Just
Cast : NCT Dream and TFboys etc
Main Pairing : MarkMin, KaiYuan, NoRen
Slight : -
I hope you like it. If you don't like the cast, don't read. Murni dari otak gua sendiri, bukan hasil plagiat atau semacamnya.
.
.
.
Shanghai, Beijing
Lobby di gedung mewah itu terlihat sangat ramai oleh para tamu yang hadir dengan balutan formal mereka masing-masing. Di tengah-tengah kesibukan para tamu, tampak seorang remaja 15 tahun diam-diam memisahkan dirinya dari keramaian. Lalu membuka salah satu pintu belakang ruangan yang sangat sepi. Memastikan tidak ada satupun orang yang melihatnya, remaja tersebut langsung berlari menuju tepi pantai yang berada di dekat gedung mewah tersebut.
Sambil berlari, ia kembali menoleh ke belakang memastikan lagi tidak ada yang melihatnya. Ya, dia berusaha kabur dari acara tersebut. Acara yang diselenggarakan oleh Ayahnya untuk menyambut cabang baru perusahaannya yang baru saja dibangun di Shanghai serta menjalin kerja sama dengan rekan kerjanya yang lain.
Sebut namanya Junkai. Wang Junkai. Remaja yang berusaha kabur dari acara itu. Mungkin tidak perlu lagi menjelaskan mengapa ia kabur. Logika saja, ia tidak menyukai suasana di acara itu. Apalagi mengingat Ayahnya yang sangat menginginkannya untuk mempelajari hal-hal berbau bisnis seperti itu.
Oh Tuhan. Ia mempunyai impiannya sendiri, yaitu menjadi musisi terkenal. Mengapa Ayahnya tidak mendukungnya saja? Bukankah sesuatu yang dipaksakan tidak akan berhasil ujungnya? Apakah dia benar?
"Aduh"
Junkai dengan reflek memegang kedua lengan orang yang tidak sengaja ditabraknya.
"Duìbùqǐ" Junkai menatap orang itu. Seorang remaja lelaki yang sepertinya seumuran dengannya. Sama memakai setelan jas seperti yang ia kenakan. Mungkin dia juga salah satu tamu di acara Ayahnya.
"Tidak apa-apa" orang itu tersenyum. Menampakkan gigi gingsulnya yang manis.
Junkai sedikit terpana dengan lelaki di depannya. Ia memiliki senyum yang manis dan… hangat? Ya, menurutnya.
Kesadaran Junkai kembali dan ia melepaskan tangannya dari lengan lelaki di depannya saat lelaki itu merogoh saku jasnya untuk mengambil ponselnya yang bordering.
"Ne Appa" Junkai menatap orang itu dengan dahi berkerut. Ia sedikit asing dengan bahasa yang digunakan orang tersebut. Selama beberapa detik Junkai hanya diam menatap dan mendengar orang di depannya berbicara di telfonnya dengan bahasa asing.
"Arraseo" orang itu mengakhiri panggilannya dan kembali memasukkan ponselnya ke saku.
"saya permisi dulu, gege," dia membungkuk hormat dan hendak meninggalkan Junkai, namun Junkai menahannya.
"boleh tahu namamu?"
"oh nama saya Huang Renjun," orang yang memperkenalkan dirinya sebagai Renjun itu kembali membungkuk. Membuat Junkai tertawa kecil.
"jangan terlalu formal, Renjun. Dan kau orang Cina?"
Renjun mengangguk, "tapi aku sudah tinggal di Korea Selatan selama 6 tahun terakhir ini,"
Junkai mengangguk paham. Jadi bahasa yang digunakan Renjun tadi bahasa Korea.
"mau kembali ke gedung bersama, ge?" tawaran Renjun langsung membuat Junkai tersedak ludahnya sendiri. Ia sadar ia harus kabur dari acara itu. "tidak, kau duluan saja. Aku ada urusan mendadak. Selamat malam, Renjun," Junkai beranjak meninggalkan Renjun yang menatap kepergian Junkai dengan diam.
.
.
.
Junkai menutup telinganya dengan bantal. Tidur nyenyaknya tiba-tiba diusik dengan suara gedoran pintu dan teriakan dari luar. Junkai menggeram dan menatap jam yang berada di atas meja nakasnya.
Ini masih jam 2 pagi dan pintu kamar terus digedor membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang. Samar-samar Junkai mendengar suara Ayahnya. Oh ternyata Ayahnya pelakunya.
Junkai berjalan dengan gontai untuk membuka pintu kamarnya dan rambutnya yang kusut makin kusut saat ia mengacaknya dengan frustasi.
"Wèishéme?" Junkai langsung mengaduh saat kepalanya dipukul oleh Ayahnya dengan keras. Apa-apaan ini? Junkai mentap Ayahnya dengan pandangan kaget dan heran.
"kau bilang kenapa? Seharusnya aku yang bertanya! Kenapa kau kabur dari acara itu?!" bentak Ayah Junkai.
Junkai hanya diam. Dia menatap lantai dengan datar.
"kenapa tidak jawab ha? Kau mau menjadi pembangkang sekarang?" Ayah Junkai mendorong-dorong dahi Junkai yang tertutup poni dengan telunjuknya.
Junkai yang tidak terima dengan perlakuan Ayahnya, langsung memegang tangan Ayahnya, "apa Anda benar Ayah Saya?" Junkai bertanya dengan formal dan menatap mata Ayahnya dengan tajam.
"jangan mengalihkan pembicaraan Wang Junkai!"
"Saya tidak mengalihkan pembicaraan. Saya hanya bertanya." Junkai berbicara dengan nada dinginnya.
PLAK
Pipi Junkai terasa panas saat tangan besar itu menampar pipinya dengan telak. Dan disaat itu juga ia mendengar suara wanita yang memekik dengan suara tertahan. Pasti karena melihat Ayahnya menampar dirinya.
Oh iya, itu wanita yang menggantikan posisi Ibunya yang diceraikan Ayahnya kurang lebih setahun yang lalu. Maaf saja, ia sama sekali tidak mau memanggil wanita itu dengan Ibu. Ia tahu ibunya yang mana.
"ada apa ini? Kenapa kau menampar Junkai?" wanita tersebut bertanya dengan nada pelan dan memegang pundak Junkai, namun Junkai menepisnya.
"anak ini memang harus diberi pelajaran" setelah mengatakan kalimat itu, Ayah Junkai langsung beranjak pergi. Junkai menatap punggung Ayahnya lalu menatap wanita yang masih berdiri disebelahnya dengan dingin. Tanpa berkata apapun, Junkai kembali memasuki kamarnya dan menutup pintu dengan bantingan.
.
.
.
Seoul, Korea Selatan
Dengan earphone putih yang menyumpal kedua telinganya, siswa bername tag Lee Minhyung itu memasuki bus dengan santai dan memilih menduduki kursi paling belakang bus. Hari itu bus tidak terlalu ramai dan juga tidak terlalu sepi.
Minhyung yang lebih suka dipanggil Mark itu memandang keluar jendela sambil mengangguk-anggukan kepalanya mengikuti tempo musik yang sedang didengarnya.
Ia merasakan earphone sebelah kirinya dilepas. Mark langsung menoleh kepada sang pelaku. Tatapannya hanya datar namun ia membiarkan orang itu memakai sebelah earphonenya.
"Hyung selalu mendengarkan lagu ini ya?" pertanyaan itu hanya dijawab gumaman oleh Mark. Jaemin-nama anak itu-ikut memandang keluar jendela bus dan sesekali memperhatikan wajah Mark. Wajah seniornya ini memang sangat tampan apalagi dilihat dari dekat. Tidak salah banyak yang menyukainya.
Bus berhenti. Mark langsung berdiri dan menarik earphone miliknya sehingga terlepas dari telinga Jaemin dan melepas earphone yang dikenakannya lalu mengantongi benda tersebut. Ia jalan mendahului Jaemin. Jaemin dengan bergegas mengikuti langkah Mark.
Sengaja menjaga jarak di belakang Mark, Jaemin tidak mau kalau Mark merasa risih padanya. Namun, ia tidak bisa berhenti seperti ini kepada Mark. Ini sudah seperti… kebiasaanya?
Silahakan menganggapnya aneh. Tapi memang itu faktanya. Kebiasaan ini dimulai sekitar 3 minggu yang lalu. Dimana waktu itu Mark menyelamatkannya dari kelalaiannya yang tidak memperhatikan lampu pengguna jalan yang bewarna merah.
Dari sana. Dari sana Jaemin menyukai Mark dan ia begitu beruntung dan senang saat mengetahui bahwa Mark ternyata satu sekolah dengannya. Hanya saja beda angkatan. Mark adalah senior satu tingkat diatasnya.
"kau ingin mengikutiku sampai ke kelas?" suara Mark membuat Jaemin tesadar. Pipinya memanas saat menyadari ia berada di kawasan kelas 12.
"oh maafkan aku, hyung," Jaemin langsung membungkuk dan segera beranjak dari sana. Namun, sial baginya, ia menabrak seseorang dengan lumayan keras. Dan Jaemin mendengar orang itu mengaduh pelan.
"maaf," Jaemin kembali membungkuk kepada orang yang ia tabrak.
"Ya, tidak apa-apa," Jaemin mendongak untuk melihat siapa yang ditabraknya, lalu tersenyum canggung. Malu karena sudah menabrak orang tersebut. "hm, aku boleh minta tolong?"
Jaemin mengerutkan dahinya, "boleh, sunbae,"
"bisa tunjukkan dimana kantor guru?"
'oh siswa baru,' Jaemin melihat name tag siswa tersebut.
'Wang Junkai'
.
.
.
-TBC-
Udah lama hiatus akhirnya balik juga ke dunia per-fanfiction-an(?)
Ini ff ngalir gitu aja, entah kenapa jadi pengen bikin cast nya campuran member TFboys sama NCT dream. Bagi yang belum tau TFboys atau yang belum tau NCT dream bisa gugel lah ya hahah #kidding ^^v
Oya, ini cuma imajinasinya gua semata. Yang ngebayangin gimana kalo member TFboys sama NCT dream ketemu. #setdah
Maaf kalo pada gak suka ato jalan ceritanya terlalu pasaran dan abal-abalan :'
Udah ah nge curcolnya, ini ff pertama setelah berhiatus lama. So, kasih review ya mau dilanjut ato enggak. Anggap aja ini masih ff percobaan. Ntar kalo banyak ngerespon positif bakalan dipost lagi selanjutnya.
Salam ^^v