IGNIS FATUUS

When you say I'm just a friend to you but friends don't do the things we do. CHANBAEK. GS. Chanyeol. Baekhyun. Gender Switch. M. DLDR. Based On True Story. One Shoot.

.

.

DEDICATED FOR MY BELOVED SISTER "DLGTIKA"

THE GIRL WHO REACH HER 20 TODAY

HAPPY BIRTHDAY

.

.

BASED ON TRUE STORY

.

.

lolipopsehun proudly present

CHANBAEK GS

ANGST

REPOST WITH CR, PLEASE!

.

.

lolipopsehun's debut angst!

Mind to review?

Enjoy~

.

.

Nyatanya kita kembali berbagi kehangatan dalam gelap malam yang membungkam. Namaku terdengar dari setiap desahan napasmu, membaur dalam dekapan hangat yang selalu menjadi candu. Semua terasa indah saat kita menjadi satu, saling mengeratkan pelukan hanya sekedar mengusir dingin yang mencoba membuat celah.

Mungkin kau yang akan membuatku menyerah –Byun Baekhyun.

.

.

Malam ini, bagi Baekhyun, tak ada yang lebih indah dari tenggelam dalam dekapan pria yang sudah menjadi separuh hatinya. Nama pria yang sudah terukir indah jauh di dalam jiwanya. Pria yang ia yakin sudah Tuhan ciptakan untuknya.

Park Chanyeol.

Sama seperti malam-malam sebelumnya, ruangan ini seolah bosan menjadi saksi bisu apa yang mereka berdua lakukan. Tak ada bedanya. Gairah panas nyatanya selalu menguar diudara, berusaha mendorong udara dingin yang menyiksa.

Bercinta, atas nama cinta, tapi nyatanya tanpa dasar cinta sama sekali.

Miris mengatakan ini.

Baekhyun tak pernah menolak Chanyeol, apapun yang pria itu butuhkan, ia akan memberikan dengan rela. Waktunya tak pernah habis untuk mengisi hari-hari Chanyeol. Pikiran Baekhyun nyatanya dipenuhi nama pria itu.

Bahkan tubuhnya, selalu ia berikan pada Chanyeol.

Baekhyun selalu menerima saat pria itu memenuhi dirinya dengan sesak seperti sekarang ini. Membuatnya mengerangkan nama Chanyeol hingga ia lupa hari esok masih panjang. Untuknya, saat tubuh pria itu menyatu dengannya, tak ada yang lebih penting lagi.

Malam demi malam, Baekhyun habiskan dengan mendesahkan nama Chanyeol. Deru napasnya yang memburu selalu menjadi candu tersendiri untuk Baekhyun. Setiap erangan yang Chanyeol berikan untuknya, membuat Baekhyun gila.

Gila untuk mendapat lebih.

Pria itu masih saja bergerak liar diatas –didalam– tubuhnya, membuatnya mengerang putus asa untuk meminta lebih. Membuat pria itu mendorongnya lebih cepat, lebih keras, lebih panas dari sebelumnya. Menarik ulur dengan tempo menggila, berusaha membuatnya menyerah.

Tangan kokoh Chanyeol yang mengungkung tubuhnya nyaris menjadi satu-satunya pegangan. Baekhyun bisa menyerah kapan saja, bisa menyerahkan gairah panasnya yang meluap-luap untuk membasahi tubuh selatan Chanyeol lagi.

Untuk meleburkan lava panas menyenangkan itu.

Sebenarnya Baekhyun sadar, ini bukan hal yang bisa dianggap benar.

Memberikan kepercayaannya pada Chanyeol, seluruh hatinya, setiap jengkal tubuhnya, adalah tindakan salah. Itu kebodohan yang tak bisa Baekhyun tarik kembali, semua sudah terlanjur.

Bahkan Baekhyun tak pernah menyesal melakukan ini.

Suara leguhan keras Chanyeol diatas tubuhnya membuat Baekhyun kembali masuk dalam dunia nyata. Kepalanya pening bersamaan dengan luapan gairah yang kembali membasahi pusat tubuhnya. Sekarang terasa lebih panas karena Chanyeol juga menyerahkan gairahnya di dalam tubuh Baekhyun.

Pria itu tersenyum, kekehan lembut keluar dari bibirnya diiringi dengan desahan napas memburu yang tidak teratur. Ia mencondongkan tubuhnya sedikit untuk mengecup Baekhyun dengan lembut, mencium dengan sayang tanpa nafsu dan gairah.

Dan Baekhyun terlalu lemah untuk tidak terlena dengan itu.

"Kau luar biasa," bisiknya dengan suara berat, perlahan menarik –melepaskan– tubuhnya dari Baekhyun dan berbaring disamping gadis itu, memeluk tubuh telanjangnya yang berpeluh keringan dalam dekapan hangat.

Baekhyun terkekeh ringan, merasakan kenyamanan dalam pelukan pria itu, tapi jauh di dalam dirinya, ia sama sekali tak bisa menemukan ketenangan. Ada badai yang berputar-putar, menggila di dalam hatinya.

Dan itu yang membuatnya gelisah setiap malam –terlebih malam setelah ia menghabiskan malam panas bersama Chanyeol seperti sekarang ini.

Apalagi jika bukan status keduanya.

Memang benar, cinta tak bisa dipandang dari status hubungan seseorang. Hanya saja, sebagai wanita normal, Baekhyun ingin merasa memiliki sepenuhnya. Ia ingin menegaskan bahwa Chanyeol miliknya, bukan orang lain.

Baekhyun hanya ingin sekedar diakui sebagai seorang kekasih.

Bukan seorang sahabat yang berperan sebagai kekasih seperti saat ini.

Bagaimanapun ia berusaha mengeraskan hati, meyakinkan diri sendiri bahwa ini baik-baik saja, tidak akan menjadi masalah karena ia mencintai Chanyeol dengan tulus, tetap saja, semua terasa tidak sempurna.

Ia bisa menyentuh Chanyeol dengan indera perasanya yang peka, ia bisa memeluk pria itu sepanjang malam, tapi Baekhyun tak menjamin ia bisa mendapatkan diri Chanyeol seperti ia menyerahkan dirinya.

Baekhyun tak banyak menuntut, tapi ini benar-benar menguras batinnya.

"Chanyeol," desahnya dengan suara lembut.

Pria itu hanya mendesah ringan. Tubuh telanjangnya memeluk Baekhyun lebih erat lagi, sementara hembusan napas hangat bisa ia rasakan dipuncak kepalanya. Selalu seperti ini, Chanyeol memperlakukannya sebagai orang yang dicintai.

Dan Baekhyun selalu tenggelam dalam luapan kasih sayang.

"Sebenarnya kau menganggapku apa?" bisik Baekhyun dengan suara nyaris habis.

Chanyeol terdiam, beberapa detik sebelum desahan napasnya kembali terdengar. "Kau tak perlu status, kan Baekhyun? Aku sedikit sulit untuk menjalin hubungan yang seperti itu,"

Begitukah?

Hubungan yang seperti itu, kau bilang?

Baekhyun baru ingat Chanyeol baru-baru saja mendapatkan patah hati terbesar dalam hidupnya. Dihianati seseorang yang ia cintainya memang bukan perkara mudah. Dan sama seperti kebanyakan orang lain, itu membuatnya hancur.

Perlahan dari dalam.

Dan alasan itulah yang membuat Baekhyun kembali hadir dalam hidup Chanyeol.

Baekhyun rela mendengarkan semua cerita kesakitan Chanyeol tentang cintanya yang putus dengan cara menyedihkan itu. Ia rela menahan rasa sakit hatinya sendiri demi pria itu, agar Chanyeol lega setelah menceritakan keluh kesah.

Bahkan Baekhyun menyerahkan seluruh tubuhnya untuk pria itu.

Dengan satu keyakinan kuat dalam dirinya, bahwa cintanya terhadap Chanyeol nyata.

Tidak berubah.

"Aku tak ingin menanyakan kejelasan hubungan kita, tapi kurasa aku hanya butuh sedikit kepastian," bisik Baekhyun dengan suara tipis.

Suara desahan napas Chanyeol yang teratur membuat hatinya sedikit tenang tanpa alasan yang jelas. Pria itu masih mendekapnya dengan hangat, erat. Bibirnya mengecupi puncak kepala Baekhyun dnegan lembut, mencoba menenangkan badai yang mungkin sedang menggila di dalam hatinya.

"Aku selalu ada untukmu, apa itu tidak cukup, Baekhyun. Jika Tuhan sudah menuliskan namamu dalam takdirku, apa itu bisa berubah?" pertanyaan pria itu terdengar mengalun seperti genta.

Baekhyun hanya tersenyum, tidak menjawab. "Tidak," suaranya sama tipisnya dengan udara yang mulai terasa dingin. "Apa Tuhan menuliskan namaku, Chanyeol?"

Pria itu terkekeh ringan, dan Baekhyun terlalu ragu mendengarnya. "Aku yakin," balas pria itu dengan suara tenang.

Kau yakin?

Mengapa aku tidak?

Dan kali ini Baekhyun harus setuju bahwa cinta tak bisa dilihat dari status. Tanpa kejelasan hubungan antara keduanya, Baekhyun masih mencintai pria itu. Ia bahkan tak perlu meyakinkan diri sendiri mengenai Chanyeol.

Mungkin memang hanya ada satu keresahan yang selalu terpatri dalam hatinya.

Keresahan yang selalu membuat malamnya penuh mimpi buruk.

Sebuah pertanyaan.

Apa Chanyeol mencintainya?

.

.

Perlahan, apa yang Baekhyun takutkan menjadi nyata benar terjadi juga. Setelah malam panjang yang sering mereka lalui penuh desahan dan kerisauan yang terpendam dalam hati Baekhyun, semua ketakutan gadis itu sungguh terjadi.

Pagi itu, setelah melewati malam dingin bersama, Baekhyun tak mendapati sosok Chanyeol saat ia membuka mata. Berbeda dengan sebelum-sebelumnya, pagi itu, kerisauan dalam dirinya semakin menjadi-jadi. Baekhyun mulai memikirkan kenapa Chanyeol pergi tanpa mengabarinya.

Tapi tak mau berprasangka buruk, Baekhyun menjalani hidupnya seperti biasa.

Namun sejak hari itu, semuanya berbeda, semuanya tak lagi sama.

Pria itu perlahan menjauh, terus menghindar tanpa alasan yang jelas. Dan Baekhyun tak bisa sekedar menghalanginya pergi, jemarinya hanya menyentuh udara kosong tiap kali bayangan sosok itu hadir di dalam mimpi buruknya.

Hari demi hari berlalu, dia benar-benar menghilang.

Chanyeol sudah pergi bagaikan ditelan bumi, entah lari kemana, Baekhyun kehilangan jejak sama sekali. Ia tak mengira Chanyeol akan melarikan diri darinya secepat itu, tapi sungguh, ini terlalu cepat baginya.

Entah apa yang membuatnya pergi dari Baekhyun, gadis itu masih belum menemukan jawaban.

Yang ia tau setelah itu, setelah Chanyeol menghilang, hidupnya berubah. Kerisauan menemani hari-harinya, merusak hatinya dari dalam. Baekhyun hancur perlahan, tanpa sadar kehilangan setengah dunianya.

Baekhyun menghabiskan berjam-jam waktu untuk merenung sepanjang hari. Melamun seperti orang bodoh, termasuk memikirkan kesalahan apa yang sudah ia lakukan. Pertanyaan-pertanyaan yang terus muncul di dalam otaknya, terus menerus menipiskan pertahanan dirinya sendiri.

Ini sulit.

Bagaimanapun ia menguatkan diri sendiri tanpa kehadiran Chanyeol lagi, semuanya masih terlalu perih.

Baekhyun belum terbiasa dengan kesakitan ini.

Pengendalian dirinya yang rentan itu entah menguap kemana saat menyentuh minggu pertama Chanyeol pergi dari hidupnya –selama tujuh hari penuh aroma tubuh pria itu tidak hadir di dalam setiap helaan napasnya, Baekhyun menyerah.

Ia memutuskan pergi mencari pria itu, menyerah untuk menunggu, menyerah pada rasa sakit, Baekhyun tak tahan lagi.

Jadi dengan hati yang dipaksa kuat, tekad yang dipaksa ada, Baekhyun pergi mencari kemana pria itu pergi. Bukan untuk memaksanya kembali, bukan untuk memeluknya dalam malam gelap seperti masa lalu, tapi ia hanya ingin mendengar penjelasan langsung dari bibir pria itu.

Terakhir kali Chanyeol hanya mengatakan akan sibuk karena pekerjaan yang semakin menuntut, tapi setelah malam itu, ia tak pernah kembali.

Dan Baekhyun tak terlalu kuat hanya untuk sekedar menunggu.

Menunggu di tempat Chanyeol biasa menghabiskan hari-hari dengan tumpukan berkas menyesakkan, Baekhyun berdiri jauh di depan pintu masuk gedung pencakar langit yang sudah sangat ia kenal dengan baik –ingatkan mereka sudah bersahabat sejak lama.

Puas menunggu ditemani terpaan angin beku musim dingin, Baekhyun bisa merasakan tangannya yang kebas karena cuaca ekstrim. Dari kejauhan, matanya bisa menangkap gambaran sosok pria yang sudah ia kenal dengan baik.

Tanpa sadar, bibirnya melengkungkan senyum, dan kakinya melangkah maju, sedangkan dalam hati sudah menyiapkan ribuan pertanyaan yang tersusun tanpa ia sadari. Baekhyun harus mendapat kejelasan, alasan yang bisa diterima akal sehat. Chanyeol harus menjelaskan semuanya.

Alasan kenapa dia pergi.

Tapi langkahnya terhenti saat jauh di depan sana, pria yang sangat ia cintai itu melakukan hal yang tak pernah Baekhyun bayangkan sebelumnya. Tangannya memeluk pinggang seorang gadis mungil berparas cantik.

Keduanya tampak tersenyum, tertawa-tawa seperti membagi cerita cinta penuh alur bahagia. Sesekali, bisa Baekhyun lihat dengan jelas, jemari Chanyeol mengusap puncak kepala gadis itu dengan sayang, mencium keningnya dengan lembut.

Memeluknya lebih erat.

Mungkin untuk menghilangkan rasa beku menusuk karena angin yang menggila.

Kalau bisa Baekhyun ingin berlari, melepaskan tangan Chanyeol yang memeluk gadis itu. Meneriakan umpatan untuknya, menghujaninya dengan ribuan pertanyaan. Baekhyun bisa memaksa Chanyeol mengatakan alasan yang logis.

Mengapa ia pergi meninggalkannya untuk gadis cantik itu.

Baekhyun ingin sekali menyeret pria itu pergi, kemudian memeluknya, memastikan semua orang tau bahwa Chanyeol adalah miliknya.

Tunggu dulu.

Tidak.

Pria itu bukan milik Baekhyun sejak awal.

Tidak pernah ada kata yang terucap dari bibirnya tentang status yang jelas. Chanyeol tak pernah menegaskan Baekhyun adalah miliknya, begitu pula sebaliknya.

Jadi, Baekhyun baru saja menyadari satu hal.

Ia tak berhak sama sekali atas Chanyeol.

Aku bukan siapa-siapanya.

Baekhyun sadar, selama ini Chanyeol hanya menganggapnya teman. Tidak lebih. Pria itu hanya memerlukan Baekhyun untuk bertukar pikiran, berbagi keluh kesah, bahkan saling menghangatkan.

Itu semua tidak cukup untuk membuatnya menjadi milik Baekhyun.

Chanyeol bukan miliknya.

Dengan senyum yang terpaksa ia ukir, dengan hati yang mengeras, Baekhyun melangkahkan kaki mundur. Perlahan berjalan menjauh. Ia harus berhenti melihat pemandangan paling menyayat itu. Baekhyun harus pergi dari sana.

Satu pikiran yang terlintas dalam benaknya.

Apa dari awal Chanyeol tak mencintaiku?

.

.

BAEKHYUN

Aku tak bisa melakukannya.

Ini sulit.

Bagaimana aku bisa bertahan saat aku tak menemukan bayanganmu dipagi hari kali pertama membuka mata. Bagaimana aku bisa bernapas lega tanpa aroma tubuhmu yang menyenangkan. Nyatanya, kau selalu jadi penawar semua mimpi buruk semalam, penawar rasa lelah kala malam menjelma, pengobat rindu atas kasih sayang yang lama tak kurasa.

Jika kau pergi, bagaimana aku bisa bertahan?

Kau sudah terlalu dalam masuk dalam jiwaku, dalam hatiku, Park Chanyeol.

Rasa manis tubuhmu yang selalu kurasa nyatanya sudah menjadi candu. Rasa memabukkan yang selalu kurindukan darimu. Itu candu yang menyakitkan, tapi aku sama sekali tak berniat untuk sembuh.

Aku menikmati semua rasa sakit yang tanpa sadar sudah kau torehkan.

Saat kau memutuskan untuk melangkah pergi dari hidupku, mulai menjalani kehidupan baru bersama orang lain yang kau cintai, orang beruntung yang sudah mendapat cintamu, semua tak lagi sama.

Bagaimana aku bisa melihat senja menghitam yang sama seperti dulu lagi jika tak ada dirimu. Bagaimana aku bisa merasakan dinginnya malam yang tak lagi sama tanpa dekapan hangatmu. Bagaimana aku harus membiasakan diri dengan semua perasaan menyiksa ini.

Melihatmu menjadi milik orang lain ternyata adalah hal yang paling menyakitkan.

Dulu dekapanmu adalah hal yang paling kunantikan kala malam datang. Kecupanmu nyatanya mampu menghilangkan semua kerisauan. Alunan desahan lembut yang selalu keluar dari bibirmu selalu membuat getaran menyenangkan jauh didalam hati.

Aroma tubuhmu bodohnya masih menempel dalam benak.

Ingatkah kita selalu membagi kehangatan ditengah dinginnya hujan tengah malam. Saling memeluk hanya agar dingin tak mengusik. Dan saat merasakanmu diujung indera perasaku, itu hal yang rela kutukar dengan apapun.

Jika aku boleh meminta, tak bisakah kita mengulang kenangan itu lagi?

Ah aku lupa.

Semua sudah tak seperti dulu lagi.

Dekapan hangat yang menenangkan itu nyatanya bukan milikku lagi sekarang. Kecupan manis memabukkan itu sudah tak bisa kurasakan diujung lidahku. Dan sayangnya, suara desahan lembut menyenangkan itu bukan lagi untuk kudengar.

Semuanya, semua kenangan kita, semua rasa dingin karena aroma hujan dimusim dingin, nyatanya benar-benar hanya akan menjadi kenangan saja.

Tanpa bisa kembali kurasakan.

Sekarang, bagaimana aku bisa merasakan aroma dingin hujan yang sama seperti dulu.

Jika dulu aroma dingin hujan akan menyerah karena dekapan hangatmu.

Sekarang, aku yang akan menyerah.

Ya, aku memang terlalu pengecut untuk mengatakan ini, tapi kuharap kau bahagia. Kuharap kau tak pernah merasakan apa yang kurasakan –merasa tersakiti. Jangan pernah merasa berdosa karena melepaskanku pergi, jangan pernah takut karma menjemput.

Karena aku tak pernah menyumpahimu.

Aku sudah menyerah, karenamu juga.

Memang dari awal aku yang salah, aku yang terlalu berharap. Aku yang bodoh, mengiramu merasakan hal yang sama, mengiramu mencintaiku juga, dan itu pemikiran yang tak masuk akal.

Lucu sekali.

Pergilah, aku tak apa.

Berbagialah, Park Chanyeol, jemputlah hidup barumu yang lebih berwarna.

Tak perlu mengingatku.

Aku sudah menjadi kenangan sekarang.

.

.

*ignis fatuus: harapan yang tak berarti

.

.

END

.

.

BASED ON TRUE STORY dengan sedikit perubahan /adegan NC-nya itu fiksi/

Oneshoot ini.

Tolong review ya semua~

Setidaknya komentari bagaimana debut angst lolipopsehun ini. Apa aja kekurangannya tolong disampaikan soalnya bakalan ada project angst buat April /eh, spoiler/ jadi tolong readers semua untuk mereview /hehe/ biar lolipopsehun lebih baik lagi.

Sekali lagi, HAPPY BIRTHDAY buat mba mba admin favorite /hehe/ semoga ini kado FF-nya tidak mengecewakan. Beginilah punya temen Author kan ya, setiap ada yang ulang tahun kadonya bukan barang tapi FF /hahha/

KADO ULANG TAHUN FF ANGST BIAR ANTI-MAINSTREAM!

Jadi ini juga kado buat semua readers!

Itu aja.

Lebih kurangnya mohon maaf.

Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa memberi komentar.

With love,

lolipopsehun