Just Mine Tonight

(Remake from KMovie "Mood Of The Day")

Author: Naywind

Main cast: Sehun, Luhan (GS)

Other cast: Baekhyun (GS), Chanyeol , Jong Dae , Kyungsoo (GS), and Others

Rate: M

Genre: Drama, Romance,Comedy,Sad,Comfort

Chapter 1

Lari pagi adalah rutinitas yang akan Sehun lakukan setiap hari nya. Sekedar berlari di sepanjang jalur sungai Han akan menjadi aktivitas larinya.

"Apa kau sibuk belakangan ini? Jarang sekali ada kabar." Tanya seorang wanita yang tiba-tiba menyusulnya berlari pagi itu.

"Ahh..iya kah? hemm..Bagaimana kalau kita makan malam?"

"Aku sudah punya pacar sekarang."

"Begitu ya..Baiklah hubungi aku lagi jika kau sudah putus." Sehun terus berlari meninggalkan wanita itu yang terdiam kesal setelah mendengar perkataan Sehun.

Sehun adalah lelaki mapan dan tampan yang menikmati hidup tanpa menginginkan hubungan serius dengan seorang wanita, ia akan mendekati wanita itu hanya sekedar untuk tidur satu malam dengannya, jika keinginannya sudah terkabul ia akan mencari wanita lain sebagai teman tidur selanjutnya dan tak akan menghubungi wanita itu lagi.

.

.

Beralih ke kesibukan kota Seoul pagi itu.

"Yaa ini aku Baekhyun, bagaimana apakah kau sudah menemukan keberadaan Jong Dae si pebasket terkenal itu? Bahkan agensinya saja tidak dapat kabar darinya, ia tidak menelepon maupun meninggalkan pesan apapun." singkat Baekhyun berbicara di telepon sembari berjalan menuju kantor.

Baekhyun bekerja sebagai asisten manager di sebuah perusahaan produk kecantikan ternama di Seoul, perusahaannya menginginkan kerjasama dengan Jong Dae pebasket handal yang sedang dicari keberadaannya sekarang.

.

.

.

Di waktu bersamaan Luhan atasan Baekhyun sedang merasa percaya diri pagi itu berjalan menuju kantor dengan segelas kopi hangat yang baru saja ia beli di kedai kopi langganan nya, menyeberang jalan seraya menyeruput kopi americano kesukaannya dan sesekali tersenyum menikmati matahari pagi kala itu.

Melangkahkan kakinya dengan senyum merona yang tersimpul dari bibir mungilnya.

Ketenangannya tiba-tiba terganggu saat sebuah bola basket menghantam kepala nya dari belakang yang harus membuat dirinya jatuh tersungkur dengan posisi terlungkup dan air kopi yang menodai blazer putih yang ia kenakan pagi itu.

Dengan cepat Luhan kembali berdiri tanpa melihat siapa yang membuat dirinya harus mengalami kesialan pagi itu, ia segera berlari kecil untuk menutupi rasa malu setelah tanpa sengaja bola basket menghantam kepalanya, karena dilemparkan oleh orang yang tak dikenal.

Sesampainya di kantor Luhan meletakkan blazer putih kotornya di kursi dan juga high heels nya yang sudah patah saat terjatuh tadi, suasana hatinya semakin terasa buruk sesaat dirinya membuka laptop dan membaca berita yang ada pada layarnya, menampilkan berita Jong Dae orang yang saat ini sedang dicari-cari akan segera bergabung dengan NBA di USA.

Tentu saja itu membuatnya kecewa karena kesempatannya membuat sebuah iklan dengan Jong Dae akan batal.

Saat suasana sedang semakin buruk, Baekhyun datang dengan membawakan beberapa kantung belanjaan.

"Pria macam apa yang melemparkan bola basket ke kepalamu?" Tanya Baekhyun.

Ya, Luhan sudah menceritakan kejadian memalukannya tadi pagi dan meminta tolong Baekhyun untuk membelikannya setelan kerja baru, karena hari itu ia akan bertemu dengan klien penting di Busan sehingga ia harus berpakaian sangat rapih, tidak mungkin jika ia memakai blazer kotornya yang sudah terkena kopi tadi.

"Aku tidak tahu, aku terlalu malu untuk berbalik dan melihat siapa yang telah menghantamkan bola basket ke kepalaku." Jawab Luhan.

"Jadi bagaimana tanggapan agensi mengenai proyek kita?" Tanya Luhan penasaran.

"Pihak agensi Kim Jong Dae masih tidak bisa dihubungi jadi aku tidak tahu harus bagaimana."

"Pihak Departement Store harus tau kabar ini, agar presentasi pekerjaan kita tidak menurun, lagipula kita sudah melakukan yang terbaik." Lanjut Luhan.

Tiba2 saja laptop yang Luhan gunakan mati dan membuat Baekhyun kaget.

"Aish selalu saja seperti itu, aku kan sudah menyuruhmu untuk mengganti laptop."

"Tidak usah di ganti, ini masih bisa dipakai."

"Tapi kan kau tidak pernah tau, kapan laptopmu akan seperti ini lagi."

Dengan cepat Luhan mengalihkan pembicaraannya mengenai laptop dan menanyakan setelan baru yang tadi ia pesan.

Baekhyun segera mengajak Luhan ke kamar mandi untuk mencoba pakaian barunya.

"Kenapa warna nya merah muda? Feminim sekali." Seru Luhan kepada Baekhyun.

Luhan tidak terlalu menyukai warna yang terlihat manis atau feminim.

"Aku sengaja memilih warna merah muda, ini kan warna wanita, jadi pasti kau akan cantik menggunakannya, dan juga ini sepasang sepatu high heels berwarna merah maroon, seksi sekali bukan?" Baekhyun menatap Luhan dengan ekspresi menggoda seraya mengerlipkan kedua matanya.

.

.

Just Mine Tonight

.

.

Sehun sudah sampai dikantor agensi dan sedang berbicara dengan senior rekan kerjanya Chanyeol di telepon.

Sehun dan Chanyeol bekerja di sebuah perusahaan agensi di bidang olahraga yang mengurusi pemain basket di Seoul.

"Di Busan tempat tinggal Jong Dae sedang terjadi kekacauan karena seorang pebasket baru melakukan passing yang sangat bagus sehingga memunculkan keributan disana, membandingkan pemain baru itu dengan Jong Dae." Sambung Chanyeol di telepon.

"Baiklah aku akan mengurus itu nanti."

Sehun menutup teleponnya dan berbicara dengan pekerja lainnya.

"Hei..ternyata kau sudah datang, kalau begitu bersiap-siap lah kita akan ke Busan, aku sudah menemukan Jong Dae." seru Chanyeol orang yang baru saja menelponnya, berbicara dengan bangga karena telah menemukan keberadaan orang yang sedang mereka cari-cari saat ini.

.

.

.

Luhan terlihat tergesa-gesa berjalan di stasiun kereta Seoul menuju Busan dengan sepatu baru nya yang bahkan tidak nyaman ia pakai. Tidak ada pilihan lain--pikirnya.

Tak lama ponselnya berdering, ternyata Kyungsoo sahabatnya menelepon untuk memberitahukan sesuatu.

"Luhan, ada masalah dengan Tao, kau bisa menyempatkan diri sebentar untuk bertemu? Kau dimana?" Tanya Kyungsoo.

"Aku sedang di stasiun sekarang, aku akan berangkat ke Busan."

"Kebetulan sekali, kami bertemu di kafe lantai 2 ya, aku dan Tao sudah disini."

"Baiklah, kalau begitu aku menyempatkan bertemu kalian terlebih dulu."

Luhan dan kyungsoo sudah bersahabat sejak SMA, sedangkan Tao sudah bersahabat dengan keduanya sejak kuliah.

Luhan bergegas jalan menaiki tangga eskalator naik, tak sengaja ia berpapasan dengan Sehun di eskalator arah turun yang ada di seberangnya.

Luhan tidak memperhatikan, namun tanpa disadari Sehun sedang melirik ke arah Luhan, seakan terpesona dengan penampilannya, begitu juga Chanyeol yang secara bersamaan dengan Sehun mata nya tertuju pada Luhan.

Sehun tersenyum sembari menyeruput segelas kopi hangatnya sesaat setelah melihat Luhan.

"Tangkapan yang bagus, ya kan?" Tanya Chanyeol.

Sehun kembali tersenyum sambil menyenggol tangan Chanyeol yang sedang memegang kopi, hampir saja kopi itu mengenai kemeja Chanyeol.

.

.

.

Luhan sudah sampai di kafe stasiun tempat temu janjinya dengan Kyungsoo dan Tao.

Sebelumnya Tao mengatakan kepada Kyungsoo bahwa ia tidak akan bilang apa masalahnya sebelum Luhan datang.

Baru saja Luhan terduduk di kursinya, dengan cepat Tao menunjukkan cincin emas dengan berlian indah di jari manis tangan kanannya kepada Luhan dan Kyungsoo.

Tentu saja itu menjadi kabar mengejutkan bagi Kyungsoo dan Luhan, bagaimana tidak, Tao baru saja bertemu dengan kekasihnya beberapa bulan, namun dirinya sudah dilamar oleh pria itu.

"Aku tidak mau berlama-lama dalam menjalin hubungan, yang sudah bertahun-tahun saja bisa gagal, lihat saja Lu..." Perkataan Tao terpotong karena Kyungsoo memukul tangannya, Kyungsoo takut Luhan tersinggung dengan perkataan Tao.

Luhan dan kekasihnya sudah berpacaran sangat lama, namun kekasihnya belum juga berminat untuk mempunyai hubungan yang lebih serius dengan Luhan, itu yang membuat Kyungsoo dan Tao merasa kasihan.

Luhan mengembalikan suasana dengan mengatakan selamat kepada Tao dan bertanya seperti apa pria yang melamarnya.

Tao mengatakan bahwa pasti Kyungsoo dan Luhan mengenalnya, karena pria itu satu sekolah dengan mereka berdua saat SMA.

Kyungsoo penasaran dan bertanya siapa nama pria itu sembari meminum teh yang sudah dipesannya sedari tadi.

"Kris oppa.." Jawab Tao lantang.

Seketika teh yang sedang diminum Kyungsoo menyembur keluar dari mulutnya, karena terkejut mendengar nama itu, Luhan hanya terdiam mematung dan juga terlihat sangat terkejut mendengar jawaban Tao.

Tao bingung melihat tingkah laku kedua sahabatnya itu.

Kyungsoo kemudian berkata bahwa ia tidak mengenal orang itu, begitu juga Luhan yang berpura-pura tidak tahu sesuai dengan aba-aba dan perkataan yang Kyungsoo lontarkan sebelumnya.

Setelah itu Kyungsoo menyuruh Luhan untuk segera pergi karena katanya ia akan berangkat ke Busan.

"Baiklah aku pergi dulu, nanti aku bawakan oleh-oleh." Ujar Luhan kepada Kyungsoo dan Tao.

Luhan pun berpamitan dan segera pergi menuju kereta tujuan Busan.

.

.

.

.

Dilain sisi Sehun dan Chanyeol sedang membeli dua tiket kereta menuju Busan di loket.

"Tolong dua tiket ke Busan." Ujar Sehun kepada wanita penjaga loket.

"Apakah kau semalam tidur dengannya?" Tanya Chanyeol secara terang-terangan mengenai wanita yang semalem Sehun kencani.

"Ada dua tiket, namun tempat duduknya terpisah." Sela wanita di loket tersebut.

"Ya, tidak apa-apa." Jawab Sehun.

"Jadi kau menidurinya atau tidak?" Tanya Chanyeol lagi, Sehun tersenyum dan masih tak menjawab pertanyaannya.

Wanita penjaga loket tersebut memandang kedua nya dengan mata yang sinis karena percakapan itu yang dilakukan di depan umum.

"Tempat duduknya juga berbeda gerbong." Lanjut wanita bermata sinis itu kembali menyela pembicaraan keduanya.

"Baiklah tidak apa-apa."

"Jadi bagaimana? Kau tidur dengannya atau tidak?" Chanyeol semakin penasaran.

"Sepertinya kau tertarik padanya?" Ledek Sehun tanpa menjawab.

"Tidak juga, aku hanya bertanya." Chanyeol pun menyangkal pertanyaan Sehun, namun ekspresinya berbanding terbalik dengan jawabannya.

"Ini dua tiketnya." Ucap wanita itu seraya memberikan tiketnya.

"Terima kasih banyak Ji Soo-Sii." Sehun mengambil tiket nya sembari mengucapkan nama wanita itu yang tertera pada name tag nya dan tersenyum dengan tampan lalu berjalan pergi.

Seketika ekspresi sinis yang daritadi di tunjukkan wanita itu hilang dan berganti dengan senyuman lebar yang disebabkan oleh ulah menggoda Sehun yang membuatnya tersanjung.

Karena hal itu Chanyeol berusaha meniru cara yang dilakukan Sehun dan menyebutkan kembali nama wanita itu, bukan mendapatkan senyuman sama seperti yang Sehun dapatkan, namun ternyata tak sesuai yang dipikirkan, wanita itu menunjukkan ekspresi kesal saat Chanyeol yang melakukannya.

Chanyeol berjalan cepat menyusul Sehun dan melakukan protes, menurutnya kenapa apapun yang Sehun lakukan akan berjalan lancar dan baik, sedangkan apapun yang ia kerjakan malah terjadi sebaliknya, Sehun tersenyum tidak menanggapi dan hanya mendengarkan celotehan seniornya itu.

Sambil berjalan menuju peron, Chanyeol membuka koran yang sebelumnya ia beli dan membaca zodiak hari itu seraya berjalan turun dari eskalator, zodiaknya mengatakan "Kembalilah, jika tidak mau mengalami kesulitan."

"Aish selalu saja tidak baik, baiklah selanjutnya zodiakmu Hun."

Zodiak Sehun mengatakan sebaliknya, bahwa Sehun akan mendapatkan kesempatan besar dalam hidupnya hari ini.

"Aku yakin ini soal Jong Dae, kita akan mendapatkan kesempatan besar darinya hari ini." Ujar Chanyeol bersemangat, untuk kesekian kalinya Sehun hanya tersenyum dan bersikap tampak dingin melihat tingkah berlebihan Chanyeol.

Namun tetap tidak lengkap bagi Chanyeol jika tanpa mengeluhkan segala keberuntungan yang Sehun miliki.

Sesaat sebelum sampai di lantai peron Sehun memasukkan gelas kopi nya yang sudah kosong ke dalam tong sampah yang berada di dekat eskalator dari jarak jauh, Sehun memasukkan nya dengan pose seorang pebasket hebat dan tentu saja langsung masuk.

Chanyeol mencoba meniru lagi yang Sehun lakukan, namun gagal, gelasnya malah terjatuh diluar tong sampah dan menimbulkan kekotoran, bibi yang membersihkan area itu hanya membelalakan mata nya kepada Chanyeol karena memergoki ia membuang sampah sembarangan, dengan wajah takut, Chanyeol mengambil kembali gelas itu, membuangnya dengan benar lalu meminta maaf dan berlari menyusul Sehun.

Luhan sudah lebih dulu masuk dan mencari tempat duduknya didalam kereta, begitu juga Sehun yang baru saja sampai di peron dan segera masuk kedalam kereta lalu memberikan tiket tempat duduk untuk Chanyeol karena mereka berbeda gerbong, setelah Luhan menemukan tempatnya ia langsung duduk, tak lama setelah itu Luhan mendapatkan pesan dari Kyungsoo yang berisi.

"Kau tidak apa-apa?"

"Apanya?" Jawab Luhan.

"Bukankah Kris cinta pertamamu?"

Luhan terlihat panik karena perkataan Kyungsoo.

"Kau bilang padanya?"

"Tidak, apakah perlu aku bilang?"

"Jangan..!, kau akan mati jika kau bilang padanya."

"Dia tidak bilang apa-apa saat putus dulu, kenapa sekarang dia akan menikah begitu saja?"

"Itu kan takdir mereka."

Luhan menyudahi balasan pesan itu.

Ia merasa pagi harinya kali ini benar-benar berjalan sangat buruk dengan segala kejadian menyedihkan yang ia alami.

Saat suasana hatinya sedang tak menentu, seorang pria sudah duduk disampingnya dan memberikan senyuman, pria itu adalah Sehun, namun Luhan merasa tidak nyaman karena ada seorang pria yang harus duduk berdampingan dengannya, sesekali ia akan menggeser badannya agar tak bersentuhan dengan Sehun. Kereta mulai berjalan, selama keberangkatan Luhan hanya terus menatap keluar jendela kereta dan memandangi keadaan diluar, Sehun menjadi penasaran dan mencoba melihat keluar juga sembari mendekatkan wajah nya dengan wajah luhan yang sedang menghadap keluar menyamakan pandangannya dan menggoda wanita cantik itu.

"Apakah ada yang menarik diluar sana?, dari tadi kau hanya memandang keluar." Ucap Sehun jahil.

Luhan hanya terlihat semakin risih dengan kejahilan Sehun dan tak menjawab.

Sehun hanya kembali tersenyum dan mencoba mengambil sandwich yang ada di dalam tasnya.

Sehun membagi sandwich itu dengan Luhan, awalnya Luhan menolak namun Sehun memaksa dan pada akhirnya ia menerima pemberian Sehun.

Luhan berusaha makan seanggun mungkin dan Sehun hanya memandanginya lucu.

"Mau pergi kemana?" Tanya Sehun sembari mengunyah makanannya.

"Busan."

"Sendiri?"

"Ya.." Luhan mengangguk.

"Aku juga."

"Mungkin ini yang dinamakan takdir." Lanjut Sehun.

"Bukankah lebih pantas jika disebut kebetulan?" Jawab Luhan.

Sehabis mengatakan itu, Luhan tersedak dan membuatnya batuk karena berbicara saat sedang mengunyah makanan.

Kebetulan ada bibi penjual minuman melewati kursi Sehun dan Luhan.

Sehun bertanya kepada bibi itu, apakah ada tissue.

Namun bibi itu menjawab tidak ada, Luhan menanyakan susu pisang namun tidak ada juga, kopi susu juga tidak ada, lalu Luhan menyondongkan tubuhnya melewati Sehun kearah rak minuman yang dibawa bibi itu untuk mencari-cari minuman yang ada.

Saat dirinya di sibukkan dengan minuman, ponselnya berdering dan tertera nama oppa pada layarnya, Luhan tidak menyadari telepon itu hingga Sehun yang memberitahu nya , Luhan senang dengan telepon itu ia segera ingin mengangkat teleponnya dan menjawab di tempat lain.

Saat ia ingin bangun dari kursi duduknya dan melewati Sehun, Luhan terjatuh dipangkuan Sehun, bokongnya menyentuh tepat diatas paha Sehun, ia terdorong oleh bibi dan rak minuman yang sedang didorong, sejujurnya bibi itu sengaja melakukannya karena kesal dengan Luhan yang tidak jadi membeli minumannya, Luhan berdiri kembali, wajahnya terlihat canggung dan malu, ia berusaha memanggil bibi itu lagi, namun malah diacuhkan.

Sehun yang menerima sentuhan itu tentu saja tersenyum senang. Luhan lalu berjalan ke pojok gerbongnya untuk mengangkat telepon dari kekasihnya itu, Luhan bercerita banyak mengenai segala kejadian yang terjadi padanya hari ini, namun kekasihnya menyela pembicaraan Luhan, ia meminta Luhan untuk membelikannya laptop baru, ekspresi Luhan berubah menjadi sedih dan berkata bahwa ia tidak bisa membelikannya hari ini karena ada perjalanan bisnis ke Busan.

"Ah, baiklah kalau begitu." Jawab kekasihnya dan langsung mengakhiri percakapan mereka di telepon. Luhan hanya menghela nafas berat saat bertepatan kereta sedang berhenti di stasiun lain dan pintu terbuka.

Sementara itu, Sehun menggunakan kesempatan berhentinya kereta, untuk turun dan membeli minuman di minimarket.

Kereta kembali berjalan. Di depan Luhan saat ini tersedia sebotol susu pisang. Hal itu membuat Luhan terkejut, sedangkan Sehun hanya tersenyum manis. Luhan bertanya apa maksud Sehun memberikannya susu pisang.

"Ini apa maksudnya?" Ketus Luhan.

"Kenapa? Tidak Boleh?"

"Aku sudah punya pacar."

"Ahhh…ya, aku mengerti." Jawab Sehun.

Sehun mulai menutup matanya untuk tidur selama perjalanan, karena itu Luhan memberanikan dirinya untuk mengambil minuman pemberian Sehun dan meminumnya, berhubung dirinya juga belum meminum apapun sedari tadi. Namun ternyata Sehun hanya berpura-pura tertidur.

"Akhirnya kau minum juga setelah mengatakan tadi. Apakah ini artinya tidak apa-apa denganku? atau, tidak juga ya?" Tanya Sehun.

"Tentu saja tetap tidak!" Luhan meninggikan suaranya dan mengembalikan susu pisang yang telah diminumnya kepada Sehun.

"Tidak apa-apa, minum saja, lagipula aku menyukaimu, apalagi sentuhan tadi…." Sehun menyentuh pahanya yang tadi tersentuh oleh bokong Luhan dengan ekspresi menggoda.

Luhan terlihat kesal dan merasa kepanasan, ia mengipas-ngipaskan dirinya dengan tangan. Sehun tersenyum puas karena telah berhasil menggoda Luhan.

Setelah itu Luhan ingin meluruskan semuanya, ia menjelaskan kalau ia tidak suka dengan pria yang berbicara terlalu blak-blakan seperti Sehun.

"Ah..jadi sebenarnya bukan karena kekasihmu, tapi karena aku bukan tipemu?? Baiklah… aku suka kejujuranmu." Balas Sehun tersenyum menyeringai.

"Jadi sekarang aku akan langsung bicara terang-terangan padamu."

"Hari ini…Kalau kau setuju...aku ingin tidur denganmu."

Luhan tak bisa berkata apa-apa lagi setelah mendengar perkataan yang terlontar langsung dari mulut Sehun. Dengan cepat Luhan melirik ke segala arah untuk mencari tempat duduk yang kosong. Sehun hanya merasa tersentuh saat melihat reaksi Luhan yang seperti itu. Luhan tak ingin membiarkan percakapan ini berlanjut, ia memilih untuk pindah tempat duduk. Tapi belum lama ia duduk sudah ada penumpang lain yang mengusirnya karena itu tempat duduk mereka. Hal itu terus terjadi, setiap tempat duduk yang Luhan duduki sudah mempunyai penumpangnya sendiri. Sehun kembali tersenyum meledek saat melihat tingkah laku lucu Luhan yang berpindah-pindah. Sampai pada akhirnya Luhan harus duduk bersebelahan dengan tiga orang preman berbadan besar, karena merasa takut, mau tak mau Luhan harus kembali ketempat duduknya semula.

Dengan yakin Luhan membuat perjanjian terlebih dahulu dengan Sehun, tak boleh ada yang bicara sampai stasiun tujuan akhir, yaitu Busan. Sehun setuju dengan perjanjian itu, namun ia menambahkan, siapapun yang pertama kali mengajak bicara, harus mentraktir makan. Luhan hanya diam dan langsung menatap keluar jendela, menandakan jika ia setuju. Tak lama seseorang menelepon Luhan, ia ingin mengangkatnya, namun karena perjanjian sebelumnya yang tidak membiarkan berbicara satu sama lain, ia hanya menyenggol kaki Sehun untuk minggir dulu karena ia ingin keluar. Tapi Sehun terus menggodanya, ia menggunakan bahasa isyarat kalau Luhan harus bicara terlebih dulu baru ia akan minggir. Luhan semakin kesal dengan kelakuan Sehun ini, Sehun kembali tersenyum puas melihat wajah kesal Luhan, lalu menggeser kakinya agar Luhan bisa lewat.

Luhan mengangkat telepon dari Kyungsoo. Kabar akan menikahnya Tao membuyarkan semua prediksi Kyungsoo, Ia kira diantara mereka bertiga Luhan lah yang akan terlebih dulu menikah, karena sejak kuliah dulu Luhan adalah wanita yang paling banyak dikejar-kejar oleh pria satu kampus.

"Hey…Jangan bahas itu lagi, Sekarangpun masih banyak pria yang mengejarku." Balas Luhan.

Kyungsoo hanya tertawa mengejek. Luhan mengatakan jika ia serius.

"Bahkan, Pria yang duduk disampingku saat ini mengajakku untuk tidur bersama."

Kyungsoo kembali tidak percaya dengan ucapan Luhan. Tiba-tiba saja kereta mengalami kerusakan yang mengharuskan untuk berhenti mendadak, hampir saja Luhan terjatuh karena kejadian itu. Luhan menutup teleponnya dan beranjak kembali ke tempat duduknya, tanpa sengaja ia mendengar percakapan Sehun di telepon dengan seseorang yang membicarakan Jong Dae. Tentu saja itu membuat Luhan penasaran, apakah pria itu mengenal Jong Dae?. Ia ingin mengkonfirmasi kembali pada Sehun, apakah Jong Dae yang dibicarakan Sehun adalah pebasket Kim Jong Dae yang juga sedang ia cari saat ini. Luhan kembali duduk di kursinya, begitu juga Sehun yang kembali duduk dengan wajah kesal.

"Maaf…"

Sehun tersenyum kembali karenanya dan berkata "Kau mau mentraktir aku makanan?"

"Kim Jong Dae yang kau sebut tadi, si pemain basket Kim Jong dae itu bukan?"

Sehun belum mau menjawab, ia terus mengatakan "Akhirnya kau traktir aku makan??"

"Kau mau bertemu Kim Jong Dae di Busan?" Tanya Luhan yang masih penasaran dengan jawaban Sehun.

"Makan??!"

"Baiklah..iyaa..iyaa…" Dengan berat Luhan mengiyakan perkataan Sehun.

"Oke, traktir aku makan kan?" Sehun merasa senang.

.

.

.

Kini Luhan sudah mendapatkan kartu nama Sehun, ia menghubungi Baekhyun untuk memastikan identitas Sehun. Baekhyun mengatakan kalau agensi Sehun dan kontaknya sama. Baekhyun malah terdengar sangat senang dengan berita ini, ia bertanya dimana Luhan bisa bertemu dengan Sehun. Luhan langsung menutup sambungan teleponnya. Sehun juga baru saja selesai menelpon, ia memperoleh informasi kalau mereka ada di stasiun Miryang sekarang dan ia mengajak Luhan untuk turun.

"Disini?" Tanya Luhan bingung.

"Kau kan mau minta tanda tangan Jong Dae, bukankah itu penting? kita turun disini lalu mencari alternatif lain untuk cepat sampai tujuan."

Luhan masih terlihat bingung, Sehun yang sedang terburu-buru mengira kalau Luhan tidak begitu menginginkan tanda tangan Jong Dae, akhirnya ia memutuskan untuk turun duluan.

"Baiklah, sampai bertemu lagi, jika itu takdir kita." Sehun pergi meninggalkan Luhan.

Luhan ingin mencegahnya namun ragu, kemudian ia mengambil tasnya di bagasi atas tempat duduk, dan tak lama Sehun berbalik kembali untuk menarik Luhan turun bersamanya. Luhan mengikuti Sehun berjalan menyusuri rel kereta, tapi ia kesulitan berjalan karena menggunakan sepatu hak yang terlalu tinggi. Luhan juga masih belum yakin dapat bertemu dengan Jong Dae atau tidak jika ia mengikuti Sehun seperti ini. Sedangkan Sehun sangat yakin, mereka akan bertemu dengan Jong Dae. Tanpa disadari Chanyeol masih berada didalam toilet kereta saat berhenti dan tak tahu keadaan yang sedang terjadi, Sehun pun tak ingat jika tadi ia berangkat bersama Chanyeol, yang lebih Sial, tissue toilet yang ada didalam hanya tersisa satu lembar, karenanya Chanyeol harus menggunakan tissue itu seefektif mungkin.

Setelah menunggu cukup lama kereta akhirnya kembali berjalan. Luhan yang sudah berada diluar juga melihat jika kereta sudah berjalan kembali, namun sudah dipastikan ia tak akan bisa mengejarnya, karenanya ia merasa menyesal sudah mengikuti Sehun turun, orang asing yang baru saja bertemu dengannya, bahkan Sehun saja belum tahu namanya.

.

.

.

TBC

.

.

.

Hayoo... Siapa yang udah pernah nonton kmovie Mood of The Day? Pasti tau deh jalan ceritanya bakal kaya apa hahaha.., btw aku suka banget sama film ini, aku rekomendasiin banget deh pokoknya buat kalian pencinta film2 korea, dan saking suka nya sampe aku remake ke fanfic HunHan gini...

And... Pemain utama prianya pun mirip banget Sehun loh haha...ceweknya juga segemes Luhan.

Semoga kalian suka yaa remake an ku ini...

Ini sengaja aku buat chapter biar kalian penasaran dan greget bacanya (buat yg belum nonton filmnya, dan yg udah nonton diem2 aja yaa). Ngga banyak kok chap nya, tenang aja.

Anyway,...

Jangan lupa review nya, kritik dan saran kalian bakal membangun aku banget. (?)

Untuk yang lagi nunggu lanjutan dua story aku sebelum ini sabar menunggu yaa, semua masih dalam proses kok, mumpung ini lg fresh aja jadi semangat deh bikin story baru nya.

THANKS A LOT BUAT TEH PRINCEPINK YANG UDAH BANTU BUATIN COVERNYA..LOVE U..

Dah itu aja cuap2 nyaa...

Love u all

Xoxo