PLAY WITH ME

Cast : Kai, Sehun, Minho, Etc

Genre : Fantasy, Romance

Werewolf, Human.

Ini ff yang sama yang aku buat untuk project tema fantasy di grup. Berharap untuk project selanjutnya, temanya ga yang sulit-sulit lagi ya Momma, kasian yang baru belajar nulis pada kelimpungan #plakk nih ff untuk kak Juju Jongodult yang mau dibikin versi kaihunnya. Ga ada bedanya sih antara grup n ffn, tulisan aku tetap absurd n berantakan.

No Edit.

KaiHun Lovea

.

.

.

.

.

.

Setelah penantian selama lima minggu yang menyesakkan bagi seorang Sehun, karena kepergian sahabat yang diam-diam sangat ia cintai. Akhirnya Sehun bisa bernapas lega, karena orang itu sudah kembali. Sahabat baik sekaligus calon suami masa depan yang Sehun inginkan akan berada di sini lagi untuk menemaninya.

Namanya Choi Minho, dan Sehun sudah bersahabat dengannya sejak taman kanak-kanak, keduanya tak pernah terpisahkan, kecuali untuk beberapa jam saat keduanya harus memejamkan mata untuk tidur saat malam hari. Dan ini sedikit menyiksa Sehun, karena ia sungguh-sungguh ingin terus bersama dengan Minho, meskipun sahabatnya itu sama sekali tidak pernah menyadari perasaannya.

Mereka sering tidur bersama, dalam artian benar-benar tidur, dengan Minho yang berbaring di sampingnya, sedikit menjaga jarak. Dan Sehun frustasi, karena Minho bahkan tidak pernah memeluk atau menciumnya. Apa ia terlalu jelek, hingga Minho bahkan tidak pernah menganggapnya lebih dari seorang sahabat masa kecil?

Sehun rasa tidak, dengan rambut pirang dan poni yang tertata rapi membingkai wajah manis dan pipi yang chubby, Sehun bahkan sering dibilang terlihat lebih cantik dari pada seorang perempuan. Ia juga punya body yang seksi dan kaki jenjang yang akan membuat setiap perempuan menangis karena iri dengan kesempurnaan yang ia miliki. Dan entah itu kutukan atau apa, yang jelas meski semua orang memuja semua yang ada di dalam diri Sehun, Minho tetap tidak pernah meliriknya.

Bunyi bel yang berbunyi nyaring menyadarkan Sehun dari lamunan panjangnya tentang pria pujaannya. Dengan tergesa-gesa ia menyambar tas sekolahnya dan setengah berlari keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga dan bergegas ke depan untuk menemui orang yang membunyikan bel tadi.

Begitu pintu di buka, seraut wajah tampan dengan senyuman lebar langsung menyambutnya. Rambut cokelat berantakannya jatuh menutupi kening, dia memakai seragam sekolah yang bahkan beberapa kancingnya dibiarkan terbuka, menampilkan dada bidang yang terlihat begitu menggiurkan. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana panjangnya dan matanya lurus menatap Sehun.

"Aku tahu kalau kau pasti sangat merindukanku dan ingin memelukku sekarang."

Sehun mencibir, "Percaya diri sekali tuan Choi." Padahal dalam benaknya sendiri Sehun ingin menjerit mengatakan ya, tapi ia terlalu gengsi untuk mengatakannya langsung.

"Ayo berangkat nanti kita kesiangan." Ajak Minho, ia membalikkan badan tanpa berniat sedikitpun menyentuh Sehun.

"Baiklah."

Dengan itu keduanya berjalan beriringan keluar dari halaman rumah Sehun menuju terminal bus yang letaknya tak begitu jauh dari rumah mereka.

"Bagaimana kemahnya?" tanya Sehun memecah kebisuan.

"Sangat seru," mata Minho berbinar saat mengatakan itu. "Aku mendapat pengalaman baru dan ..."

"Dan apa?" Sehun tampak begitu penasaran.

Minho tersenyum sok misterius. "Kau akan mengetahuinya nanti saat kita tiba di sekolah."

"Ada apa sih, jangan membuatku penasaran."

"Justru itu yang aku inginkan, percayalah kau pasti juga akan senang begitu mengetahuinya."

Sehun memikirkan hal yang mungkin akan membuatnya senang, apakah itu artinya Minho akan menembaknya?

"Ku harap itu adalah ya."

Minho berdecak pelan. "Tentu saja, kau bilang kalau aku bahagia, maka kau akan bahagia juga. Oh ya, ku dengar dari Baekhyun, kau ikut klub yang sama denganku."

Sehun mengangguk.

"Sejak kapan putri tidur ini berminat dengan klub pecinta alam." Minho sengaja menggoda Sehun yang tampaknya masih terus kepikiran dengan ucapannya tadi.

"Yak, aku bukan putri tidur dan... aku ini seorang pria. Dasar bodoh." Sehun cemberut dan menghentakkan kakinya dengan kesal.

Minho hanya tertawa, namun sesaat kemudian raut wajahnya berubah serius. "Aku harap kau memikirkan ulang untuk ikut klub yang sama denganku. kau tahu kan siapa ketua klub pecinta alam?"

Sehun menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu."

"Mwoya, kau mendaftar untuk ikut klub tapi tidak tahu siapa ketuanya? Oh Sehun kau benar-benar sesuatu sekali."

Sehun nyengir, 'Aku kan ingin ikut hanya karena ada kau di sana' Ingin sekali rasanya Sehun mengatakan hal itu, tapi ia rasa, saatnya belum tepat. "Apakah dia tampan?"

"Lebih tampan aku tentunya."

Sehun mencibir, "wajah jelek begitu dibilang tampan."

"Kau tidak percaya?" Minho mendekatkan wajahnya hingga hidung keduanya hampir bersentuhan.

Sehun menelan ludahnya dengan gugup, apa Minho akan mengambil ciuman pertamanya sekarang? Tapi ia rasa Minho tak akan mungkin melakukan itu. Usia mereka masih enam belas tahun dan Minho pernah bilang padanya kalau ia tidak akan pernah berciuman hingga usianya mencapai tujuh belas tahun dan itu artinya beberapa bulan lagi.

"Lihat, kau kelihatan gugup, kau pasti gugup karena berdekatan dengan pria tampan sepertiku bukan?" Minho menyeringai.

"Yak, Minhooooo..." Sehun yang menyadari kalau niat Minho hanya menggodanya segera berlari untuk menyusul Minho yang sudah berlari menghindar lebih dulu.

"Hahaha... ayo tangkap aku Sehuna..." Seru Minho yang sudah naik ke dalam bus yang sedari tadi mereka tunggu.

Sehun hanya tersenyum tipis dan menaiki bus yang sama dengan Minho. Berharap setelah ini hubungan keduanya akan tetap sama seperti ini. Bebas, lepas, tanpa adanya campur tangan orang lain.

Namun sepertinya keinginan Sehun tidaklah akan tercapai karena begitu keduanya tiba di sekolah, terdengar pengumuman yang meminta seluruh anggota klub pecinta alam untuk berkumpul di aula.

"Ada apa ini?" Sehun menatap bingung pada Minho.

Namun Minho tidak menjawabnya, pria itu malah menepuk pundak Sehun dan mengatakan padanya untuk berangkat sendiri ke aula, karena ia harus menemui seseorang dulu.

Sehun tidak menanyakan siapakah orang itu, ia hanya menatap kepergian Minho dengan perasaan campur aduk.

"Hei, anggota baru ayo pergi ke aula bersamaku."

Sehun menoleh ke samping dan menemukan teman sebangkunya, Baekhyun yang juga anggota klub, memandangnya dengan cengiran lebar di wajah.

"Kenapa semua anggota di panggil?" tanya Sehun bingung, ia masih tidak beranjak dari tempatnya berdiri.

"Kau tidak tahu?"

"Tentang apa?"

"Sekolah kita akan mengadakan acara perkemahan lagi bulan depan."

"Lagi?' Dahi Sehun berkerut, kenapa kepala Sekolah memperbolehkan muridnya untuk sering berkeliaran di hutan sih.

"Iya, dan kali ini SMA Grover akan bergabung dengan SMA Montana, sekolah kita. katanya sih sebagai tanda perdamaian antara dua sekolah yang sering berselisih.

"Sampai sekarang aku tidak mengerti kenapa kedua sekolah ini sering sekali terlibat perkelahian."

Baekhyun memandang Sehun dengan tatapan miris, 'Kau tak mengerti Sehuna, karena kau hanya manusia biasa, tapi bagi kami perebutan kekuasaan itu biasa terjadi, dan aku bersyukur Alpha kami memenangkan perkelahian itu.'

"Ayo kita ke aula." Baekhyun menepuk pelan pundak Sehun, namun yang ditepuk masih juga tak bergeming dari tempatnya berdiri. "Yak, Oh Sehun, cepat seret pantat kelebihan lemakmu dari sini sebelum aku menendangnya."

Sehun mendelik kesal, namun tak urung ia melangkahkan kakinya menuju ke arah aula di ikuti oleh Baekhyun.

.

.

.

.

.

Lima belas menit sudah Sehun dan Baekhyun duduk di aula bersama dengan anggota klub yang lain, namun sampai detik ini, Sehun tak melihat seseorang yang memungkinkan untuk di sebut ketua.

"Baekkie, yang mana ketua kita?" bisik Sehun lirih.

"Ah, dia belum ada di sini, mungkin masih di ruangan kelasnya." Baekhyun mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru aula dan tidak menemukan sang ketua.

"Oh begitu," gumam Sehun. "Minho sepertinya juga belum datang."

"Minho?" Baekhyun menoleh pada Sehun. "kau mencari Minho?"

Sehun mengangguk.

"Dia sudah ada di sini. Tuh di pojok sebelah kanan."

Sehun mengikuti arah petunjuk Baekhyun dan jantungnya serasa berhenti melihat Minho yang tengah merangkul seorang laki-laki berwajah manis. Keduanya asyik bercanda hingga tak menyadari kalau Sehun tengah menatap mereka.

"Ah, yang baru jadian memang selalu mesra ya."

Sehun menoleh cepat pada Baekhyun. "Apa maksudmu? Dia pacar Minho?"

Baekhyun mengangguk. "Ya, saat perkemahan terakhir kami, mereka berdua jadian." Dan saat itulah Baekhun melihat mata Sehun yang basah. "Omo, kau menangis, apa kau menyukainya?" Baekhyun cepat-cepat memeluk Sehun dengan perasaan bersalah. "Maaf, aku tidak tahu."

Sehun hanya menggelengkan kepalanya, ia meremas ujung jaket yang ia kenakan. "Apakah aku sudah terlambat?"

Meski sebenarnya tidak ingin menambah perasaan sakit di hati Sehun, namun Baekhyun tetap menganggukkan kepalanya. "Keduanya saling mencintai."

Sehun menggigit bibir bawahnya sebelum menatap Baekhyun lagi, "Lalu untuk apa aku ikut klub ini? Haruskah aku mengundurkan diri saja?" Ya, tak ada lagi alasan bagi Sehun untuk bertahan di klub ini, ia tidak suka dengan segala sesuatu yang mengharuskan untuk banyak melakukan aktifitas di luar ruangan dan motivasinya ikut klub ini hanyalah karena Minho. Namun karena Minho sudah mempunyai kekasih dan tak mungkin lagi ia miliki, Sehun rasa ia harus mundur dari klub ini.

"Pengecut."

Sehun tersentak kaget saat suara bernada dingin itu terdengar dari balik punggungnya. Dengan cepat ia memutar badannya dan kini langsung berhadapan dengan dada bidang seseorang, secara perlahan Sehun menaikkan pandangannya.

Deg

Laki-laki itu meski bukanlah pria tertampan yang pernah ada di dunia, tapi Sehun tahu kalau laki-laki ini tercipta dari bibit unggulan. Terlihat begitu jelas, meskipun cara berpakaiannya yang begitu berantakan dengan kemeja kusut yang tiga kancing bagian atasnya terbuka, celana yang sepertinya juga tidak di setrika dan jangan lupakan ia hanya mengenakan sendal jepit untuk memperlengkap tampilan ala gembelnya, namun itu semua sama sekali tidak mengurangi nilai fisiknya. Dia masih tampan dan berkharisma.

Laki-laki ini membuktikan pada dunia, bahwa tak semua orang tampan harus mengenakan pakaian bermerk atau penampilan rapi, dia hanya cukup menjadi dirinya sendiri, dengan kulit tan, rambut cokelat kehitaman dan sorot mata yang acuh tak acuh, akan ada banyak orang yang antri untuk mendapatkannya.

"Siapa kau, beraninya kau mengatakan aku pengecut."

"Siapa aku, itu tidaklah penting. Sekarang aku tanya padamu, apa kau benar-benar ingin keluar dari klub?"

Tatapan orang itu begitu mengintimidasi, Sehun sedikit ketakutan melihatnya, tapi akhirnya ia menganggukkan kepalanya.

"Ah, sudah ku duga kau memang pengecut." Laki-laki itu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Apa katamu?"

"Kalau kau memang mencintainya, kau pasti tak akan menyerah dan berusaha mendapatkannya, bukannya malah mundur. Dan apa kau sudah membaca sanksi yang tertera di formulir itu kalau kau mundur dari klub ?"

"Apa..." Sehun mendadak teringat dengan sanksi yang akan ia dapatkan kalau ia mundur dari klub. Di skors selama sebulan. Uh, kenapa baru sekarang ia merasa jengkel dengan aturan di sekolahnya ini. Sekolah yang sangat menomorsatukan klub pecinta alamnya di bandingkan yang lain.

"Sudah ingat, cute boy?"

"Berhentilah menyeringai padaku," pekik Sehun, dari sudut pandangnya, ia bisa merasakan orang-orang mulai memperhatikan ke arah mereka.

"Jadi?"

"Aku tak akan mundur."

Laki-laki itu menyeringai lagi, "Bagus." Ia mengusak-usak rambut Sehun sebelum kemudian melangkah pergi ke sudut aula yang lain.

"Sialan," Sehun merapikan rambutnya yang acak-acakan karena laki-laki itu. "Siapa sih dia, menyebalkan sekali."

Baekhyun meringis, "Kau tidak tau siapa dia?"

"Memangnya dia siapa?" Sehun balik bertanya.

"Dia ketua klub kita, namanya Kim Jongin."

"APAAAAAAAA... Ummm..." kali ini Sehun benar-benar berteriak dan Baekhyun mau tak mau harus menutup mulutnya dengan telapak tangan, tak ingin mendapatkan perhatian yang lebih besar lagi dari anggota klub yang lain.

"Berisik, Sehuna. Apa kau tidak malu, lihat yang lain jadi memperhatikan kita."

"Kau bilang dia ketua klub?" Setelah menyingkirkan tangan Baekhyun dari mulutnya, sekarang giliran Sehun yang melotot pada Baekhyun.

Baekhyun mengangguk.

"Dan kau bilang siapa tadi namanya?"

"Kim Jongin, tapi ia lebih sering dipanggil Kai."

Sehun mendadak merasa tubuhnya lemas, Kim Jongin. Selama ini ia hanya mendengar desas desus di sekolahnya tentang betapa playboynya laki-laki itu, ia bergonta ganti pasangan seperti orang yang berganti celana dalam, terlalu sering. Tadinya ia tak percaya dengan gosip itu, tapi setelah melihat betapa laki-laki tadi sangat memenuhi syarat untuk menjadi seorang playboy, ia rasa semua gosip itu adalah benar.

"Baekkie, apa yang harus aku lakukan?" Sehun mulai merengek.

"Apa lagi, tentu saja bertahan di klub ini."

"Ish, tapi kenapa harus dia ketuanya? Aku tidak mau kalau ketuanya playboy." Sehun meratap, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Dan bagaimana aku harus melihat Minho bersama kekasihnya?"

Baekhyun menggaruk tengkuknya, tak tahu harus mengatakan apalagi. "Aku rasa kau hanya harus bertahan disini, hanya enam bulan kok."

"Ya, dan kau tak tau apa yang akan terjadi padaku selama enam bulan itu. aku harus menahan rasa sakitku karena dia," pandangan Sehun terfokus pada Minho sejenak. "Dan menghadapi ketua yang playboy itu, ya Tuhan..." Sehun kemudian melirik pada Jongin yang ternyata juga tengah menatap padanya dan menyeringai. Sehun cepat-cepat mengalihkan pandangannya. "Baekkie kau harus menjauhkan aku dari ketua itu, lihatlah dia tadi menyeringai padaku, aku tak mau menjadi korbannya yang kesekian kalinya."

"Yak, dimana kau letakkan otakmu Oh Sehun, apa di bokong penuh lemakmu? Jongin itu straight dan bukan gay, dia tak tertarik pada laki-laki, kecuali..." Baekhyun menatap ngeri pada Sehun. "Mungkinkah dia tertarik pada bokong penuh lemakmu?"

"Kyaaa... Baekkieeeee..."

Dan Baekhyun pun tertawa terbahak-bahak, "Aku hanya bercanda Sehuna, jangan di anggap serius."

"Ish, kau menyebalkan."

Di sudut aula, seseorang tengah memperhatikan keduanya dengan senyuman tipis di wajahnya. "Ini akan menjadi hal yang sangat menarik. Aku tak sabar tuk menantikannya."

.

.

.

.

.

.

TBC

Me llaman loco por no ver lo poco que dicen que me das
Me llaman loco por rogarle a la luna detrás del cristal
Me llaman loco si me equivoco y te nombro sin querer
Me llaman loco por dejar tu recuerdo quemarme la piel
Loco, loco, loco, loco, loco. Loco, loco, loco...

For poppa, thanks untuk lagunya. Adem banget dengarnya. Hihihi...

Ada yang minat dengan ff ini? Kalo ada please di review ya, kalo ga ada yang minat tetap akan aku update sih di grup dengan cast yang berbeda. ^_^

Untuk ff Bukan Istri Pengganti, aku belum ngetik tuh ff, tapi aku usahain kalo kerjaan dah beres ntar aku ketik lagi.

Salam KaiHun Hardshipper

KaiHun Lovea