PLAY WITH ME

Cast : Kai, Sehun, Minho, Etc

Genre : Fantasy, Romance

Werewolf, Human.

Makasih untuk semua yang udah kasih review, follow n favoritin nih ff. Sedikit penjelasan ya, ff ini aku buat untuk project yang dibikin di grup pribadi aku n teman-teman yang lain. Disana bukan cast KaiHun yang aku pake tapi murni khayalan dalam artian para tokohnya ga di ambil dari karakter apapun. tapi karena ada permintaan dari kakak tersayang yang minta di bikinin menjadi versi KaiHun, jadilh aku publish disini dengan nama tokoh yang aku ubah menjadi kaihun. Nah, di grup para anggota termasuk pengurusnya memang semuanya pada bikin paling panjang 4 chapter untuk tema fantasy, termasuk ff aku ini. Makanya ff ini ga panjang dan end hanya sampai jongin klaim Sehun. maaf kalau mengecewakan, karena aku juga ga bisa janjiin sequel karena ga yakin bisa ngetik di sela-sela kesibukan dunia real.

Typo bertebaran

KaiHun Lovea

.

.

.

.

.

Jongin tersenyum miring ketika ia melepaskan ciumannya. "Siap untuk ke tahap selanjutnya, Oh Sehun?"

"Apa maksudmu?"

Jongin tersenyum miring, "Kau tau maksudku, Oh Sehun."

Sehun melepaskan tangannya yang semula melingkar di leher Jongin, ia menolehkan wajahnya ke samping. "Aku tidak mau."

"Oh ya?"

"Sekarang lebih baik kau bawa aku kembali ke tenda."

"Kau ingin aku melakukan di dalam tenda?" Jongin menarik keluar tangannya dari dalam celana Sehun dan memilih untuk melipat tangannya di dada.

"Kim Jongin..."

"Boleh aku katakan satu hal padamu Sehuna?"

"Apa itu?"

"Aku bisa merobohkan tenda dalam satu detik, kalau kita melakukan di dalam sana."

"Jongin... bukankah sudah aku katakan aku tidak mau." Membayangkan ia melakukan mating dengan Jongin, entah kenapa membuat Sehun merasa takut, bagaimana kalau Jongin tiba-tiba berubah menjadi serigala dan merobek lehernya dengan moncongnya itu atau yang lebih parah, ia akan menghancurkan holenya?

"Aku tak semengerikan itu Sehuna..."

Sehun menggeram, ia menatap Jongin dengan sengit, "Apa kau bisa membaca pikiranku?"

"Untuk saat ini jawabannya adalah ya."

"Apa aku harus berterima kasih? Kau membuatku tak perlu lagi mengungkapkan isi hatiku. Sekarang antar aku pulang, aku tak mau di sini. Kalau kau tak mau mengantarku, aku akan pulang sendiri."

"Silahkan saja kalau kau ingin tubuh seksimu itu di mangsa oleh serigala yang lain. Ah, ku rasa mereka akan sangat senang menyantapmu, apalagi begitu melihat bokong berlemakmu itu."

"Jongiiiinnn..." Sehun menghentakkan kakinya dengan kesal. "Aku tidak sedang ingin bercanda."

"Apa kau benar-benar ingin pulang?" kali ini Jongin terlihat lebih serius dari sebelumnya.

"Aku..." menatap mata Silver keunguan milik Jongin entah kenapa membuat hati Sehun menjadi ragu. "Aku... tak tahu."

"Kau ingin meninggalkanku?" Jongin maju semakin merapat di tubuh Sehun, hingga tubuh Sehun makin terhimpit di batang pohon di belakangnya.

Sehun hampir kehilangan fokus saat merasakan dada bidang Jongin menghimpit dadanya dan lengannya yang berotot itu kini sudah melingkari pinggangnya yang ramping. "Aku tidak tahu..."

Jongin mundur satu langkah, melepaskan pelukannya di pinggang Sehun dan secara tiba-tiba ia melepas kaos yang di pakainya. Sehun dapat melihat dada bidang dan berotot milik Jongin, ada tatto berbentuk simbol rumit di dada kirinya, juga perutnya yang kotak-kotak itu. Jongin melempar kaos itu ke tanah dan kembali menatap Sehun dengan intens.

Sehun merasakan rasa ketertarikan yang luar biasa pada tubuh Jongin, jantungnya berdetak cepat dan ia begitu ingin menyentuh perut Jongin. Namun rasa gengsi masih membuatnya bisa bertahan untuk tidak melakukan hal yang memalukan itu.

"Lakukan saja," ucap Jongin dengan suara parau.

"Apa?" tanya Sehun setengah berbisik.

"Kau ingin menyentuhnya kan?" Jongin meraih tangan Sehun yang lembut dan meletakkannya di perutnya yang keras.

Jantung Sehun makin berdetak kencang, dengan kondisi yang seperti ini, Sehun mendadak merasa suasana berubah menjadi lebih intim dan panas. "Jongin..."

"Aku milikmu Sehuna dan kau milikku."

"Ini gila, kita bahkan belum cukup umur," Sehun mati-matian berusaha mempertahankan pikirannya agar tetap jernih.

"Di dunia serigala, kau sudah sangat cukup umur Sehuna, lagi pula kau juga punya tubuh yang tak sesuai dengan umurmu, kau tahu, kau punya bokong berlemak yang..."

Plakkk

Sehun menampar Jongin menggunakan tangannya yang tidak menyentuh abs Jongin. "Jangan menghinaku."

Tamparan itu tidak keras dan Jongin tahu kalau Sehun tidak berniat untuk menyakitinya. Jadi ia hanya menyeringai, "Aku berkata yang sebenarnya Sehuna, tubuhmu sudah sangat matang dan menggiurkan."

"Jadi karena itu kau mengincarku untuk menjadi lunamu?"

"Tidak," Jongin menggelengkan kepalanya. Ia melepaskan jaket yang di pakai Sehun, melemparnya ke atas tanah dan kemudian merobek kaos yang dipakai namja manis itu hingga memperlihatkan dadanya yang mulus dan juga montok.

"Jongin..."

"Aku akan menunjukkan padamu kenapa aku memilihmu Sehuna," tanpa memberi kesempatan pada Sehun untuk bicara, Jongin memiringkan kepala Sehun hingga lehernya terekspos dengan jelas.

Dan sedetik kemudian jeritan Sehun terdengar, taring Jongin telah mengoyak kulit lehernya hingga terluka dan mengeluarkan darah. Sehun merasakan rasa sakit yang amat sangat, namun sedetik setetelah Jongin menyesap darahnya, rasa panas perlahan menjalar dari ujung jari kakinya dan terus naik ke seluruh tubuh dan kemudian berkumpul di bagian paling sensitifnya, menimbulkan perasaan tak nyaman. Kejantanan Sehun ereksi hanya karena hisapan Jongin di lehernya.

Jongin melepaskan hisapannya di leher Sehun, ia menjilat bekas gigitannya dan kemudian kembali menegakkan kepalanya. Menatap Sehun yang masih terengah-engah karena perbuatannya itu.

"Perhatikan dadamu Sehuna," bisik Jongin.

Sehun menunduk dan sesaat ia tertegun, melihat dada kirinya yang tadinya mulus kini sudah terdapat tanda yang sama dengan yang ada di dada kiri Jongin. "Ini..."

"Kalau kau hanya seorang manusia biasa, kau akan mati karena gigitanku. Dan tak akan mendapat tanda itu. Tapi karena kau adalah pasanganku yang sudah di pilihkan moon goddes untukku , kau tidak mati dan tanda itu muncul dengan sendirinya."

"Kau kurang ajar, kenapa kau memilihku un... mmmpphhh..." mata Sehun terbelalak, Jongin menciumnya. Sehun ingin memberontak, tapi Jongin menahan tangannya, dan mulutnya mencecap seluruh isi mulut Sehun, lidahnya dengan lihai bermain-main di dalam kehangatan mulut Sehun. ketika Jongin menghisap bibir bawahnya, seluruh amarah Sehun hilang, dan tergantikan dengan hasratnya yang membuncah.

Merasakan tak ada perlawanan lagi dari Sehun, Jongin melepaskan cekalan tangannya dan Sehun yang merasa tangannya sudah bebas langsung melingkarkan tangannya di leher Jongin dan membalas ciumannya. Sehun dapat merasakan Jongin yang tersenyum di sela-sela ciuman mereka.

"Ummhhh..." Sehun melenguh dalam ciumannya kala tangan Jongin menyusup masuk ke balik celana trainingnya dan langsung menangkup bokongnya yang berisi, meremasnya dengan keras.

Sehun melepaskan ciuman mereka, napasnya memburu saat ia menatap pada Jongin yang masih setia meremas remas bokongnya. Tangan Sehun masih di leher Jongin dan kening mereka bersentuhan.

"Aku takut..." bisik Sehun lirih.

Jongin menjilat bibir Sehun sebelum kemudian ia balas berbisik. "Aku menginginkanmu, dan kau tidak perlu takut, aku alphamu dan aku akan melindungimu. Kau tak akan terluka karenaku Sehuna, aku mencintaimu."

"Jongin..."

Sehun memejamkan matanya saat lagi-lagi Jongin menciumnya, kali ini lebih panas dan kasar. Puas dengan bibir Sehun, ciuman Jongin turun ke lehernya, menjilati sepanjang sisi leher Sehun yang mulus, menggigitnya dan kemudian menyesapnya dengan kuat. Sehun mengerang dan ia makin mendongakkan kepalanya, membebaskan Jongin untuk membuat karya yang lebih banyak di lehernya.

Sesaat Jongin berhenti untuk melepaskan kaos Sehun yang sudah robek dan melemparnya ke sembarang arah.

"Jongin." Sehun kembali mengerang saat Jongin menciumi lengannya.

Jongin yang tak tahan mendengar erangan Sehun, segera membungkam bibir merah membengkak itu dengan ciuman yang dalam dan langsung di balas oleh Sehun. Tangan Jongin kembali menyusup ke celana yang dipakai Sehun, menariknya turun hingga bokong dan juga kejantanannya terekspos. Perlahan tangan Jongin kembali naik ke atas dan meremas dengan kasar dada montok Sehun.

"Ternyata tak hanya bokongmu yang berlemak Sehuna, tapi dadamu juga..." Jongin yang sudah melepas ciumannya di bibir Sehun, langsung melahap salah satu nipple Sehun, menggigitnya dan kemudian menyesapnya dengan kuat, sesekali ia menarinya seakan menginginkan nipple Sehun untuk lepas dan hal ini membuat Sehun tak bisa menahan desahannya. Kakinya gemetar merasakan perasaan nikmat yang baru kali ini ia rasakan.

"Ahhh... Jongiiinnn..."

Jongin melepaskan kulumannya, mengecup tanda mate yang ada di dada Sehun dan kemudian berganti menyesap nipple sebelah kanan Sehun yang belum tersentuh.

Sehun membusungkan dadanya membiarkan Jongin menyusu dengan bebas di dadanya sementara tangannya tak henti meremas lembut pundak kekar Jongin. Mulut Jongin menyesap dada berisi Sehun, menjilat nipplenya dan kemudian menghisapnya dengan keras.

"Akhhh..." Sehun menjerit tertahan dan secara otomatis tangannya mencengkeram pundak Jongin dengan kuat saat namja itu menggigit nipplenya dengan keras. Jongin tak menghiraukan jeritan Sehun, ia tetap menghisap, menjilat, menggigit kedua nipple Sehun bergantian.

Tubuh Sehun menggelinjang saat Jongin dengan nakal meniup kedua nipplenya. Kejantanan Sehun semakin mengeras dan ia dapat merasakan kejantanan Jongin juga semakin mengeras di pahanya. Lidah Jongin turun ke perut datarnya, menjilatinya hingga menimbulkan jejak basah dan kemudian menggigitnya, menimbulkan tanda-tanda kemerahan di perut putih Sehun.

"Ahhh..." Sehun mendesah lembut saat Jongin menjilati pusarnya.

Jongin berhenti sejenak untuk menarik lepas celana Sehun yang masih tersangkut di pahanya. Ia membuka lebar paha Sehun dan kemudian menciuminya dengan lembut. Tangannya meraih kejantanan mungil Sehun dan mengocoknya perlahan. "Kau begitu cantik, Sehuna..."

"Ahhh..." Sehun tak menjawab, ia hanya terus mendesah, merasakan Jongin yang menggigit dan menyesap pahanya. Puas dengan paha Sehun, Jongin mengecup kejantanan Sehun dan mengulumnya dengan lembut.

Desahan Sehun semakin keras terdengar di tengah hutan yang sepi itu, dan Sehun merasa sedikit malu mendengar desahannya sendiri. Hingga ia menarik paksa kepala Jongin, dan kejantanannya terlepas dari kuluman Jongin. "Jonginie, aku..."

Jongin hanya menatap Sehun sekilas, sebelum dengan tiba-tiba ia membalik tubuh Sehun dan pantat penuh lemaknya itu tepat menghadap wajahnya. "Bokongmu memang yang terbaik, sayang."

Jongin meremas kuat bokong Sehun, kemudian menamparnya hingga bokong Sehun memerah karenanya.

"Jongin..." rintih Sehun pelan, merasakan bokongnya panas karena tamparan Jongin.

Jongin bergumam pelan sebelum mencium bokong Sehun, menjilat jejak kemerahan di sana, menggigitnya dan kemudian menyesapnya dengan kuat. Menambah jumlah kissmark yang ia buat di tubuh Sehun. Jongin membuka lebar belahan bokong Sehun dan menjilat hole kemerahan miliknya. Hanya sebentar karena setelah itu ia kembali menggigiti bokong kenyal Sehun dengan kuat, hingga Sehun menjerit merasakan sakit dan Jongin akan menenangkannya dengan hisapan lembut di bekas gigitannya.

Jongin menjauhkan wajahnya dan memperhatikan seluruh karyanya yang memenuhi setiap bagian bokong berlemak Sehun. Ia tersenyum, merasa puas dengan semua karyanya itu. Perlahan Jongin berdiri sejajar dengan Sehun, melepaskan celana miliknya sendiri hingga kini ia sama telanjangnya dengan Sehun.

"Sayang..."

Sehun menoleh ke samping dan Jongin langsung menyambutnya dengan sebuah ciuman lembut. Sementara jemari Jongin menyusup ke depan dan kembali mengocok kuat kejantanan tegang milik Sehun.

"Ahhh... Jongin..." Sehun mendesah lirih saat Jongin melepaskan ciumannya.

"Aku akan menandaimu sekarang, bersiaplah." Bisik Jongin. "Tetap pandang ke depan dan jangan menoleh ke belakang."

Sehun hanya mengangguk pasrah dan menuruti apa yang di katakan Jongin. tak ada gerakan apapun di belakangnya dan Sehun sedikit banyak merasa penasaran. Tapi rasa penasaran itu berubah menjadi rasa takut saat sesuatu yang berbulu mengurung tubuhnya, itu kaki depan serigala Jongin. dan Sehun hampir menjerit, namun ia menahannya karena Jongin telah memintanya untuk tidak menoleh ke belakang. Sehun menunduk, matanya terpejam saat merasakan bulu-bulu lembut mengelitik punggung telanjangnya, ada sesuatu yang melebarkan kakinya. Dan sesaat kemudian Sehun menjerit sekencang yang ia bisa saat merasakan sesuatu yang keras, besar dan panjang menerobos holenya tanpa peringatan, lehernya di gigit dan mata Sehun berkunang-kunang merasakan darah merembes keluar dari holenya membasahi pahanya dan juga darahnya dihisap lewat lehernya yang terluka karena gigitan.

"Akhh... Jongin..." Sehun merintih, kakinya lemas merasakan perasaan sakit, namun tubuh kuat serigala Jongin menopangnya hingga Sehun tidak sampai jatuh berlutut di tanah.

Ketika merasakan Sehun sudah lebih tenang, serigala Jongin kembali mendesak dan memulai gerakan pelan, memancing gairah Sehun yang sempat padam. Sehun kembali menjerit, namun tidak seperti yang pertama, kali ini ia menjerit karena serigala Jongin tepat mengenai titik spotnya.

"Jongin..." Sehun mendongak dan membiarkan serigala Jongin menghujam tubuhnya dengan kuat. Tak lama kemudian terjangan orgasme menghampiri Sehun di ikuti oleh serigala Jongin. Tubuh Sehun ambruk ke tanah, matanya terpejam karena kelelahan. Dan saat akhirnya Sehun membuka mata, bukan sosok serigala berbulu gold lagi yang ia lihat tapi sesosok tampan yang menjulang di atas tubuhnya.

"Jongin..."

"Apakah aku menyakitimu?" wajah Jongin terlihat begitu cemas.

"Kau melukaiku," gumam Sehun.

"Eohh..."

"Dengan milikmu yang sangat besar itu."

Jongin menyeringai, ia mencium pundak Sehun sebelum kemudian membopong tubuh Sehun menuju sebuah pohon yang tumbang dan mendudukkan tubuh Sehun yang telanjang di sana.

"Akhh..." Sehun meringis merasakan rasa sakit yang amat sangat di holenya.

"Sebentar," gumam Jongin, ia berlutut di hadapan Sehun, membuka lebar paha Sehun dan menyurukkan kepalanya di sana.

"Jongin, apa yang kau lakukan, akhh..." Sehun memejamkan matanya saat lidah Jongin menjilati darah yang masih sedikit mengalir di holenya sebelum kemudian menyembuhkan lukanya.

"Jongin..."

"Masih sakit?"

"Umm..." Sehun menunjuk ke arah lehernya yang terluka.

"Maaf... aku tak bisa menahannya, tubuhmu terlalu nikmat dan aku juga tidak tahu kalau proses mating akan semenyakitkan itu." Jongin menjilati leher Sehun yang terluka hingga luka itu hilang tak berbekas.

"Apa aku matemu sekarang?"

"Ya, apa kau suka?"

"Tidak."

"Ah, kau membuatku terluka," Jongin pura-pura sedih.

"Kau playboy."

"Tidak lagi sayangku..." Jongin menarik tubuh Sehun untuk duduk di pangkuannya.

"Aahhh..." Keduanya mendesah bersamaan saat kejantanan mereka bersentuhan.

Jongin menatap wajah sayu Sehun, menjilat bibirnya sebelum kemudian berbisik di telinga Sehun. "Mau melanjutkan denganku?"

"Kalau aku menolak, kau pasti akan tetap melakukannya," balas Sehun, ia melingkarkan tangannya di leher Jongin dan mengecup bibir Jongin.

Jongin tersenyum miring, "Kau menyukaiku kan?"

"Tidak," Sehun itu gengsinya terlalu tinggi dan Jongin mengetahuinya dengan sangat jelas.

"Benarkah?" jemari Jongin meremas dengan lembut bokong berlemak Sehun.

"Ah... iya..."

"Yakin?"

"Ummm.." Sehun mengeratkan pelukannya di leher Jongin saat merasakan satu jari Jongin mengelus bagian luar holenya.

"Katakan padaku, apa kau mencintaiku?" Jongin menunduk untuk mencium nipple Sehun.

"Ah, iya..."

"Iya apa Sehun?" tangan Jongin meremas kuat bokong Sehun.

"Aku mencintaimu, bodoh."

"Good..." Jongin mencium bibir Sehun, mengangkat bokong namja manis itu dan kemudian menghentaknya dengan kuat hingga kejantanannya melesak masuk ke dalam hole Sehun.

Sehun menjerit lagi dan tak sengaja menggigit bibir Jongin hingga berdarah. "Kau..." ucapnya dengan napas tersengal.

"Apa?"

"Milikmu itu besar bodoh, dan rasanya menyakitkan saat kau memasuki seperti itu..."

"Tapi kau menyukai milikku yang besar ini kan?" Jongin mengecup bibir Sehun lagi. "Saat kau ingin orgasme gigit leherku."

"Kenapa aku harus menggigitmu?"

"Proses mating tak akan sempurna sebelum aku memberikan darahku padamu."

"Tapi... aku kan bukan makhluk sepertimu."

"Lakukan saja Kim Sehun." Jongin mencengkeram pantat Sehun dan kemudian menaik turunkan tubuh namja cantik itu dengan cepat hingga tubuh Sehun tersentak-sentak.

Sehun membelitkan kakinya di pinggang Jongin, sementara ia membiarkan Jongin menaik turunkan tubuhnya. Jongin menghentakkan tubuh Sehun lebih kuat lagi, hingga kejantanannya semakin melesak masuk ke dalam hole Sehun dan Sehun mengerang dengan keras saat Jongin dengan sengaja memutar kejantanannya di dalam sana. Sehun merasa spotnya sudah membengkak di dalam sana karena tumbukan kejantanan Jongin yang begitu kuat dan terus menerus.

"Ahhh... Jongin..." Sehun mencium leher Jongin yang berkeringat dan kemudian menggigitnya. Saat ia menyesap darah Jongin, orgasmenya mengalir dengan deras membasahi perutnya dan juga perut Jongin.

Jongin sendiri terus menggerakkan tubuh Sehun dengan kuat, mengejar puncak yang sudah semakin dekat dan beberapa saat kemudian ia menarik kepala Sehun dari lehernya, mencium bibir Sehun yang masih berlumuran darahnya. Melumat dengan ganas sementara kejantanannya menyemburkan cairan orgasmenya, memenuhi hole Sehun dan sebagian yang tak tertampung merembes keluar dari sela-sela milikny yang masih tertanam di dalam hole Sehun membasahi paha dalam Sehun dan kemudian mengenangi batang pohon yang menjadi tempat mereka duduk.

"Aku lelah..." Sehun melepaskan ciumannya dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Jongin.

"Istirahatlah sebentar, setelah ini kita akan kembali ke tenda."

"Mereka pasti tengah mencari kita."

"Tidak..."

"Eoh, kenapa?"

"Kurasa jeritanmu tadi sudah menjadi tanda bagi mereka untuk meninggalkan hutan."

"Apa maksudmu?"

"Mereka tahu apa yang sedang kita lakukan dan tak ada seorangpun anggota pack yang berani mendekat saat tahu kalau alpha dan luna mereka sedang bercinta."

Wajah Sehun memerah begitu membayangkan kalau seluruh orang yang ada di tenda mengetahui perbuatan mereka, ia malu.

"Jongin... antar aku pulang..."

"Tak jadi ke tenda?"

"Tidak, aku malu..."

Jongin terkekeh pelan, kenapa harus malu, mereka pasti maklum kalau alphanya sedang mengklaim luna mereka."

"Yak, itu karena kau playboy makanya kau merasa tidak malu."

"Tapi kau mencintai aku yang playboy ini kan?"

"Tidak."

"Ah, sayang sekali sepertinya anak kita tidak akan merasakan kasih sayang yang utuh karena ibunya tidak mencintai ayahnya."

"Ehhh..." tangan Sehun secara refleks menyentuh perutnya. "Apa ada bayi di sini? Ah, maafkan aku... aku mencintai ayahmu, anakku... yang tadi hanya bercanda."

"Hahahaha..."

Jongin tak kuasa menahan tawanya mendengar ucapan Sehun. "Akhirnya kau mengakuinya."

"Kau menjebakku?" Sehun menatap marah pada Jongin. "Tak ada bayi di sini."

"Bukan tak ada, tapi belum. Aku sengaja menahannya karena ku pikir kau pasti belum ingin punya anak sebelum kita lulus sekolah."

Sehun menatap Jongin dengan pandangan tak terbaca. "Kau tahu Jongin, kau itu menyebalkan, playboy, kucel, dan suka seenaknya. Tapi di balik semua itu kau punya perhatian yang begitu besar."

Tatapan Jongin berubah serius, "Kau tahu seperti apa aku sebelumnya, tapi kau tetap tak menolak saat aku mengklaim tubuhmu. Dan aku tak tahu apakah aku harus merasa bahagia atau merasa bersalah karena itu. Aku memilikimu sebelum kau bisa meyakini hatimu sendiri apakah aku pantas untukmu."

Tangan Sehun mengelus tanda mate yang ada di dada kiri Jongin. "Ku rasa aku tidak akan menyesal bersamamu, kau sudah terikat denganku dan tak akan bisa selingkuh dariku."

Jongin tersenyum, "Tentu saja."

"Berjanjilah, tak ada yang boleh menyentuhmu seperti ini selain aku."

"Aku berjanji dan aku juga bersumpah untuk selalu menjagamu Sehuna." Jongin mengecup kening Sehun dengan lembut. "Kau tahu Sehuna, seorang werewolf akan setia dengan pasangannya sendiri, ia tak akan bisa hidup kalau pasangannya meninggalkannya."

"Benarkah, kalau begitu aku beruntung bisa bersamamu." Sehun mengecup bibir Jongin sekilas sebelum kembali menyandarkan kepalanya dengan nyaman di dada Jongin, menghiraukan milik Jongin yang kembali mengeras di bawah sana.

"Sehunie..."

"Hmmm..."

"Play with me again?"

Sehun tersenyum, matanya menatap penuh arti pada Jongin, yang membuat seringaian di bibir Jongin bertambah lebar. Tak perlu lewat kata-kata karena perasaan mereka yang sudah terhubung telah menjelaskan semuanya.

.

.

.

.

.

.

.

END

Akhirnya... bisa bernapas lega karena satu utang ff udah beres #plakk

Maaf banyak typo bertebaran dan mohon reviewnya untuk chapter ini ya.

Salam KaiHun Hardshipper

KaiHun Lovea