**UPDATE CHAPTER 6**
•
Genre: action, adventure, crime, fantasy,drama,romance and etc.
Pairing: ?
Summary:
Cerita dua bersaudara yang hidup bersama. Dua orang kakak dan adik,masalalu yang kelam telah membuat mereka menjadi penjahat dengan ranking S.
–||–
Dont like dont read
–||–
Happy reading
X
Naruto: the Tell a Two Brothers
By Rainkerz®
•
Happy Reading
CHAPTER SEBELUMNYA:
Sasuke hanya diam ditempat, dia mengepalkan tangan dan menggertakan giginya.
"Sial!" ucapnya pelan.
CHAPTER 6: Let's Begin
Sudah tujuh hari Naruto dan Menma berada di Hidden Leaf Academy, tapi selama tujuh hari itu belum ada perkembangan sama sekali tentang misi mereka. Alasannya tak lain adalah ya...karena mereka belum melakukan penyelidikan.
Kenapa? Bukan karena Naruto tidak mau atau bagaimana, tapi karena Menma, Menma? Ya Menma. Sejak bertemu dengan Hyuga Hinata empat hari yang lalu, Menma seakan lupa dengan tujuannya datang kesini.
Selama empat hari itu, hubungan mereka sangat dekat seperti sepasang kekasih, walaupun sebenarnya mereka baru saling kenal. Dan itu semakin membuat Naruto muak sekaligus malas untuk menjalankan misi ini.
Naruto pun harus terpaksa berbohong pada Yahiko saat ditanyai tentang perkembangan misi mereka, dengan alasan belum ada yang mencurigakan atau semua masih seperti biasa, padahal dia ataupun Menma sama sekali belum bergerak.
Naruto menutup mata dan menghela nafas, mencoba mengurangi beban pikiran yang sedang dia tanggung saat ini.
Naruto perlahan membuka mata dengan posisi masih berbaring diranjang kamar asramanya. Naruto kembali mengingat ngingat kejadian empat hari yang lalu, saat dia dan adiknya bertemu dan menolong seorang gadis Hyuga.
Flashback On
Malam itu disebuah kota yang merupakan satu satunya kota di Konohagakure dan juga sekaligus ibu kota negara ini, yaitu Hidden Leaf City.
Naruto dan Menma terlihag berjalan beriringan ditrotoar jalanan HLC. Mereka baru selesai berkeliling kota dan membeli beberapa barang, dan kini mereka dalam perjalanan kembali keasrama mereka.
Jika ada yang bertanya bagaimana bisa...maka jawabannya adalah...
...karena peraturan Hidden Leaf Academy berbeda dengan sekolah sekolah lain, secara HLA adalah sekolah terbaik di Konohagakure. Peraturan itu adalah sebuah kebebasan pada para muridnya untuk keluar dari lingkungan sekolah walaupun tidak dalam misi... Dengan catatan harus setelah jam pelajaran selesai, tepatnya jam empat sore dan dengan tambahan harus sudah kembali keasrama sebelum jam sembilan malam. Peraturan ini pulalah yang menjadi alasan kenapa banyak orang yang ingin sekolah disini.
Masih berjalan dengan santai sambil menikmati angin malam yang berhembus, Naruto mulai membicarakan tentang misi mereka yang hanya dibalas dengan 'terserah' ataupun 'baiklah' oleh Menma, ditambah dengan sedikit ocehan yang tidak penting dan beberapa protesan Menma.
Langkah Naruto dan Menma terhenti dipersimpangan jalan karena mendengar teriakan minta tolong. Mencoba mengabaikan teriakan yang dianggap tidak penting itu, Naruto kembali berjalan hendak melanjutkan perjalannya.
"Oi nii-san...bukankah kau juga mendengarnya huh?" seru Menma yang mulai kesal dengan sikap acuh tak acuh kakaknya.
Naruto menghentikan langkahnya yang baru berjalan 3 meter dari tempatnya semula. Menoleh dan menatap malas adiknya seraya berkata "Lalu...apa urusannya denganku?"
"Ck, terserah kau lah.."
Selesai berkata Menma segera berlari meninggalkan Naruto yang menatap kepergiannya dengan datar. Dia berlari menuju jalan kecil yang berada tak jauh dibelakangnya, berhenti disebuah gang kecil dan gelap diujung jalan itu.
Dari mulut gang terlihat sekelompok lelaki berpakaian serba hitam yang jumlahnya kira kira sepuluh orang yang sedang berdiri mengelilingi sesuatu diujung gang, samar samar kembali terdengar suara teriakan minta tolong dari kumpulan lelaki itu.
Menma melangkahkan kakinya maju kekerumunan orang disana, mencoba memastikan benar tidaknya suara teriakan yang didengarnya.
"Ehem...maaf ossan sekalian..." kata Menma yang haya berjarak lima meter dari kerumunan itu.
Otomatis ucapan Menma menarik perhatian orang orang disana dan membuat mereka membuka sedikit ruang yang memperlihatkan sosok yang berada ditengah kumpulan orang itu.
Menma terkejut melihat sosok wanita disana, meskipun wajahnya tidak terlihat karena kepalanya yang tengah tertunduk, Menma tetap yakin hanya dari melihat bayangannya saja.
"Wah..wah...wah..ada saksi mata rupanya..." kata salah satu orang yang maju kedepan mendekati Menma, dan membuat jarak diantara keduanya hanya terpaut 2 meter. Dari kelihatannya dia adalah pimpinan kelompok itu.
"Sebaiknya kau segera pergi bocah...kalau kau masih sayang nyawamu..." lanjut sosok itu ditambah sebuah seringaian diwajahnya.
"Heh...jangan meremehkanku paman... Orang orang pengecut seperti kalian tidak akan bisa mengalahkan aku..." ucap Menma membalas perkataan sang pemimpin kelompok brandalan itu tanpa ada rasa takut sedikit pun.
Merasa diremehkan, dia segera menyuruh anak buahnya untuk segera menyerang Menma. "Cih...sombong sekali kau... Cepat habisi bocah sialan itu.."
Kesembilan anak buahnya maju menyerang Menma bersamaan, mereka mengelilingi Menma mencoba membuatnya bingung.
Lima orang maju terlebih dulu, mereka mencoba menyerang Menma.
DUAKH...BRUKK..BUKH...BRAKK...BREKK
Kelima orang itu gagal menyerang Menma, malah mereka harus menerima rasa sakit karena dipukuli kemudian dibanting hingga menghancurkan kotak kayu oleh Menma.
Melihat lima orang temannya jatuh tersungkur, empat orang lainnya kembali maju mencoba menyerang Menma, kali ini bersamaan.
DUAKH..BRUKK...BRAKK..BREKK...
Namun hasilnya nihil, mereka berempat tetap menerima pukulan,tendagan, dan bantingan dari Menma. Hingga kesembilan orang itu terkapar ditanah tak berdaya.
Melihat semua anak buahnya telah dikalahkan, orang yang tadi berkata dengan sombongnya pada Menma kini ketakutan dan mencoba kabur dari Menma.
Menma tentu tidak membiarkannya begitu saja, dia segera melesat dengan kecepatan yang luar biasa dan menendang kuat punggung sosok itu hingga membuatnya jatuh tersungkur dan pingsan seketika.
Melihat semua lawannya sudah kalah, Menma mengalihkan pandangannya kesosok gadis yang tengah terduduk lemas ditanah dengan baju yang berantakan.
Menma berjalan perlahan menuju posisi gadis itu terduduk, merasa ada yang mendekat gadis itu mendongakan kepala menatap kedatangan Menma dengan penuh rasa takut, saat Menma balik menatap dirinya, buru buru ia tundukan kepalanya menghindari tatapan itu.
Menma menaikan sebelas alisnya melihat kelakuan gadis asing didepannya, berjongkok dan menatap gadis didepannya dengan tatapan bingung.
"Um..kau tidak apa apa kan? Siapa namamu? Dan bisa kau jelaskan apa yang terjadi padaku?"
Gadis yang ditanya hanya diam setia dengan posisi kepala tertunduk yang sedari tadi ia lakukan. Merasa diabaikan, Menma menghembuskan nafas dan berkata "Hah...kau tidak perlu khawatir...aku bukan orang jahat..."
Masih dengan kepala tertunduk, gadis itu mulai menjawab pelan rentetan pertanyaan Menma yang diajukan padanya dua menit yang lalu. "Na-namaku Hyuga Hinata... Aku baik baik saja...dan aku ingin di-diperkosa oleh orang orang tadi..." kalimat terakhir yang ia ucapkan terdengar pilu diikuti air mata yang mulai menetes dari kelopak matanya.
Menma yang merasa iba dengan nasib gadis didepannya, menggerakan tangan kanannya untuk mendongakan dengan halus kepala Hinata.
Sekarang terlihatlah rupa Hinata secara jelas karena tersinari cahaya bulan purnama malam itu, wajah cantik putih yang sedikit dinodai dengan air mata yang mengalir, rambut indigo dengan poni hingga bagian atas matanya yang tersibak kekiri dan kekakanan , dan sepasang mata seindah bulan yang seakan menghipnotis Menma.
Shapire biru dan mata lavender saling bertemu pandang, keduanya masih bertatapan sekian menit lamanya, hingga akhirnya sebuah suara mengganggku acara romantis itu.
"Ehem..."
Menma dan Hinata menoleh keasal suara, dimulut gang terlihat Naruto yang tengah menatap datar aktivitas kedua insan itu. Hinata segera mengalihkan pandangannya kearah lain, begitu juga dengan Menma, beberapa detik kemudian Menma kembali menatap manik lavender Hinata
"E..baiklah Hinata-chan... Aku harus pergi dulu... Dan e..jaga dirimu baik baik...sampai jumpa.." ucap Menma lembut yang sedikit gugup dan canggung, kemudian berdiri dan berjalan menghampiri Naruto yang sudah menunggunya.
Tanpa Menma ketahui, panggilan dengan sufix channya pada Hinata telah membuat kedua pipi Hinata memerah tersipu malu. Hinata kemudian mengarahkan matanya menatap kepergian Menma bersama Naruto, sebelum mereka benar benar menghilang dari pandangannya.
Dan dari situlah hubungan Uzumaki Menma dan Hyuga Hinata semakin dekat, terlebih lagi setelah mengetahui fakta yang mengejutkan Menma, yaitu Hinata satu sekolah dengannya.
Flashback Off
Naruto kembali memejamkan matanya disertai hembusan nafas, dia menyesali perbuatannya yang membiarkan adiknya menolong Hyuga Hinata. Kalau tahu seperti ini jadinya lebih baik dia cegah adiknya dan membiarkan Hyuga Hinata diperkosa, toh dia dan adiknya juga tidak kenal dan tidak ada hubungannya dengan gadis itu.
Tapi semua itu sudah terlambat, nasi sudah menjadi bubur, tidak ada gunanya lagi menyesali hal yang telah terjadi.
Menyadari kalau yang tengah ia lakukan ini sia sia dan membuang waktu, Naruto segera membuka mata, duduk diranjang dan memikirkan rencana untuk menjalankan misinya.
Terlintaslah sebuah cara dikepala Naruto, mengangguk ngangguk ditambah dengan sebuah senyum simpul dibibirnya.
Naruto berjalan kelemari disudut kamar dan mengambil sebuah jaket hodie hitam lengkap dengan sebuah topeng rubah berwarna putih yang dibelinya saat berkeliling kota bersama Menma 4 hari yang lalu.
"Sempurna.." gumamnya pelan.
Naruto kini mengenakan seragam sekolahnya seperti biasa, hanya saja ditambah dengan jaket hitam dan topeng putih.
Berkaca dicermin kecil dibagian pintu almari, Naruto terlihat cukup puas dengan penampilannya kali ini "Bagus juga..." Naruto kembali bergumam.
Kembali membuka lemari dan menyari sesuatu, kali ini dibagian atas. Tanganya meraih sebuah kunai yang menjadi peninggalan sang ayah. Menatap sebentar kunai meliknya, Naruto kembali meletakan kunai itu didalam almari dan menutupnya.
'Lebih baik aku tinggal disini saja, jaga jaga kalau hal gawat terjadi..' batin Naruto.
CLEK...
Terdengar suar pintu terbuka yang secara otomatis menarik perhatian Naruto ontuk menoleh keasal suara.
Naruto hanya menatap datar sosok Menma yang saat ini sedang berdiri didepan pintu kamar dengan wajah sumringah tapi juga diiringi ekspresi wajah bingung yang terpampang jelas disana.
Menma menyipitkan matanya melihat sosok yang dianggap asing baginya, menutup pintu dan mulai berjalan mendekati sosok asing yang tidak ia sadari adalah kakaknya, Naruto.
"Oi...siapa kau teme? Dimana Naruto-nii? Dan apa yang kau lakukan padanya?"
Shock. Itulah yang dirasakan Naruto saat ini, dia mengutuk kebodohan adiknya yang sudah mecapai tingkatan para dewa, bagaimana bisa adiknya sendiri tidak mengenali dirinya hanya karena dia memakai sebuah topeng? Pertanyaan itulah yang ada dibenaknya sekarang.
Menepuk pelan jidatnya atau jidat yang ditutupi oleh topeng, Naruto perlahan membuka sedikit topengnya menampakan separuh wajahnya saja.
"Ini aku...baka..." berkata dengan tatapan datar dan hanya dibalas dengan mulut Menma yang membentuk huruf 'O', kemudian mulai berjalan mendekati Naruto.
"Lalu apa yang ka-"
"Sudahlah jangan banyak bicara... Cepat pakai pakaian yang kau beli dikota beberapa hari yang lalu, kita akan melaksanakan misi kita ini..." ucap Naruto memotong pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut adiknya. Kembali menutup sempurna wajahnya dengan topengnya, Naruto berdiri menyandar ditembok menunggu Menma memakai pakaiannya.
Selesai, semua sudah siap. Hanya tinggal melakukan eksekusinya saja.
Naruto dan Menma saling menatap kemudian mengangguk bersamaan, sepersekian detik kemudian mereka langsung menghilang bagai angin yang tak terlihat.
Ruang kepala sekolah... Itulah tempat tujuan Naruto dan Menma, tempat itu merupakan tempat yang sangat sempurna untuk menyimpan berkas berkas penting dan rahasia.. Seperti dokumen rahasia pemerintah, berkas berkas tentang penyerangan Amegakure, itulah yang Naruto pikirkan.
Berada di dalam saluran udara diatas ruangan itu adalah Naruto dan Menma. Melihat kekiri dan kekanan melalui penutup yang berlubang, membuat Naruto menaikan satu alisnya karena tidak ada satu orang pun didalam sana, kecuali mereka berdua.
"Aneh... Tidak ada orang disini..." gumam Naruto pelan yang didengar oleh Menma "Tentu saja...para guru sedang rapat, jadi wajar kalau disini tidak ada orang.." jawab Menma setelahnya.
Naruto mengangguk mengerti, kemudian membuka penutup itu dengan hati hati hingga hanya menimbulkan sedikit suara. Dia kemudian memusatkan chakra ditangan kanannya dan melemparkan chakre angin miliknya keempat arah yang berbeda dan mengenai empat kamera CCTV yang terpasang disudut ruangan, membuat keempatnya jatuh dan pecah karena menghantam lantai.
Melihat keadaan sudah aman, Naruto segera meloncat turun memasuki ruangan dan diikuti Menma yang mengekor dibelakang.
Ruangan itu tampak sangat rapi dan tertata, buku buku diletakan didalam rak dan diurutkan sesuai abjad, lantainya juga sangat bersih dan mengkilat.
Berjalan perlahan mendekati meja sang kepala sekolah, Naruto mulai membuka loker dibawah meja itu, mencoba mencari berkas yang menjadi tujuannya kemari, atau setidaknya bukti maupun petunjuk tentang misi yang diberikan padanya.
"Menma..dari pada kau diam saja, lebih baik kau kunci pintu itu..." ucap Naruto sesaat sebelum tangannya memiak miak dokumen yang ada didalam rak kecil itu.
Menma hanya patuh dan langsung berjalan menuju pintu, mengunci pintu itu seperti perintah sang kakak.
Beralih ke Naruto yang belum menemukan satu dokumen pun yang terkait dengan misinya, dia memutuskan berhenti dan berfikir sebentar "Bukankah ini terlalu mudah untuk sekolah sekelas Hidden Leaf Academy.."
Menma menatap bingung Naruto, tidak biasanya kakaknya ini melamun. Dengan langkah pelan Mema mulai mendekati Naruto, saat jarak mereka hanya tinggal tiga meter kaki Menma seperti menyentuh benda kasat mata, dan membuat benda itu sekilas bercahaya kemudian menghilang didetik berikutnya.
Naruto menyadari ada sesuatu yang mengganggu pikirannya menoleh bingung.
Tiba tiba saja muncul ratusan cahaya merah yag ternyata adalah sinar laser yang mengarah pada tubuh mereka berdua. Mereka saling berpandangan bingung "Eh?" ucap keduanya bersamaan sebelum terdengar bunyi alarm keras ditambah suara pintu yang didobrak dari luar yang membuat mereka panik.
Menma berlari tak karuan kesana kemari seperti orang gila, sedangkan Naruto segera mememegang erat Menma dan langsung menghilang menggukan hiraisin kunai yang dia letakan dikamarnya.
...xxXxx...
Sejak peristiwa penyusupan dikantor kepala sekolah Hidden Leaf Academy tadi pagi, penjagaan langsung diperketat dan terlihat sejumlah elite mercenery dari Konohagakure Mercenery Comite sedang melakukan penyelidikan tentang kasus tersebut.
Disisi lain para murid juga heboh membicarakan berita tersebut, oh maaf ralat...semua murid kecuali yang satu ini yang tak lain adalah salah satu dari pelaku penyusupan, Uzumak Naruto.
Dengan langkah santai Naruto berjalan menyusuri halaman belakang menuju tempat biasanya dia berbaring, bawah pohon sakura.
Berjalan dengan santai dan tatapan datar lurus kedepan menjadikannya tampak cool, dan itu cukup untuk membuat beberapa gadi berteriak histeris memanggil namanya. Tapi... Naruto tidak peduli.
Raut wajah kesal terpampang jelas diwajah Naruto, dia masih memikirkan peristiwa tadi pagi yang membuat misinya berantakan, dan dia mengutuk Menma atas semua itu.
Sebuah kaleng bekas minuman bersoda menghalangi jalannya, menatap malas kaleng itu kemudian menendangnya sekeras mungkin. Membuatnya terpental jauh kedepan.
TAKK...
"Aduh.!"
Kaleng yang ditendang Naruto mengenai kepala seorang gadis berambut pirang panjang sepunggung, dia menoleh kebelakang, menggunakan manik lavender pucat miliknya untuk mencoba mencari sosok sang pelaku.
"Siapa yang berani melakukan ini padaku..?" teriak gadis itu sambil memegangi kepalanya dengan mata celingak celinguk kesegala arah.
Matanya terhenti pada sosok Naruto yang berjalan kearahnya. Secara tiba tiba instingnya mengatakan jika Naruto adalah pelaku pelemparan kaleng itu. Tanpa menunggu waktu lama gadis itu mendekati Naruto yang juga tengah berjalan kearahnya.
Gadis pirang itu berhenti didepan Naruto dan menatap tajam shapire biru Naruto yang hanya dibalas tatapan datar dan malas olehnya.
"Kau..!" seru sang gadis pirang kali ini dengan mata mendelik.
Naruto mengangkat sebelah alisnya merasa ada yang janggal dengan sikap gadis didepannya. "Ada apa e... nona? Apa ada yang bisa kubantu..?" tanya Naruto mencoba bersikap ramah pada sosok didepannya.
Bukannya menjawab dengan lembut, gadis didepannya malah membentak Naruto "Kau pasti yang melempar kaleng sialan ini kekepalaku kan..!?" dengan mata semain mendelik dan tangan meremas kaleng yang ditendang Naruto tadi.
'Oh sial... Apa ini karma ya?' batin Naruto mengutuk nasibnya sendiri yang begitu sial hari ini.
"E.. Maaf maaf.. Aku tak sengaja menendangnya dan..." menggantungkan kalimatnya sebentar "...mengenai kepalamu... Maaf sekali lagi aku minta maaf..." lanjutnya dengan sedikit gugup sambil menggaruk belakang kepala yang tidak gatal.
"Dasar...kau tidak tahu siapa aku hah..!? Aku adalah Akimiya Shion putri tunggal Miko tertinggi negri iblis, dan yang paling penting aku adalah murid kelas dua paling cantik dan populer disekolah ini..." Naruto hanya menutup telinganya menggunakan kedua tangannya mendengar beberapa ocehan tidak penting Shion selanjutnya "...kau mengerti huh..!?" ucap Shion diakhir ocehannya masih dengan mendelik kepada Naruto.
Mendengar celotehan tidak berguna gadis pirang bernama Shion itu selesai, Naruto kembali membuka telinganya dan menjawab pertanyaan Shion tadi dengan mengangkat kedua bahunya. Satu detik kemudian, Naruto berjalan pergi melewati Shion yang mematung ditempat dan menganga dengan tidak elitnya karena tidak diperdulikan Naruto.
"Sejak aku lahir hingga sekarang, belum pernah ada yang berani bersikap seperti itu padaku. Belum ada dan tidak akan pernah ada sampai kapanpun..!" umpat Shion dalam hati dengan menatap tajam punggung Naruto yang mulai menjauh.
"Lihat saja kepala durian..! Aku akan membuatmu menyesali perbuatanmu iniii..!" teriak Shion sekeras kerasnya yang mengundang pandangan para murid disekitarnya. Naruto hanya membalas dengan lambaian tangan tanpa menoleh sebelum akhirnya benar benar menghilang dari pandangan Shion.
•
To be Continue...
•
Hallo gaes.. Maaf kalo agak lama updatenya hehe...soalnya lagi males ngetik walaupun udah ada ide hehe...
Dan maaf kalo chap ini pendek dan berbelit belit..
Ok sekian
See You Next Chap...
Please Review