Love Like This

Main cast : Hunhan

Supported cast :

Do Kyungsoo

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Zhang Yixing

And other(s)

Rate : T

Genderswitch

Be careful of typo(s)

Summary : Pertemuan antara direktur Oh dan Luhan yang tidak pernah berkesan. bagaimana cara membuat alur romansa diantara pertemuan-pertemuan itu? Hunhan ff. slight chanbaek/GS/

Chapter 1 : My bossy Boss

Pagi yang mendung menyelimuti Kota Seoul yang sudaah memasuki musim dingin. Dinginnya udara tidak menyulutkan semangat orang-orang untuk bekerja. Jam sudah menunjukkan pukul 6. Seorang gadis masih setia bergelut dengan selimutnya yang hangat hingga alarm membangunkannya.

"Ah, good morning, World" Gumam seorang gadis sambil merentangkan kedua tangannya diatas kasur. Beginilah kegiatannya setiap pagi, karena membuantya bersemangat untuk bekerja. Ia pun beranjak ke kamar mandi. Setelah 30 menit kemudian, ia keluar dan berdandan seadanya, bersiap untuk berangkat kerja.

"Hai, baek. Pagi ini kau tak ada kuliah?" Tanya seorang gadis yang langsung menyeruput kopi panas dan roti panggang kesukaannya.

"Isseoyeo, nanti jam 10. Kau tumben sekali berangkat pagi unnie?" Tanya Baekhyun.

"Eum, hari ini ada pergantian Direktur dan semua karyawan harus bersiap."

"Ah begitu rupanya." Baekhyun mengangguk mengerti.

"Oiya, bagaimana hubunganmu dengan telinga naga itu?" tanya gadis itu mengalihkan pembicaraan.

"Ya ahjumma! Berhentilah memanggilnya telinga naga!" Baekhyun melempari kakaknya dengan serbet.

"Yak! Berhentilah memanggilku ahjumma! Dasar adik aneh!" gadis itu berlari dari meja makan dan bersiap untuk berangkat sebelum dilempari barang-barang lagi oleh adiknya.

"Makanya, kau sudah tua tapi belum menikah juga, Luhan-ssi." Baekhyun berteriak bermaksud agar kakanya mendengar.

" Kalau aku menikah, kau dengan siapa. Bye! Aku mencintaimu. Belajar yang rajin ya." Luhan mencubit pipi Baekhyun gemas.

"Arra. Nado unnie."

.

Luhan sudah tiba di kantornya pukul setengah 8. Ia buru-buru turun dari mobilnya menuju pintu masuk. Saking terburu-burunya, tak sengaja menubruk seseorang hingga terjatuh. Dokumen Luhan sudah berserakan dimana-mana.

"AIIISSHHH! Kau jalan pakai mata tidak sih? Lihat." Luhan berjongkok mengambil dokumennya yang berserakan.

"Seharusnya pertanyaan itu kau tanyakan pada dirimu sendiri, Nona." Oh ternyata dia laki-laki.

Luhan kemudian bangkit dan menatap tajam mata orang itu. "Jika ada satu lembar hilang dari dokumen ini. Tamat riwayatmu."

"Geurae. Lalu bagaimana dengan bajuku yang sudah ketumpahan ini." Lelaki tersebut menunjuk kemejanya.

"That's your fault, Mr. and, please, back off. I have something to do." Luhan berlalu meninggalkan pria itu.

"Penyambutan yang luar biasa." Pria itu kembali menuju mobilnya.

.

Semua karyawan sudah bersiap di pintu membentuk dua barisan yang rapi. Jam sudah menunjukkan pukul 10, tetapi direktur itu belum datang.

Luhan sendiri sudah siap sedari tadi. Disampingnya terdapat kedua temannya, Kyungsoo dan Xiumin. "Ya, menurutmu bagaimana penampilan direktur baru kita?" Gerutu Xiumin.

"Mwolla. Kita kan belum pernah tahu. Lagipula dia anaknya direktur kita yang sekarang." Sahut Kyungsoo asal

"Ah, chaebol? Semoga dia tak membuat masalah." Luhan memutar bola matanya.

"Desas-desusnya, ia masih lajang loh." Xiumin ini memang tukang gossip.

"Lantas kau mau apa Uminnie?" Kyungsoo mencubit sebelah pipi Xiumin.

"Ya siapa tahu kan, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui."Xiumin terkekeh kecil.

"Dalam mimpimu. Uminnie. Sudahlah, lihat mereka sudah datang." Luhan kemudian mulai membungkuk. Diikuti bersama karyawan yang lain.

Direktur utama memasuki pintu lift beserta sudah ada calon direktur baru yang berjalan dengan angkuh dan tatapan dingin. Mereka berjalan kearah lift dan segera ke ruang konferensi. Karyawan yang tadi membungkuk segera bangun dan menuju gedung konferensi juga.

Direktur utama Oh sedang member pidato pembuka. Semua yang hadir tampak khidmat mendengarkan, sesekali mencatat apa yang perlu dicatat. Sementara Luhan, masih berkutat dengan tablet pc nya. Karena ada beberapa yang harus ia kerjakan.

"Luhan-ah, ayo ini saatnya direktur baru kita naik keatas panggung."

Luhanpun langsung mematikan tabletnya dan menengok kearah panggung. Betapa terkejutnya ia saat mendapati direktur barunya.

Sepertinya takdir tak berpihak padaku batin Luhan. Luhan masih menganga dan mata yang tidak berkedip.

"Yak! Yak! Wae geurae?" Tanya Kyungsoo. Luhan masih tak bergeming.

"Aku tahu dia tampan, tapi kau tak usah sampai segitunya. Luhan." Xiumin menimpali.

Luhan yang sadar akan lamunannya kemudian memundurkan posisi duduknya, sehingga tak bisa dilihat dari arah depan. Ia memasang wajah bersalah, mengingat kejadian tadi pagi.

"Perkenalkan, ini putraku, Oh Sehun. Yang akan menjadi direktur baru kalian."

"Annyeonghasseyeo, Oh Sehun imnida." Lelaki yang bernama Sehun itu membungkukkan badannya.

.

Luhan pulang kerumah dengan tertunduk lesu. Ia menyesali perbuatannya tadi pagi yang dianggap, ehmm kurang sopan kepada direktur barunya. Ya mana ia tahu kalau itu akan menjadi direktur barunya? Wajar saja dong.

Dari tadi siang ia berusaha menghindar agar tidak bertemu direktur itu. Ia tidak keluar makan siang dan badannya ia smebunyikkan dibalik komputer ketika Direktur Sehun itu berjalan mengelilingi divisi keuangan.

Seketika ia menghempaskan tubuhnya dikasur dan langsung memejamkan matanya. Ingin berusaha melupakan kejadian yang sedari tadi dirutukinya itu.

Rutinitas pagi ia jalani seperti biasa. Bangun, mandi, sarapan dan menggoda Baekhyun. Ia berharap akan melupakan kejadian tentang kemarin. Dan sepertinya berhasil. Ia kemudian berangkat dan melajukan mobil Porsche kesayangannya menuju kantor.

Seperti biasa juga, keluar dari mobil Ia berlari kecil menuju pintu lift karena hampir menutup. Tangan kanannya dengan sigap menahan lift itu.

"Maaf membuat menung-" Kata kata Luhan terpotong melihat siapa orang yang ada di dalam lift itu.

Tuhan bisakah kau hentikan waktu sekarang juga batin Luhan. Luhan masuk kedalam lift dengan wajah tertunduk. Membelakangi Oh Sehun, direktur barunya.

Tak ada perbincangan yang berarti selama di lift. Keduanya hanya diam, sampai lift menunjukkan angka 14. Luhan segera keluar terburu-buru.

SEHUN POV

Menjadi direktur utama membuatku sangat frustasi. Bayangkan saja, ini bukan passion ku. Sangat bertolak belakang dengan pekerjaan ku yang sekarang, sebagai composer. Awalnya aku tak menyetujui rencana ayahku ini, tetapi mengingat ayahku kondisinya semakin menurun, dan aku merupakan putra tunggal. Apa boleh buat.

Penyambutan acara berlangsung membosankan, seperti biasa. Nampak wajah serius dari ayahku dan seluruh karyawan yang ada dalam ruang konferensi.

Sebenarnya, aku masih sebal dengan kejadian tadi pagi. Dengan gadis Amerika tak sopan yang seenaknya menabrakku dan menumpahkan Americano pagi-ku. Membuatku harus mengganti kemeja lagi. Tak mungkin kan direktur utama disambut dengan keadaan acak-acakan?

Suara ayahku membuyarkan aku bangkit dari tempat duduk dan menghampiri ayahku. Aku memperkenalkan diriku secara formal. Membungkukkan badan. Kemudian semua bertepuk tangan meriah, aku hanya tersenyum sekilas.

Aku mengedarkan pandanganku. Tunggu dulu. Gadis yang disana itu? Ah yang tadi menabrakku. Aku hanya menatap ke arahnya dingin dan mengalihkan tatapanku.

Lihat saja pembalasanku batinku. Well, aku senang mengerjai orang. Jadi jangan salahkan Oh Sehun nantinya ya.

.

Hari berikutnya aku berjalan malas menuju lift. Mataku masih terpaku pada layar ponselku yang menampilkan grafik perkembangan perusahaan. Pintu lift membuka dan segera aku masuk.

Sebelum pintu lift menutup, tangan seseorang menahannya.

"Maaf membuat menung-"

Sepertinya aku mengenali suara menyebalkan ini. Kudongakkan kepalaku. Bingo! Dia gadis itu. Aku hanya menatapnya dingin dan kembali pada tabletku.

Badanku memang berpaku kepada tablet, tetapi pikiranku maish menerawang, bagaimana cara mengerjai gadis ini. Hingga pintu lift berbunyi, dia buru-buru keluar menghilang dari hadapanku.

Tanpa sadar, bibirku menyudut sedikit, meninggalkan kesan jahil disana.

Let the show begin, lady

SEHUN POV END

" Chief, kau dipanggil oleh sekretaris Park." Xiumin memanggil Luhan. Memang, kalau sudah bekerjamereka mengedepankan urusan pekerjaan. Dan Luhan adalah kepala divisi keuangan.

"Ah, ne!" Luhan pun berjalan menuju lantai 20.

"Kau sudah siap dengan laporannya?" tanya sekretaris Park

"Sudah ini. " Luhan menyodorkan laporan keuangan pada Sekretaris Park. Tetapi sekretaris park menolaknya. Luhan pun hanya menatap bingung.

"Noona" Ommo! Tak biasanya Chanyeol berbicara non formal dikantor.

"Mianhe, direktur Oh memintaku agar kau menyerahkan langsung padanya." Wajah Chanyeol berubah sendu. Luhan pun terkejut. Aduh bagaimana ini batinnya.

"Ah, geurae?" Oke, Luhan sudah keringat dingin. "Ba-baiklah, aku masuk dulu ya." Luhan sempat menampilkan senyum pertanda ia baik-baik saja.

"Permisi" Luhan mengetuk pintu.

"Silahkan masuk" Sehun terlihat sibuk dengan beberapa kertas dan pulpen ditangannya.

" I-ini." Luhan menyodorkan berkas yang sedari tadi ia bawa.

Sehun pun mendongak, melihat siapa yang datang. Bagus pikirnya. Ia kemudian memasang tampang dingin. "Terimakasih."

"Kalau be- begitu, saya permisi sajangnim." Rasanya ingin sekali Luhan berlari meninggalkan ruangan itu.

"Tunggu. Mengapa kau terburu-buru. Bukankah laporan ini harus dibahas dulu?" Tanya Sehun

"Maaf sajangnim, laporan itu harusnya Anda bahas dengan sekretaris Anda, dan nanti hasilnya baru diserahkan ke saya. Sehingga-" Ucapan Luhan tiba-tiba terputus.

"Lantas pekerjaanmu apa?" Tanya Sehun tegas. "Mengapa aku harus membahasnya dengan sekretaris Park?" Wajahnya menatap Luhan yang semakin menciut. Got you!

"A-animida. Bukan be-"

"Jadi selama ini kau hanya ontang-ontang kaki diruanganmu dan merevisi hasilnya. Begitukah?" Sehun mencondongkan badannya kea rah Luhan.

"Animida sajangnim. Saya-"

"Lantas apa yang kau lakukan? Kau pikir aku ini pesuruhmu yang dengan suka rela membahas laporan ini?" Sehun membanting kertas tersebut dihadapan Luhan. Luhan merasa sebal sekali. Dalam hati ia sudah mengutuk Sehun dengan umpatan-umpatan kasar.

"Dengar, Oh sajangnim." Luhan menatap mata Sehun yang menyala-nyala. "Saya bekerja disini dan digaji bukan untuk berleha-leha. Saya juga bekerja. Dan laporan ini." Luhan mengambil kertas tersebut dari meja

"Saya yang buat. Anak buah saya yang mengumpulkan datanya." Luhan bangkit dari duduknya.

"So, kenapa bukan kau saja yang membahas laporan itu denganku?" Sehun mulai menjengkelkan

"Karena itu bukan tugas saya sajangnim. Kalau saya yang membahas, saya berarti akan duduk disana menggantikan sajangnim. Permisi" Luhan hendak keluar dari ruangan itu. Persetan dengan Sehun. dia sudah sebal. Langkah luhan terhenti dengan omongan Sehun

"Sekali seminggu, kau bawa laporan itu keruanganku. Buat janji dulu dengan sekretaris Park." Luhan masih diam di tempat. Apa lagi ini? Batinnya

"Kita. Kau dan aku. Akan membahas laporan itu tiap minggu, Nona Kim."

Luhan pun melanjutkan langkahnya. Setelah keluar dari pintu, ia mengipas-ngipaskan tangannya. Hatinya sedari tadi sudah mengutuk sajangnim sok cool itu. Hingga akhirnya berpapasan dengan Chanyeol.

"Sekretaris Park, tolong sisakan jadwal untukku sekali dalam seminggu untuk bertemu direktur Oh." Luhan masih dengan nada sebalnya.

"Ada keperluan apa? Tanya Chanyeol heran

"LAPORAN SIAL INI AKAN KUBAHAS DENGANNYA SETIAP MINGGU!" Teriak Luhan sambil membanting keras laporan keatas meja Chanyeol. Chanyeol terkejut dengan mulut menganga lebar. Ia tak percaya noona nya bisa semarah itu.

"OH SEHUN! AKU MEMBENCIMU!"

TBC

Hai- hai aku balik lagi dengan ff baru dari hunhan nih. Entah ide ini terlintas aja dan aku langsung nulis biar gak lupa. Semoga readersnim suka sama cerita ini walaupun gak jelas hehe. Happy reading ^^