I Hate My Sajangnim! © Imorz

EXO © SM Entertainment

Warning: typo(s), ooc, boss!au, mature content, slash, shonen-ai

Summary: Pilih mana, bekerja dibawah bos yang kekanakkan atau memiliki pacar bertipe S? Malang sekali, Baekhyun justru mendapatkan keduanya.


1New Sajangnim


Sekitar 3 tahun yang lalu, Baekhyun berhasil mendapatkan pekerjaannya menjadi pegawai reguler di perusahaan terkemuka milik keluarga Park. Ia senang sekali ketika mendapatkan pemberitahuan dari kantor bahwa dia lulus interview. Selain gajihnya yang besar, harga dirinya pun naik drastis karena ia bekerja di perusahaan ternama, mirip-mirip jadi anggota boyband.

Semua teman-temannya bertanya padanya bagaimana caranya dia bisa berhasil bekerja di sana dan Baekhyun hanya bilang bahwa kau harus jadi dirimu sendiri. Mereka yang bertanya lantas tepuk dahi.

Hanya menjadi pegawai reguler saja, Baekhyun sudah bisa membelikan rumah baru untuk Ibu dan Kakaknya. Keluarganya tentu sangat amat bangga dengan si bungsu. Sering kali pamer ke tetangga, mendadak mereka menjadi ria.

Baekhyun tidak ambil pusing, asal keluarganya bahagia, ia akan tetap bekerja sepenuh hati. Bahkan, Baekhyun rela menjomblo bertahun-tahun demi memenuhi ambisinya. Dia sudah meyakini bahwa pacar itu hanya mitos. Pacar itu semacam merek pasta gigi terbaru. Tidak penting.

Sehari-harinya, Baekhyun akan berangkat pukul setengah tujuh pagi, menaiki commuter line, bekerja dengan giat dan pulang sekitar jam 7 malam. Di kantor, Baekhyun terkenal sebagai pegawai yang tekun. Ia selalu fokus dengan pekerjaannya dan hasil yang ia kerjakan selalu berbuah sempurna.

Teman-temannya di kantor mengenal Baekhyun sebagai sosok yang ramah, disiplin serta gigih. Ia tidak sombong dengan pencapaiannya, Kakak dan Ibunya saja yang begitu.

Baekhyun lulus dari perguruan tinggi dengan IPK membanggakan, memiliki sertifikat ahli di bidang bahasa Inggris, Jepang, Mandarin serta Komputer. Sang Kakak dan Ibu semakin menggeliat bangga.

Fyi, Ibu Baekhyun sampai saat ini masih mencoba mengingat-ingat sewaktu mengandung Baekhyun, ia tengah mengidam apa.

Semua kehebatan anak bungsu keluarga Byun ini tidak luput dari mata elang sang pimpinan. Melihat hasil kerjanya yang sempurna, Baekhyun lambat laun dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.

Perlahan, waktu demi waktu, akhirnya ia pun resmi dinobatkan menjajaki jabatan sekretaris utama. Bukan main sang Ibu senangnya.

Tepatnya 6 bulan yang lalu, Baekhyun tidak lagi memakai tali ber-id card yang biasa pakai. Seluruh pegawai tercengang kagum dan memberinya selamat.

Kemudian semua berubah ketika sang bos mulai ikut senam zumba seminggu yang lalu.

Berawal dari seseorang bernama Kim Jongin dari bagian pemasaran mengeluarkan kalimat pedas bernada: "Pak, perut bapak gembul, ya!"

Bagai tersambar petir, tuan Park langsung saja mencari inisiatif meluruskan niatnya untuk diet dan berolahraga. Namun beliau lupa satu hal.

"B-Baka! Aku hanya beda 30 tahun darimu, Baekhyun! Lagian itu hanya angka! Aku yakin wajahku masih lebih kawaii daripada kau!"

Kemudian beliau encok dan nada bicaranya persis seperti dilanda sakaratul maut. Baekhyun berumur 25, by the way.

Akibat dari kegiatan ekstrim itulah selama seminggu ini kursi pimpinan perusahaan sama sekali tidak diisi. Ah, tapi Baekhyun dan pegawai yang lain sering iseng duduk-duduk di sana dan memparodikan beliau. Kurang ajar memang.

Lalu, pada hari ini, sebuah kejadian besar terjadi di perusahaan tersebut. Sebuah pengumuman langsung dari titah sang tuan Park menggemparkan seisi gedung.

Pimpinan perusahan PARK: NUTRITION AND SUPLEMENT digantikan oleh anak kedua tuan Park.

Baekhyun cemas , ia akan segera bekerja di bawah tangan seseorang yang baru, seseorang yang belum ia ketahui asal usulnya. Memikirkan apakah ia bisa bekerja sama dengan anak tuan Park atau tidak menjadi masalah utamanya saat ini.

Seseorang segera mengambil tindakan, ia membuka situs pencarian dan melacak secara detail keluarga Park.

"Namanya Park Chanyeol!"

Sontak yang lain menggerubungi pelaku, berusaha melihat ke layar monitor.

"Apa?! Dia lulusan perguruan tinggi terbeken di Jerman?!"

"Dia menjuarai Turnamen Taekwondo tingkat nasional saat SMA! Dia juga pandai catur!"

"Dan tenis!"

"Aku merinding melihat record rapotnya. Dia ini makan apa sih sampai bisa sepintar itu?!"

"Kenapa kalian malah melihat bakatnya? Lihat, tingginya 185 cm!"

"ASTAGA, DIA BERFOTO BERSAMA YURI SNSD!"

"Itu ... kakaknya."

"Dia juga tampan."

Semua orang kemudian menatap tajam pada dia yang berkata terakhir.

"Apa? Aku tidak boleh ikut berkomentar gitu?" Baekhyun membela diri.

"Kami tahu dia tampan," ucap mereka serempak. "Itu hal yang umum."

Akhirnya, Baekhyun memisahkan diri dari kawanan hewan buas yang haus akan Park Chanyeol. Ia duduk disembarang kursi kemudian memeriksa ponselnya.

Kebetulan sekali saat ada email masuk dari pimpinan terdahulu.

Iris Baekhyun membundar. Ia berdiri dan memerintahkan seluruh teman-temannya tadi untuk bersiap akan kedatangan bos yang baru. Mendadak gedung berubah chaos.

Seperti mimpi buruk, suara dari sepatu yang berjalan ke arah ruangan mereka berkumpul terkesan begitu dramatis. Slow motion dan ruangan mendadak beraura suram. Jongin diam-diam menahan kencing.

Mereka berdiri di pinggir dengan memberi ruang di depan mereka agar dia bisa lewat menuju ruang pimpinan langsung. Baekhyun sendiri berdiri di samping pintu ruang pimpinan. Semua orang terkena doki-doki berjamaah.

Pintu itu terbuka. Oksigen seakan sirna dan bunyi dari ketukan sepatu itu semakin nyaring.

Park Chanyeol kemudian berjalan dengan wibawanya diikuti seseorang dibelakangnya. Ia melewati para pegawai yang bermuka kaku (dan tegang) dengan santainya. Kedua tangannya bersembunyi dibalik saku celana.

Ia lalu berhenti di samping Baekhyun dan tiba-tiba berbalik badan. Kemudian kepalanya saling berhantup dengan seseorang yang berjalan di belakangnya.

"Aduh! Sehun, sudah kubilang jaga jarak!"

Pria yang diteriaki Sehun itu lalu membungkuk meminta maaf, "Maafkan aku, hyung."

Atmosfir tegang itu luntur seketika. Para pegawai beserta Baekhyun memasang raut muka penuh tanda tanya pada orang tersebut, sedangkan Chanyeol sendiri masih mengaduhi keningnya. Sehun segera melipir ke sisi kiri Chanyeol.

"Err ... baiklah! Mulai hari ini, perusahaan ini akan berada dibawah tanggung jawabku! Namaku Park Chanyeol, anak kedua bos kalian yang sebelumnya. Cita-citaku adalah menjadi pengangguran tapi menghasilkan uang dan makanan favoritku mi instan cup. Karena ayah yang memintaku untuk menjadi pimpinan perusahaan ini, maka aku harus melaksanakan titahnya meskipun sebenarnya aku tidak ikhlas. Oke, ada pertanyaan?"

Tidak ada yang menyahut. Suara jangkrik terdengar sangat nyaring saat ini.

"Kalau begitu aku anggap tidak ada. Karena aku adalah sajangnim kalian yang baru, maka akan ada peraturan yang baru juga.

"Pegawai laki-laki bisa memanggilku brother. Pegawai perempuan harus memanggilku darling. Pegawai yang merasa gender-nya setengah-setengah harus segera pergi dari sini!

"Setiap pagi, lagu Cheer Up harus dikumandangkan di setiap speaker. Kenapa? Karena aku ingin kita selalu semangat. Oh iya, sediakan selalu susu di mejaku dan jangan susu penambah tinggi badan, jangan. Siangnya, putarkan lagu rock, agar kalian tidak mengantuk! Menjelang pulang, peluklah rekan terdekat kalian masing-masing agar kasih sayang selalu terjalin.

"Sampai disini, ada pertanyaan?"

Masih belum ada yang bersuara. Kecuali Jongin yang sedang menahan tawa (dan kencing).

"Baiklah! Kita mulai pekerjaan kita hari ini." Chanyeol kemudian meniti satu persatu wajah pegawainya.

"Yang berada di urutan kedua, ketiga, kelima, ketujuh dan kedelapan, kemari."

Pegawai yang ditunjuk tadi pun sontak mendekat pada si pimpinan baru.

"Perkenalkan diri kalian masing-masing, mulai dari yang paling pojok."

"N-Nama saya Hani, pak! Dari bagian pemasaran!"

"Nama saya Jongin. Saya juga dari bagian pemasaran, menjabat sebagai manager."

"Nama saya Chanwoo, pak. Saya dari bagian pendanaan."

"Nama saya Luhan. Saya manager produksi."

"Saya Jongdae. Saya hanya manusia biasa, pak!"

Telunjuk yang terangkat, mulut yang sudah terbuka, Chanyeol ingin sekali menendang pegawai yang memperkenalkan diri terakhir. Tapi dia mengurungkannya.

"Aku kan sudah bilang, panggil aku brother atau darling. Jangan panggil aku pak atau bapak. Aku masih 25!"

Hal tersebut lantas menarik perhatian Baekhyun. "Tuan masih berumur 25? Saya kira sudah 30-an."

Chanyeol kemudian membatu.

"SEHUN! ADA ORANG YANG MENGIRA AKU 30-AN! AKU TIDAK MAU TAHU! SEHABIS INI AKU HARUS PERAWATAN!"

"Yes, sir!"

Baekhyun pun menyesali ucapannya.

"Oh ya, kau siapa dan menjabat sebagai apa?" tanya Chanyeol mendadak.

Segera saja Baekhyun membungkuk hormat, "Nama saya Byun Baekhyun. Saya sekretaris utama perusahaan. Senang bertemu dengan anda."

"Heee, kau sekretarisku ya. Aku kira tadi tukang catering."

Mana ada tukang catering berpakaian jas formal seharga i-phone dan sepatu mengkilat sekilat matahari? Mana ada tukang catering pakai jam tangan berlapis titanium dan parfum sewangi kasturi?

Ini jelas dia sedang balas dendam. Si Park Chanyeol ini balas dendam dengan Baekhyun karena sudah mengatainya pria berumur 30-an.

Heh, sayang sekali. Baekhyun itu orang yang penyabar. Bait murahan seperti itu tidak akan mempan padanya.

"Anu, b-brother?" Jongin tiba-tiba membuka mulut.

"Yes?"

"Maksud dari tugas hari ini apa, ya? Bukannya kami sudah tahu tugas kami masing-masing?"

Chanyeol membuat gestur 'no, no, no, you silly boy'.

"Karena ini hari pertama kalian bekerja denganku. Maka semua pekerjaan akan kita lakukan besok hari. Yang kita lakukan hari ini adalah—BERPESTA!"

Inner Baekhyun menangkap adanya ketidakwarasan dari bos barunya ini.

"Hani! Segera booking tempat tongkrongan untuk 100 orang. Kalau bisa yang lesehan. Setiap meja harus ada soju!"

Sontak Hani hormat layaknya militer, "B-Baik! D-Darling!"

Chanyeol beralih ke pegawai selanjutnya, "Jongin! Pastikan kau menyewa kaset musik! Genrenya dari trot sampai death metal!"

"Oke, brother!" Jongin langsung ngacir kabur.

"Chanwoo! Segera pergi ke minimarket dan beli ko—you know what i'm talking about."

"Kenapa aku? Kenapa tidak Jongin hyung?!" Protes Chanwoo yang permukaan wajahnya sudah seperti kepiting rebus.

"Karena kau yang paling muda, maka kau yang harus kami nistakan."

"A-Apa?!"

Beralih ke pegawai selanjutnya, "Luhan! Ajak Sehun berkeliling Seoul!"

"Kenapa?" jawab Luhan datar.

"Karena kami berdua sudah lama tidak berada di Seoul dan aku ingin bodyguard-ku hapal seluk beluk kota ini."

"Aku bukan bodyguard," protes Sehun namun sayang Chanyeol menghiraukannya. Ia pun mengikuti Luhan yang pergi keluar dan berjalan di belakangnya.

"Dan terakhir Jongdae! Bersiaplah untuk berpesta! Yay!"

"Eh? Aku tidak diberi tugas?"

"Tugasmu berpesta."

"Bukan, bukan. Maksudnya tugas seperti yang dilakukan Hani, Jongin, Chanwoo dan Luhan."

"Baiklah. Err ... tugas untukmu, apa ya? Oh, aku ada ide!"

Ia pun berbisik pada Jongdae.

"Kau ingin aku berkostum Doraemon?"

"Kau tidak mau?"

"AKAN KU LAKUKAN, SIR!"

Lalu lima orang yang diberi mandat tadi sudah hilang menjalankan tugasnya masing-masing.

"Oke, mari kita berangkat!"

Kantor pun berubah sunyi. Gedung berubah seperti kota mati. Selesai teriakan Chanyeol tadi, seluruh pegawainya berhamburan keluar.

Penghuni yang tersisa hanyalah Baekhyun. Teronggok seperti terong penyakitan.

"Tunggu," ujar Baekhyun dalam hati.

"Tunggu dulu," ujar Baekhyun dalam hati.

"TUNGGU SEBENTAAAARR!"

Teriak Baekhyun sendirian di dalam gedung yang sudah musnah penduduknya.

.

.

.

Continued.


a/n: Sayang sekali, respon untuk FFF jauh dibawah ekspektasi Imorz. Maka Imorz memutuskan untuk menggantinya dengan IHMS ini. Tadinya ingin make kata boss untuk judul, tapi karena dilihat-lihat udah banyak yang make judul begitu, maka digantilah jadi sajangnim. Length-nya gak banyak-banyak, cuma kisaran 1k-2k dan akan ada beberapa chapter yang akan memakai rating-M.

Segini dulu, jangan lupa penuhin kolom review ya! Terima kasih!