Di musim Panas yang sangat Panas di sebuah wilayah di Edo. Lebih tepatnya di Distrik Kabuchiko. Terlihat beberapa coret mayat coret manusia, dengan gender berbeda dan warna rambut yang beraneka ragam, sedang terkapar kepanasan di sebuah rumah besar dengan papan nama yang bertuliskan Sakata.
"Panas..aru," keluh seorang gadis bersurai vermilion yang tengah tidur di sofa ruang tamu tersebut, sambil menjadikan Paha pemuda bersurai pasir disampingnya sebagai bantal. Sang pemuda sendiri tidak peduli, padahal biasanya dia akan baku hantam sama si cewek vermilion yang tengah tidur itu. Pemuda itu tengah duduk seraya menyenderkan kepalanya ke belakang, sedangkan tangan kirinya sibuk mengipasin lehernya yang panas.
"Aku butuh es!" teriak kacamata bermanusia yang tengah berdiri di depan kipas angin.
"oi, megane, kau menghalangi kipasnya!" kini sang pemilik rumah yang berteriak. Pria ubanan itu kini tengah tiduran di lantai rumahnya.
"Aku bosan!" kata wanita bersurai blonde yang duduk di sebelah sang pemilik rumah.
"ngomong-ngomong gin-chan, kita kemarin mendapat tiket ke Taman Hiburan gratis dari gorill..ehm.. Hideaki-San. Hadiah dari fans katanya," kata kacamata bermanusia tersebut. Author dilempar Sendal.
Sang pemilik rumah a.k.a Sakata Gintoki melirik si Kacamata begitupun wanita yang disampingnya.
"Yosh.. ayo kita pergi!" Komandonya di iringi teriakan senang dari manusia yang berada disana.
ooOoo
Natsu Yasumi
Disclaimer : Gintama By Sorachi Hideaki a.k.a Gorilla-Sensei. Story By Me
Warning : OOC, Rated T, AU, Typo.
ooOoo
Di sebuah Taman hiburan yang berada tepat di tengah kota Edo, para pemeran anime gintama yang tengah mendapat liburan musim panas itu, memutuskan untuk pergi ke Taman Hiburan. Hitung-hitung refreshing, kata mereka. Apalagi kemarin, mereka baru saja mendapatkan tiket gratis untuk bermain kesini. Lumayankan daripada mubazir. Dan di sinilah mereka sekarang.
"Huaa.. akhirnya aku bisa datang kesini aru!," terlihat seorang gadis vermilion tengah berlari-lari kecil disana, raut wajahnya nampak bahagia. Bahkan iris Sapphire-nya berbinar cerah. Gadis yang bernama Kagura itu nampak manis dengan dress putih selututnya. Rambutnya yang biasa dicepol dua kini terurai dengan bando berwarna merah senada dengan pita di dress-nya.
Karena terlalu senang, dia tidak memperhatikan seorang pria bersurai Dark Purple di belakangnya. Hampir saja Kagura menabrak orang tersebut, kalau saja Pemuda bersurai pasir itu tidak menarik lengannya cepat.
"Oi.. kau membuat malu China Musume," Ujar pemuda bersurai pasir itu dengan suara khasnya yang datar. Posisi mereka kini terlihat seperti tengah berpelukan.
"Lepaskan tanganmu Sadist!" teriak gadis itu tak terima.
"Eh, Padahal aku sudah menolongmu tadi," pemuda bersurai pasir tersebut berujar kalem seraya melipat kedua tanganya di depan dada. Seringai mengejek mengembang di wajahnya.
Mendengar perkataan pemuda sadist itu membuat Kagura ingin menghancurkan wajah sok kalemnya. Kagura hampir melayangkan tong sampah di dekatnya, kalau saja Mitsuba dan Otae tidak mencegahnya.
"Hoooh.. Kalian datang kemari juga rupanya," ujar pria yang tadi hampir di tabrak oleh Kagura.
"Takasugi! Kalian datang kesini juga!" Gintoki menghela napas berat ketika melihat rivalnya itu.
"Kalian pikir cuman kalian yang dapet tiket gratis! kita juga dapet cuk!" seru Kijima Matako, cewek bersurai pirang, yang tengah berdiri di sebelah Takasugi Shinsuke. Di belakang mereka juga berdiri cowok bersurai hijau, sambil membawa gitar, Kawakami Bansai.
"Anoo.. Bansai-San kenapa kamu membawa gitar? Kalian mau ngamen?" tanya Shimura Shinpachi yang sedari tadi berdiam diri di belakang Tsukuyo dan Gintoki.
"Enak aja! Kamu kira aku pengamen!" oke, Bansai mulai emosi. Sepertinya, dia berada di mood yang jelek sekarang.
'Gimana gue bisa mood! Daritadi uang gue di peres sama dua manusia laknat di depan gue!' batin Bansai miris. Ya, rupanya tim Takasugi, sudah sedari tadi tiba di Taman tersebut. Baik Takasugi maupun Kijima memeras dompet Bansai dengan alasan lupa bawa dompet. Oleh sebab itu, Bansai menjadi frustasi.
Shinpachi menggaruk lehernya yang tidak gatal. Dia lebih memilih diam daripada kena sembur lagi.
"Jadi, kenapa kamu bawain gitar kemana-mana Bansai-san?" tanya Otae.
"ah ini, aku lupa kalau kita lagi nggak syuting Gintama," jawab Bansai pelan sambil memegang gitarnya. Kebiasaan rupanya Pemirsa. Mendengar jawaban bansai mereka semua manggut-manggut paham.
"Karena kita semua ada disini bagaimana kalau kita pergi bersama–sama?" Usul Kondo Isao. Disebelahnya kini, berdiri dua manusia yang setia mengikutinnya, Hijikata Toshiro dan Yamazaki Sagaru. Mendengar usul Kondo yang mereka pikir bagus, akhirnya semua pada setuju. Kondo merasa senang karena idenya di terima, 'Lumayan bisa sekalian PDKT sama Otae di Taman Hiburan gini' batin Kondo nista. Ada udang dibalik batu rupanya. Akhirnya, Mereka semua pergi menikmati wahana yang ada disana satu persatu.
-0-
Wahana yang pertama kali mereka naiki adalah Roller Coaster. Setiba mereka di sana, muka Kondo berubah pucat. Diliriknya satu persatu teman-temannya itu. Mereka nampak bahagia. Bahkan, Kagura dan Sougo sudah duduk anteng di kursi paling depan. Di belakang mereka sudah ada Gintoki bersama Tsukuyo disampingnya. Gintoki merasa was was karena Sougo duduk di samping anak angkatnya itu. Takasugi dan Kijima juga sudah duduk anteng. Di belakangnya sudah ada Mitsuba dan Hijikata. Hijikata nampak mengulurkan tanganya membantu Mitsuba untuk duduk. Mitsuba menerima uluran tangan Hijikata seraya tersipu malu. Tanpa mereka sadari, sedari tadi Sougo sudah merapalkan mantra kutukan ke penggila Mayonaise itu. Dan akhirnya, semua sudah pada posisinya, kecuali Kondo yang membeku di tempat.
"Ada apa Kondo-San?" tanya Otae ketika menyadari Kondo tak beranjak dari tempatnya. Dan dalam sekejap semua mata memandang kearah Kondo.
"anooo.. aku rasa aku mau ke toilet," dusta Kondo, keringat dingin sudah mengalir deras di wajahnya. Otae memandang wajah Kondo khawatir.
" Daijoubu?" Otae mendekati Kondo. Aneh memang, mengingat jika syuting kedua orang ini pasti bertengkar. Nampaknya benih–benih cinta muncul setelah mereka menyelasaikan Arc Farewell Shinsengumi kemarin.
"Oy Gorilla, kalau takut bilang aja!" teriak Gintoki dari depan. "Kita mau mulai nih!" lanjutnya. Nampaknya, manusia ubanan itu memang mengindap ketidakpekaan akut baik di dunia nyata maupun depan kamera.
"Dafuq!" Kondo pengen nampol muka Gintoki saat ini. Hampir saja dia akan melemparkan petugas yang berdiri di sana, ketika suara merdu Otae, Yang ini menurut Kondo, masuk ke indera pendengarannya.
"Ayo, Kondo-San," ujar Otae seraya mengulurkan tangannya. Dan mereka berdua naik di bagian paling belakang. Setelah tadi Hijikata, sekarang giliran Kondo yang mendapat rapalan sumpah serapah dari kacamata bermanusia dan Kyubei yang duduk di sebelah Bansai.
Setelah semua naik, Roller Coaster itupun melaju dengan kencang, diikuti teriakan tidak elit yang keluar dari mulut sang komandan Shinsengumi, Kondo Isao.
-0-
Mereka semua nampak tertawa senang ketika turun dari arena pertama tadi. Ya, semua nampak senang, kecuali Kondo yang saat ini tengah muntah-muntah karena mabuk Roller Coaster.
Wahana yang Kedua adalah Jelajah Alam. Di Sini, mereka akan melintasi pulau-pulau kecil menggunakan Jet Ski. Setelah sebelumnya menemani Kondo untuk beristirahat sejenak, sekarang sampai lah mereka di sini. Kagura dan Otae langsung berlari kearah loket tiket disana.
"Gin-Chan.. Sadist.. Ayo, cepat kesini!" teriak Kagura, sambil melambaikan tanganya kearah Gintoki dan Sougo. Gintoki menyambut malas dengan sedikit menguap dan menggaruk bagian belakang kepalanya. Sementara Sougo hanya tersenyum singkat melihat tingkah kekanak–kanakan Kagura.
"Takku.. Gadis itu heboh sekali," guman Sougo yang sedari tadi memperhatikan tingkah Kagura dengan senyum kecil terlukis di wajahnya. Senyum Sougo menghilang tak kala dia melihat seorang pemuda yang hampir mirip dengan Kagura menghampiri Gadis tersebut.
"Kagura," pemuda bersurai vermilion itu memeluk Kagura dari belakang.
Kagura langsung menoleh dengan cepat. Maniknya berbinar senang ketika melihat pemuda di belakangnya itu.
"Kamui-Nii!" serunya sambil membalas pelukan sang kakak, " Kamui-Nii Sudah pulang? Mana Mami dan Papi? Kalian jahat tidak mengabariku!" cerocos Kagura.
"maa..maa.. kami baru saja tiba tadi. Mami dan Papi sedang istirahat di Rumah. Aku kemari ketika mengetahui bawahanku yang bodoh ini..," Kamui menunjuk bawahannya yang selalu setia kepadanya itu,"bisa melepaskanmu pergi bersama Polisi Bumi yang sadist itu," jawab Kamui seraya menunjuk Sougo. Kakak Kagura itu baru saja pulang dari menemani perjalanan bisnis Papi dan Maminya. Karena itulah Kagura harus jadi pengungsi di Rumah Gintoki, Sahabat ayahnya yang sudah di anggap ayah sendiri.
Kamui memandang horror Abuto, bawahannya yang dia suruh untuk menjaga Kagura. Abuto langsung ngacir ke belakang Otae. Tak Hanya itu, Kamui juga melemparkan senyuman permusuhan ke arah Sougo.
"Yo.. Polisi bumi, masih hidup rupanya. Gue kira loe udah mokat setelah Scene berantem sama gue. Andai ajai Scene itu nyata," kata Kamui seraya melempar senyum maut ke Sougo pertanda, jangan-deketin-adek-gue.
"yo.. Bajak laut luar angkasa, masih bisa balik rupanya. Ku kira kamu bakalan di tinggal oleh Papi dan Mami di Kutub Utara," balas Sougo dengan senyum yang sama seperti Kamui. Raut wajahnya menantang Kamui dengan tatapan, biarin-itu-pacar-gue.
"Siapa yang kau sebut Papi, Mami, Nee.. Kuso Gaki?!" balas Kamui sengit
"Setelah Gue nikah sama Kagura, mereka bakal jadi mertua gue. Nee.. Onii-sama," balas Sougo tak mau kalah seraya menampilkan wajah sok cute-nya.
Dan akhirnya, terjadilah perang tatapan maut antara Kamui dan Sougo. Kagura yang tidak peka dengan situasi, malah menarik tangan Sougo untuk segera menaiki Jet Ski-nya. Kamui gondok di tempat. Sedangkan Sougo menatap Kamui dengan pandangan, gue-menang-kan. Semua yang menonton disana hanya menggelengkan kepala.
"Dasar Siscon!" teriak Sougo dari kejauhan. Semua hanya geleng-geleng kepala lagi.
"Padahal dia juga Siscon," guman Hijikata seraya menarik tangan Mitsuba lembut. Dan semua yang ada disana mengangguk, meng-iya-kan perkataan si Mayora itu.
Setelah mereka semua naik ke Jet Ski masing-masing, Kamui segera menghampiri Abuto dengan membawa beberapa uang kertas. Kamui membakar Uang kertas tersebut di depan mata Abuto seraya berkata "Gajimu ku Potong!" kemudian berlalu menyusul adiknya. Abuto nangis di tempat.
'tuh bos, tampang si baby face, tapi tetap aja sadist mau depan kamera ataupun nggak!," batin Abuto meratapi nasibnya.
"Gue pengen pensiuuuuuun!" teriaknya yang di balas dengan tatapan, nih-orang-gila-kali-ya, sama petugas di Sana.
-0-
Tak terasa senja telah tiba. Wahana yang mereka semua nantikan kini sudah buka. Sebenarnya sih hanya Kagura, Sougo, Kondo, Kijima, dan Zakki yang senang. Yang lainnya hanya ngikut aja. Apalagi Gintoki yang sekarang tengah di tarik Tsukuyo karena kebanyakan makan Parfait Choco saat istirahat mereka tadi.
Kini mereka tiba di Wahana yang baru saja di renovasi. Wahana dengan aura Spooky itu terpampang jelas didepan mereka. Kalian pasti sudah tau Wahana apa itu. Yup, Rumah Hantu. Bangunan berlantai tiga itu merupakan wahana rumah hantu tersebar di distrik Kabuchiko. Mereka baru saja selesai merenovasinya.
Setiba mereka disana, muka Hijikata, Shinpachi, dan Gintoki mendadak pucat. 'mampus!' batin mereka bertiga berteriak. 'Selamatin nyawa Gue!' batin nista mereka bertiga lagi. Kamui dan Abuto juga ikut bergabung bersama mereka. Selama perjalanan, Kamui dan Sougo terus menatap dengan tatapan maut. Sementara, Kagura dan ketidakpekaannya, membuat batin Abuto berteriak memikirkan masa depan gajinya nanti.
Di depan Rumah Hantu tersebut mereka melihat dua orang pria dengan makhluk abstrak tak terdefinisi didepannya, serta seorang wanita di sana. Mereka –dua orang Pria yang ada disana- nampak bimbang antara masuk atau tidak, tidak atau masuk ke Wahana Spooky itu.
"Zuraaa.. Madaooo.. Elizabeth.. Matsu-San!," sapa Kagura.
Mereka yang disapa itu menoleh ke gerombolan manusia di samping mereka.
"apa yang kalian lakukan Zura?" tanya Takasugi.
"Zura Janai, Katsura da," balas Zura eh.. Katsura maksudnya dengan slogan khas-nya.
"Kami, elizabeth, dan Madao-San mendapat tiket gratis ke taman bermain ini. Jadi, kami putuskan untuk menikmati wahana disini," Sambung Ikumatsu sebelum Suaminya itu, Katsura maksudnya, berulah aneh lagi.
"Kalian juga, apa yang kalian lakukan disini Takasugi, Gintoki?" Zura bertanya balik.
"Sama seperti loe!" balas Tasakugi SPJ –Singkat,Padat,Jelas-.
"Eh.. aku baru tau makhluk abstark bisa ikut masuk kesini," Zakki takjub seketika. Dia mengamati makhluk abstrak serupa penguin, tapi bukan hewan di depannya itu.
"Yamazaki-San, Elizabeth adalah peliharaan Katsura-San," Jawab robot maid yang sedari tadi ternyata ikut bersama mereka, Tama.
Kini Yamazaki semakin takjub melihat peliharaan abstrak itu di izinkan masuk ke dalam taman bermain ini.
Setelah lumayan lama berbasa-basi disana. Ya, walaupun muka Hijikata dan Gintoki berharap mereka nggak jadi masuk wahana itu. Tetap saja akhirnya mereka semua masuk ke dalam sana. Setelah sebelumnya, Hijikata dan Gintoki menulis surat wasiat. Siapa tau mereka berdua akan mati jantungan di dalam sana.
T.B.C