: Fantasy, Action, Romance, Drama, Martial Art
Warning: Typo, gaje mungkin, masih jauh dari kata sempurna, OOC
Don't Like Don't Read
Terinspirasi dari manhua manhua(komik china) kesukaanku
Summary:
Demi membalas kebaikan klan Hyuuga karena telah menyelamatkannya dari bencana yang telah melenyapkan kedua orang tua serta klan Uzumaki dan klan Namikaze, Naruto bersumpah akan membawa klan Hyuuga menjadi klan terkuat di dunia. Namun kemampuannya menghilang sejak ia kehilangan kedua orang tuanya. Mampukah ia membuktikan pada klan Hyuuga kalau ia sanggup?
.
.
.
.
.
"Manusia datang ke dunia yang luas ini, disini hanya orang orang kuat yang bertahan hidup. Orang kuat yang berkuasa dan orang yang lemah tersiksa, setidaknya begitulah peraturan dunia yang kuketahui dan selalu terjadi.."
Cahaya matahari siang itu membangunkan seorang laki laki berusia 15 tahun yang sedang tidur siang di atas pohon.
"Apa yang kulakukan disini? Sementara orang orang di klan Hyuuga sangat kuat, kenapa aku sangat lemah dan tak memiliki kemampuan? Bukan salahku juga sih.." Kata pemuda berambut pirang spiky ini.
Dia berbicara sendiri seolah berbicara dengan orang lain dan mengatakan jika ia tidak punya kemampuan itu bukan salahnya tapi entah salah siapa. Sebelumnya Naruto adalah anak yang sangat berbakat mengendalikan kekuatan sihir dan dikatakan sebagai jenius yang hanya muncul sepuluh tahun sekali. Namun semenjak kedua orang tua serta klannya menghilang dan lenyap 4 tahun yang lalu karena sebuah kejadian yang tak diketahui, kemampuannya hilang begitu saja. Mungkin itu akibat trauma yang dialaminya akibat kehilangan orang tuanya.
"Naruto-oniisan!" Panggil sebuah suara yang membuat Naruto kehilangan keseimbangan di atas pohon sehingga membuatnya jatuh ke tanah.
"Ughh.. Sakit…" Rintihnya setelah terjatuh cukup keras.
"Ah.. Maaf, Naruto-oniisan.." Kata seorang gadis seumuran Naruto berambut indigo.
"Memangnya harus ya Hinata? Kau memanggil ku sampai aku kehilangan keseimbangan dan jatuh?" Tanya Naruto.
"Maaf.. Tapi oniisan dipanggil untuk menghadap ayah!" Kata Hinata sambil menjulurkan lidahnya.
Naruto hanya bisa menghela nafas pasrah. Pasti kali ini ada hubungan dengan tes mingguan untuk mengukur tingkat kemampuan sihir seseorang. Sihir seseorang memiliki 11 tingkatan dari terlemah yaitu Newbie sampai terkut God dengan setiap tingkatan memiliki level dari level 1 sampai 10.
1. Newbie (Level 1-10)
2. Practioner (Level 1-10)
3. Spirit (Level 1-10)
4. Excellent (Level 1-10)
5. Master (Level 1-10)
6. Grand Master (Level 1-10)
7. King (Level 1-10)
8. Emperor (Level 1-10)
9. Half-Saint (Level 1-10)
10. Saint (Level 1-5)
11. God
Semisal dari Newbie level 10 jika naik tingkatan akan menjadi Practioner level 1 lalu Practioner level 2,3…10 kemudian naik tingkatan menjadi Spirit level 1 seterusnya seperti itu hingga tingkatan God.
Ya, setelah kehilangan keluarga dan klannya ia diangkat anak oleh Hiashi yaitu pemimpin klan Hyuuga yang merupakan sahabat dari ayah Naruto, Namikaze Minato. Hiashi sangat terpukul ketika mendengar kabar bahwa Minato sudah tiada. Dia telah banyak menerima bantuan dari Minato saat muda dan telah banyak merepotkannya dan untuk membalasnya ia mengangkat Naruto menjadi anak angkatnya.
"Naruto-oniisan, berapa tingkatan terakhirmu?" Tanya Hinata.
"Tingkatan terakhirku yang kuperiksa.." Kata Naruto sambil mengingat ingat kembali dua hari yang lalu saat ia memeriksa.
Lalu ia teringat bahwa saat ini ia masih berada pada tahap Newbie level 3 dan belum ada kemajuan lagi. Padahal rata rata anak di klan Hyuuga seusianya dan Hinata sudah berada di tingkatan Newbie level 6-7 dan ia masih tertinggal sekitar 3-4 level dari yang lainnya.
"Bagaimana denganmu sendiri, Hinata?" Tanya Naruto mencoba menghilangkan ingatan tentang tingkatan kekuatan sihirnya saat ini.
"Ah.. Aku!? Aku saat ini berada di tingkatan Newbie level 9!" Jawab Hinata.
Naruto terdiam tiba tiba mungkin karena ia terlalu terkejut dengan tingkatan sihir Hinata saat ini yang jauh di atasnya. Dan ini semakin membuat Naruto frustasi dibuatnya. Setelah ini ia harus menghadap kepala klan Hyuuga dengan tingkatan kekuatannya yang masih Newbie level 3 sedangkan Hinata yang merupakan seorang perempuan seusianya saja sudah berada di tingkat Newbie level 9.
"Ada apa Naruto-oniisan!? Kau tidak apa apa!? Kenapa kau diam? Apa kau sedang sakit?" Tanya Hinata cemas.
"Akh.. Lebih baik aku mati saja.." Kata Naruto pasrah.
Tak salah juga jika Naruto berpikir dirinya tidak berguna kalau dilihat dari tingkatan kekuatannya saat ini.
"Ya Tuhan… Jika saja dari awal aku seperti ini, aku tidak akan sesedih ini tapi pada awalnya aku kan jenius dan kenapa kejeniusanku harus hilang empat tahun yang lalu!?" Kata Naruto terlihat sedih dan tampak seperti anak kecil tak berguna.
"Oniisan pasti akan menjadi jenius lagi, Hinata yakin kok!" Kata Hinata dengan senyuman hangatnya mencoba menyemangati Naruto yang sudah tidak memiliki semangat hidup.
"Terima kasih, Hinata.. Tapi sayangnya itu tidak menghiburku sama sekali, saat ini yang kubutuhkan adalah kekuatan! Bagaimana caranya agar kendali sihir di tubuhku bisa kembali normal seperti dulu!?" Kata Naruto.
Lalu setelah beberapa detik terjebak dengan keinginan besarnya ingin kembali seperti dulu, ia menoleh ke arah Hinata yang tampak sangat mencemaskan dan mengkhawatirkannya.
"Ahahaha.. Sudahlah, Mari kita bicarakan hal lain, Hinata!" Kata Naruto.
"Tapi oniisan jangan lupa kalau hari ini akan ada tes pemeriksaan lagi dan tes pertarungan! Jangan bilang kalau niisan lupa?" Tanya Hinata memastikan dengan tatapan mengancam.
"Ah… Uhmm.. Tidak, tidak.. aku tidak lupa," Jawab Naruto pasrah.
Hinata kembali ke posisi awalnya. Bagaimana Naruto bisa melupakan hari ini? Dia tidak mungkin melupakan hari ini.
"Paling paling nanti aku cuma akan jadi bahan lelucon lagi di arena nanti," Kata Naruto sambil menyilangkan kedua tangan di belakang kepala sebagai sandaran kepala.
.
.
.
.
.
Di kediaman klan Hyuuga yang memiliki halaman sangat luas. Penduduk satu kota berkumpul di halaman kediaman klan Hyuuga untuk menonton tes pemeriksaan mingguan yang di adakan klan Hyuuga untuk para pemuda berbakatnya. Memang, klan Hyuuga merupakan klan paling terhormat di daerah kota kota bagian timur. Di kerajaan Konoha ada 4 klan paling disegani yaitu Uchiha yang menguasai daerah barat, Hyuuga yang menguasai daerah timur, Sarutobi yang menguasai daerah selatan, dan Senju yang menguasai daerah utara serta pusat.
Saat ini Naruto dihadapkan di posisi yang tidak bagus. Ia duduk tepat di depan para pemimipin klan Hyuuga dan dia hanya bisa menunduk saat mereka menatapnya dengan tatapan tajam.
"Sial benar aku hari ini… Kenapa kelima pemimpin klan ada disini ikut ikutan bersama Paman Hiashi?" Tanyanya dalam hati.
"Naruto.. Apa kau tahu alasan kau dipanggil kemari?" Tanya Hiashi memulai pembicaraan.
Dengan cepat Naruto menjawab dengan gelengan kepala. Ia terlalu takut untuk mengeluarkan suara.
"Ini berhubungan dengan tes pemeriksaan kekuatanmu.." Kata Hiashi.
"Huh.. Sudah kuduga pasti ada hubungannya dengan tes kekuatan.." Kata Naruto dalam hati sudah bisa menebak arah pembicaraan ini.
"Apa ini menyangkut kemampuanku yang semakin buruk empat tahun ini?" Tanya Naruto langsung.
Kelima pemimpin klan Hyuuga terdiam ketika Naruto mengajukan pertanyaan itu.
"Ya… Pada awalnya kami mengijinkan Hiashi mengangkatmu sebagai salah satu anggota klan Hyuuga karena dulunya kau merupakan jenius dari klan Namikaze namun kini kejeniusanmu itu sudah sirna.." Kata salah satu pimpinan yang langsung dihentikan oleh Hiashi saat itu juga.
"Hentikan.. Itu bukan alasanku mengangkat Naruto menjadi anak angkatku.." Kata Hiashi.
Naruto menyela, "Tidak apa apa, Paman Hiashi justru harusnya aku dapat berguna bagi Paman karena Paman sudah mau merawatku tapi pada kenyataannya saat ini aku hanyalah orang yang tidak berguna… Aku juga tidak masalah jika klan Hyuuga mau membuangku.." Kata Naruto pasrah.
"Dibuang!?" Tanya Hiashi.
"Bukankah memang sebaiknya begitu.. Aku sudah tidak berguna bagi klan dan hanya akan membawa nama buruk bagi klan Hyuuga.." Kata Naruto.
"Tidak secepat itu… Kami masih percaya padamu, Naruto! Untuk itu, kami memberimu kesempatan untuk berlatih selama dua minggu dan membenarkan kembali sirkulasi sihir yang ada di tubuhmu, dan saat itu kau akan adu tanding melawan pemuda yang kami pilih.." Kata salah satu pimpinan yang lain.
Naruto tidak terkejut ketika mendengar apa yang dikatakan salah satu pimpinan barusan kepadanya. Dia memang kehilangan kejeniusannya dalam mengontrol sirkulasi sihir dalam tubuhnya yang menghambatnya naik tingkatan namun otaknya tidak terganggu dan masih normal sehingga ia juga sudah bisa memprediksi kalau hal ini akan terjadi.
"Jadi, siapa yang akan saya lawan jika saya boleh tahu?" Tanya Naruto.
"Hyuuga Neji," Jawab Hiashi pasrah.
Naruto sangat terkejut mendengar nama itu yang diucap. Betapa sialnya dirinya. Neji adalah jenius kebanggaan Hyuuga dan merupakan sepupu Hinata yang setahun lebih tua darinya. Ayahnya meninggal dalam perang dan ia kini dirawat oleh Hiashi. Dulu ia sering sekali latih tanding melawan Neji dan ia tidak pernah sekalipun menang melawan Neji saat Neji masih berada di tingkatan yang tidak begitu jauh dengan dirinya. Namun sekarang ia yakin Neji sudah berada di tingkatan yang jaraknya pasti cukup jauh dengan tingkatan Naruto saat ini.
"Neji..!?" Tanya Naruto.
"Aku tahu kau pasti terkejut mendengar namanya yang kami pilih.. terlebih kau hanya memiliki dua minggu untukmu memulihkan sirkulasi sihir di tubuhmu…" Kata salah satu pimpinan yang lainnya.
Jelas! Sangat jelas kalau Naruto terkejut karena bagaimana pun juga seandainya pun Naruto masih memiliki kemampuan dan sekarang sudah berada di tingkatan yang sama dengan Neji, ia belum tentu bisa mengalahkannya apalagi jika dia tidak memiliki kemampuannya lagi.
"Ini bukan pilihanmu Naruto.. Tapi ini adalah hal yang mau atau tidak harus tetap kau lalui, serta ini akan mempengaruhi masa depanmu.." Kata Hiashi.
"Tenang saja kau tidak akan dikeluarkan dari klan Hyuuga jika kalah tapi masa depanmu di klan Hyuuga akan berubah.. Kau tidak bisa masuk ke Akademi Besar Konoha dan kau hanya bisa menjadi orang biasa di dalam klan.." Kata salah satu pimpinan.
"Akademi Besar Konoha!? Akademi sihir paling terkenal di Konoha, tempat berkumpulnya murid murid berbakat di seluruh negeri!?" Tanya Naruto dalam hati.
Naruto ingin sekali bisa masuk ke Akademi Besar Konoha. Namun dengan bakatnya yang sekarang ia tidak bisa apa apa disana, dia hanya akan menjadi bahan lelucon bagi murid murid di akademi. Namun ia seharusnya bisa bersyukur paling tidak ia tidak akan dibuang dari klan Hyuuga seandainya ia kalah melawan Neji. Yah walaupun dari awal ia sudah yakin akan kalah.
"Inilah kesempatan terakhirmu untuk menjadi seorang ksatria klan Hyuuga, Naruto! Kau bisa memilih untuk tetap maju atau berhenti sebagai seorang ksatria.." Kata Hiashi.
Kata kata barusan menyadarkan Naruto, ia kembali teringat dengan dirinya yang percaya diri empat tahun yang lalu dan memiliki keberanian untuk melangkah ke depan sebaliknya sekarang ia merasa malu dengan dirinya yang sekarang karena sempat terlintas di pikirannya untuk menyerah sebelum bertanding melawan Neji.
"Aku mengerti, Paman…" Kata Naruto mengangguk dan menatap Hiashi dengan mata yang serius.
Matanya seakan mengisyaratkan kepada Hiashi bahwa ia tidak akan menyerah dan dia tidak akan kalah sebelum bertanding atau bahkan ia akan menang melawan Neji.
Ia lalu sudah dipersilahkan untuk meninggalkan ruangan tersebut. Nampaknya semangatnya kembali berkobar, namun sebelum ia sempat pergi meninggalkan ruangan itu, Hiashi mengatakan sesuatu kepadanya.
"Tunggu Naruto.." Panggil Hiashi menyusul Naruto.
"Ada apa, Paman?" Tanya Naruto.
"Mungkin ini bisa membantumu… Di perpustakaan klan Hyuuga bagian pojok terdapat gulungan gulungan yang berhasil kami selamatkan dari sisa sisa klan Namikaze dan klan Uzumaki.. Mungkin salah satu dari gulungan skill sihir itu ada yang bisa membantu untuk dua minggu yang akan datang.." Jawab Hiashi.
Langsung Naruto mendapat tujuan kemana ia harus pergi sekarang dan berlatih memulihkan kembali sihir yang ada di dalam tubuhnya.
"Terima kasih, Paman… Itu akan sangat berguna!" Kata Naruto bersemangat.
"Uhm.. Sama sama.."
.
.
.
.
.
Dia bergegas menuju ke perpustakaan klan Hyuuga yang ada di bagian pojok dan benar disana ia menemukan sisa sisa gulungan skill sihir klan Uzumaki dan klan Namikaze.
"Ternyata benar.. Ini semua adalah gulungan dari klan ku.." Kata Naruto.
Naruto melihat lihat beberapa gulungan yang sudah ia pilih namun ia bingung harus menentukan yang mana dulu.
"Kira kira yang mana dulu yang harus kugunakan?" Tanya Naruto.
Matanya terarah pada sebuah gulungan yang tampak lebih using dan lebih tua ketimbang gulungan lainnya. Dia mengambil gulungan tersebut dan melihat lihat setiap bagian gulungan tersebut sebelum sempat ia buka.
"Sudahlah aku akan ambil tiga dan kelihatannya yang tua ini boleh juga.." Kata Naruto lalu pergi setelah membereskan gulungan gulungan itu.
.
.
.
.
.
Di hutan tempat biasanya ia berlatih, sudah lama ia tidak mengunjungi tempat latihannya sejak ia kehilangan semangat karena kejeniusannya yang menghilang tiba tiba.
"Sudah lama sekali rasanya aku tidak berlatih di tempat ini.. Aku rasa tidak ada yang berubah dari tempat ini.." Kata Naruto sambil memegang salah satu batang pohon disana sambil terbayang bayang kembali saat dulu ia berlatih disini.
Naruto meletakkan ketiga gulungan yang di ambilnya dari perpustakaan klan Hyuuga ke tanah dan mengambil yang paling using ari ketiganya. Entah kenapa dia memilih gulungan itu namun tanpa pikir panjang ia membuka gulungan skill itu.
"Kira kira ini gulungan skill apa ya?" Tanya Naruto.
Dibukanya gulungan tersebut dan di dalam gulungan yang using tersebut berisikan kalimat yang tak dapat dipahaminya sama sekali.
"Apa ini!? Tulisan macam apa ini? Baru kulihat ada yang semacam ini?" Kata Naruto.
"Ah.. Sudahlah, aku tidak peduli.. Toh nanti pasti ada gunanya," Kata Naruto entah mengerti atau tidak yang penting skill.
Entah apa yang dipikirannya namun ia tidak peduli, segera saja ia lepaskan segel untuk mempelajari gulungan skill tersebut.
"Skill Learning!"
Aura di sekitarnya berubah. Ini menandakan kalau dia sudah menguasai skill tersebut.
"Kira kira ini skill apa ya!? Kurasa ini skill passive!" Kata Naruto.
Aura di sekitarnya kembali setelah ia selesai mempelajari skill tersebut. Di gulungan itu tidak tertulis ketentuan ketentuan untuk mempelajari skill tersebut. Oleh karena itu, ia memilih gulungan tersebut. Jika dia memilih gulungan skill yang hebat pasti memiliki ketentuan dan syarat syarat seperti harus berada di tingkatan King atau yang lainnya.
"Ukhh.. Sepertinya sesuatu di tubuhku seperti berjalan lancar.." Kata Naruto.
Perlahan ia dapat merasakan sirkulasi sihir dalam tubuhnya dapat pulih entah karena apa mungkin karena gulungan sihir yang ia gunakan barusan namun nyatanya saat ini ia senang sekali karena sirkulasi sihirnya kembali normal setelah empat tahun lamanya.
"Apa ini benar!? Apa sirkulasi sihirku benar benar sudah pulih ke sedia kala!?" Tanya Naruto dalam hati masih tidak percaya keajaiban yang menimpanya.
Dia menoleh ke arah gulungan tersebut, dan ia peluk erat gulungan tersebut. Entah ia tahu benar apa yang dilakukannya atau tidak yang jelas kemampuannya kembali berkat gulungan itu.
"Gulungan ini pasti berisi skill keajaiban!" Kata Naruto bersemangat.
Tak lama kemudian di depannya berkumpul sebuah aura merah tak dikennal yang berasal dari tubuhnya. Ia sendiri baru sadar kalau ada aura merah yang berkumpul di dekatnya.
"Aura apa ini…!?" Tanya Naruto kebingungan.
Awalnya ia berpikir ini pasti efek dari gulungan tersebut namun ia sadar kalau ini berbeda dari sebelumnya. Aura ini membentuk sebuah tubuh dan setelah ia sadar terbentuklah sebuah tubuh rubah merah berekor sembilan tepat di depannya.
"Akhirnya aku bisa juga berkomunikasi denganmu.." Kata rubah merah bertubuh roh tersebut.
"Uwaaaa! Ada Magical Beast! Kenapa disini ada magical beast.. Disini kan daerah pemukiman warga, kenapa ada magical beast disini!" Teriak Naruto langsung bersembunyi di balik pohon ketika melihat roh rubah kecil berwarna merah tersebut.
Rubah kecil berwarna merah dengan sembilan ekor tersebut tampaknya tak ada niatan ingin menyerang Naruto.
"Kenapa kau bersembunyi? Lagipula aku ini bukan Magical Beast.." Kata roh rubah tersbeut.
"Uwaaa… Dia bisa bicara! Apa kau hantu magical beast yang mati disini dan ingin balas dendam?" Tanya Naruto ketakutan.
"Aku bukan hantu! Dan sudah kubilang kalau aku bukan Magical Beast!" Jawab rubah merah itu.
"Lalu kau ini apa!? Roh penasaran!?" Tanya Naruto saking takutnya ia tidak berani melihat roh rubah berwarna merah.
Roh rubah tersebut menghela nafas panjang karena pasrah dengan sikap penakut orang di depannya.
"Kau itu majikanku.. Bisa tidak sih kau tidak penakut seperti itu.." Kata roh rubah tersebut.
"Majikanmu!? Memangnya kau peliharanku?" Tanya Naruto keluar dari persembunyiaannya setelah mendengar kata majikan.
"Bukan peliharan tepatnya.. Namun kaulah yang ditakdirkan untuk memiliki kekuatanku serta bimbinganku!" Kata roh rubah berwarna merah tersebut semakin membingungkan bagi Naruto terlebih saat ini Naruto masih asyik mengagumi pemandangan roh hewan yang bisa bicara di depannya.
"Sayang tidak ada Hinata disini.. Aku ingin menunjukkan ini padanya," Kata Naruto sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada dan tampak kecewa wajahnya.
"Dengar dan diamlah!" Kata roh tersebut marah karena sedari tadi tak dihiraukan oleh orang yang diajaknya bicara.
Akhirnya Naruto diam setelah mendapat amarah dari roh rubah tersebut. Namun tentu saja saat ini raut wajahnya tengah jengkel tak mau melihat ke arah roh tersebut.
"Hah.. Sudahlah, lagipula tak ada gunanya kau menunjukkanku kepada orang lain nanti kau malah dianggap gila," Kata roh rubah merah tersebut.
"Kenapa!? Bukankah bagus jika aku menemukan hewan gentayangan yang bisa bicara?" Tanya Naruto malas.
"Aku bukan hewan gentayangan.. Dan hentikan raut wajah yang menyebalkan itu!" Kata roh rubah kecil berwarna merah dengan sembilan ekor tersebut.
Naruto menoleh ke arah roh tersebut. Kembali terlintas di benaknya jika yang di depannya ini bukanlah magical beast lalu dia ini apa? Kenapa dia berwujud roh dan kenapa dia bisa bicara lalu kenapa dia bisa muncul di depan Naruto dan kenapa harus Naruto?
"Pastinya banyak pertanyaan sekarang di kepalamu.. Namun pertama tama biar kuperkenalkan disini, kalau namaku adalah Kurama! Flame God Kurama!" Jawabnya.
"H-Hah!? Ahahahahahahaha.." Naruto tertawa terbahak bahak. Dianggapnya barusan adalah lelucon yang dibuat roh tersebut untuk menghibur dirinya.
Roh rubah kecil berwarna merah tersebut malah heran sendiri kenapa Naruto tertawa terbahak bahak rasanya jadi aneh ketika orang di depanmu tertawa dengan alasan yang tidak kau ketahui.
"Untuk apa kau tertawa!? Tidak ada yang lucu, kan?" Tanya Kurama.
"Tentu saja ada yang lucu! Barusan kau bilang Dewa Api? Kau!? Apa kau sudah gila? Jelas jelas kau adalah roh magical beast!" Kata Naruto.
Sedetik kemudian suasana berubah jadi serius ketika Kurama memulai pula dengan kalimat dan nada yang benar benar serius.
"Aku serius! Aku dijuluki Flame God.." Kata Kurama dengan tatapan tajam.
"Eh!?" Naruto terdiam karena terkejut dengan tatapan roh rubah berwarna merah tersebut.
"Tapi bentukmu… kau…" Kata Naruto terputus putus.
Kurama melihat bentuknya sendiri dalam roh yang dilihat Naruto dan ia memakluminya jika Naruto menganggapnya Magical Beast yang gentayangan.
"Ini adalah bentuk sederhana dariku yang dapat kau lihat namun jika kau ingin melihat bentuk asliku akan kuperlihatkan dalam bentuk roh.." Kata Kurama.
Naruto memperhatikan dengan seksama yang ada di depannya. Tiba tiba roh rubah tersebut berubah menjadi besar seukuran raksasa menakutkan dan menjadi terlihat sangat kuat bahkan Naruto tak dapat bergerak seujung jari pun ketika melihat wujur rubah raksasa itu.
"K-K-Kau itu sebenarnya apa!?" Tanyanya terkejut tak berkutik.
Kurama berubah lagi menjadi rubah kecil berwarna merah dengan sembilan ekor yang seperti Naruto lihat sebelumnya.
"Mungkin bisa dikatakan kalau aku adalah dewanya Magical Beast.. Aku adalah salah satu sembilan Tailed Beast.. Namaku Kurama!" Jawabnya.
"T-Tailed Beast…!"
TBC
.
.
.
.
.
Halo! Ini fic baru aku yang terinspirasi dari manhua manhua keren yang baru baru ini sering aku baca, ceritanya gak bakal sama tapi ini tetep aja terinspirasi dari manhua yang aku baca. Kalo responnya bagus dan banyak yang review, favorite dan follow.. aku akan utamain yang ini untuk aku update seminggu sekali atau 3 hari sekali dan fic yang satunya mungkin dua minggu sekali updatenya.
Buat fic yang satunya akan aku update besok. Nah sekian.. disini dulu, next chapter tergantung dari tadi yang aku sebutin.. dari responnya.. banyak yang review atau nggak dan banyak yang favorite atau folloe atau nggak.