"Soon..." Soonyoung membuka matanya saat seseorang mengguncang pelan bahunya. Menerjapkan kedua matanya yang terasa sedikit pedih karena baru terpejam beberapa jam. Tampak eommanya- Wanita separuh baya itu terlihat lelah—tersenyum lembut kepadanya.

"ne eomma?"

"appa ingin bicara denganmu."

Soonyoung beranjak dari sofa dan duduk di samping ranjang rawat appanya. "waeyo appa?"

Lelaki paruh baya yang masih terlihat agak pucat itu tersenyum kecil menatap putra sulungnya. "Kembali lah ke Seoul, appa sudah tidak apa-apa."

"tapi.."

"Appa hanya terkejut Soon, sore ini Appa sudah boleh pulang. Chan juga baik-baik saja, ia hanya perlu rutin terapi kakinya."

Melihat Soonyoung yang masih terlihat ingin membantah, ayahnya kemudian menambahkan. "Appa tidak suka melihatmu menjadi lelaki yang tidak bertanggung jawab, Soon. Keluarga memang penting, namun kau masih punya tanggung jawab di Seoul. Kau sudah mengabari Agency? Jihoon?" Lee Ahjussi sadar betul sifat Soonyoung yang jika panic suka lupa akan hal-hal penting.

Mendengar nama Jihoon, Soonyoung tersentak. Sadar ia belum mengabari gadis itu selama…empat hari? Lima hari? Soonyoung terlalu terkejut mendengar kabar tentang Chan dan ayahnya, sehingga ia tidak ingat untuk mengabari gadisnya. Ia bahkan hanya mengirimkan pesan singkat ke Seungcheol untuk cuti sementara waktu.

"…."

Appanya menepuk bahu Soonyoung pelan. "kembali lah, minta maaf padanya."


"kurang istirahat, Stress, terlalu banyak menkonsumsi kopi dan pola makan yang tidak teratur. Dan juga lambungnya sedikit terluka tapi tidak terlalu parah, mungkin akan sedikit sakit saat ia sadar nanti." Junhui menatap Jihoon yang tertidur dengan tenang setelah mendapat suntikan. "demamnya akan segera reda. Ia hanya perlu rileks sedikit dan menjaga pola makannya agar perutnya tidak sakit lagi, sepertinya ia terlalu keras terhadap dirinya sendiri. Apa aku benar?"

Minghao mengangguk membenarkan ucapan tunangannya. "begitulah, ge. Comeback didepan mata dan Soonyoung oppa menghilang."

"Hoshi?" Junhui mengerutkan keningnya, bingung. "Tidak biasanya. Biasanya ia akan menempeli Jihoon setiap waktu" Minghao hanya membalas dengan gelengan pelan. Ia juga tidak tahu mengapa Soonyoung mendadak tidak bisa dihubungi. Sang Lead dance tersebut mengalihkan pandangannya kearah Jeonghan yang bersandar di bahu Seungcheol sambil memejamkan mata—dia baru kembali dari Bali dan sudah menunggui Jihoon sejak tadi namun menolak untuk kembali ke dorm walaupun Seungcheol sudah mati-matian membujuknya.

"aku pamit ya, sebentar lagi ada operasi." Junhui mencium puncak kepala Minghao dan mengangguk kepada Seungcheol. "kupastikan Jihoon akan membaik. Jika ada sesuatu, akan ada dokter penggantiku yang berjaga didepan."

"ne, terimakasih banyak hyung." Seungcheol sedikit menunduk dan dibalas tepukan dibahunya oleh Junhui yang kemudian berjalan meninggalkan ruangan.

"oppa dan eonnie ingin makan sesuatu? Aku akan membelikan makanan di cafeteria." Minghao memakai Hoodie Junhui yang kebesaran ditubuhnya dan masker untuk menutupi wajahnya. Ia berencana untuk membelikan makanan agar pasien di ruangan ini tidak bertambah melihat kondisi Jeonghan yang agak tidak sehat.

"tidak usah Hao-ya. Kalian pulang lah, Seokmin hyung akan menjemput kalian sebentar lagi." Jawab Seungcheol sambil menatap ponselnya. "Wonwoo dan Seungkwan juga akan kemari" Jeonghan membuka matanya dan menatap Seungcheol dengan tatapan protes.

"tapi Cheol—"

"Hannie…" Seungcheol menghela napas. Jeonghan memang agak keras kepala jika menyangkut tentang membernya. "kamu harus istirahat. Kamu baru kembali, ingat?" Seungcheol mengelus rambut kekasihnya lembut. Aku akan menjaga Jihoon untukmu disini, oke?"

"..." Memang alasan utama Jeonghan tidak ingin pulang adalah rasa khawatirnya yang begitu besar terhadap dongsaengnya namun ada satu alasan lain yang membuatnya tetap bertahan..

Ia tidak ingin meninggalkan Seungcheol berdua saja dengan Jihoon.

Seungcheol menangkap tatapan Jeonghan yang risau dan tersenyum kecil, "kamu percaya padaku, kan? Jihoon sudah seperti adik ku sendiri, Hannie."

Jeonghan akhirnya mengangguk pelan walau sedikit tidak rela. "baiklah."


Jeonghan dan Minghao sudah pulang diantar Seokmin dan meninggalkan dirinya berdua dengan Jihoon yang tertidur pulas. Sebenarnya Seokmin sudah menawarkan diri untuk menjaga Jihoon namun Seungcheol tahu Seokmin juga baru kembali dan butuh istirahat. Lagipula dirinya tidak punya kegiatan apapun hari ini. Seungcheol duduk disamping ranjang Jihoon dan menatap gadis mungil yang terlihat sangat pucat itu dengan tatapan yang tak dapat didefenisikan.

"sudah agak turun." Gumamnya saat mengecek suhu tubuh Jihoon. Seungcheol mengelus surai merah muda itu pelan dan tersenyum sayang.

"aku mempercayakanmu pada Soonyoung dan lihatlah apa yang terjadi, Ji." Ucapnya geram.

Drrt drrt…

Ponsel dalam sakunya bergetar dan menampilkan nama Jeon Wonwoo pada layarnya.

"ne, Wonu-ya."

"oppa, aku sudah diperjalanan."

"baiklah, hati-ha—"

"Soonyoung sudah kembali. Ia bersamaku sekarang."


Nyatanya janji Seungcheol untuk menghajar Soonyoung saat namja itu kembali tidak terjadi. Semua rasa kesal yang namja itu rasakan hilang saat mendapati keadaan Soonyoung yang siang itu datang keruangan rawat Jihoon. Wajahnya pias, rambutnya acak-acakan dan tampak begitu kelelahan. Seungcheol menahan diri untuk bertanya karena kondisi yang tidak memungkinkan. Kekasih Yoon Jeonghan itu beralih menatap Wonwoo yang membawa Soonyoung ke rumah sakit—gadis itu tanpa sengaja bertemu dengan namja Kwon yang tampak bingung mencari Jihoon itu di gedung agency—namun hanya dibalas gelengan kepala pelan olehnya. Wonwoo memberi gesture pada Seungcheol untuk keluar dari ruangan Jihoon meninggalkan Soonyoung dan Jihoon berdua saja.

"apa yang terjadi?" Seungcheol dan Wonwoo duduk di koridor rumah sakit yang sepi. Karena kamar Jihoon terletak di bangsal VVIP, tidak banyak orang yang berkeliaran disini.

Wonwoo melepas masker yang menutupi wajahnya, "adiknya kecelakaan, ayahnya yang punya riwayat penyakit jantung terkejut dan penyakitnya kambuh." Seungcheol menahan nafasnya kaget. "keduanya dirawat di Namyangju sekarang."

"bagaimana kondisi mereka sekarang?"

"aku tidak tahu." Wonwoo menggeleng pelan, "aku tidak bertanya lebih lanjut karna tadi Soonyoung sepertinya panic sekali mendengar kabar Jihoon."

"lebih baik kita tinggalkan mereka berdua dulu. Kau mau menunggu disini? Aku akan ke dorm kalian mengecek kondisi Jeonghan"

Wonwoo mengangguk mengerti, "aku disini saja. Seungkwan dan Vernon akan kemari sebentar lagi."


"Ji..." Soonyoung berjalan dengan langkah berat menuju ranjang Jihoon. Menatap sendu kearah kekasihnya yang tertidur lelap dengan wajah yang begitu pucat. Soonyoung menggenggam tangan Jihoon yang terbebas dari infus dan menciumnya lembut.

Tes…

"maafkan aku, Ji. Cepatlah sembuh" Airmata Soonyoung mengalir begitu saja membasahi punggung tangan Jihoon. Hari-hari Soonyoung belakangan ini terasa begitu berat. Chan—adiknya tiba-tiba kecelakaan dan ayahnya shock. Soonyoung menghabiskan waktunya di rumah sakit untuk menjaga keduanya dan menenangkan ibunya yang sangat sedih. Saat adiknya sadar dan ayahnya sudah mendingan, Soonyoung baru sadar ia tidak mengaktifkan ponselnya sama sekali.

Ayah Soonyoung saat ini bukanlah ayah kandungnya, kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan jalan tol saat akan menjemputnya yang menginap di rumah sepupunya—Lee Chan—sejak saat itu, Soonyoung diasuh oleh paman dan bibinya. Katakanlah Soonyoung egois, namun ia tidak ingin kehilangan lagi.

Namun Soonyoung sadar, ia melupakan gadisnya untuk sesaat. Soonyoung sadar betul Jihoon sangat protektif padanya—walau itu tak terlihat dari perilakunya namun Jihoon selalu menghubunginya jika ia tak berada dalam jarak pandang gadis itu atau jika Soonyoung tidak memberi tahu kegiatannya hari itu—mereka sibuk satu sama lain namun setidaknya mereka berada dalam gedung yang sama, hal itu yang selalu Jihoon katakan padanya.

Soonyoung mengelus wajah Jihoon pelan, seketika tersadar saat melihat lingkaran hitam di bawah mata gadisnya. Comeback sudah didepan mata, Jihoon pasti begadang lagi. Biasanya Soonyoung akan menemaninya, atau memberikan saran atau menyuruhnya memejamkan mata sebentar karena Jihoon hanya menurut padanya. Soonyoung tiba-tiba merasa benci pada dirinya sendiri yang melupakan tanggung jawabnya. Seharusnya ia menemani Jihoon, seharusnya ia menciptakan koreografi, namun apa yang dilakukannya? Menghilang tanpa kabar dan lalai menjaga gadisnya. Apa saja yang dilakukan Jihoon hingga tubuhnya drop seperti ini?

"shh.." Soonyoung tersentak saat melihat Jihoon meringis dalam tidurnya. Gadis itu masih memejamkan matanya namun tangannya meremas baju pasiennya dibagian perut. Jihoon tampak gelisah dan menahan sakit pada perutnya.

"Ji, bagunlah sayang." Soonyoung mengelus pelan tangan Jihoon yang meremas bajunya dan mengecup puncak kepala gadis itu berulang-ulang, membantu Jihoon untuk rileks. Beberapa saat kemudian Jihoon membuka matanya, air mata berlomba-lomba turun dari kedua manik matanya—entah karena sakit diperutnya atau karena melihat Soonyoung dihadapannya.

"s-soon.." Jihoon menggapai Soonyoung mencoba untuk meraih namja itu. Soonyoung membantu Jihoon untuk duduk dan membiarkan gadis itu memeluknya erat.

"Perutmu sakit? Aku panggilkan dokter ya?" Rambut merah muda yang tenggelam dalam pelukannya itu menggeleng pelan. Jihoon hanya butuh Soonyoung untuk saat ini, ia tidak perduli akan hal yang lain. Jihoon mengeratkan pelukannya. Ia rindu, rindu sekali.

Soonyoung merasakan bahunya basah, Jihoon menangis lagi. Ia mengelus punggung Jihoon lembut. "maafkan aku, Ji. Aku—"

"jangan katakan apapun." Ucap Jihoon, serak dan pelan namun Soonyoung dapat mendengarnya. "cukup jangan pergi lagi dariku."


To Be Contiuned

Haduh maafkan saya lama update nya hehehe, got some college issues and I have to prepare my final project huhu tapi akan tetap saya lanjut ff ini walau agak lama wkwk gapapa ya readernim

semoga alasan soon masuk akal ya, ide awalnya memang gitu sih. semoga ga aneh hehe. sejujurnya ini belum masuk ke konflik utamanya sih, saya ada konflik lain buat menggetarkan(?) hubungan soonhoon ini haha

my lovely readernim soon nya jangan disebut brengsek ya kasihan dia huhu :"

oh ya, yang nanyain line saya, saya seumuran sama dua main cast ini hihi alias 96 line ^^ buat nama panggilan panggil pretty aja /ini nama sebenarnya ga maksud apa apa wkwk

btw review kalian kok lucu-lucu sih readernim haha moodbooster banget, makasih banyak yaa review lagi yaa :)))

ps. saya masih kekurangan temen carat seriusan, yang mau di follow ig/twitter nya silahkan tulis di kolom review yaa. semoga kita bisa temenan, nanti saya follow deh

pss. tysm buat yang udah recommend nama girlgroupnya. akan saya pertimbangkan ;)

psss. yang sudah nonton OFD in Japan siapa? Jeongcheol as roommate beneran saya gakuat huhu pls tell me how to be jeonghan hmmmm

pssss. ayo kita lestarikan sunhun :" and I lowkey ship seokXsofia wkwk why

TYSM FOR UR REVIEW I LOBEU U ALL

Lottievldz. dsamly

Uekara. Eve .guest

Riseungiee. zizisvt. Yuu

LS-snowie. Perfectaugust. Goestokorean

Saelviohexia. saymyname. Park RinHyun-Uchiha

Kwon Hanna. Sheryl010. Little Casper

much love,

prettyace